Kampung Kapitan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
k Cagar |
||
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
| Name = Kampung Kapitan
| Image = [[Berkas:Kampung Kapitan, Palembang.jpg|275px]]
|Caption =Kampung Kapitan di Palembang,
| Type =<!--Peringkat cagar budaya di sistem registrasi cagar budaya nasional-->
| Criteria = Bangunan
| ID = Belum ada{{br}} (Pengajuan 7 Januari 2015)
| Location = [[Kota Palembang]], [[
| Year = Masih tahap kajian
| ownership = Tjoa / A. Kohar
Baris 13:
| map_location = Palembang
| map_label = {{PAGENAME}}
| map_caption =Lokasi {{PAGENAME}} di [[Kota Palembang]], [[
| coordinates = {{coord|-2.9961095|104.7638501}}
}}
'''Kampung Kapitan''' merupakan sebuah kawasan [[cagar budaya]] yang terletak di kota [[Palembang]], [[
| last =m.tribunnewa.com
| first =m.tribunnews.com
Baris 51:
== Sejarah ==
Lioang Taow Ming adalah seseorang yang memiliki pengaruh kuat pada komunitas
| authorlink = Johannes Adiyanto
| title = Kajian Perubahan Tata Ruang Terbuka pada Kawasan Bersejarah dengan Metode ''Space Syntax'' ( Studi Kasus Kawasan Kampung Kapitan di Palembang )
Baris 59:
| date = Agustus 2016}}</ref>
Pimpinan masyarakat Cina Palembang yang pertama adalah Tjoa Kie Tjuan yang memiliki pangkat [[mayor]]. Masa kepemimpinannya adalah dari tahun 1830-1855 di kawasan 7 ulu. Setelahnya kemudian putranya Tjoa Han Him dengan pangkat [[kapiten]] atau kapten menggantikan ayahnya dan diberikan wewenang dan kebebasan untuk mengatur wilayahnya sendiri. Tjoa Han Him juga dipercaya untuk mengawasi pajak. Pada masa kepemimpinannya daerah ini diberi nama Kampung Kapitan yang merupakan gelar dan julukannya.<ref>{{Cite web|url=http://palembang-tourism.com/destinasi-357-kampung-kapiten-kota-palembang.html|title=Asita Memilih Ketua Baru Periode 2014-2018|website=palembang-tourism.com|access-date=2019-04-02|archive-date=2019-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20190402130750/http://palembang-tourism.com/destinasi-357-kampung-kapiten-kota-palembang.html|dead-url=yes}}</ref>
Awalnya pemerintahan Belanda memberikan wilayahnya karena merasa khawatir terhadap golongan keturunan Cina di Palembang. Namun seiring perkembangannya, masyarakat Cina kemudian menjadi perantara perdagangan dan mendapatkan posisi istimewa dalam pemerintahan Belanda.<ref>{{cite journal |last = Adiyanto |first = Johannes
Baris 69:
| date = Juli 2006}}</ref>
Kawasan kampung kapitan dahulu memang menjadi sentral [[perdagangan]] kota, sehingga pedagang yang kelelahan melakukan persinggahan di rumah Kapitan untuk beristirahat.<ref name=":0"/>
== Ruang Terbuka dan Bangunan ==
Terdapat ruang terbuka di depan rumah Kapiten, pada tahun 1937 ruang tersebut memiliki peranan yang penting sebagai pertemuan jalur jalur pejalan kaki. Fungsi dari ruang terbuka lainnya adalah sebagai taman dimana terdapat tanaman hias yang dihiasi dengan delapan pot bunga besar di tepi ruang terbuka.<ref name=":1"/>
Seiring perkembangan zaman, ruang terbuka yang terletak di depan rumah kapiten mulai dipenuhi oleh pemukiman. Pada tahun 2014 dibangun sebuah restoran kapiten yang membuat akses menuju ruang terbuka dari arah sungai terhalangi oleh tembok. Juga dibangun taman yang menghalangi wujud bangunan rumah kapiten.<ref name=":1"/>
Terdapat 15 kelompok bangunan yang berbentuk rumah panggung yang ada di kawasan ini. Dimana tiga diantaranya adalah rumah perwira. Rumah kapiten terdiri dari rumah utama dan rumah abu. Rumah utama seluas 4.000 meter persegi dan dipisahkan oleh ruang terbuka di bagian tengah. Rumah ini masih ditinggali oleh keturunan dari Tjoa
== Referensi ==
Baris 109 ⟶ 83:
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya
|