Kematian Muhammad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(18 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Muhammad Salat.svg|jmpl|ka|Nama Muhammad dalam aksara Tuluth, salah satu jenis [[kaligrafi|kaligrafi Islam]]]]
{{Muhammad}}
Pasca kematian Muhammad, terjadi perselisihan mengenai siapa yang akan menjadi [[Suksesi Muhammad|penerus Muhammad]]. [[Ali bin Abi Thalib]], sepupu dan menantu Muhammad, mengeklaim kekhalifahan berdasarkan peristiwa [[Ghadir Khum]]. Meskipun begitu, [[Abu Bakar ash-Shiddiq]] berhasil mengumpulkan suara mayoritas klan melalui pertemuan [[Saqifah Bani Sa'idah]], yang membuatnya diakui sebagai khalifah. Setelah enam bulan berselisih, Ali kemudian memutuskan untuk melepaskan klaimnya akan kekhalifahan dan setuju untuk berjanji setia kepada Abu Bakar. Keputusan ini berhasil menyelamatkan persatuan umat Islam di tengah-tengah kemunculan para [[nabi palsu]], dan memulai era [[Kekhalifahan Rasyidin]] di bawah kepemimpinan Abu Bakar sebagai khalifah.{{sfn|Momen|1985|pp=19, 20}}{{sfn|Hazleton|2009|p=76}}{{sfn|Jafri|1979|p=44}}<ref name="Iranica">{{cite encyclopedia | last=Madelung | first=Wilferd | author-link=Wilferd Madelung | title=HOSAYN B. ALI | encyclopedia=Iranica | access-date=12 January 2008 | url=http://www.iranicaonline.org/articles/hosayn-b-ali-i | archive-url=https://web.archive.org/web/20120930053613/http://www.iranicaonline.org/articles/hosayn-b-ali-i | archive-date=30 September 2012 | url-status=live }}</ref><ref name="Gordon, 2005, pp. 144–146">Gordon, 2005, pp. 144–146.</ref>
Selain perselisihan politik, kematian Muhammad juga menyebabkan perselisihan religius. Umat Islam terbagi menjadi dua arus besar: [[Sunni]] dan [[Syiah]]. Muslim Sunni percaya bahwa Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya adalah khalifah yang sah dan menggelari keempat khalifah pemimpin [[Kekhalifahan Rasyidin]] sebagai ''[[Khulafaur Rasyidin]]'', serta menganggap mereka sebagai model kesalehan yang harus diikuti.{{sfn|Sodiq|2010|p=64}}{{sfn|Momen|1985|p=191}} Sementara itu, Muslim Syiah percaya bahwa dalam peristiwa [[Ghadir Khum]], Ali telah menerima mandat dari Muhammad sebagai imam dan penerusnya secara politik dan religius, hal ini membuat Syiah tidak mengakui legitimasi tiga khalifah pertama dan mempertahankan kepercayaan bahwa Ali adalah penerus Muhammad yang sah.{{sfn|Momen|1985|pp=12, 15}}{{sfn|Mavani|2013|p=70}}
==
[[Berkas:Perpustakaan Makkah al-Mukarramah.jpg|jmpl|ka|Perpustakaan Makkah al-Mukarramah, dipercaya bahwa tempat kelahiran Muhammad berlokasi di sini]]
Pada awal menyebarkan agamanya di [[Makkah]], Muhammad tidak mengalami penentangan yang serius dari masyarakat lokal di sana dikarenakan mereka tidak begitu peduli dengan dirinya, sampai Muhammad menyerang keyakinan mereka.<ref>{{Cite book|date=1998-06-05|url=https://brill.com/edcollbook/title/644|title=Encyclopaedia of Islam, Volume VII (Mif-Naz): [Fasc. 115-130a]|publisher=Brill|isbn=978-90-04-09419-2|editor-last=Pellat|pages=364|language=en|editor-last2=Heinrichs|editor-last3=Bosworth|editor-first3=C. Edmund|editor-last4=Donzel|editor-first4=E. J. van|url-status=live}}</ref>
Pada tahun 632,
===Racun===▼
[[Islam Sunni]] menyebutkan bahwa sebelum kematiannya, Muhammad diracuni oleh seorang wanita [[Orang Yahudi|Yahudi]] [[Khaibar]] yang bernama Zainab binti al-Harits.<ref>{{cite book|date=2019|url=https://books.google.co.id/books/about/Sirah_Nabawiyah_Ibnu_Hisyam.html?hl=id&id=sBizDwAAQBAJ&redir_esc=y|title=Sirah Nabawiyah - Ibnu Hisyam|publisher=Qisthi Press|page=578|translator=Ikhlas Hikmatiar|url-status=live}}</ref> Racun tersebut dimasukkan ke dalam daging yang dihidangkannya kepada Muhammad.<ref name=NU>{{Cite web|url=https://islam.nu.or.id/post/read/88769/zainab-binti-al-harits-perempuan-yahudi-yang-meracuni-rasulullah|title=Zainab binti al-Harits, Perempuan Yahudi yang Meracuni Rasulullah|website=islam.nu.or.id|date=14 April 2018|access-date=17 Juli 2021|archive-date=2021-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720151728/https://islam.nu.or.id/post/read/88769/zainab-binti-al-harits-perempuan-yahudi-yang-meracuni-rasulullah|dead-url=yes}}</ref> Wanita tersebut mengaku berbuat demikian untuk membalaskan dendam rakyatnya, ayahnya, pamannya dan suaminya yang telah dibunuh oleh pasukan Muhammad.