Peureulak, Aceh Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Peureulak merupakan salah satu kecamatan yang terletak di [[Kabupaten Aceh Timur]], yang lebih dikenal dengan sejarahnya yang gemilang di Dunia Islam Asia tenggara yakni Bandar khalifah. yang merupakan Kerajaan Islam pertama Asia Tenggara pada tahun 225 H dengan Raja pertamannya Sayyed Maulana Abdul Aziz Syah.
Bandar Khalifah yang dulunya merupakan kota Perdangan antar bangsa seperti gujarat ([[India]]) [[Arab]] dan [[Persia]] serta sebagian negara-negara [[Eropa]] seperti [[Inggris]], [[Prancis
Awal perkembangan dan penyebaran Islam bermula dari Bandar Kahalifah (Paya Meuligo Sekarang) yang di sebarkan Oleh para [[Ulama|Ulama-ulama]] dari Peureulak dan dari daerah lainnya sehingga Agama Islam di Asia Tenggara berkembang dan menyebar dari Bandar Khalifah yang kemudian menjadi Peureulak.
Pada tahun 1980 di Kuala Simpang dimana para ahli sejarah berkumpul dalam sebuah forum ilmiah untuk membedah sejarah '''''[[Islam]]'''''. Peristiwa bersejarah itu diberi tema: ''Seminar Sejarah Masuk Dan Berkembangnya '''[[Islam]]''' Di [[Aceh]] Dan [[Nusantara]]'', yang dihadiri oleh sejarahwan dan budayawan dari dalam dan luar negeri. Berdasarkan data yang tersedia sebanyak 199 orang turut serta dalam acara yang diprakarsai oleh [[Ali Hasyimi|Ali Hasjmi]] tersebut, termasuk Prof. DR. '''''HAMKA'''''. Dari seminar tersebut dilahirkan beberapa kesimpulan, di antaranya: '''''[[Peureulak]]''''' adalah daerah pertama masuknya Islam di '''''[[Nusantara]]''''', bahkan menjadi kerajaan tertua di '''''[[Asia Tenggara]]''''' yang dimulai
Dengan dikeluarkannya hasil seminar tersebut dengan sendirinya mengukuhkan bahwa kerajaan Peureulak lebih tua dari kerajaan '''''[[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]]''''' (Pase) yang baru dimulai pada abad ke 11 Masehi. Untuk memugar kembali situs sejarah Peureulak yang telah lama terbengkalai, seminar merekomendasikan untuk dibangun sebuah monumen sejarah, untuk itu perlu dibentuk sebuah badan yang bekerja khusus untuk program tersebut yang diberi nama Yayasan Monumen Islam Asia Tenggara disingkat dengan '''''MONISA'''''.<ref>{{Cite web|url=https://historia.id/|title=Historia {{!}} Media Sejarah Populer|website=historia.id|language=en|access-date=2019-03-21}}</ref>
▲'''''“Negeri Peureulak suatu negeri yang tertua di Sumatera, namanya tinggal tetap dan tidak berubah-rubah sepanjang abad, dan sudah terkenal dikalangan musafir yang lalu beserta para pedagang dunia yang lalu lalang di Selat Malaka seperti bangsa Cina, Arab, Persia, Hindustan, Italia, Portugis dan lain-lain, kemudian para pedagang di daerah ini banyak membeli kayu peureulak untuk dijadikan bahan perahu sehingga negeri ini diberikan nama pohon kayu itu yaitu Peureulak, pada 1 Muharram 225 H (840 M) para ulama dan tokoh-tokoh mayarakat mendeklarasikan kerajaan Peureulak dengan sultan pertama Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah kemudian diraja berdaulat mengubah nama ibu kota kerajaan dari Bandar Peureulak menjadi Bandar Khalifah. Juga atas petuah khalifah di Baghdad.”'''''
Seiring datangnya pedagang dari bangsa [[Arab]] dan [[Persia]] membuat Kota Peureulak terbentuk dan mulai ditempati. Kota Peureulak juga merupakan salah satu jalur strategis untuk persinggahan pedagang-pedagang dari bangsa [[Arab]] maupun [[Eropa]].{{kecamatan
Baris 21 ⟶ 14:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Aceh Timur
|luas=318,02 km
|penduduk=36.238 jiwa<ref name="pereulak"/>
|kelurahan=28/4
|nama camat= T Zulfikar, SH<ref name="pereulak"/>
|kepadatan=113,95 jiwa/km
|provinsi=Aceh
}}
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 34 ⟶ 28:
{{Peureulak, Aceh Timur}}
{{Kabupaten Aceh Timur}}
{{Authority control}}
{{kecamatan-stub}}
|