Kapang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wadaihangit (bicara | kontrib)
Reproduksi: melengkapi halaman dengan foto #WPWP
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Tiga_koloni_kapang.png|bingkai|ka|10px| Empat koloni kapang tumbuh pada roti. Tampak [[hifa]] berwarna putih dan bagian dengan [[askus]] berwarna biru kelabu. Diameter koloni terbesar sekitar 1cm1 cm.]]
{{otheruses}}
 
'''KampangKapang''' ([[bahasa Inggris|Inggris]]:atau ''mold'Kulapuk''' ({{lang-en|mold)}} merupakan anggota [[kerajaan (biologi)|kerajaan (regnum)]] [[Fungi]] ("Kerajaan" Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan [[makanan]] yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari [[kelas]] [[Ascomycetes]]. Kapang termasuk tidak bergerak, berfilamen dan bercabang. Sebagian besar tubuh kapang terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjali semacam jala, yaitu misellium.<ref name=":2" /> Talusnya[[Talus]]nya terdiri dari sejumlah filament.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Alinti|first=Zulviki|last2=Timbowo|first2=Semuel Marthen|last3=Mentang|first3=Feny|date=2017-08-03|title=KADAR AIR, pH, DAN KAPANG IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) ASAP CAIR YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKUM PADA PENYIMPANAN DINGIN|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmthp/article/view/16851|journal=MEDIA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN|volume=6|issue=1|pages=7|doi=10.35800/mthp.6.1.2018.16851|issn=2684-7205}}</ref> Kapang mampu hidup pada suatu lingkungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, seperti jumlah nutrisi, kelembaban dibawah 90%, suhu 20 – 300C, pH 2,0 – 8,5, dan adanya faktor penghambat misalnya bahan kimia dan antibiotik.<ref>{{Cite journal|last=Miranti|first=Arum Krisna|last2=Rukmi|first2=MG Isworo|last3=Suprihadi|first3=Agung|date=2014-12-26|title=Diversitas Kapang Serasah Daun Talok (Muntingia calabura L.) Di Kawasan Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madur|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/bioma/article/view/9426|journal=Bioma : Berkala Ilmiah Biologi|volume=16|issue=2|pages=58|doi=10.14710/bioma.16.2.58-64|issn=2598-2370}}</ref>
 
Kapang (''mould/filamentous fungi'') merupakan mikroorganisme anggota kingdom fungi yang membentuk hifa. Reproduksi hifa dilakukan dengan perpanjangan hifa udara dan ekspora, konidia atau ekspora dalam kantun.<ref name=":0" /> Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum [[Glomeromycota]], [[Ascomycota]], dan [[Basidiomycota]]. Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun [[1994]] mencapai 70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembap yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, tetapi pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik.
Baris 10 ⟶ 11:
 
== Talus ==
Tubuh atau ''taulus[[talus]]'' suatu kapang pada terdiri atas dua bagian, yaitu miselium dan spora (sel resisten atau ''[[dorman]]''). Miselum merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan ''[[hifa]]'' berupa bulu-bulu kasar dan panjang. Miselium dapat vegetatif ([[somatik]])<ref name=":1" /> ataupun fertil. Miselium vegetatif berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan<ref name=":2" /> serta menebus ke dalam medium untuk mendapatkan zat makanan.<ref name=":1" />sedangkan misellium fertil (aerial) berfungsi untuk reproduksi.<ref name=":2" />
 
Miselium bereproduksi agar terbentuknya spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Miselium suatu kapang dapat berupa jaringan yang terjalin lepas atau berupa struktur padat yang terorganisasi, seperti pada jamur. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri berdiameter 1 μm.<ref name=":1" />
 
== Reproduksi ==
[[Berkas:DecayingPeachSmall.gif|jmpl|Kapang]]
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Spora aseksual juga meliputi bagian-bagian seperti:
 
Baris 21 ⟶ 23:
* [[Arthospora]], spora yang dihasilkan oleh fragmentasi dari hifa vegetatif.
 
Untuk reproduksi seksual dengan spora, seperti pada [[ascosporaaskospora]] dan [[zygosporazigospora]] jarang terjadi.<ref name=":1" />
 
== Manfaat ==
Beberapa kapang mempunyai peranan dalam industri, seperti bisa menghasilkan antibiotik, menambah kesuburan tanah, serta kapang yang berasosiasi dengan akar tanaman ([[mikoriza]]).
 
Akan tetapi, ada pula kapang yang merusak kayu, menyebabkan penyakit pada tanaman<ref name=":1" /> seperti penyakit layu bakteri, busuk rimpang, dan bercak daun yang disebabkan oleh ''[[Ralstonia solanacearum]]'', ''[[Fusarium oxysporum]]'', ''[[Alternaria solani]]''<ref>{{Cite journal|last=Ferniah|first=Rejeki Siti|last2=Pujiyanto|first2=Sri|last3=Purwantisari|first3=Susiana|last4=Supriyadi|first4=Supriyadi|date=2012-11-21|title=Interaksi Kapang Patogen Fusarium oxysporum dengan Bakteri Kitinolitik Rizosfer Tanaman Jahe dan Pisang|url=https://natur.ejournal.unri.ac.id/index.php/JN/article/view/195|journal=Jurnal Natur Indonesia|volume=14|issue=1|pages=56|doi=10.31258/jnat.14.1.56-60|issn=2503-0345}}</ref>'','' serta menginfeksi kulit, bulu/rambut dan kuku/tanduk pada hewan yang disebabkan oleh tiga genus ''[[Microsporum]], [[Trichophyton]],'' dan ''[[Epidermophyton]]''.<ref>{{Cite journal|last=Adzima|first=Vhodzan|last2=Jamin|first2=Faisal|last3=Abrar|first3=Mahdi|date=2013-03-01|title=ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PENYEBABDERMATOFITOSIS PADA ANJING DI KECAMATAN SYIAH KUALA BANDA ACEH|url=http://jurnal.unsyiah.ac.id/JMV/article/view/2920|journal=Jurnal Medika Veterinaria|volume=7|issue=1|pages=46|doi=10.21157/j.med.vet..v7i1.2920|issn=0853-1943}}</ref>