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4428 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4428|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210729223334/https://sunnah.com/bukhari:4428|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|title=إسلام ويب - صحيح البخاري - كتاب المغازي - باب مرض النبي صلى الله عليه وسلم ووفاته- الجزء رقم2|url=https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=4162&idto=4189&bk_no=0&ID=2270|website=islamweb.net|language=ar|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210727210359/https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=4162&idto=4189&bk_no=0&ID=2270|dead-url=yes}}</ref> Dan jika Muhammad memang benar seorang [[Nabi]], perempuan tersebut yakin kalau apa yang dilakukannya tidak akan membahayakan Muhammad.<ref>{{cite web |url=https://www.hadits.id/hadits/dawud/3912 |title=Hadits Sunan Abu Dawud No. 3912 - Kitab Diyat |website=hadits.id |access-date=2021-07-20 |archive-date=2021-07-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210720151729/https://www.hadits.id/hadits/dawud/3912 |dead-url=yes }}</ref> Di hari-hari terakhirnya, Muhammad sering mengadu ke istri favoritnya, [[Aisyah]], kalau dirinya masih merasakan sakit yang diakibatkan oleh racun tersebut, dan merasa kalau racun tersebut sedang memotong pembuluh jantungnya.<ref name=":1" /><ref name=":2" /> Ulama Sunni seperti [[az-Zuhri]] mengatakan bahwa Muhammad meninggal sebagai [[syahid]] diakibatkan oleh racun tersebut.<ref name="Zuhri"/>▼
Berbeda dari Muslim Sunni, pihak [[Syiah|Muslim Syiah]], meskipun meyakini bahwa Muhammad memang diracuni di Khaibar, namun mereka menyatakan bahwa racun tersebut bukanlah penyebab utama kematian Muhammad. Syiah justru menyebutkan bahwa Muhammad telah diracuni oleh Aisyah yang bekerjasama dengan [[Hafshah binti Umar|Hafshah]].<ref name="Alhabib">{{cite web|last=Al-Habib|first=Syekh|date=2021-11-01|title=Can you prove that Aisha and Hafsa assasinated the Prophet (pubh)?|url=https://alhabib.org/en/can-you-prove-that-aisha-and-hafsa-assassinated-the-prophet/|website=alhabib.org|access-date=2023-04-07}}</ref><ref name=":42" /> Syiah menyatakan bahwa peristiwa peracunan di Khaibar tersebut terjadi beberapa tahun sebelum kematian Muhammad, yang menurut mereka tidak mungkin menjadi penyebab utama kematian Muhammad.<ref name=Alhabib/>▼
==Kematian==▼
[[Berkas:Mrs Aisha room.jpg|jmpl|ka|Makam Muhammad berada di dalam [[Kubah Hijau]], [[Masjid Nabawi]].]]▼
Beberapa bulan setelah ziarah perpisahan, sakit yang dialami Muhammad semakin serius. Muhammad meminta agar dirawat di rumah istriya, [[Aisyah binti Abu Bakar|Aisyah]]. Ia diantar oleh dua sahabatnya, yaitu [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]] dan [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], dengan kakinya yang terseret-seret di atas tanah. Pada saat ini permusuhan antara Aisyah dan Ali semakin terlihat (yang kemudian berujung pada [[Perang Jamal]]) di mana Aisyah enggan menyebut nama Ali pada riwayat di atas, walaupun dia menyebutkan nama Abbas.<ref name=":0">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2588 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2588|website=sunnah.com|access-date=2021-11-27}}</ref>▼
Aisyah melaporkan, pada sakitnya Muhammad yang berujung pada kematiannya, ia kerap mengadu kepadanya,▼
{{Quote|||quote={{script/Arabic| يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ، فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ}} </br>Wahai Aisyah! Aku masih merasakan sakit yang diakibatkan oleh makanan yang aku makan di Khaibar, dan pada saat ini, aku merasa urat nadiku seperti sedang dipotong oleh racun itu.|source={{Href|bukhari|4428|b=yl}}}}▼
