Agama di Amerika Serikat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Sebagai negara imigran yang multietnis dan multikultural, '''[[Amerika Serikat]]''' adalah tempat berbagai '''kepercayaan dan agama''' saling bertemu. Amerika Serikat juga merupakan negara dengan populasi [[Kristen Protestan]] terbesar di dunia dan jumlah penganut aliran-aliran Kristen terbanyak di dunia. Meskipun termasuk negara yang menganut paham [[liberalisme]], sebagian besar penduduk [[Amerika Serikat]] menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan mereka sehari-hari.<ref name="penting">http://www.pewglobal.org/2002/12/19/among-wealthy-nations/. Diakses tanggal 21-11-2017.</ref> Amerika Serikat adalah negara [[Sekularisme|sekuler]] sehingga pemerintah tidak mengakui suatu agama tertentu sebagai agama resmi. Meskipun tergolong sebagai negara sekuler, pemerintah Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama bagi setiap penduduknya. Dasar hukum kebebasan beragama di Amerika Serikat tercantum dalam Amendemen Pertama [[Konstitusi Amerika Serikat]].<ref name="amendemen1">http://constitution.findlaw.com/amendment1.html. Diakses tanggal 21-11-2017.</ref> Menurut laporan [[Pusat Penelitian Pew]] pada tahun 20142021, mayoritas dari penduduk Amerika Serikat adalah penganut agama [[Kekristenan|Kristen]] dengan persentase sebesar 70,677%. Penganut agama Kristen di Amerika Serikat terdiri dari bermacam-macam [[denominasi]]. Sebagian besar dari penganut Kristen di Amerika Serikat adalah kaum [[Protestanisme|Kristen Protestan]] dengan persentase mencapai 46,551% dari keseluruhan populasi penduduk Amerika Serikat. Terdapat juga penganut agama [[Kristen Katolik]] yang menyusun 20,823% dari total populasi Amerika Serikat. Terdapat sebagian kecil komuniats jemaat gereja-gereja [[Gereja Ortodoks|Kristen Ortodoks]] yang dibawa oleh para imigran dari [[Eropa Timur]] dan [[Timur Tengah]]. [[Mormonisme|Kristen Mormon]] dengan persentase 2% dan Kristen lainnya dengan persentase 1%. Tidak beragama. Tidak Terafiliasi dengan persentase 8%. [[Ateisme|Ateis]] dengan persentase 2%. [[Agnostisisme|Agnostik]] dengan persentase 3%. [[Agama Yahudi|Yahudi]] dengan persentase 2%. [[Muslim]] ([[Islam]]) dengan persentase 0.9%. [[Hindu]] dengan persentase 1%. [[Agama Buddha|Buddha]] dengan persentase 0.9%. Agama lain dengan persentase 2%. Tidak terjawab/tidak diketahui dengan persentase 1%.
[[Berkas:Religious Belief in USA-states.png|jmpl|378x378px|Persentase penduduk yang menganut agama di [[Amerika Serikat]] setiap negara bagian.]]
Sebagai negara imigran yang multietnis dan multikultural, '''Amerika Serikat''' adalah tempat berbagai '''kepercayaan dan agama''' saling bertemu. Amerika Serikat juga merupakan negara dengan populasi [[Kristen Protestan]] terbesar di dunia dan jumlah penganut aliran-aliran Kristen terbanyak di dunia. Meskipun termasuk negara yang menganut paham [[liberalisme]], sebagian besar penduduk [[Amerika Serikat]] menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan mereka sehari-hari.<ref name="penting">http://www.pewglobal.org/2002/12/19/among-wealthy-nations/. Diakses tanggal 21-11-2017.</ref> Amerika Serikat adalah negara [[Sekularisme|sekuler]] sehingga pemerintah tidak mengakui suatu agama tertentu sebagai agama resmi. Meskipun tergolong sebagai negara sekuler, pemerintah Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama bagi setiap penduduknya. Dasar hukum kebebasan beragama di Amerika Serikat tercantum dalam Amendemen Pertama [[Konstitusi Amerika Serikat]].<ref name="amendemen1">http://constitution.findlaw.com/amendment1.html. Diakses tanggal 21-11-2017.</ref> Menurut laporan [[Pusat Penelitian Pew]] pada tahun 2014, mayoritas dari penduduk Amerika Serikat adalah penganut agama [[Kekristenan|Kristen]] dengan persentase sebesar 70,6%. Penganut agama Kristen di Amerika Serikat terdiri dari bermacam-macam [[denominasi]]. Sebagian besar dari penganut Kristen di Amerika Serikat adalah kaum [[Protestanisme|Protestan]] dengan persentase mencapai 46,5% dari keseluruhan populasi penduduk Amerika Serikat. Terdapat juga penganut agama [[Kristen Katolik]] yang menyusun 20,8% dari total populasi Amerika Serikat. Terdapat sebagian kecil komuniats jemaat gereja-gereja [[Gereja Ortodoks|Kristen Ortodoks]] yang dibawa oleh para imigran dari [[Eropa Timur]] dan [[Timur Tengah]].
 
