Kakawin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(25 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[berkas:Nagarakertagama.jpg|jmpl|kanan|Kakawin Negarakertagama]]
'''Kakawin''' merupakan wacana puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno atau dengan kata atau bahasa lain. Semua wacana puisi berbahasa Jawa kuno disebut dengan ''kakawin''.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/48100094|title=Puisi Jawa struktur dan estetika|last=1953-|first=Saputra, Karsono H.,|date=2001|publisher=Wedatama Widya Sastra|isbn=9799653010|edition=Cet. 1|location=Jakarta|oclc=48100094}}</ref> Secara etimologi, kata ''kakawin'' sebagai campuran dari kata [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]] ''kawi'' 'penyair' serta afiks Jawa (kuno) ''ka-'' dan ''-n'', yang berarti 'karya seorang penyair' atau 'syair (puisi) karya penyair'.<ref>Zoetmulder, P.J. (1983). Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.</ref> Beberapa contoh wacana kakawin misalnya ''[[Kakawin Ramayana|Rāmāyana]], [[Kakawin Bhāratayuddha|Bhāratayudha]], [[Kakawin Arjunawiwāha|Arjunawiwāha]], [[Kakawin Smaradahana|Smaradahana]], [[Kakawin Sutasoma|Sutasoma]], [[Kakawin Nagarakretagama|Nāgarakṛtagāma]], [[Kakawin Sumanasantaka|Sumanasāntaka]], [[Kakawin Kuñjarakarna|Kuñjarakarṇa]], [[Kakawin Hariwangsa|Hariwangsa]], [[Kakawin Parthayajña|Pārthayajña]],'' dan ''[[Kakawin Siwaratrikalpa|Siwarātrikalpa]].''
== Definisi singkat ==
Sebuah kakawin dalam [[metrum]] tertentu terdiri dari minimal satu [[bait]]. Setiap bait kakawin memiliki empat larik dengan jumlah suku kata yang sama. Lalu susunan apa yang disebut ''guru laghu''<ref
Suku kata bisa panjang atau pendek. Sebuah suku kata panjang adalah suku kata yang memuat [[vokal]] panjang atau sebuah suku kata yang memuat sebuah vokal yang berada di depan dua buah [[konsonan]].
== Contoh bait ==
Jadi misalkan metrum kakawin yang bernama
Dalam metrum kakawin sebuah suku kata yang mengandung vokal panjang (ā, ī, ū, ö, e, o, ai, dan au) otomatis disebut sebagai suku kata panjang atau guru (= berat) sedangkan sebuah suku kata yang mengandung vokal pendek disebut sebagai suku kata pendek atau laghu (= ringan). Namun sebuah vokal pendek apabila diikuti dengan dua konsonan, maka suku kata yang disandangnya akan menjadi panjang. Lalu suku kata terakhir merupakan ''[[:en:anceps|anceps]]'' (sebuah istilah [[bahasa Latin]]) yang artinya ialah bahwa ia bisa sekaligus panjang maupun pendek.
Sebagai contoh diambil bait pembukaan ''[[Kakawin Arjunawiwāha]]'':
{| cellpadding=2 cellspacing=2
|- bgcolor=#cccccc
! Teks Jawa
|-
|align=left| Ambĕk
|-
|align=left| Tan
|-
|align=left|
|-
|align=left| santoṣâhĕlĕtan kĕlir sira
|}
Jadi larik pertama Arjunawiwāha ini strukturnya adalah sebagai berikut:
:−−−|UU−|U−U|UU−|−−U|−−U| U
:Ambĕk sang | paramār|thapaṇḍi|ta huwus |limpad sa|
Sebuah teks kakawin biasanya terdiri dari beberapa metrum yang berbeda-beda. Kakawin Arjunawiwāha yang diambil contoh ini misalkan, memiliki 35 metrum yang berbeda-beda.
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Sastra Jawa
{{sastra-stub}}▼
▲[[kategori:Sastra Jawa Kuna]]
▲[[kategori:Kakawin|*]]
▲{{sastra-stub}}
|