Ketika Muhammad sakit, Aisyah bersama beberapa orang lain, menuangkan obat ke mulutnya. Namun Muhammad menolak, dengan mengatakan, “Jangan tuangkan obat ke mulutku”. Mereka mengira sikap Muhammmad tersebut hanyalah bentuk ketidaksukaan yang biasa dialami orang sakit terhadap obat. Ketika Muhammad merasa lebih baik, ia mengatakan, “Bukankah aku sudah larang kalian untuk tidak menuangkan obat ke mulutku?” Mereka pun menjawab kalau mereka mengira itu hanya sikap yang umum orang alami ketika sakit untuk tidak menyukai obat. Muhammad menyuruh mereka yang hadir di rumah tersebut untuk juga meminum obat, kecuali Abbas, karena dia tidak hadir ketika mereka melakukannya.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4458 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4458|website=sunnah.com|access-date=2023-03-13}}</ref>▼
Sakit yang dialami Muhammad semakin parah, dan pada hari terakhirnya, ia bersandar di dada Aisyah. Kemudian, Aisyah mendengar Muhammad mengucapkan:▼
{{kutipan|اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى</br>▼
Ya Allah, ampunilah dosaku, kasihanilah diriku dan izinkanlah aku bergabung dengan teman-teman tertinggi (di surga).<ref>{{Cite web|title=Muwatta Malik Book 16, Hadith 46 - Burials - كتاب الجنائز - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/urn/505680|website=sunnah.com|access-date=2023-02-02}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4440 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4440|website=sunnah.com|access-date=2023-03-13}}</ref><ref>{{Cite web|title=Riyad as-Salihin 911 - The Book of Visiting the Sick - كتاب عيادة المريض وتشييع الميت والصلاة عليه وحضور دفنه - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/riyadussalihin:911|website=sunnah.com|access-date=2023-03-13}}</ref>}}▼
Disebutkan bahwa Muhammad terus mengulang-ulang doa tersebut hingga nafas terakhirnya. Ia akhirnya meninggal dunia pada hari Senin, 8 Juni 632 M.<ref name="Goldman" /><ref name="B52" />▼
Muhammad dikuburkan di tempat dimana ia meninggal, yaitu di rumah Aisyah.<ref name="EoI-Muhammad">Buhl, F.; Welch, A. T. (1993). "Muḥammad". Encyclopaedia of Islam.7 (2nd ed.). Brill Academic Publishers. pp. 360–376. ISBN 90-04-09419-9</ref><ref>Leila Ahmed (1986), 665–91 (686)</ref><ref name="Peters90">F. E. Peters(2003), [https://books.google.com/books?id=HYJ2c9E9IM8C&pg=PA90 p. 90]</ref> Pada masa pemerintahan khalifah Umayyah al-Walid I, [[Masjid Nabawi]] (Masjid Nabi) diperluas untuk mencapai makamnya.<ref name="Syed">{{Cite book| publisher = Penerbit UTM| isbn = 978-983-52-0373-2| last = Ariffin| first = Syed Ahmad Iskandar Syed| title = Architectural Conservation in Islam: Case Study of the Prophet's Mosque| year = 2005| page=88}}</ref> Kubah Hijau di atas makam dibangun oleh Sultan Mamluk al-Mansur Qalawun pada abad ke-13, meskipun warna hijau ditambahkan pada abad ke-16, di bawah pemerintahan Sultan Utsmaniyah, [[Suleiman Agung]].<ref>{{cite web |url=http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=10061 |title=Prophet's Mosque |publisher=Archnet.org |date=2 May 2005 |accessdate=26 January 2012 |archive-date=2012-03-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120323131933/http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=10061 |dead-url=yes }}</ref> Di tempat yang berdekatan dengan makam Muhammad terdapat dua makam milik sahabat terkemukanya yang juga merupakan dua khalifah pertama Muslim, [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] dan [[Umar bin Khattab|Umar]]. Selain itu, terdapat makam yang kosong yang diyakini umat Islam sebagai makam [[Isa]] ketika turun kembali ke Bumi.<ref name="Peters90" /><ref>Isa, ''Encyclopedia of Islam''</ref><ref name="Al-HaqqaniKabbani2002">{{cite book|author1=Shaykh Adil Al-Haqqani|author2=Shaykh Hisham Kabbani|title=The Path to Spiritual Excellence|url=https://books.google.com/books?id=mzpV0QnOVxsC&pg=PA65|year=2002|publisher=ISCA|isbn=978-1-930409-18-7|pages=65–66}}</ref>▼