Secara historis, Amerika Serikat selalu ditandai dengan pluralisme dan keragaman agama , dimulai dengan berbagai kepercayaan asli dari masa pra-kolonial, meskipun Kristen Protestan telah lama menjadi agama yang dominan dan mayoritas. Pada masa kolonial, [[Kristen Anglikan]] , [[Kaum Quaker]] , dan [[Kristen Protestan]] arus utama lainnya tiba dari Eropa Barat Laut . Berbagai orang Kristen Protestan yang berbeda pendapat yang telah meninggalkan [[Gereja Inggris]] sangat mendiversifikasi lanskap keagamaan. The Great Awakenings melahirkan banyak Kristen Protestan evangelisdenominasi; keanggotaan di gereja Metodis dan Baptis meningkat drastis pada Kebangkitan Besar Kedua . Pada abad ke-18, deisme mendapat dukungan di kalangan kelas atas [[Amerika Serikat|Amerika]] dan para pemikir intelektual. The Gereja Episkopal , berpisah dari Gereja Inggris, datang ke berada di [[Revolusi Amerika Serikat|Revolusi Amerika]] . Cabang-cabang Protestan baru seperti Adventisme muncul; Restorasionis dan orang Kristen lainnya seperti Saksi Yehova , gerakan Orang Suci Zaman Akhir , Gereja Kristus dan Gereja Kristus, Ilmuwan, serta komunitas Unitarian dan Universalis semuanya tersebar pada abad ke-19. Selama gelombang imigran pada pertengahan hingga akhir abad ke-19 dan ke-20, sejumlah besar imigran Kristen Katolik , Yahudi , dan [[Kristen Ortodoks]] tiba di Amerika Serikat. Pentakostalisme Protestan muncul pada awal abad ke-20 sebagai akibat dari Kebangkitan Jalan Azusa . Scientology muncul pada 1950-an. Universalisme Unitarian dihasilkan dari penggabungan gereja-gereja Unitarian dan Universalis pada abad ke-20.
[[Agama Yahudi|Yahudi]] adalah agama non-Kristen terbesar di [[Amerika Serikat]] dengan persentase 1,9% dari total populasi penduduk Amerika Serikat. Meskipun termasuk golongan minoritas secara agama dan etnis, etnis [[Yahudi Amerika]] banyak yang memegang peranan penting di Amerika Serikat. Banyak keturunan Yahudi-Amerika yang berprofesi di bidang politik-pemerintahan dan menjadi pebisnis sukses di Amerika Serikat.<ref name="wahyudi">http://www.pewforum.org/religious-landscape-study/. Diakses tanggal 4-12-2013.</ref> Agama non-Kristen terbesar kedua setelah Yahudi di [[Amerika Serikat]] adalah agama [[Islam]]. Terdapat sebanyak 0,9% umat [[muslim]] di [[Amerika Serikat]]. Penganut [[Agama Dharmik|agama dharmik]] seperti agama [[Agama Hindu|Hindu]] dan [[Agama Buddha|Buddha]] di Amerika Serikat sebagian besar dibawa oleh para [[Imigrasi ke Amerika Serikat|imigran]] asal [[Asia Selatan]] dan [[Asia Timur]]. Orang yang tidak tergabung dalam agama tertentu di Amerika Serikat memiliki jumlah pengikut yang besar. Tercatat sebanyak 22,8% penduduk [[Amerika Serikat]] mengaku sebagai penganut paham [[ateisme]] atau [[agnostisisme]].<ref name="survei">http://www.pewforum.org/2015/05/12/americas-changing-religious-landscape/. Diakses tanggal 21-11-2017</ref>
 
