Benteng Otanaha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan sejarah |
k Cagar |
||
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
[[Berkas:Otanaha Fortress.JPG|jmpl|Bagian depan Benteng Otanaha.]]▼
| Name = Benteng Otanaha
'''Benteng Otanaha''' merupakan objek wisata yang terletak di atas bukit di [[Kelurahan Dembe I]], [[Kecamatan Kota Barat]], [[Kota Gorontalo]]. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1522. Benteng Otanaha terletak di atas sebuah bukit, dan memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan anak tangga yaitu 348. ▼
| Image =[[Berkas:Otanaha Fortress.JPG|250px]]
| Type =
| Criteria =Kawasan
| ID =CB.927
| Location = [[Dembe I, Kota Barat, Gorontalo]], [[Gorontalo]]
| ownership = Pemerintah [[Kota Gorontalo]]
| management = Pemerintah [[Kota Gorontalo]] dan BPCB Gorontalo
| Year = 23 Mei 2008
| Session = SK Menteri No.PM.30/PW.007/MKP/2008
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016021000212/benteng-otanaha
| map_location = Indonesia Gorontalo
| map_caption =Lokasi {{PAGENAME}} di [[Dembe I, Kota Barat, Gorontalo]], [[Gorontalo]]
| coordinates = {{coord|0.4046718|123.0213467}}
}}
'''Benteng Otanaha''' terletak di atas perbukitan Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Lokasi benteng merupakan salah satu cagar budaya di Provinsi Gorontalo.<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2018-11-04|title=Berakhir Pekan Menelusuri Benteng Otanaha di Gorontalo|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3683741/berakhir-pekan-menelusuri-benteng-otanaha-di-gorontalo|website=liputan6.com|language=id|access-date=2023-04-17}}</ref>
▲
== Peristiwa ==
Pelayaran Portugis yang melintasi Teluk Tomini dalam kondisi kehabisan bahan makanan, pengaruh cuaca buruk, dan gangguan bajak laut memilih singgah dan masuk ke Pelabuhan Gorontalo. Nahkoda kapal menggunakan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Ilato yang merupakan penguasa Kerajaan Gorontalo.
Pertemuan tersebut membuat Raja Ilato dan Nahkoda mengambil kesepakatan untuk memperkuat pertahanan dan keamanan melalui pembanguan benteng di atas perbukitan Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat yang sekarang ini yakni pada tahun 1525 <ref>{{Cite web|last=Gorontalo|first=BPCB|date=2014-06-24|title=BENTENG OTANAHA_GORONTALO|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/benteng-otanaha_gorontalo/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo|language=id|access-date=2023-04-17}}</ref>
== Sejarah ==
Menurut sejarah Gorontalo, abad 15 berdiri Kerajaan Pinohu (Pinogu) yang diperintah seorang Raja bernama Wadipalapa berasal dari Langit, yang oleh orang Bugis-Makassar dikenal dengan nama "Remmang Ri Langi". Ketika raja ini mangkat, kerajaan Pinohu berubah nama menjadi Tuwawa (Suwawa).
Literatur lainnya berbeda dalam menceritakan sosok Naha. Kononnya tokoh ini adalah anak dari Raja Ilato dan Permaisuri Tilangohula yang memerintah Kerajaan Gorontalo
== Referensi ==
{{reflist}}
{{bangunan-stub}}
▲Menurut sejarah Gorontalo, abad 15 berdiri [[Kerajaan Pinohu]] (Pinogu) yang diperintah seorang Raja bernama Wadipalapa berasal dari Bone Sulawesi Selatan. Ketika raja ini mangkat, kerajaan Pinohu berubah nama menjadi Tuwawa (Suwawa). Ditahun 1481 berubah lagi dengan nama kerajaan Bune (Bone). Sekitar tahun 1585, muncul salah seorang keturunan raja yang digelari rakyatnya dengan Wadipalapa II, di tangan Wadipalapa II kemudian muncul gagasan untuk memperluas kerajaan Bune dengan cara damai. Maka diperintahkanlah rakyatnya mencari lahan baru dengan membagi warganya menjadi dua rombongan. Jalur utara dari Suwawa, Wonggaditi terus ke Huntu Lo Bohu dipimpin Hemeto. Sedang jalur selatan mulai dari Potanga, Dembe, terus ke Panipi diserahkan kepada Naha. Jalur Utara yang dinakhodai Naha, akhirnya tiba di Dembe dan menemukan benteng tersebut berada di atas bukit.
▲Literatur lainnya berbeda dalam menceritakan sosok Naha. Kononnya tokoh ini adalah anak dari Raja Ilato dan Permaisuri Tilangohula yang memerintah Kerajaan Gorontalo di abad 15. Naha memiliki dua saudara, Ndoba dan Tiliaya. Ketika dirinya remaja, ia memilih merantau negeri seberang. Sampai suatu masa, Ndoba dan Tiliaya memimpin perlawanan mengusir Portugis yang dianggap memperalat mereka dalam mengusir para bajak laut. Padahal, sebelumnya Portugis meminta bantuan dan sepakat
[[Kategori:Kawasan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Tempat wisata di Gorontalo]]
[[Kategori:Cagar budaya di Gorontalo]]
|