Sewaktu Said bin Abdul-Aziz menguasai Madinah pada tahun 1805, makam Muhammad dilucuti dari ornamen-ornamen emasnya.<ref name="Behrens-AbouseifVernoit2006">{{cite book|author1=Doris Behrens-Abouseif|author2=Stephen Vernoit|title=Islamic art in the 19th century: tradition, innovation, and eclecticism|url=https://books.google.com/books?id=A4q58Af5zAoC&pg=PA22|year=2006|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-14442-2|page=22}}</ref> Hampir semua kubah-kubah makam yang terdapat di Madinah dihancurkan untuk mencegah pengkultusan,<ref name="Behrens-AbouseifVernoit2006" /> dan Kubah pada makam Muhammad dilaporkan juga hampir ikut dihancurkan.<ref name="Behrens-AbouseifVernoit20062">{{cite book|last1=Behrens-Abouseif|first1=Doris|last2=Vernoit|first2=Stephen|year=2006|url=https://books.google.com/books?id=A4q58Af5zAoC&pg=PA22|title=Islamic art in the 19th century: tradition, innovation, and eclecticism|publisher=Brill|isbn=978-90-04-14442-2|page=22|archive-url=https://web.archive.org/web/20150930145617/https://books.google.com/books?id=A4q58Af5zAoC&pg=PA22|archive-date=30 September 2015|url-status=live}}</ref> Penghancuran kubah-kubah makam dikatakan juga terjadi pada tahun 1925 ketika milisi Saudi berhasil mengambil alih (dan kali ini berhasil mempertahankan) kota tersebut.<ref name="Weston2008b">{{cite book|author=Mark Weston|title=Prophets and princes: Saudi Arabia from Muhammad to the present|url=https://books.google.com/books?id=EEEFsVYLko4C&pg=PA136|year=2008|publisher=John Wiley and Sons|isbn=978-0-470-18257-4|page=136}}</ref><ref name="Cornell2007">{{cite book|author=Vincent J. Cornell|title=Voices of Islam: Voices of the spirit|url=https://books.google.com/books?id=8dNKFLJVvNkC&pg=PA84|year=2007|publisher=Greenwood Publishing Group|isbn=978-0-275-98734-3|page=84}}</ref><ref name="Ernst2004">{{cite book|author=Carl W. Ernst|title=Following Muhammad: Rethinking Islam in the Contemporary World|url=https://books.google.com/books?id=DOWn22EkJsQC&pg=PA1173|year=2004|publisher=Univ of North Carolina Press|isbn=978-0-8078-5577-5|pages=173–74}}</ref> Dalam penafsiran Wahhabi tentang Islam, penguburan harus dilakukan di makam yang tidak bertanda.<ref name="Behrens-AbouseifVernoit2006" /> Banyak jamaah haji tetap melakukan ziarah ke makam-makam, walaupun praktek ini umumnya tidak disukai oleh orang-orang Saudi.<ref name="Bennett1998">{{cite book|author=Clinton Bennett|title=In search of Muhammad|url=https://books.google.com/books?id=-VTIkkcUFHQC&pg=PA182|year=1998|publisher=Continuum International Publishing Group|isbn=978-0-304-70401-9|pages=182–83}}</ref><ref name="Clark2011">{{cite book|author=Malcolm Clark|title=Islam For Dummies|url=https://books.google.com/books?id=zPXu561ZpvgC&pg=PT165|year=2011|publisher=John Wiley & Sons|isbn=978-1-118-05396-6|page=165}}</ref>▼
{{wide image|Madina_Haram_at_evening.jpg|800px|[[Masjid Nabawi|Al-Masjid an-Nabawi]] ("Masjid Nabi") di [[Madinah]], Arab Saudi, dengan [[Kubah Hijau]] dibangun di atas makam Muhammad di tengah gambar.|left}}▼
▲===Haji perpisahan===
▲Pada tahun 632, pada akhir tahun kesepuluh setelah hijrah ke Madinah, Muhammad menyelesaikan ziarah Islam pertamanya yang benar, menetapkan prioritas untuk Ziarah Agung tahunan, yang dikenal sebagai haji.<ref name="EoI-Muhammad" /> Setelah menyelesaikan ziarah tersebut, Muhammad menyampaikan sebuah pidato terkenal, yang dikenal sebagai Khotbah Perpisahan (Khotbah Wada'), di Gunung Arafah di sebelah timur Mekkah. Dalam khotbah ini, Muhammad menasehati para pengikutnya untuk tidak mengikuti adat pra-Islam tertentu. Misalnya, dia bilang kulit putih tidak memiliki keunggulan dibanding warna hitam, atau hitam memiliki keunggulan dibanding kulit putih kecuali oleh kesalehan dan tindakan baik.<ref>{{cite book|last=Sultan|first=Sohaib|date=March 2011|title=The Koran For Dummies|url=https://archive.org/details/koranfordummies0000sult|publisher=John Wiley & Sons|isbn=0-7645-5581-2}}</ref> Dia menghapus perseteruan darah lama dan perselisihan berdasarkan sistem suku sebelumnya dan meminta janji lama untuk dikembalikan sebagai implikasi dari penciptaan komunitas Islam yang baru. Mengomentari kerentanan perempuan di masyarakatnya, Muhammad meminta pengikut laki-lakinya untuk menjadi baik bagi perempuan, karena mereka adalah tawanan yang tidak berdaya di rumah Anda. Anda membawa mereka ke dalam kepercayaan Allah, dan melegitimasi hubungan seksual Anda dengan Firman Tuhan, maka masuklah ke indra Anda orang-orang, dan dengarkan kata-kata saya ... Dia mengatakan kepada mereka bahwa mereka berhak mendisiplinkan istri mereka tapi harus melakukannya dengan baik. Dia berbicara tentang masalah warisan dengan melarang klaim palsu tentang ayah atau hubungan klien dengan almarhum, dan melarang pengikutnya untuk meninggalkan kekayaan mereka kepada pewarisnya. Dia juga menjunjung tinggi kesucian empat bulan lunar setiap tahun.