Sejak tahun 1990-an, bagian agama [[Kristen]] telah menurun, sementara [[Muslim]]/[[Islam]], [[Hindu]] , [[Agama Buddha|Buddha]] , [[Sikhisme]] , dan agama-agama lain telah menyebar, terutama dari imigrasi. Ketika memasukkan " tidak beragama " atau " tidak terafiliasi " sebagai kategori agama untuk tujuan statistik ,Kristen Protestan , secara historis dan saat ini merupakan bentuk agama yang dominan di Amerika Serikat, tidak lagi menjadi kategori agama mayoritas di awal 2010-an, meskipun ini terutama hasil dari peningkatan orang [[Amerika Serikat|Amerika]], termasuk [[Orang Amerika Serikat|orang Amerika]] keturunan Kristen Protestan, yang mengaku tidak memiliki afiliasi agama, alih-alih menjadi hasil utama dari peningkatan afiliasi agama non-Kristen Protestan; [[Protestanisme|Protestantisme]] tetap menjadi agama yang paling umum atau mayoritas di antara orang-orang [[Amerika Serikat|Amerika]] yang menyatakan afiliasi agama.
Dalam dekade terakhir, jumlah penganut agama di Amerika Serikat mengalami penurunan. Penurunan ini khususnya terjadi pada penganut agama Kristen baik itu dari [[Protestanisme|Kristen Protestan]], [[Katolik]], dan aliran Kristen lainnya. Namun sebaliknya, jumlah orang yang [[tidak beragama]] di Amerika Serikat cenderung semakin meningkat. Menurut penelitian [[Pusat Penelitian Pew]] terjadi kenaikan sebesar 6,7% orang yang tidak beragama dalam kurun waktu 2007 hingga 2014.<ref name="turun">http://www.pewresearch.org/fact-tank/2015/08/27/10-facts-about-religion-in-america/. Diakses tanggal 21-11-2017</ref> Populasi umat [[muslim]] di Amerika Serikat cenderung mengalami pertumbuhan bahkan semenjak peristiwa [[Serangan 11 September 2001]].<ref name="11sep">http://www.nydailynews.com/news/national/number-muslims-u-s-doubles-9-11-article-1.1071895. Diakses tanggal 21-11-2017</ref> Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah [[muslim]] di Amerika Serikat akan melampaui jumlah penganut [[agama Yahudi]].<ref name="lampaui">http://www.breitbart.com/big-government/2015/12/10/muslim-population-u-s-double-2050-study-shows/. Diakses tanggal 21-11-2017</ref> Dari 50 [[negara bagian di Amerika Serikat]] dan 1 [[distrik federal]], [[Mississippi]] adalah negara bagian yang paling religius dengan persentasi 59% penduduk masuk dalam kategori sangat religius. Diurutan kedua ditempati oleh negara bagian [[Alabama]] dengan persentase 56% penduduknya tergolong kedalam kategori sangat religius. Sedangkan [[Utah]] yang merupakan negara bagian dengan kantong populasi pengikut [[mormon]] terbesar terdapat 54% penduduknya yang termasuk kategori sangat religius.<ref name="states">https://www.huffingtonpost.com/entry/gallup-most-and-least-religious-states-2016_us_589def85e4b03df370d5d8d4. Diakses tanggal 22-11-2017</ref>
 
Amerika Serikat memiliki populasi Kristen terbesar di dunia dan, lebih khusus lagi, memiliki populasi [[Kristen Protestan]] terbesar di dunia. [[Kekristenan]] adalah agama terbesar di Amerika Serikat , dengan berbagai Gereja Protestan memiliki penganut terbanyak. Amerika Serikat telah disebut sebagai negara Kriaten Protestan oleh berbagai sumber. Pada tahun 2021, [[Kristen]] mewakili 77% dari total populasi orang dewasa, 51% mengidentifikasi sebagai [[Kristen Protestan]] , 23% sebagai [[Kristen Katolik]] , 2% sebagai [[Mormonisme|Kristen Mormon]], dan 1% sebagai Kristen lainnya. Penduduk yang Tidak terafiliasi dengan persentase 7%. [[Ateisme|Ateis]] dengan persentase 2%. [[Agnostisisme|Agnostik]] dengan persentase 3%. Ketika menggabungkan semua denominasi Kristen menjadi satu kelompok agama, [[Agama Yahudi|Yahudi]] adalah agama terbesar kedua di AS, dipraktekkan oleh 2% dari populasi, diikuti oleh [[Hindu]] yang merupakan agama terbesar ketiga di [[Amerika Serikat|Amerika]], [[Islam]] , [[Agama Buddha|Buddha]] , masing-masing dengan 0.9% dari populasi. Mississippi adalah negara bagian yang paling religius di negara ini, dengan 83% penduduk dewasanya digambarkan sangat religius, mengatakan bahwa agama itu penting bagi mereka dan menghadiri kebaktian keagamaan hampir setiap minggu, sementara New Hampshire , dengan hanya 30% penduduknya penduduk dewasa yang digambarkan sangat religius, adalah negara yang paling tidak religius. [[Negara bagian Amerika Serikat|Negara bagian]] atau [[Teritori Amerika Serikat|teritori]] paling religius di Amerika Serikat adalah [[Samoa Amerika]] (99,3% religius).
 
