Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) k menghapus Kategori:ITB menggunakan HotCat |
k Bot: Mengganti kategori Bangunan bersejarah Indonesia dengan Bangunan bersejarah di Indonesia |
||
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 20:
Sebelum pendudukan Jepang ke Indonesia (1942-1945) pihak Hindia Belanda sudah memutuskan untuk mendirikan sebuah universitas yang merupakan gabungan tiga sekolah tinggi yang sebelumnya sudah berdiri yaitu ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' ([[THS]] - Sekolah Tinggi Teknik di Bandung - sekarang [[ITB]] sejak tahun 1920); ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' ([[RHS]] - Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta - sejak tahun 1924); dan ''Geneeskundige Hoogeschool'' (GHS - Sekolah Tinggi Kedokteran - sekarang FKUI - sejak tahun 1927); ditambah dua fakultas baru yaitu ''Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte'' (fakultas sastra dan filsafat - sejak tahun 1940) dan ''Faculteit der Landbouwwetenschap'' (fakultas pertanian - sekarang [[IPB]] - sejak tahun 1940).
Pada tanggal [[12 Desember]] [[1941]] [[Daftar Penguasa Hindia
Pendudukan Jepang secara resmi berakhir dengan menyerahnya Jepang di Pasifik tanggal [[15 Agustus]] [[1945]]. Selama di dalam kamp interniran, orang Belanda tetap berusaha menyelenggarakan pendidikan.<ref name="ntvg"/> Setelah Jepang menyerah, maka tercetus keinginan untuk meneruskan kembali rencana sebelum perang untuk membuka universitas. Direktur Pengajaran mengambil inisiatif, dengan kekuatan kecil dari sisa-sisa staf pengajar fakultas kedokteran ''Geneeskundige Hoogeschool'' (GHS), fakultas hukum ''Rechtshoogeschool'' ([[RHS]]), fakultas sastra, fakultas pertanian dan fakultas teknik dari ''Technische Hoogeschool'' ([[THS]]) berkumpul bersama di sebuah toko kacamata tua. [[:en:Lourens Baas Becking|Baas Becking]] mengatakan tentang sejenis universitas darurat ''(nooduniversiteit)'' yang pernah dilaksanakan di Eindhoven selama 26 Februari hingga 20 December 1945.<ref name="ntvg"/>
Baris 35:
}}
Akhirnya pada tanggal 21 Januari 1946 [[:nl:Piet Kerstens|Petrus Adrianus Kerstens]], ''fd. Directeur van Onderwijs & Eeredienst'' (Pejabat Direktur Jawatan Pengajaran dan Agama), mewakili ''Indische Regering'' (Pemerintah Hindia) membuka ''Nood-Universiteit'' di Kapel ''Tjikiniziekenhuis'' (sekarang [[Rumah Sakit PGI Cikini|Rumah Sakit Cikini]]), Jl. Raden Saleh Jakarta.<ref name="som"/>{{rp|13}} Pejabat yang hadir antara lain adalah [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Pjs. Wakil Gubernur Jenderal]] [[:nl:Nico Blom (politicus)|N. S. Blom]], Nyonya [[Van Mook]], ''graaf'' Van Bylandt, Letnan Jenderal [[Philip Christison]], [[Konsul jenderal]] Inggris Tuan Walsh, kalangan pemerintahan sipil dan otoritas militer Inggris dan Belanda.<ref name=dag460122>{{nl}} [http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010897779:mpeg21:a0003 ''"Instelling vol kostelijke dingen"'' artikel dalam Harian ''"Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia"'' edisi 22 Januari 1946.]</ref> Saat pembukaannya diumumkan, ''Nood-Universiteit'' terdiri dari 5 fakultas, yaitu:<ref name="som"/>{{rp|13}}
* ''Geneeskundige Fakulteit'' (Fakultas Kedokteran),
* ''Juridische Faculteit'' (Fakultas Hukum),
Baris 42:
* ''[[Technische Faculteit, Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie|Technische Faculteit]]'' (Fakultas Teknik).
Kesulitan pertama ''Nood-Universiteit'' adalah mengambil alih kembali aset [[Hindia Belanda]] sebelum perang, di mana setelah Jepang kalah dan kemudian dilanjutkan proklamasi kemerdekaan, hampir semua aset bangunan berada di tangan pihak "Merah Putih" - [[Republik Indonesia]].
Perkuliahan di ''Nood-Universiteit'' diadakan di ruangan dan di kapel Rumah Sakit Cikini tersebut, karena gedung yang dikenal sekarang sebagai Gedung Fakultas Kedokteran [[Universitas Indonesia]] di Jl. Salemba Raya No. 6, pada waktu itu ditempati oleh Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia.
Baris 48:
Gabungan Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra dan Filsafat menggunakan beberapa ruangan kelas dan sebuah perpustakaan di sebuah gedung pemerintah.
