Benteng Otanaha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ infobox |
k Cagar |
||
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
| Name =
| Image =[[Berkas:Otanaha Fortress.JPG|250px]]
|caption = Bagian depan Benteng Otanaha.
| Type =
| Criteria =Kawasan
| ID =
| Location = [[
| Year = 2008▼
| ownership = Pemerintah [[Kota Gorontalo]]
| management = Pemerintah [[Kota Gorontalo]] dan BPCB Gorontalo
▲| Year = 23 Mei 2008
| Link =https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016021000212/benteng-otanaha▼
| Session = SK Menteri No.PM.30/PW.007/MKP/2008
▲| Link =
| map_location = Indonesia Gorontalo
|
▲| coordinates = {{coord|0.5489523|123.0058499}}}}
}}
'''Benteng Otanaha''' terletak di atas perbukitan Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Lokasi benteng merupakan salah satu cagar budaya di Provinsi Gorontalo.<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2018-11-04|title=Berakhir Pekan Menelusuri Benteng Otanaha di Gorontalo|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3683741/berakhir-pekan-menelusuri-benteng-otanaha-di-gorontalo|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-04-17}}</ref>
== Peristiwa ==
Pelayaran Portugis yang melintasi Teluk Tomini dalam kondisi kehabisan bahan makanan, pengaruh cuaca buruk, dan gangguan bajak laut memilih singgah dan masuk ke Pelabuhan Gorontalo. Nahkoda kapal menggunakan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Ilato yang merupakan penguasa Kerajaan Gorontalo.
Pertemuan tersebut membuat Raja Ilato dan Nahkoda mengambil kesepakatan untuk memperkuat pertahanan dan keamanan melalui pembanguan benteng di atas perbukitan Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat yang sekarang ini yakni pada tahun 1525 <ref>{{Cite web|last=Gorontalo|first=BPCB|date=2014-06-24|title=BENTENG OTANAHA_GORONTALO|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/benteng-otanaha_gorontalo/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo|language=id|access-date=2023-04-17}}</ref>
== Sejarah ==
Menurut sejarah Gorontalo, abad 15 berdiri Kerajaan Pinohu (Pinogu) yang diperintah seorang Raja bernama Wadipalapa berasal dari Langit, yang oleh orang Bugis-Makassar dikenal dengan nama "Remmang Ri Langi". Ketika raja ini mangkat, kerajaan Pinohu berubah nama menjadi Tuwawa (Suwawa).
Literatur lainnya berbeda dalam menceritakan sosok Naha. Kononnya tokoh ini adalah anak dari Raja Ilato dan Permaisuri Tilangohula yang memerintah Kerajaan Gorontalo pada abad 15. Naha memiliki dua saudara, Ndoba dan Tiliaya. Ketika dirinya remaja, ia memilih merantau negeri seberang. Sampai suatu masa, Ndoba dan Tiliaya memimpin perlawanan mengusir Portugis yang dianggap memperalat mereka dalam mengusir para bajak laut. Padahal, sebelumnya Portugis meminta bantuan dan sepakat dengan pihak kerajaan Gorontalo, setelah pelayaran mereka terganggu oleh cuaca buruk dan bajak laut serta kehabisan makanan. Kesepakatan dengan kerajaan gorontalo adalah guna memperkuat pertahanan dan keamanan negeri, maka dibuatlah 3 benteng di Kelurahan Dembe sekarang. Pertempuran mengusir Portugis, Ndoba dan Tiliaya dibantu oleh angkatan laut yang dipimpin 4 orang, yakni, Apitalao Lakoro, Apitalao Lagona, Apitalao Lakadjo, dan Apitalao Djailani. Sekitar 1585, Akhirnya Naha kembali dan menemukan benteng tersebut, dan kemudian memperisteri seorang perempuan bernama Ohihiya. Dari pasangan lahirlah dua putera, Paha (Pahu) dan Limonu.
Baris 34 ⟶ 37:
{{bangunan-stub}}
[[Kategori:Kawasan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Tempat wisata di Gorontalo]]
[[Kategori:Cagar budaya di Gorontalo]]
|