Terowongan Wilhelmina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Narendra232 (bicara | kontrib)
sedikit
k Cagar
 
(28 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Terowongan Wilhelmina''' atau yang sering disebut '''Terowongan Sumber''' adalah [[terowongan]] yang terletak di bawah [[Pamotan, Kalipucang, Pangandaran|Desa Pamotan]] dan [[Bagolo, Kalipucang, Pangandaran|Desa Bagolo]] di [[Kalipucang, Pangandaran|Kecamatan Kalipucang]], [[Kabupaten Pangandaran]]. Terowongan kereta api jalur [[Jalur kereta api Banjar–Cijulang|Banjar–Cijulang]] yang diberi nama Wilhelmina merupakan salah satu terowongan sisa peninggalan zaman [[Hindia Belanda|Belanda]]. Terowongan Wilhelmina juga dinobatkan sebagai terowongan terpanjang dan terindah dari 10 terowongan yang ada di Indonesia lantaran pemandangan alam mulai dari pegunungan dan pantai bisa terlihat jelas. Gunung di jalur ini sangat indah.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.kabarpenumpang.com/hanya-cerita-yang-tersisa-dari-terowongan-ka-wilhelmina-di-pangandaran/|title=Hanya Cerita yang Tersisa dari Terowongan KA Wilhelmina di Pangandaran|last=Okta|first=Maria|date=2017-03-14|website=KabarPenumpang.com|language=en-US|access-date=2020-02-08}}</ref>
== '''Sejarah''' ==
Terowongan ini dibuat tahun 1908 oleh NIS. Terowongan ini adalah Terowongan paling panjang (1.116,10 meter) di Jawa.
 
== '''Sejarah''' ==
Nama Wilhemina diambil dari Ratu Belanda, '''Wilhelmina''' Helena Pauline Maria. Terowongan itu dibangun pada tahun [[1914]] dan diresmikan pada tanggal [[1 Juni]] [[1924]]. Nama Wilhelmina sendiri, diambil dari nama seorang ratu dari [[Kerajaan Belanda]] yang memiliki nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Maria. Terowongan dan sekaligus jalur [[Jalur kereta api Banjar–Cijulang|Banjar – Cijulang]] ditutup total pada [[1 Januari]] [[1982]]. Berkali-kali reaktivasi digaungkan untuk jalur ini, tetapi tidak pernah terealisasikan.<ref name=":0" /> Namun pada tahun [[2018]], pihak PT. KAI menggaungkan realisasi pengaktifan kembali jalur tersebut bersama jalur-jalur KA mati di Jawa Barat. Rencananya reaktivasi dilakukan setelah [[jalur kereta api Cibatu–Cikajang]] direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan [[Jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari|Rancaekek–Tanjungsari]] dan [[Jalur kereta api Cikudapateuh–Ciwidey|Cikudapateuh–Ciwidey]]. Belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini.<ref>{{Cite web|url=https://kai.id/information/full_news/1636-kegiatan-pelestarian-terowongan-wilhelmina|title=Kegiatan Pelestarian Terowongan Wilhelmina|website=kai.id|access-date=2020-02-08}}</ref>
 
=='''Penutupan''' Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Cagar budaya di Jawa Barat]]
Terowongan dan sekaligus jalur Banjar - Cijulang ditutup total pada 1 Februari 1982.
[[Kategori:Terowongan kereta api di Indonesia|Wilhelmina]]
 
Berkali-kali reaktivasi digaungkan untuk jalur ini, tetapi tidak pernah terealisasikan. Namun pada tahun 2018, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggaungkan realisasi pengaktifan kembali jalur tersebut bersama jalur-jalur KA mati di Jawa Barat<ref></ref>. Rencananya reaktivasi dilakukan setelah jalur kereta api Cibatu–Cikajang direaktivasi karena lahan yang masih memungkinkan dibandingkan Rancaekek–Tanjungsari dan Cikudapateuh–Ciwidey. Belum ada progres reaktivasi untuk jalur ini