<ref>Devin J. Stewart, ''Farewell Pilgrimage'', Encyclopedia of the Qur'an</ref><ref>Al-Hibri (2003), p. 17</ref> Menurut tafsir [[Sunni]], ayat [[al-Qur'an]] yang disampaikan dalam acara ini adalah "Hari ini Aku telah menyempurnakan agamamu, dan melengkapi nikmat-Ku untukmu dan memilih Islam sebagai agama bagimu" (Quran 5:3).<ref name="EoI-Muhammad" /> Menurut tafsir Saba, ini menunjuk pada pengangkatan [[Ali bin Abi Thalib]] di kolam Khumm sebagai penerus Muhammad, ini terjadi beberapa hari kemudian ketika umat Islam kembali dari [[Makkah]] ke [[Madinah]].<ref>{{cite web|title=Tabatabae, Tafsir Al-Mizan, vol. 9, pp. 227–47|url=http://www.almizan.org/Tafseer/Volume3/Baqarah50.asp|language=Bahasa Inggris|archive-url=https://web.archive.org/web/20071011223853/http://almizan.org/Tafseer/Volume3/Baqarah50.asp|archive-date=2007-10-11|dead-url=yes|accessdate=29 Mei 2017}}</ref><ref>{{Cite web|title=Comparing the Tafsir of various exegetes|url=http://www.tafseercomparison.org/study2.asp?TitleText=Study%202:%20Verse%205:3|publisher=Tafseer Comparison|archiveurl=https://web.archive.org/web/20120514111339/http://www.tafseercomparison.org/study2.asp?TitleText=Study%202%3A%20Verse%205%3A3|archivedate=14 May 2012|deadurl=no|accessdate=2 February 2013|df=}}</ref>
===Pidato terakhir===
Baris 86 ⟶ 57:
Berbagai riwayat ''[[Shahihain]]'' dari [[Imam Bukhari|al-Bukhari]] dan [[Imam Muslim|Muslim bin Hajjaj]] melaporkan bahwa ayat terakhir yang diturunkan kepada Muhammad sesungguhnya adalah ayat mengenai [[Kalalah]].<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1618e - The Book of the Rules of Inheritance - كتاب الفرائض - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1618e|website=sunnah.com|access-date=2021-11-27}}</ref> Dan surah lengkap yang terakhir diturunkan adalah [[Surah At-Taubah]] (Bara'at).<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1618b - The Book of the Rules of Inheritance - كتاب الفرائض - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1618b|website=sunnah.com|access-date=2021-11-27}}</ref>
==Penyebab==
Setelah kembali dari [[Haji wadak]] (Haji perpisahan), Muhammad mengalami sakit parah, yang diawali dari pusing secara rutin.{{sfn|Lapidus|2002|page=31-4}} Beberapa sumber awal menyebutkan bahwa kematian Muhammad mungkin disebabkan oleh demam dan sakit kepala.<ref name="Razwi">{{cite web|last=Razwi|first=Sayyid Ali Asghar|title=The Death of Muhammad, the Messenger of God|url=https://www.al-islam.org/restatement-history-islam-and-muslims-sayyid-ali-asghar-razwy/death-muhammad-messenger-god|wensite=al-islam.org|access-date=2023-04-20}}</ref><ref name="الحمى">{{cite web|last=Abd al-Rahman|first=Mohammad|title=رحيل خاتم المرسلين.. كتاب يتساءل: هل توفى سيدنا محمد متأثرا بحمى الملاريا؟|url=https://www.youm7.com/story/2020/6/8/%D8%B1%D8%AD%D9%8A%D9%84-%D8%AE%D8%A7%D8%AA%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%B3%D9%84%D9%8A%D9%86-%D9%83%D8%AA%D8%A7%D8%A8-%D9%8A%D8%AA%D8%B3%D8%A7%D8%A1%D9%84-%D9%87%D9%84-%D8%AA%D9%88%D9%81%D9%89-%D8%B3%D9%8A%D8%AF%D9%86%D8%A7-%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D9%85%D8%AA%D8%A3%D8%AB%D8%B1%D8%A7/4812985|date=8 Juni 2020|access-date=2023-04-19}}</ref> Namun beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ia telah diracuni.<ref name="Zuhri">{{cite web|title=سبب وفاة النبي|url=https://fiqh.islamonline.net/%D8%B3%D8%A8%D8%A8-%D9%88%D9%81%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%8A/|website=fiqh.islamonline.net|access-date=2023-04-19}}</ref>
▲===Racun===
▲[[
