Rumah Singgah Sultan Siak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto dan infobox #WPWP |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox lokasi}}'''Rumah Singgah Sultan Siak''' adalah rumah milik [[Tuan]] [[Kadhi Kerajaan Siak]], [[H. Zakaria]] yang berfungsi sebagai tempat persinggahan bagi [[Sultan]] [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Siak Sri Indrapura]] apabila beliau berkunjung ke [[Senapelan, Pekanbaru|Senapelan]] ([[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]).<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/rumah-singgah-sultan-siak/|title=Rumah Singgah Sultan Siak|last=bpcbsumbar|date=2017-06-13|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya
Model bangunan rumah dihiasi dengan warna yang khas yaitu krem, kuning keemasan, serta [[biru]] dan masih dipertahankan seperti aslinya. Rumah berbentuk panggung ini terbuat dari [[kayu]], beratapkan [[asbes]] dan pondasinya terbuat dari tiang. Saat ini, rumah Singgah Sultan Siak yang dibangun pada tahun 1928 ini menjadi objek wisata yang lumayan ramai dikunjungi oleh wisatawan.{{Butuh rujukan}}
== Sejarah ==
Rumah singgah Sultan Siak tidak terlepas dari sejarah panjang perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Saat itu Senapelan berada di wilayah yang cukup strategis dalam lalu lintas [[perdagangan]] dan ditunjang dengan kondisi Sungai Siak yang tenang. Selain itu wilayah Senapelan juga membuat perkampungannya memegang posisi silang baik dengan pedalaman [[Tapung, Kampar|Tapung]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] dan [[Kampar, Kampar|Kampar]]. Mempertimbangkan kondisi yang sangat mendukung itu, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syahwilayah memindahkan pusat Kerajaan Siak dari [[Mempura, Siak|Mempura]] ke Senapelan dan menjadi Ibu kota Kerajaan Siak Sri Indrapura sekitar tahun 1775.{{Butuh rujukan}}
Kini wilayah Senapelan menjelma menjadi sebuah kota [[metropolitan]] dengan nama populer, Pekanbaru. Deretan bangunan megah dan [[arsitektur modern]] menghiasi kota tersebut. Walaupun begitu, kota ini masih meninggalkan jejak-jejak [[sejarah]] masa lalu yang bersanding dengan [[tradisi]] [[budaya]] [[Melayu Riau|Melayu]].<ref>{{Cite
Sekitar tahun 1990-an, kepemilikan rumah tradisional Melayu ini sempat berganti dari Hj. Aziah (cucu H. Nurdin Putih) kepada Atan Gope (alm). Beliau adalah seorang pengusaha besi tua yang sukses di kawasan Senapelan era 1990-an saat itu hingga sekarang.{{Butuh rujukan}}
== Arsitektur ==
=== Bangunan ===
Secara umum, bangunan rumah singgah Sultan Siak berbentuk panggung dan berbahan jenis
=== Tangga ===
Baris 19:
=== Ruangan ===
Terdapat ruangan besar sebagai tempat berkumpul dengan lantai yang terbuat dari kayu. Di dinding ruangan terpajang beberapa [[foto]] lama tentang hiruk pikuk kegiatan masyarakat di Sungai Siak dan penyebrangan sebelum adanya Jembatan Siak. Selain itu, terdapat tiga kamar dan satu ruang loteng yang biasa digunakan untuk tempat penyimpanan barang. Ruangan di loteng atau bilik tersebut digunakan untuk memingit anak perempuan yang akan segera menikah.{{Butuh rujukan}}
=== Barang-Barang Lainnya ===
Di depan pintu masuk terdapat sebuah bak batu berisi air yang berfungsi sebagai tempat mencuci kaki dan tangan para tamu termasuk sultan sebelum naik ke rumah. Terdapat beberapa [[dulang]] yang merupakan wadah makanan yang disajikan untuk para tamu yang datang ke rumah. Selain itu terdapat juga beberapa [[permainan]] tradisional seperti [[Gasing|gansing]]. Gansing ini terbuat dari kayu, dengan tali dari bahan ijuk atau goni dan biasanya dimainkan dalam perayaan [[agama]]. Kemudian terdapat pula peralatan [[memasak]] seperti centong dari batok [[kelapa]]. Centong ini digunakan untuk memasak atau untuk mengambil makanan berkuah. Ada pula [[alat musik]] kompang yang bentuknya seperti [[Kendhang|kendang]] dan terbuat dari kayu serta[[kulit sapi]]. Alat musik ini digunakan untuk menyambut para tamu yang datang.<ref>{{Cite
== Lihat Pula ==
|