Ien Ang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fhrzaagans (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
memperbaiki ejaan dan gaya bahasa |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
}}
'''Ien Ang''' (lahir 1954) adalah seorang [[Profesor]] [[Kajian budaya|Kajian Budaya]] di Institute for Culture and Society [[Universitas Western Sydney]] (UWS), Australia. Ien Ang juga adalah ''founding Director Institue for Culture and Society''.
= Latar Belakang =
Baris 34:
== Kehidupan Pribadi ==
Nama Ien Ang tidak cukup dikenal di Indonesia. Dalam suatu wawancara dengan Ignatius Haryanto yang diterbitkan di sebuah [[Koran|harian]] nasional [[Kompas (surat kabar)|Kompas]], 12 November 2000 Ien Ang menceritakan secara singkat kisah hidupnya.
== Lebih jauh dengan Ien Ang ==
Di antara waktunya selama sebulan tinggal di [[Singapura]] sebagai fellow pada Centre for Advance Studies, NUS, Ien Ang sempat mempresentasikan paper diskusi yang berjudul "Indonesia on
Lahir sebagai anak pertama dari lima orang bersaudara dari pasangan Ang Khoen Ie dan Oey Sioe Ing
▲Di antara waktunya selama sebulan tinggal di [[Singapura]] sebagai fellow pada Centre for Advance Studies, NUS, Ien Ang sempat mempresentasikan paper diskusi yang berjudul "Indonesia on my mind: Diaspora, Internet and the Struggle for Hybridity". Paper ini merupakan sebagian dari buku keempat yang sedang ditulisnya berjudul On Not Speaking Chinese: Living Between Asia & West. Artikel ini, yang inspirasi judulnya diambil dari salah satu judul lagu yang pernah dibawakan penyanyi Ray Charles, Georgia On My Mind, mungkin menjadi semacam kilas balik bagi Ang dalam mengenal Indonesia yang pernah ia kenal sebagai tanah lahir dan tempat dimana ia menghabiskan masa kecilnya.
Ia sempat menjadi lecturer pada Jurusan Ilmu Politik di Universitas Amsterdam, sebelum akhirnya ia pindah ke Murdoch University, Australia Barat pada tahun 1991 menjadi Senior Lecturer dan ia pun menjadi Direktur dari Center for Research in Culture and Communication pada universitas yang sama. Dari Murdoch, ia pindah ke University of Western Sydney, dan menjadi Direktur Institute for Cultural Research dan menjadi editor untuk sebuah jurnal bernama Communal/Plural (Journal of Transnational and Crosscultural Studies) milik
▲Lahir sebagai anak pertama dari lima orang bersaudara dari pasangan Ang Khoen Ie dan Oey Sioe Ing, di Surabaya pada tahun 1954, Ien Ang merasakan hidupnya sebagai bagian dari diaspora manusia Indonesia yang meninggalkan Indonesia pada tahun 1966-setahun setelah meletuskan peristiwa 30 September 1965. Ang tinggal di Belanda selama 25 tahun, hingga ia mendapatkan gelar doktor dari University of Amsterdam dan sejak tahun 1991 ia tinggal di Australia. Ia lulus doktor pada tahun 1985 dengan dibimbing oleh Prof Dennis Mc Quaill, setelah menyelesaikan program Doktorandusnya pada tahun 1982. Kedua tesisnya telah dibukukan dengan judul Watching Dallas (1985), dan Desperately Seeking Audience (1991). Buku Ang lainnya adalah Living Room Wars, dan ketiga buku ini diterbitkan oleh penerbit Routledge, penerbit buku akademik bergengsi asal Inggris.
Ia mengaku hanya sedikit bisa berbahasa Indonesia, dan ia berpikir untuk belajar kembali bahasa Indonesia. Namun, jika ada seorang asing bertanya tentang identitas diri kepadanya, Ang tak akan ragu menyebut "
▲Ia sempat menjadi lecturer pada Jurusan Ilmu Politik di Universitas Amsterdam, sebelum akhirnya ia pindah ke Murdoch University, Australia Barat pada tahun 1991 menjadi Senior Lecturer dan ia pun menjadi Direktur dari Center for Research in Culture and Communication pada universitas yang sama. Dari Murdoch, ia pindah ke University of Western Sydney, dan menjadi Direktur Institute for Cultural Research dan menjadi editor untuk sebuah jurnal bernama Communal/Plural (Journal of Transnational and Crosscultural Studies) milik universitas Western of Sydney. Di luar kesibukannya, ia pun masih sempat menikmati musik yang menjadi hobinya, terutama musik-musik berbagai etnik dunia, seperti musik asal [[Brasil|Brazil]], seperti Gilberto GIl, atau juga mendengarkan tiupan [[Saksofon|saxophone]] dari Miles Dives. Untuk artis wanita, ia menyukai penyanyi [[Madonna]] yang menurutnya, "Sangat menarik memperhatikan dirinya yang terus menginterpretasikan dirinya". Tak heran jika salah satu judul buku Ang pun mengambil inspirasi dari salah satu film yang pernah dibintangi Madonna, Desperately Seeking Susan.
▲Ia mengaku hanya sedikit bisa berbahasa Indonesia, dan ia berpikir untuk belajar kembali bahasa Indonesia. Namun, jika ada seorang asing bertanya tentang identitas diri kepadanya, Ang tak akan ragu menyebut "Saya orang Indonesia, yang mendapatkan pendidikan di [[Belanda]] dan kini tinggal di Australia.
== Anugerah Penghargaan ==
|