Rara gudig: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dian 9395 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Underlinked|date=Desember 2022}}
'''Rara Gudig''' adalah makanan/kue tradisional khas Cirebon yang terbuat dari tepung beras. Kue ini disebut rara gudig karena ada bintik-bintik putih, coklat atau merah pada sekitar permukaannya, dan telah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Pada awalnya kue ini merupakan kelengkapan sajian pada acara selamatan, terutama isi besek (makanan yang ditempatkan pada kotak anyaman bambu untuk dibawa pulang oleh peserta kenduri). Dalam perkembangannya, kue ini tidak hanya untuk keperluan selamatan saja, namun sudah menjadi hidangan pada saat minum teh sore hari. Kue ini dapat ditemukan di toko OLEH OLEH KHAS CIREBON SENANG, yang beralamat di Pusat Grosir Cirebon Pasar Pagi Blok F1-F8, Jl. Raya Siliwangi, Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Rara-Gudig/|title=Rara Gudig » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-03-30}}</ref>
{{Orphan|date=Desember 2022}}
 
'''Rara Gudig''' adalah makanan/kue tradisional khas [[Cirebon]] yang terbuat dari tepung beras. Kue ini disebut rara gudig karena adaterdapat bintik-bintik putih, coklat atau merah pada sekitar permukaannyapermukaan kue, dan telahsudah ada sejak jamanzaman penjajahan [[Belanda]]. Pada awalnya kue ini merupakantermasuk dalam kelengkapan sajianhidangan pada acara selamatan, terutama isi besek (makanan yang ditempatkandiletakkan pada kotak anyaman bambu untuk dibawa pulang oleh peserta kenduriselamatan). Dalam perkembangannya, kue ini tidak hanya untuk keperluan acara selamatan saja, namun sudah menjadi hidangan/kue pendamping pada saat bersantai minum teh pada sore hari. Kue ini dapat ditemukan di toko OLEHoleh-oleh OLEH KHAS CIREBON SENANG, yang beralamat di Pusat Grosir Cirebon Pasar Pagi Blok F1-F8,sekitar Jl. Raya Siliwangi, Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Rara-Gudig/|title=Rara Gudig » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-03-30}}</ref>
Bahan-bahan untuk membuat kue ini yaitu tepung beras ketan putih, kelapa, gula merah, vanili, garam, daun pisang klutuk/plastik, dan air. Untuk membuat kue ini diperlukan peralatan-peralatan yaitu kuali (untuk membuat ulen), sendok kayu adukan, cetakan loyang atau tampah (wadah adonan), parutan (untuk memarut kelapa), saringan (untuk membersihkan air gula), baskom (untuk membuat adonan), dan pisau. <ref name=":0" />
 
Bahan-bahan untuk membuat kue ini yaitu tepung beras ketan putih, kelapa, gula merah, vanili, garam, daun pisang klutuk/plastik, dan air. Untuk membuat kue ini diperlukan peralatan-peralatan yaitu kuali (untuk membuat ulen), sendok kayu adukan, cetakan loyang atau tampah (wadah adonan), parutan (untuk memarut kelapa), saringan (untuk membersihkan air gula), baskom (untuk membuat adonan), dan pisau. <ref name=":0" />
Tahapan untuk membuatnya yaitu kepala diparut setengah untuk dibuat santan, sisanya untuk pencampuran dalam pembuatan adonan (ulen). Kemudian tepung ketan diberi 1 gelas air santan kental, garam 1 sdt dan vanili 1 sdt, kemudian diaduk hingga merata, diremas-remas dengan kedua tangan hingga membentuk adonan yang tidak terlalu kental atau pun encer. Gula merah diiris, dicampur dengan 1 gelas air santan bening, kemudian direbus hingga gula melarut, lalu air gula merah ini disaring. Adonan dimasukkan ke dalam kuali yang ditaruh di atas api, kemudian diaduk dengan air ula dan parutan kelapa sedikit demi sedikit agar merata. Aduk terus sekitar 45 menit sampai mengental dan matang. Setelah matang, adonan kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam loyang atau tampah yang telah dilapisi dengan daun pisan klutuk atau plastik sambil dipipihkan agar rata, dengan ketebalan sekitar 2 cm. Diamkan sampai mengeras. Setelah mengeras, taburi dengan tepung beras ketan agar tidak lengket kemudian diiris dengan bentuk sesuai selera. Misalnya bulat segi empat atau jajaran genjang. <ref name=":0" />
 
Penyajain rara gudig yaitu dengan disajikan di atas pisin. Biasanya dihidangkan bersama dengan kopi pahit atau teh pahit. Rara gudig biasanya dihidangkan sebagai kue pendamping minum teh atau kopi pada sore hari. <ref name=":0" />
 
Pada tahun 2017, rara gudig telah dicatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda kategori Kuliner Tradisional dengan Nomor Registrasi: 2017007802 di situs web Warisan Budaya Takbenda Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia.<ref>{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=7802|title=Makanan khas Cirebon Rara Gudig|last=|first=|date=|website=Warisan Budaya Takbenda Indonesia|access-date=30 Maret 2019}}</ref>
 
Pada tahun 2017, rara gudig telah dicatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda kategori Kuliner Tradisional dengan Nomor Registrasi: 2017007802 di situs web Warisan Budaya Takbenda Kementerian Pendidikan dan KebudayanKebudayaan Republik Indonesia.<ref>{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=7802|title=Makanan khas Cirebon Rara Gudig|last=|first=|date=|website=Warisan Budaya Takbenda Indonesia|access-date=30 Maret 2019}}</ref>
 
== Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Kabupaten Cirebon]]
{{sedang ditulis}}
[[Kategori:Hidangan Jawa Barat]]
 
[[Kategori:MakananKue tradisional khas CirebonIndonesia]]