Jam Gadang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) +1 |
k Cagar |
||
(41 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox monument
|monument_name = Jam Gadang
|image = Jam Gadang
|caption=
|location_town = Kelurahan Benteng Pasar Atas, [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Kecamatan Guguk Panjang]], [[Kota Bukittinggi]], [[
▲|location_town = Kelurahan Benteng Pasar Atas, [[Guguk Panjang, Bukittinggi|Kecamatan Guguk Panjang]], [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatra Barat]]
|location_country = [[Berkas:Flag of Indonesia.svg|tepi|link=Indonesia|17px]] [[Indonesia]]
|designer = [[Yazid Rajo Mangkuto]]
Baris 11 ⟶ 10:
|begin =
|complete =
|open =25 Juli 1927
|cost = 21.000 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]]
|dedicated_to = Sekretaris [[Fort de Kock]] (sekarang [[
|last_renovation = [[2010]]
|other_renovation =
Baris 19 ⟶ 18:
|length =
|width =
|height =
|material =
}}
'''Jam Gadang''' adalah [[menara jam]] yang menjadi [[markah tanah|penanda]] atau ikon [[Kota Bukittinggi]], [[
Jam Gadang menjadi lokasi peristiwa penting pada masa sekitar [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]], seperti pengibaran bendera merah putih (1945), [[Demonstrasi Nasi Bungkus]] (1950), dan pembunuhan 187
Saat ini, Jam Gadang
== Struktur ==
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 meter.<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Edinal Agung|first=|title=Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi|date=24 Februari 2017|degree=|publisher=Universitas
Terdapat empat jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada Jam Gadang. Jam tersebut digerakkan secara mekanik oleh mesin yang didatangkan langsung dari [[Rotterdam]], [[Belanda]] melalui [[pelabuhan Teluk Bayur]]. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fort de Kock stadsgezicht met klokkentoren. TMnr 60018403.jpg|jmpl|260x260px|Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut Kota Bukittinggi sekitar tahun 1933]]Jam Gadang dibangun pada
Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh putra pertama Rookmaker yang pada saat itu masih berusia enam tahun. Pembangunannya menghabiskan biaya sekitar 15.000 Gulden
Jam Gadang sedang dalam tahap kontruksi ketika terjadinya [[Gempa bumi Padang Panjang 1926|gempa bumi Padang Panjang]] pada Juni 1926. Gempa mengakibatkan bangunan menara miring 30 derajat sehingga diperbaiki seperti keadaan semula.<ref>{{Cite book|date=1979|url=https://books.google.com/books?id=edYTAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22*+Tatkala+gempa+besar+1926+jam+ini%22&q=%22*+Tatkala+gempa+besar+1926+jam+ini%22&hl=en|title=Tempo|publisher=Badan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya|language=id}}</ref> Pada Februari 1927, Gubernur Jenderal Hindia Belanda [[Andries Cornelies Dirk de Graeff]] meninjau pembangunan Jam Gadang dalam kunjungannya ke Fort de Kock.
Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Maksudnya yakni agar orang Kurai, Banuhampu, sampai Sarik Sungai Puar bangun pagi apabila ayam sudah berkokok.<ref>{{Cite book|date=1983|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13419/1/Sejarah%20sosial%20di%20daerah%20sumatra%20barat.PDF|title=Sejarah sosial daerah Sumatra Barat|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek-Proyek [i.e. Proyek Inventarisasi] dan Dokumentasi Sejarah Nasional|language=id}}</ref>▼
▲Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda,
Pada masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]], bentuk atap diubah menyerupai [[Kuil Shinto]]. Setelah [[Indonesia]] merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat [[Minangkabau]], [[Rumah Gadang]].▼
▲Pada masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]], bentuk atap diubah menyerupai [[Kuil Shinto]].
