Kampung Kapitan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Cagar |
|||
(41 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
<references responsive="" />'''Kampung Kapitan''' merupakan sebuah kawasan [[cagar budaya]] yang terletak di kota [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]. Kawasan ini terletak di tepi [[sungai Musi]] tepat di sisi barat [[jembatan Ampera]] yang dikenal juga dengan daerah tuju ulu. Dahulu kawasan ini adalah tempat yang pertama kali menjadi kawasan tempat tinggal bagi warga [[tionghoa]] pada masa penjajahan belanda.<ref>{{cite news ▼
| Name = Kampung Kapitan
| Image = [[Berkas:Kampung Kapitan, Palembang.jpg|275px]]
|Caption =Kampung Kapitan di Palembang, Sumatera Selatan.
| Type =<!--Peringkat cagar budaya di sistem registrasi cagar budaya nasional-->
| Criteria = Bangunan
| ID = Belum ada{{br}} (Pengajuan 7 Januari 2015)
| Location = [[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]]
| Year = Masih tahap kajian
| ownership = Tjoa / A. Kohar
| management = Tjoa / A. Kohar
| Link =http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015010700005/kampung-kapitan
| map_location = Palembang
| map_label = {{PAGENAME}}
| map_caption =Lokasi {{PAGENAME}} di [[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]]
| coordinates = {{coord|-2.9961095|104.7638501}}
}}
▲
| last =m.tribunnewa.com
| first =m.tribunnews.com
Baris 21 ⟶ 39:
| accessdate =2 April 2019 }}</ref>
Kawasan ini dinamakan dengan kampung kapitan karena di kawasan ini terdapat 3 rumah perwira. Kampung ini didirikan pada tahun 1644 abad XVI.<ref name=":0">{{cite journal| last =Febriati| first =Widya Fransiska| authorlink =| coauthors = | title =
| issue =
| pages =2
Baris 33 ⟶ 51:
== Sejarah ==
Lioang Taow Ming adalah seseorang yang memiliki pengaruh kuat pada komunitas
| authorlink = Johannes Adiyanto
| title = Kajian Perubahan Tata Ruang Terbuka pada Kawasan Bersejarah dengan Metode ''Space Syntax'' ( Studi Kasus Kawasan Kampung Kapitan di Palembang )
Baris 41 ⟶ 59:
| date = Agustus 2016}}</ref>
Pimpinan masyarakat Cina Palembang yang pertama adalah Tjoa Kie Tjuan yang memiliki pangkat [[mayor]]. Masa kepemimpinannya adalah dari tahun 1830-1855 di kawasan 7 ulu. Setelahnya kemudian putranya Tjoa Han Him dengan pangkat [[kapiten]] atau kapten menggantikan ayahnya dan diberikan wewenang dan kebebasan untuk mengatur wilayahnya sendiri. Tjoa Han Him juga dipercaya untuk mengawasi pajak. Pada masa kepemimpinannya daerah ini diberi nama Kampung Kapitan yang merupakan gelar dan julukannya.<ref>{{Cite web|url=http://palembang-tourism.com/destinasi-357-kampung-kapiten-kota-palembang.html|title=Asita Memilih Ketua Baru Periode 2014-2018|website=palembang-tourism.com|access-date=2019-04-02|archive-date=2019-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20190402130750/http://palembang-tourism.com/destinasi-357-kampung-kapiten-kota-palembang.html|dead-url=yes}}</ref>
Awalnya pemerintahan Belanda memberikan wilayahnya karena merasa khawatir terhadap golongan keturunan
| authorlink = Johannes Adiyanto
| title = Kampung Kapiten Interpretasi "Jejak" Perkembangan Permukiman dan Elemen Arsitektural
Baris 51 ⟶ 69:
| date = Juli 2006}}</ref>
Kawasan kampung kapitan dahulu memang menjadi sentral [[perdagangan]] kota, sehingga pedagang yang kelelahan melakukan persinggahan di rumah
== Ruang
Terdapat 15 kelompok bangunan yang berbentuk rumah panggung yang ada di kawasan ini. Dimana tiga diantaranya adalah rumah perwira. Rumah kapiten terdiri dari rumah utama dan rumah abu. Rumah utama seluas 4.000 meter persegi dan dipisahkan oleh ruang terbuka di bagian tengah. Rumah ini masih ditinggali oleh keturunan dari Tjoa
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya di Sumatera Selatan]]
|