== Sejarah ==
Baris 92 ⟶ 93:
=== Pew Research Center data ===
{| class="wikitable sortable"
|+Komposisi pemeluk agama di Amerika Serikat berdasarkan survei Pusat Penelitian Pew tahun 2014<ref name="wahyudi">http://www.pewforum.org/religious-landscape-study/. Diakses tanggal 4-12-2013.</ref>
!Agama
! colspan="2" |Persentase
Baris 187 ⟶ 188:
=== PROLADES ===
{| class="wikitable"
! colspan="7" |Komposisi Agama di Amerika Serikat (1962-2012)<ref>{{Cite web|url=http://www.prolades.com/cra/regions/nam/usa/usa-rel2.htm|title=Religious Membership in theUnited States of America:|website=www.prolades.com|access-date=2017-12-03}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.prolades.com/cra/regions/nam/usa/usa-rd.htm|title=RELIGION IN THE USA|website=www.prolades.com|access-date=2017-12-03|archive-date=2018-02-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20180223102531/http://www.prolades.com/cra/regions/nam/usa/usa-rd.htm|dead-url=yes}}</ref>
|-
!Tahun
Baris 1.149 ⟶ 1.150:
Dari kombinasi keempat faktor tersebut 51 negara bagian di Amerika Serikat dapat diperingkatkan berdasarkan tingkat religiusitasnya.
 
Berikut adalah tingkat religiusitas setiap negara bagian di Amerika Serikat:<ref name="statistik" />:
{| class="wikitable collapsible collapsed"
|+
Baris 1.805 ⟶ 1.806:
|}
 
=== Survei anggota kelompok keagaamaankeagamaan oleh ARDA ===
[[Berkas:Religions by State.PNG|jmpl|274x274px|Peta persebaran pemeluk agama di 51 negara bagian di Amerika Serikat.]]
''Association of Religion Data Archives'' (ARDA) melaporkan jumlah anggota seluruh kelompok keagamaan yang berada di Amerika Serikat pada tahun 2010. ARDA melakukan survei ke banyak gereja untuk mengetahui jumlah jemaat di setiap gereja. Penyesuaian dilakukan kepada jemaat yang tidak memberikan jawaban ataupun kepada kelompok keagamaan yang hanya melaporkan jumlah anggota berusia dewasa saja.<ref>{{Cite web|url=http://www.thearda.com/rcms2010/rcms_notes.asp|title=The Association of Religion Data Archives {{!}} Maps and Reports {{!}} Data Sources|website=www.thearda.com|access-date=2017-12-03}}</ref>
Baris 1.889 ⟶ 1.890:
Kalimat ungkapan "pemisahan antara gereja dan negara" pertama kali dipopulerkan oleh [[Thomas Jefferson]] dalam suratnya kepada Perkumpulan Baptis Danbury di [[Connecticut]] pada tanggal 1 Januari 1802.<ref>{{Cite news|url=https://www.usconstitution.net/jeffwall.html|title=Jefferson's Wall of Separation Letter - The U.S. Constitution Online - USConstitution.net|language=en|access-date=2017-12-03}}</ref> Dalam suratnya Thomas Jefferson menuliskan: {{cquote|''I contemplate with sovereign reverence that act of the whole American people which declared that their legislature should 'make no law respecting an establishment of religion, or prohibiting the free exercise thereof,' thus building a wall of separation between Church & State.''<ref name="pisahan">https://www.usconstitution.net/jeffwall.html. Diakses tanggal 2-12-2017</ref>}}{{cquote|Saya merenung dengan mempertimbangkan kedaulatan negara bahwa seluruh rakyat Amerika menyatakan agar ‘Kongres tidak membuat aturan hukum mengenai pembentukan suatu agama ataupun melarang kebebasan dalam menjalankan agama,’ telah membuat sebuah dinding pemisah antara gereja dan negara.<ref name="pisahan">https://www.usconstitution.net/jeffwall.html. Diakses tanggal 2-12-2017</ref>}}
Redaksi surat Thomas Jefferson ini diperkirakan terisnpirasi dari sebuah ungkapan seorang pendiri [[Gereja Baptis]] pertama di Amerika Serikat [[Roger Williams (teolog)|Roger Williams]], yang berbunyi:<ref>{{Cite web|url=https://www.au.org/church-state/april-2003-church-state/featured/the-forgotten-founder|title=The Forgotten Founder {{!}} Americans United|website=www.au.org|language=en|access-date=2017-12-03|archive-date=2017-12-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20171205042042/https://www.au.org/church-state/april-2003-church-state/featured/the-forgotten-founder|dead-url=yes}}</ref>: {{cquote|''"[[Separation of church and state|[]]A] hedge or wall of separation between the garden of the church and the wilderness of the world."''}}{{cquote|"Sebuah pagar atau dinding yang menjadi pemisah antara gereja dan liarnya dunia."}}
 
=== Landasan hukum ===
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang menganut paham sekuler di dunia. Dasar hukum pemberlakuan kebijakan pemisahan antara urusan agama dan negara di Amerika Serikat terdapat di amendemen pertama dari [[Konstitusi Amerika Serikat]]. Berikut isi dari amendemen pertama Konstitusi Amerika Serikat mengenai kebebasan beragama:<ref>{{Cite web|url=https://www.law.cornell.edu/constitution/first_amendment|title=First Amendment|last=Staff|first=LII|date=2010-02-05|website=LII / Legal Information Institute|language=en|access-date=2017-12-03}}</ref>:
 