▲Berbeda dari Muslim Sunni, pihak [[Syiah|Muslim Syiah]], meskipun meyakini bahwa Muhammad memang diracuni di Khaibar, namun mereka menyatakan bahwa racun tersebut bukanlah penyebab utama kematian Muhammad. Syiah justru menyebutkan bahwa Muhammad telah diracuni oleh Aisyah yang bekerjasama dengan [[Hafshah binti Umar|Hafshah]].<ref name="Alhabib">{{cite web|last=Al-Habib|first=Syekh|date=2021-11-01|title=Can you prove that Aisha and Hafsa assasinated the Prophet (pubh)?|url=https://alhabib.org/en/can-you-prove-that-aisha-and-hafsa-assassinated-the-prophet/|website=alhabib.org|access-date=2023-04-07}}</ref><ref name=":42" /> Syiah menyatakan bahwa peristiwa peracunan di Khaibar tersebut terjadi beberapa tahun sebelum kematian Muhammad, yang menurut mereka tidak mungkin menjadi penyebab utama kematian Muhammad.<ref name=Alhabib/>
▲==Kematian==
▲[[Berkas:Mrs Aisha room.jpg|jmpl|ka|Makam Muhammad berada di dalam [[Kubah Hijau]], [[Masjid Nabawi]].]]
▲Beberapa bulan setelah ziarah perpisahan, sakit yang dialami Muhammad semakin serius. Muhammad meminta agar dirawat di rumah istriya, [[Aisyah binti Abu Bakar|Aisyah]]. Ia diantar oleh dua sahabatnya, yaitu [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]] dan [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], dengan kakinya yang terseret-seret di atas tanah. Pada saat ini permusuhan antara Aisyah dan Ali semakin terlihat (yang kemudian berujung pada [[Perang Jamal]]) di mana Aisyah enggan menyebut nama Ali pada riwayat di atas, walaupun dia menyebutkan nama Abbas.<ref name=":0">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2588 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2588|website=sunnah.com|access-date=2021-11-27}}</ref>
▲Aisyah melaporkan, pada sakitnya Muhammad yang berujung pada kematiannya, ia kerap mengadu kepadanya,
▲{{Quote|||quote={{script/Arabic| يَا عَائِشَةُ مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ، فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السَّمِّ}} </br>Wahai Aisyah! Aku masih merasakan sakit yang diakibatkan oleh makanan yang aku makan di Khaibar, dan pada saat ini, aku merasa urat nadiku seperti sedang dipotong oleh racun itu.|source={{Href|bukhari|4428|b=yl}}}}
▲Ketika Muhammad sakit, Aisyah bersama beberapa orang lain, menuangkan obat ke mulutnya. Namun Muhammad menolak, dengan mengatakan, “Jangan tuangkan obat ke mulutku”. Mereka mengira sikap Muhammmad tersebut hanyalah bentuk ketidaksukaan yang biasa dialami orang sakit terhadap obat. Ketika Muhammad merasa lebih baik, ia mengatakan, “Bukankah aku sudah larang kalian untuk tidak menuangkan obat ke mulutku?” Mereka pun menjawab kalau mereka mengira itu hanya sikap yang umum orang alami ketika sakit untuk tidak menyukai obat. Muhammad menyuruh mereka yang hadir di rumah tersebut untuk juga meminum obat, kecuali Abbas, karena dia tidak hadir ketika mereka melakukannya.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4458 - Military Expeditions led by the Prophet (pbuh) (Al-Maghaazi) - كتاب المغازى - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4458|website=sunnah.com|access-date=2023-03-13}}</ref>
▲Sakit yang dialami Muhammad semakin parah, dan pada hari terakhirnya, ia bersandar di dada Aisyah. Kemudian, Aisyah mendengar Muhammad mengucapkan:
▲{{kutipan|اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى</br>
▲Ya Allah, ampunilah dosaku, kasihanilah diriku dan izinkanlah aku bergabung dengan
▲Disebutkan bahwa Muhammad terus mengulang-ulang doa tersebut hingga nafas terakhirnya. Ia akhirnya meninggal dunia pada hari Senin, 8 Juni 632 M.<ref name="Goldman" /><ref name="B52" />