Pada tanggal 19 Maret 1946 Gedung Fakultas Kedokteran diambil alih oleh [[NICA]], sehingga pelaksanaan kuliah di Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia terpaksa menggunakan rumah-rumah para guru besar pribumi.
Sementara pihak ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' ([[THS]] - sekarang menjadi Kampus [[ITB]]) telah menawarkan bangunannya sendiri untuk ''Technische Faculteit'' dari ''Nood-Universiteit'', setidaknya itu yang tersisa setelah pendudukan Jepang, yang kemudian diambil alih Ghurka setelah kekalahan Jepang.▼
▲Sementara pihak ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' ([[THS]] - sekarang menjadi Kampus [[ITB]]) telah menawarkan bangunannya sendiri untuk ''Technische Faculteit'' dari ''Nood-Universiteit'', setidaknya itu yang tersisa setelah pendudukan Jepang, yang kemudian diambil alih
Komposisi staf pengajar ''Nood-Universiteit'' sebagai berikut:
Baris 69 ⟶ 71:
|}
Pada tanggal 1 Januari 1948 rasio mahasiswa adalah 67,9% orang Tionghoa, 22,3% orang Eropa, dan 9,8% orang Indonesia.<ref name="klopper">{{nl}} [http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010862966%3Ampeg21%3Ap001%3Aa0012 ''"Universiteit Indonesië: Prof. Klopper Doctor Honoris Causa"'', Harian ''De locomotief'', edisi 10 September 1948, Tahun ke-97 No.9.]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Sementara sumber lain menyatakan bahwa jumlah mahasiswa yang tercatat saat ''Nood-Universiteit'' dibuka sebanyak 221 orang, terdiri dari 104 mahasiswa Belanda, 103 mahasiswa Tionghoa, dan 14 mahasiswa Indonesia. Pada bulan April 1946 jumlahnya meningkat menjadi 450 mahasiswa dengan staf pengajar sejumlah 64 orang.<ref name="ntvg"/>
Jumlah mahasiswa yang terdaftar pada Januari 1946 adalah:<ref name="Het460121">{{nl}} [http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010897778%3Ampeg21%3Ap001%3Aa0007 ''"Inleiding president-curator"'', Harian ''Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia'', edisi 21 Januari 1946, No.74.]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{|border="1" {{prettytable}}
Baris 95 ⟶ 97:
Sedikitnya jumlah mahasiswa Indonesia yang memungkinkan pendaftaran - sekitar dua puluh, dibandingkan dengan lebih dari 200 orang Belanda dan lebih dari 200 orang Tionghoa dapat dimengerti. Suasana perang kemerdekaan, dan adanya dua pemerintahan (Republik Indonesia Jakarta - Jogjakarta di satu sisi dan [[NICA]] di sisi lain) tentunya memberikan beban psikologis bagi orang Indonesia yang datang ke suatu lembaga Belanda. Situasi keamanan juga menuntut para mahasiswa tinggal di dalam asrama yang dijaga oleh tentara ''British Indian'' (Gurkha).
Organisasi universitas ini menggunakan model seperti universitas di Amerika di mana semua fakultas dikoordinasikan oleh Presiden Universitas. Selama perjalanan sejarahnya terdapat
* Prof. Dr. P. M. van Wulfften Palthe ([[21 Januari]] [[1946]] -
* Prof. Dr. Alfred de Waart (April [[1946]] - [[20 Juni]] [[1946]]) - Guru besar Fisiologi Fakultas Kedokteran <small>([[12 Oktober]] [[1888]]-[[6 April]] [[1981]])</small><ref>{{nl}} [https://www.ntvg.nl/system/files/publications/1958121200001a.pdf Prof. A. de Waart 70 jaar.]</ref><ref>{{nl}} [http://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010897896:mpeg21:a0020 ''"Nooduniversiteit"'' artikel dalam Harian ''"Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia"'' edisi 18 Juni 1946.]</ref>
* Prof. Dr. Cornelis Douwe de Langen ([[20 Juni]] [[1946]] - [[12 Maret]] [[1947]]) - Guru besar Ilmu Dasar dan Kedokteran Klinik<ref>{{nl}} [http://profs.library.uu.nl/index.php/profrec/getprofdata/1240/34/125/0 Prof. Dr. Cornelis Douwe de Langen.]</ref>
== Catatan ==
{{reflist|group="note"|2}}
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 108 ⟶ 111:
{{ITB}}
[[Kategori:
[[Kategori:Peninggalan sejarah di Indonesia]]
[[Kategori:Pendidikan di Indonesia]]
[[Kategori:Perguruan tinggi di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Indonesia]]
[[Kategori:Arsitektur Hindia Belanda]]
[[Kategori:Arsitektur Indonesia]]
[[Kategori:Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Institut Teknologi Bandung]]
|