''"Congress shall make no law respecting an establishment of religion, or prohibiting the free exercise thereof; or abridging the freedom of speech, or of the press; or the right of the people peaceably to assemble, and to petition the government for a redress of grievances."''
Baris 1.926 ⟶ 1.927:
# [[Texas]] (Pasal 1 Bagian 4)
 
== DiskriminasiPeraturan agama di Amerika Serikat ==
Amerika Serikat menjamin kebebasan beribadah dan menjalankan agama setiap warga negaranya. Hal ini tertuang dalam amendemen pertama dari Konstitusi Amerika Serikat yang berbunyi
 
''"[[Kongres Amerika Serikat|Kongres]] tidak membuat aturan hukum mengenai pembentukan suatu agama ataupun melarang kebebasan dalam menjalankan agama; atau membatasi kebebasan berbicara, atau kebebasan pers, atau hak berkumpul secara damai, dan hak mengajukan petisi untuk menuntut ganti rugi dan mengutarakan keluhan kepada pemerintah."''
 
Pada tahun 1979 Komisi Hak Asasi Manusia Amerika Serikat menegaskan pengertian dari kalimat diskriminasi agama.<ref name="diskriminasi">U.S. Commission on Civil Rights, 1979: ''Religious discrimination. A neglected issue. A consultation sponsored by the United States Commission on Civil Rights, Washington D.C., April 9–10, 1979''</ref> Hak kebebasan beragama adalah termasuk dalam hak-hak asasi yang dijamin oleh pemerintah yang dasar hukumnya tercantum dalam konstitusi negara. Komisi Hak Asasi Manusia Amerika Serikat mendeskripsikan bahwa kebebasan beragama adalah hak untuk memeluk atau tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan. Diskriminasi agama terjadi ketika ada seseorang menolak "kesamaan perlindungan dalam hukum, persamaan status dalam hukum, persamaan perlakuan dalam administrasi pengadilan, dan persamaan kesempatan dan akses mendapatkan pekerjaan, pendidikan, perumahaan, pelayanan umum, dan fasilitas umum, dan akomodasi publik karena alasan orang lain menjalankan agamanya.<ref name="komisi">U.S. Commission on Civil Rights, 1979: II</ref> Pada tahun 1878 [[Mahkamah Agung Amerika Serikat]] mengeluarkan aturan untuk menolak seseorang menjalankan kewajiban agama sebagai alasan untuk menghindari dakwaan pidana.<ref name="larang">[http://caselaw.lp.findlaw.com/cgi-bin/getcase.pl?court=us&vol=98&invol=145 U.S. Supreme Court Reynolds v. U.S., 98 U.S. 145 (1878)]. Diakses tanggal 3-12-2017.</ref>
 
''[[DPR Amerika Serikat|DPR Amerika]] Sahkan RUU Larangan Diskriminasi Agama Dalam Imigrasi.''
=== Sentimen anti Katolik di Amerika Serikat ===
Perlakuan diskriminasi terhadap kaum Katolik di wilayah koloni Inggris di Amerika Utara berawal dari sentimen anti Katolik di tanah nenek moyang mereka di Eropa, khususnya di [[Britania Raya|Inggris]] dan [[Jerman]]. Sentimen anti Katolik di Amerika pada era awal koloni secara garis besar dapat dibagi kedalam dua alasan pemicu utama. Pertama adalah alasan perbedaan keyakinan dan sejarah perpecahan gereja Katolik. Anggapan orang-orang Kristen Protestan terhadap gereja Katolik dan [[Paus (Gereja Katolik)|Paus]] sebagai [[Pelacur Besar]] dan sebaliknya kaum [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]] menganggap orang-orang [[Protestanisme|Protestan]] melakukan perbuatan [[bidah]] dan dicap sebagai kaum [[antikristus]] menjadi salah satu pemicu sentimen kebencian antar dua kelompok Kristen ini di Amerika. Pemicu kedua adalah lebih kepada alasan sekuler, yaitu meningkatnya rasa ketidaksukaan terhadap orang asing atau orang baru di kalangan pendatang Protestan yang lebih awal tiba di wilayah koloni terhadap orang-orang Katolik yang datang belakangan dan sekaligus datang dari negara yang berbeda (Irlandia, Italia, dan negara non-Eropa Barat lain) dengan budaya dan bahasa yang berbeda pula.<ref>{{cite book|url=http://www.geocities.com/chiniquy/Literature.html|title=American Anti-Catholicism and its Literature|last=Mannard|first=Joseph G.|year=1981|archiveurl=https://web.archive.org/web/20021021221720/http://www.geocities.com/chiniquy/Literature.html|archivedate=October 21, 2002|deadurl=yes}}</ref>
 