▲Muhammad dikuburkan di tempat dimana ia meninggal, yaitu di rumah Aisyah.<ref name="EoI-Muhammad">Buhl, F.; Welch, A. T. (1993). "Muḥammad". Encyclopaedia of Islam.7 (2nd ed.). Brill Academic Publishers. pp. 360–376. ISBN 90-04-09419-9</ref><ref>Leila Ahmed (1986), 665–91 (686)</ref><ref name="Peters90">F. E. Peters(2003), [https://books.google.com/books?id=HYJ2c9E9IM8C&pg=PA90 p. 90]</ref> Pada masa pemerintahan khalifah Umayyah al-Walid I, [[Masjid Nabawi]] (Masjid Nabi) diperluas untuk mencapai makamnya.<ref name="Syed">{{Cite book| publisher = Penerbit UTM| isbn = 978-983-52-0373-2| last = Ariffin| first = Syed Ahmad Iskandar Syed| title = Architectural Conservation in Islam: Case Study of the Prophet's Mosque| year = 2005| page=88}}</ref> Kubah Hijau di atas makam dibangun oleh Sultan Mamluk al-Mansur Qalawun pada abad ke-13, meskipun warna hijau ditambahkan pada abad ke-16, di bawah pemerintahan Sultan Utsmaniyah, [[Suleiman Agung]].<ref>{{cite web |url=http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=10061 |title=Prophet's Mosque |publisher=Archnet.org |date=2 May 2005 |accessdate=26 January 2012 |archive-date=2012-03-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120323131933/http://archnet.org/library/sites/one-site.jsp?site_id=10061 |dead-url=yes }}</ref> Di tempat yang berdekatan dengan makam Muhammad terdapat dua makam milik sahabat terkemukanya yang juga merupakan dua khalifah pertama Muslim, [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] dan [[Umar bin Khattab|Umar]]. Selain itu, terdapat makam yang kosong yang diyakini umat Islam sebagai makam [[Isa]] ketika turun kembali ke Bumi.<ref name="Peters90" /><ref>Isa, ''Encyclopedia of Islam''</ref><ref name="Al-HaqqaniKabbani2002">{{cite book|author1=Shaykh Adil Al-Haqqani|author2=Shaykh Hisham Kabbani|title=The Path to Spiritual Excellence|url=https://books.google.com/books?id=mzpV0QnOVxsC&pg=PA65|year=2002|publisher=ISCA|isbn=978-1-930409-18-7|pages=65–66}}</ref>
▲Sewaktu Said bin Abdul-Aziz menguasai Madinah pada tahun 1805, makam Muhammad dilucuti dari ornamen-ornamen emasnya.<ref name="Behrens-AbouseifVernoit2006">{{cite book|author1=Doris Behrens-Abouseif|author2=Stephen Vernoit|title=Islamic art in the 19th century: tradition, innovation, and eclecticism|url=https://books.google.com/books?id=A4q58Af5zAoC&pg=PA22|year=2006|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-14442-2|page=22}}</ref> Hampir semua kubah-kubah makam yang terdapat di Madinah dihancurkan untuk mencegah pengkultusan,<ref name="Behrens-AbouseifVernoit2006" /> dan Kubah pada makam Muhammad dilaporkan juga hampir ikut dihancurkan.<ref name="Behrens-AbouseifVernoit20062">{{cite book|last1=Behrens-Abouseif|first1=Doris|last2=Vernoit|first2=Stephen|year=2006|url=https://books.google.com/books?id=A4q58Af5zAoC&pg=PA22|title=Islamic art in the 19th century: tradition, innovation, and eclecticism|publisher=Brill|isbn=978-90-04-14442-2|page=22|archive-url=https://web.archive.org/web/20150930145617/https://books.google.com/books?id=A4q58Af5zAoC&pg=PA22|archive-date=30 September 2015|url-status=live}}</ref> Penghancuran kubah-kubah makam dikatakan juga terjadi pada tahun 1925 ketika milisi Saudi berhasil mengambil alih (dan kali ini berhasil mempertahankan) kota tersebut.<ref name="Weston2008b">{{cite book|author=Mark Weston|title=Prophets and princes: Saudi Arabia from Muhammad to the present|url=https://books.google.com/books?id=EEEFsVYLko4C&pg=PA136|year=2008|publisher=John Wiley and Sons|isbn=978-0-470-18257-4|page=136}}</ref><ref name="Cornell2007">{{cite book|author=Vincent J. Cornell|title=Voices of Islam: Voices of the spirit|url=https://books.google.com/books?id=8dNKFLJVvNkC&pg=PA84|year=2007|publisher=Greenwood Publishing Group|isbn=978-0-275-98734-3|page=84}}</ref><ref name="Ernst2004">{{cite book|author=Carl W. Ernst|title=Following Muhammad: Rethinking Islam in the Contemporary World|url=https://books.google.com/books?id=DOWn22EkJsQC&pg=PA1173|year=2004|publisher=Univ of North Carolina Press|isbn=978-0-8078-5577-5|pages=173–74}}</ref> Dalam penafsiran Wahhabi tentang Islam, penguburan harus dilakukan di makam yang tidak bertanda.<ref name="Behrens-AbouseifVernoit2006" /> Banyak jamaah haji tetap melakukan ziarah ke makam-makam, walaupun praktek ini umumnya tidak disukai oleh orang-orang Saudi.<ref name="Bennett1998">{{cite book|author=Clinton Bennett|title=In search of Muhammad|url=https://books.google.com/books?id=-VTIkkcUFHQC&pg=PA182|year=1998|publisher=Continuum International Publishing Group|isbn=978-0-304-70401-9|pages=182–83}}</ref><ref name="Clark2011">{{cite book|author=Malcolm Clark|title=Islam For Dummies|url=https://books.google.com/books?id=zPXu561ZpvgC&pg=PT165|year=2011|publisher=John Wiley & Sons|isbn=978-1-118-05396-6|page=165}}</ref>
