Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k AABot memindahkan halaman Hubungan Amerika Serikat-Indonesia ke Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia dengan menimpa pengalihan lama: gunakan kata 'dengan' untuk memisahkan dua entitas dalam artikel hubungan |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 14:
=== Pendaratan pertama tentara Amerika di Indonesia pada masa Perang Dunia II ===
* [[21 April]] [[1944]] AS mendarat di Hollandia (sekarang [[Jayapura]])<ref>
* [[27 Mei]] [[1944]] AS mendarat di Noemfeex (sekarang disebut ??)
* [[30 Juli]] [[1944]] AS mendarat di Sansapor.
Baris 23:
Amerika Serikat memiliki peran yang besar dalam menuntut kemerdekaan Indonesia. Adanya [[Perang Dingin]] bersamaan dengan Republik Indonesia yang menunjukan bisanya dalam menekan ancaman-ancaman komunis internal seperti [[Peristiwa Madiun]] pada tahun 1948. Kebijakan luar negeri AS terhadap Indonesia sejak tahun 1940an yaitu terus mendukung Indonesia untuk menghindari berkembangnya komunisme dan AS menjadi penyuplai senjata terbesar ke Indonesia. Setelah Jepang, Indonesia merupakan salah satu negara pro-AS terbesar di Asia. Investasi dari AS dalam industri minyak bumi dan sumber daya alam lainnya termasuk sangat besar dan Indonesia juga memiliki kendali atas jalur-jalur pelayaran yang strategis.<ref>Marc Frey, "Decolonization and Dutch-American Relations," in Krabebbendam, ed., ''Four Centuries of Dutch-American Relations'' (2009) pp 609-20.</ref>
Belanda mencoba mengambil alih kembali Indonesia setelah [[
Dibawah pemerintahan [[John F. Kennedy]], AS melakukan intervensi dalam [[Sengketa Irian Barat]] antara Indonesia dengan Belanda. AS menengahi pembentukannya [[Perjanjian New York]] yang pada akhirnya memberikan Irian Barat ke Indonesia pada tahun 1969 setelah diadakannya [[Penentuan Pendapat Rakyat]] (PEPERA).<ref>David Webster, "Regimes in Motion: The Kennedy Administration and Indonesia's New Frontier, 1960–1962." ''Diplomatic History'' 33.1 (2009): 95–123.</ref> Pemerintahan AS dibawah [[Lyndon B. Johnson]] mengirimkan pasukan AS dalam jumlah besar ke Vietnam selama [[Perang Vietnam]]. Hal tersebut meningkatkan ketegangan antara Indonesia dengan AS yang diperburuk dengan semakin dekatnya Indonesia ke Blok Timur, berkembangnya [[Partai Komunis Indonesia]] dan berlangsungnya [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]]. Setelah terjadinya [[Gerakan 30 September|upaya kudeta]], dan terjadinya [[Pembantaian di Indonesia 1965-1966|pembantaian terduga komunis]], Presiden [[Soekarno]] digantikan dengan [[Soeharto]] yang pro-barat sehingga AS memberikan bantuan militer dan finansial ke Indonesia.<ref>Matthew Jones, "US relations with Indonesia, the Kennedy-Johnson transition, and the Vietnam connection, 1963–1965." ''Diplomatic History'' 26.2 (2002): 249–281. [https://www.jstor.org/stable/24914308 online]</ref><ref>H. W. Brands, "The limits of Manipulation: How the United States didn't topple Sukarno." ''Journal of American History'' 76.3 (1989): 785–808. [https://www.jstor.org/stable/2936421 online]</ref>
=== Krisis Timor Timur ===
Dengan menangnya kelompok sayap kiri [[Fretilin]] dalam perang sipil di [[Timor Leste]]. Pemerintahan Soeharto khawatir jika adanya pemerintahan kiri sebagai tetangga dapat membangun gerakan-gerakan separatis di Indonesia.<ref>{{cite book|author=Rebecca Strating|title=Social Democracy in East Timor|url=https://books.google.com/books?id=ufGoCgAAQBAJ&pg=PA30|year=2015|publisher=Routledge|pages=30–31|isbn=9781317504238}}</ref> Beberapa kelompok anti-Fretilin melarikan diri ke [[Timor Barat]] dan meminta pemerintah Indonesia untuk menganeksasi Timor Leste. Pada 6 Desember 1975, Presiden AS [[Gerald Ford]] dan menteri luar negeri [[Henry Kissinger]] bertemu dengan Soeharto dan mengindikasikan bahwa AS tidak akan menentang [[Operasi Seroja|invasi Indonesia ke Timor Leste]]. Pada esok harinya Indonesia melakukan invasi ke Timor Leste dan menjadikannya provinsi ke-27 bernama [[Timor Timur]]. Posisi AS tersebut diakibatkan oleh inginnya AS mempertahankan hubungan diplomatik yang baik dengan Indonesia akibat dari berkembangnya pengaruh Indonesia dalam kawasan Asia Tenggara..<ref>Brad Simpson, "‘Illegally and Beautifully’: The United States, the Indonesian Invasion of East Timor and the International Community, 1974–76." ''Cold War History'' 5.3 (2005): 281–315.</ref> Setelah invasi, AS terus memberikan bantuan militer ke Indonesia sebesar $20 juta setiap tahunnya dan penjualan senjata ke Indonesia meningkat secara signifikan selama masa pemerintahan [[Jimmy Carter]].
Pendudukan Indonesia di Timor Leste selama hampir 25 tahun dipenuhi dengan konflik antara kelompok separatis terutama Fretilin dengan militer Indonesia. Indonesia mengalami sanksi dari AS dibawah pemerintahan [[Bill Clinton]] ketika terjadinya konflik berdarah setelah berlangsungnya [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum kemerdekaan]] yang menunjukan besarnya dukungan terhadap kemerdekaan pada tahun 1999.<ref name="WPI">{{cite web|title=Report: U.S. Arms Transfers to Indonesia 1975–1997 – World Policy Institute – Research Project|url=http://www.worldpolicy.org/projects/arms/reports/indoarms.html|website=World Policy Institute|access-date=July 13, 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20170226181104/http://www.worldpolicy.org/projects/arms/reports/indoarms.html|archive-date=February 26, 2017|url-status=dead}}</ref> Indonesia melepaskan kekuasaannya dari Timor Leste setelah masuknya intervensi asing yang dipimpin oleh Australia.
=== Sejak 2000 ===
|