== Kronik ==
Baris 54 ⟶ 55:
}}
Ketika berita proklamasi [[kemerdekaan Indonesia]] diumumkan di Bukittinggi, [[bendera merah putih]] untuk pertama kalinya dikibarkan di puncak Jam Gadang, setelah melalui pertentangan dengan pucuk pimpinan tentara Jepang.<ref>{{Cite book|last=Penerangan|first=Indonesia Departemen|date=1954|url=https://books.google.co.id/books?id=5XLiAAAAMAAJ&q=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&dq=%22Djam+Gadang,+jang+mana+lalu+untuk%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiRnbvK6cnrAhWzgUsFHYmCDX8Q6AEwAHoECAAQAQ|title=Lukisan revolusi, 1945-1950: dari negara kesatuan ke negara kesatuan|publisher=Kementerian Penerangan|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Raliby|first=Osman|date=1953|url=https://books.google.co.id/books?id=IHwLAQAAIAAJ&q=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&dq=%22Djepang+untuk+Sumatera+jang+bermarkas+besar+*%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiv7_nA6snrAhVaaCsKHcQBCV4Q6AEwAHoECAAQAg|title=Documenta historica: sedjarah dokumenter dari pertumbuhan dan perdjuangan negara Republik Indonesia|publisher=Bulan-Bintang|language=ms}}</ref><ref>{{Cite book|last=Daerah|first=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=r5_BFUym4K8C&q=%22jam+Gedang%22&dq=%22jam+Gedang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiB06rS68nrAhVbbysKHeyoCbAQ6AEwCHoECAkQAg|title=Sejarah daerah Sumatera Barat|publisher=Proyek|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=6f_iPYsFm8gC&q=%22jam+Gadang%22&dq=%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiCp8S17cnrAhVHWX0KHTxeDrY4FBDoATAEegQIBhAC|title=Sejarah daerah ...:
Pada masa [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (1958–1961), terjadi pertempuran antara [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Indonesia]] (ketika itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia atau APRI) dengan pasukan PRRI.
Setelah [[Operasi 17 Agustus|operasi penumpasan PRRI]], APRI membangun [[Tugu Pembebasan]] di sekitar Jam Gadang untuk memperingati kemenangan mereka. Relief di tugu melukiskan ''[[ninik mamak]]'' sedang "bersujud di bawah telapak kaki tentara yang berdiri dengan angkuhnya". Tugu tersebut
== Kondisi saat ini ==
Jam Gadang sempat ditutup dengan dibalut kain ''[[marawa]]'' pada malam pergantian tahun 2008 ke 2009 oleh Wali Kota Bukittinggi [[Djufri]]. Alasan penutupan untuk mengurangi kerumunan pengunjung di pelataran Jam Gadang yang berpotensi
Jam Gadang dilaporkan mengalami kerusakan dan miring di beberapa lantai pasca-[[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|gempa bumi Sumatera Barat 2007]]. Kerusakan meliputi struktur utama, retakan di simpul atau tumpuan bangunan pada tiga tingkat pertama serta retakan horizontal di sekeliling dinding bangunan pada ketinggian sekitar 1,5 meter dari tingkat pertama.<ref>{{Cite news|date=2010-03-10|title=Wah... Bangunan Jam Gadang Miring|url=https://regional.kompas.com/read/2010/03/10/20374180/~Regional~Sumatera|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-12|editor-last=Msh}}</ref> Selain itu, bandul jam patah sehingga jam tidak diaktifkan sementara waktu.<ref>{{Cite news|title=Digoyang Gempa, Jam Gadang Masih Tegak|url=https://news.detik.com/berita/d-750664/digoyang-gempa-jam-gadang-masih-tegak|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-04-12}}</ref> Pada 2010, upaya penguatan bangunan dilakukan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan
Pada Juli 2018, kawasan Jam Gadang direvitalisasi oleh pemerintah. Pengerjaannya memakan biaya Rp18 miliar dan rampung pada Februari 2019.<ref>
Jelang pergantian tahun 2021, Jam Gadang kembali ditutup dengan kain putih untuk mencegah kerumunan warga di tengah [[Pandemi
== Galeri ==
Baris 81 ⟶ 82:
== Pranala luar ==
* Rahmat Irfan Denas. [https://suluah.com/cerita-saksi-hidup-soal-pembangunan-lubang-jepang-di-bukittinggi/ "Cerita Saksi Hidup Soal Pembangunan Lubang Jepang di Bukittinggi"]. ''Suluah.com''.
[[Kategori:Menara jam]]
[[Kategori:Markah tanah di Indonesia]]
[[Kategori:Tempat wisata di Kota Bukittinggi]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di
[[Kategori:Cagar budaya di Sumatera Barat]]
|