[[Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat]] mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang membatasi [[Presiden Amerika Serikat|presiden Amerika]] memberlakukan larangan perjalanan atas dasar agama. Langkah ini disambut oleh para pendukung hak-hak sipil sebagai kemajuan yang besar. Undang-undang tersebut, yang secara informal dikenal sebagai [[NO BAN Act]], muncul sebagai tanggapan atas kebijakan 'Larangan Muslim' dari mantan presiden [[Donald Trump]] yang melarang perjalanan dari beberapa negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam. RUU itu, yang juga harus disahkan di [[Senat AS]] untuk menjadi [[undang-undang]], telah disetujui dengan suara 218-208 di [[DPR Amerika Serikat|DPR]] pada Rabu kemarin. ''“'Larangan Muslim' mencabik-cabik keluarga, menahan nyawa selama bertahun-tahun dan mencap muslim, Afrika dan orang-orang yang menjadi sasaran sebagai ancaman,”'' kata [[Madihha Ahussain]], penasihat [[Muslim Advocates]], sebuah kelompok hak-hak sipil AS dikutip dari [[Al Jazeera America|Aljazeera]], Kamis, 22 April 2021.
Kedatangan orang Katolik di Amerika membawa kontribusi terhadap perkembangan dan pembangunan di wilayah koloni Inggris di Amerika. Katolik sempat mendapatkan tempat di wilayah koloni Amerika saat seorang Bangsawan Inggris beragama Katolik [[George Clavert]] menjadi gubernur pertama di [[Maryland]].<ref name="konstitusi" /> Namun hal ini tidak bertahan lama ketika kebijakan dari pusat di [[Britania Raya]] menempatkan Gereja Anglikan sebagai gereja resmi kerajaan dan seluruh wilayah koloni, sehingga menyebabkan jabatan gubernur di Maryland dipegang oleh penguasa dari kalangan Protestan ([[puritan]]), [[John Coode]]. Selama kekuasaan kaum Protestan, kaum Katolik di Maryland kehilangan hak-hak istimewanya seperti hak memberikan suara, hak menjadi pejabat pemerintahan, dan hak beribadah di tempat umum. Diskriminasi ini berlangsung hingga [[Perang Revolusi Amerika Serikat]] yang mengembalikan kebebasan beragama di Maryland.<ref name=":0" />
 
''“Kami harus memastikan bahwa tidak ada [[presiden]] yang dapat memberlakukan larangan diskriminatif seperti ini lagi dan dengan disahkannya [[UU NO BAN]] di [[DPR Amerika Serikat|DPR]], kami mengambil langkah besar untuk memastikan bahwa mereka tidak akan melakukannya,”'' kata Ahussain dalam sebuah pernyataan.
Namun, di zaman modern sekarang umat Katolik sudah sangat diterima di Amerika Serikat. Lebih dari 20% pemeluk agama Katolik di Amerika Serikat sudah terintegrasi dalam setiap lapisan masyarakat. Banyak pejabat dan publik figur di Amerika Serikat beragama Katolik. Beberapa diantaranya adalah [[John F. Kennedy]] presiden ke-35 Amerika Serikat dan aktor [[Hollywood]] sekaligus mantan gubernur negara bagian [[California]], [[Arnold Schwarzenegger]].<ref>{{Cite web|url=http://www.catholic.org/news/ae/celebrity/story.php?id=70323.%20Diakses%20tanggal%204-12-2017%3C/ref%3E|title=Catholic Online|last=Online|first=Catholic|website=Catholic Online|language=en|access-date=2017-12-03}}</ref>
 