▲{{wide image|Madina_Haram_at_evening.jpg|800px|[[Masjid Nabawi|Al-Masjid an-Nabawi]] ("Masjid Nabi") di [[Madinah]], Arab Saudi, dengan [[Kubah Hijau]] dibangun di atas makam Muhammad di tengah gambar.|left}}
==Makam dan jasad==
Baris 136 ⟶ 137:
===Penghapusan Ayat===
Setelah pemakaman Muhammad, Aisyah melaporkan bahwa kertas yang digunakan untuk mencatat ayat [[rajam]] dan ayat menyusui orang dewasa sepuluh kali untuk menjadi [[mahram]] telah habis dimakan domba.<ref name = abrogation/> Yang mana menyebabkan [[Ayat|ayat-ayat]] tersebut tidak ditemukan lagi di dalam al-Quran manapun pada saat ini. Walaupun di dalam berbagai riwayat [[Hadits sahih|shahih]]; Umar, Aisyah dan para sahabat terkemuka Muhammad telah memastikan bahwa ayat-ayat yang dimaksud benar-benar diturunkan Allah dan disampaikan oleh Muhammad kepada [[Ummah|umatnya]].<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1691a - The Book of Legal Punishments - كتاب الحدود - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1691a|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720163437/https://sunnah.com/muslim:1691a|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1453a - The Book of Suckling - كتاب الرضاع - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1453a|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720152353/https://sunnah.com/muslim:1453a|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sunan an-Nasa'i 3307 - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/nasai:3307|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720152356/https://sunnah.com/nasai:3307|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1453d - The Book of Suckling - كتاب الرضاع - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1453d|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27|archive-date=2021-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20210722224601/https://sunnah.com/muslim:1453d|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=https://sunnah.com/urn/512860|title=Muwatta Malik: Book 30, Hadith 12|website=sunnah.com|access-date=2021-07-20|archive-date=2021-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720175314/https://sunnah.com/urn/512860|dead-url=yes}}</ref> Para ulama Muslim mengatakan bahwa untuk apa yang terjadi pada ayat-ayat ini adalah salah satu bentuk [[Nasakh (tafsir)|nasakh]] (pembatalan) pada ayat-ayat Al-Quran di mana lafazh atau bacaannya dihapus namun [[Syariat Islam|hukumnya]] masih berlaku.<ref>{{cite web|url=https://www.republika.co.id/berita/lms4tr/nasikh-dan-mansukh|title=Nasikh dan Mansukh|website=Republika.com|access-date=2021-07-20|archive-date=2021-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720152355/https://www.republika.co.id/berita/lms4tr/nasikh-dan-mansukh|dead-url=yes}}</ref><ref name="abrogation">{{Cite web|title=Sunan
===Pembentukan Khilafah===
Baris 182 ⟶ 183:
* {{EI2 | volume=4 | first1 = A. J. | last1 = Wensinck | first2 = J. | last2 = Jomier | title = Ka‘ba | pages = 317–322|ref={{sfnref|Wensinck|Jomier|1978}}}}
* {{Cite book|last=Momen|first=Moojan|title=An Introduction to Shi'i Islam|url=https://archive.org/details/introductiontosh0000unse_d5k7|publisher=Yale University Press|year=1985|isbn=9780853982005|ref={{sfnref|Momen|1985}}}}
*{{cite book |last=Sodiq|first=Yushau|title=An Insider's Guide to Islam|url=https://books.google.com/books?id=mkUGvSCLFecC&pg=PA64|year=2010|publisher=Trafford Publishing|isbn=978-1-4269-2560-3|ref=harv}}
* {{cite book|last=Lewis|first=Bernard |author-link=Bernard Lewis|title=Arabs in History|url=https://books.google.com/books?id=FPJv_0EfVhIC|date=2002|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-164716-1|ref={{sfnref|Lewis|2002}}}}
* {{cite book|last=Hoffman|first=Valerie J.|url=https://books.google.com/books?id=JNxvMRJM3EAC&pg=PA6|title=The Essentials of Ibadi Islam|publisher=Syracuse University Press|year=2012|isbn=978-0-8156-5084-3|author-link=|ref={{sfnref|Hoffman|2012}}}}
|