Sebelumnya, Presiden [[Joe Biden]] telah membatalkan larangan perjalanan [[Trump]] dengan perintah eksekutif pada 20 Januari, hari pertamanya menjabat. Trump mengeluarkan larangan itu tak lama setelah menjabat pada tahun 2017 hingga menuai protes dan kecaman yang meluas. Larangan itu awalnya diterapkan pada kebanyakan orang yang mencoba melakukan perjalanan ke [[Amerika Serikat|AS]] dari [[Suriah]], [[Iran]], [[Yaman]], [[Somalia]], dan [[Libya]], serta dari [[Korea Utara]] dan [[Venezuela]]. Pada 2020, Trump memperluasnya ke [[Myanmar]], [[Eritrea]], [[Kyrgyzstan]], [[Nigeria]], [[Sudan]], dan [[Tanzania]]. Dikritik sebagai diskriminatif dan menghukum, hal itu memiliki konsekuensi langsung dan luas bagi [[Islam di Amerika Serikat|Muslim Amerika]] dan keluarga mereka, pengungsi dan lainnya yang terdampar di negara ketiga.
=== Sentimen anti Yahudi di Amerika Serikat ===
Di Amerika Serikat sentimen anti Yahudi atau anti semitisme sudah ada sejak pertama kali orang Yahudi tiba di wilayah koloni Inggris di benua Amerika. Salah satu kebijakan pemerintah yang berunsur diskriminasi terhadap kaum [[Yahudi]] terjadi pada tahun 1862 saat berlangsung [[Perang Saudara Amerika Serikat]]. Ketika itu Jendral [[Ulysses S. Grant]] mengeluarkan perintah untuk mengusir orang-orang Yahudi di wilayah negara bagian [[Tennessee]], [[Kentucky]] dan [[Mississippi]]. Namun, perintah ini dibatalkan oleh presiden Amerika Serikat saat itu, [[Abraham Lincoln]].<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=4uDIGQWEQVEC&pg=PA56|title=The Papers of Ulysses S. Grant, Volume 7: December 9, 1862 – March 31, 1863|author=John Y Simon|publisher=SIU Press|year=1979|isbn=9780809308804|page=56}}</ref> Pada pertengahan abad ke-20 kaum Yahudi di Amerika Serikat mendapat perlakuan diskriminatif. Pada saat itu orang Yahudi dipersulit untuk mendapat pekerjaan, dilarang bergabung dalam kelompok-kelompok sosial, dilarang masuk dalam resor tertentu, diberikan jatah terbatas untuk masuk ke perguruan tinggi, dan tidak diperbolehkan untuk membeli barang properti tertentu.<ref>https://www.theatlantic.com/magazine/archive/2007/09/the-jews-in-america/306273/ The Jews in America. Diakses tanggal 4-12-2017</ref>
 
''"Larangan Muslim dan [[Afrika]] menyalahgunakan kekuasaan eksekutif untuk mendiskriminasi dan merugikan banyak orang hanya berdasarkan asal kebangsaan atau agama mereka,"'' kata [[Marielena Hincapié]], direktur eksekutif Pusat Hukum Imigrasi Nasional.
Seiring berjalannya waktu orang-orang Yahudi dapat diterima dengan baik di Amerika Serikat. Menurut survei yang dilakukan oleh [[Liga Anti-Fitnah]] pada tahun 2011, sentimen [[Antisemitisme|antisemitieme]] ditolak oleh mayoritas penduduk Amerika Serikat, dalam survei ini juga dikatakan bahwa 64% penduduk Amerika Serikat mengapresiasi kontribusi kaum Yahudi terhadap perkembangan negara. Namun terdapat pula sebagian kecil pandangan negatif terhadap kaum Yahudi dimana 19% di antara orang Amerika Serikat mendukung sentimen antisemitisme karena beranggapan orang Yahudi terlalu mendominasi dan memegang kendali atas bidang finansial negara.<ref name="adl-poll">{{cite news|url=http://www.jpost.com/Jewish-World/Jewish-News/ADL-poll-Anti-Semitic-attitudes-on-rise-in-USA|title=ADL poll: Anti-Semitic attitudes on rise in USA|last=|first=|date=4-12-2017|work=|publisher=''[[The Jerusalem Post]]''|accessdate=4-12-2017|via=}}</ref> Belakangan ini terdapat pula gerakan [[Penyangkalan Holokaus]], tercatat sebesar 1% penduduk Amerika Serikat menyangkal kebenaran fakta sejarah [[holokaus]].<ref name="doubt2">{{cite news|url=https://www.nytimes.com/1994/07/08/us/poll-on-doubt-of-holocaust-is-corrected.html|title=Poll on Doubt Of Holocaust Is Corrected|last=Kagay|first=Michael R.|date=July 8, 1994|work=|accessdate=4-12-2017|via=}}</ref>
 
''“UU NO BAN akan memastikan bahwa tidak ada presiden yang dapat menggunakan lagi kekuatan yang sangat besar dan berbahaya ini,”'' ucap dia.
=== Islamofobia di Amerika Serikat ===
[[Berkas:End_Islamophobia,_Silent_Protest_at_Union_Station,_Washington_DC_(33348748371).jpg|jmpl|239x239px|Unjuk rasa yang dilakukan di Amerika Serikat sebagai bentuk penolakan terhadap maraknya [[islamofobia]].]]
Semenjak terjadinya [[Serangan 11 September 2001]] di kota [[New York]] dan kota [[Washington, D.C.]] istilah islamofobia mulai populer di seluruh dunia. Banyak orang diluar Islam mengasosiasikan Agama Islam dengan tindakan terorisme. Akibat sentimen negatif tersebut Muslim di Amerika Serikat mendapat banyak perlakukan diskriminatif. Menurut penelitian oleh [[Universitas Carnegie Mellon]] pada tahun 2013 peluang pelamar Islam mendapatkan pekerjaan 13% lebih rendah dibandingkan pelamar Kristen.<ref>{{Cite web|url=https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2031979.%20Diakses%20tanggal%204-12-2017|title=Page Cannot be Found|website=papers.ssrn.com|access-date=2017-12-03}}</ref> Semenjak serangan 11 September 2001 lebih dari setengah penduduk Amerika mendukung kebijakan untuk memperlakukan pemeriksaan ekstensif terhadap penumpang ras [[Arab]] dan atau beragama [[Islam]].<ref name=":1">{{cite journal|last1=Chandrasekhar|first1=Charu|date=2003|title=Flying while Brown: Federal Civil Rights Remedies to Post -9/11 Racial Profiling of South Asians|url=http://scholarship.law.berkeley.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1014&context=aalj|journal=Asian American Law Journal|volume=10|issue=2|page=222|doi=|pmid=|accessdate=4-12-2017}}</ref>
 
UU NO BAN akan merevisi undang-undang imigrasi AS untuk melarang diskriminasi atas dasar agama dan akan membatasi kemampuan presiden dalam mengeluarkan perintah eksekutif yang memberlakukan pembatasan perjalanan di masa depan. Meskipun Trump dikalahkan dalam pemilihan presiden 2020 dan Biden membatalkan larangan perjalanan, [[legislator Amerika Serikat]] mengatakan penting untuk mengambil tindakan legislatif. ''"'Larangan Muslim' Donald Trump adalah noda gelap dalam sejarah negara kami, dan itu tidak boleh terjadi lagi,"'' kata Perwakilan [[Partai Demokrat (Amerika Serikat)|Demokrat]] [[Don Beyer]], [[sponsor]] RUU tersebut.
[[Biro Investigasi Federal|Biro Investigasi Federal (FBI)]] Amerika Serikat pada tahun 2015 mengeluarkan laporan bahwa tindak ujaran kebencian terhadap orang Islam di Amerika Serikat melonjak drastis sekitar 67% dari tahun sebelumnya 2014 dan terhitung hingga mencapai 257 kasus. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak [[serangan 11 September 2001]]. Menurut banyak pengamat, lonjakan sentimen'' ''[[islamofobia]] di Amerika Serikat ini kembali meningkat pada 2015 akibat semakin maraknya serangan teroris di berbagai belahan dunia dan retorika anti Islam yang diutarakan oleh [[Donald Trump]] pada masa kampanyenya.<ref>{{Cite news|url=http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/03/13/omqd87313-peneliti-islamofobia-di-amerika-meningkat-karena-retorika-trump.%20Diakses%20tanggal%204-12-2017.|title=Peneliti: Islamofobia di Amerika Meningkat karena Retorika Trump {{!}} Republika Online|date=2017-03-13|newspaper=Republika Online|access-date=2017-12-03}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/internasional/20161115154152-134-172805/insiden-anti-islam-di-as-capai-angka-tertinggi-sejak-2001/.%20Diakses%20tanggal%204-12-2017.|title=CNN Indonesia {{!}} Berita Terbaru, Terkini Indonesia, Dunia|last=Indonesia|first=CNN|newspaper=CNN Indonesia|language=en|access-date=2017-12-03}}</ref>
 
Sebuah organisasi yang mewadahi advokasi bagi kaum muslim di Amerika Serikat [[Council on American–Islamic Relations|Council on American-Islamic Relations]] (CAIR) mengumumkan hasil penemuan terbaru mereka tentang kasus [[islamofobia]] di Amerika Serikat setelah terpilihnya [[Donald Trump]] sebagai presiden Amerika Serikat. CAIR melaporkan bahwa kejahatan karena penyalahgunaan islamofobia di Amerika Serikat meningkat sampai 91 persen pada paruh pertama tahun 2017, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.<ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/07/18/ota9u8-kejahatan-islamofobia-meningkat-91-persen-di-era-trump.%20Diakses%20tanggal%204-12-2017|title=Kejahatan Islamofobia Meningkat 91 Persen pada Era Trump {{!}} Republika Online|last=|first=|date=2017-07-18|work=|newspaper=Republika Online|access-date=2017-12-04|via=}}</ref>
 
== Agama di Amerika Serikat berdasarkan etnisitas ==
Baris 1.963 ⟶ 1.958:
|-
|'''Kristen'''
|'''7074%'''
|'''7980%'''
|'''7778%'''
|'''4950%'''
|-
|Protestan
|4850%
|7174%
|26%
|33%
|-
|Katolik
|1920%
|5%
|48%
Baris 2.017 ⟶ 2.012:
|-
|Islam
|<0.52%
|31%
|<0.52%
|2%
|<0.5%
|3%
|-
|Buddha
Baris 2.064 ⟶ 2.059:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
{{Topik Amerika Utara|Agama di}}
 
[[Kategori:Agama di Amerika Serikat| ]]