Rumah Pengasingan Bung Hatta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Mengganti kategori Bangunan bersejarah Indonesia dengan Bangunan bersejarah di Indonesia
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
[[Berkas:RUMAH PENGASINGAN BUNG HATTA.jpg|jmpl|270px|Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Naira]]
| Name = Rumah Pengasingan Bung Hatta
'''Rumah Pengasingan Bung Hatta''' merupakan tempat [[Mohammad Hatta]] menjalani hukuman [[pengasingan]] sebagai tahanan politik selama 6 tahun (1936 - 1942). Beliau bersama dengan tokoh nasional lain bernama [[Sutan Sjahrir]] juga diasingkan dekat rumah pengasingan Bung Hatta yang sekarang dikenal sebagai Rumah Pengasingan Bung Sjahrir.<ref name="kompas"> {{Cite web|url=https://travel.kompas.com/read/2015/05/19/134900127/Mengunjungi.Naira.Mengenang.Hatta-Sjahrir|title=Mengunjungi Naira, Mengenang Hatta-Sjahrir|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-03-22}}</ref>
| Image =[[Berkas:RUMAH PENGASINGAN BUNG HATTA.jpg|270px]]
[[Berkas:RUMAH|caption PENGASINGAN= BUNG HATTA.jpg|jmpl|270px|Rumah Pengasingan [[Bung Hatta]] di [[Banda Naira]]
| Location = [[Kabupaten Maluku Tengah]], [[Maluku]]
| Type = Nasional
| Criteria = Bangunan
| ID = CB.50
|Extension=Menteri
| Year = 5 November 2015
| Session = 210/M/2015
| ownership = Yayasan Warisan Budaya Banda
| management = Yayasan Warisan Budaya Banda
| Link =http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015121600011/rumah-pengasingan-bung-hatta
| map_location = Indonesia Maluku
| map_label = {{PAGENAME}}
| map_caption =Lokasi {{PAGENAME}} di [[Kabupaten Maluku Tengah]], [[Maluku]]
| coordinates = {{coord|-4.5273921|129.8998832}}
}}
'''Rumah Pengasingan Bung Hatta''' merupakan tempat [[Mohammad Hatta]] menjalani hukuman [[pengasingan]] sebagai tahanan politik selama 6 tahun (19361936–1942) -di 1942)[[Banda Naira]], kini di [[Kabupaten Maluku Tengah]], [[Maluku]]. BeliauIa bersama dengan tokoh nasional lain bernama [[Sutan Sjahrir]] juga diasingkan dekat rumah pengasingan Bung Hatta yang sekarang dikenal sebagai Rumah Pengasingan Bung Sjahrir.<ref name="kompas"> {{Cite webnews|url=https://travel.kompas.com/read/2015/05/19/134900127/Mengunjungi.Naira.Mengenang.Hatta-Sjahrir|title=Mengunjungi Naira, Mengenang Hatta-Sjahrir|last=Media|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2019-03-22|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made}}</ref>
 
Pada tahun 2008, Kementrian[[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] (Kemdikbud) menetapkan bangunan Rumah Pengasingan Bung Hatta sebagai Cagar[[cagar Budayabudaya]] dari provinsi [[Maluku]] dengan SK Menteri Nomor PM.31/PW.007/MKP/2008.<ref name="dikbud">{{Cite web|url=https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2015121600011/rumah-pengasingan-bung-hatta|title=Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya|website=cagarbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2019-03-22|archive-date=2019-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190327091734/https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2015121600011/rumah-pengasingan-bung-hatta|dead-url=yes}}</ref> Sampai saat ini, bangunan bercat putih yang berlokasi di jalan dr. Rehatta di kawasan Nusantara ini telah menjadi museum sebagai objek wisata sejarah utama di [[Banda Neira]]Naira.<ref name="gatra">{{Cite web|url=https://www.gatra.com/hiburan/wisata/365959-Rumah-Pengasingan-Bung-Hatta-Di-Indahnya-Banda-Neira|title=Gatracom - Rumah Pengasingan Bung Hatta Di Indahnya Banda Neira|last=GATRAcom|website=www.gatra.com|language=id|access-date=2019-03-22}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Sejarah ==
 
Pada tanggal 11 Februari 1936, [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] dan [[Sutan Sjahrir|Bung Sjahrir]] tiba di pulau [[Banda Neira]] untuk diasingkan sebagai tahanan politik oleh pihak kolonial Belanda. Menurut pengakuan putri pertama [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]], [[Meutia Hatta]] menjelaskan alasan pihak [[kolonial Belanda]] sengaja mengasingkan mereka di tempat yang indah ini (Banda Neira) agar sikap mereka melunak pada pemerintah akan tetapi usaha itu gagal.<ref>{{Cite webnews|url=https://gaya.tempo.co/read/538846/banda-naira-tempat-indah-pembuangan-hatta-sjahrir|title=Banda Naira, Tempat Indah Pembuangan Hatta-Sjahrir|last=Pruwanto|first=|date=2013-12-20|websitework=[[Tempo.co]]|publisher=|access-date=2019-03-22|language=id|editor-last=Pruwanto}}</ref> Dikarenakan mereka belum mendapatkan rumah sebagai tempat tinggal disana, keduanya memutuskan untuk sementara tinggal di kediaman [[Iwa Koesoemasoemantri]] disana.
 
Seminggu kemudian, mereka memutuskan untuk pindah ke rumah kosong dari seorang tuan tanah (''perkenier'') dengan harga sewa seharga f.12,50 (setara Rp 70.000) sebulan.<ref name="dikbud"/> Menurut penuturan putri kedua [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]], [[Gemala Hatta]] menuturkan bahwa rumah tersebut diberi harga murah karena sudah lama kosong dan berhantu tetapi ayahnya tidak ambil pusing dan tetap menyewa rumah tersebut.<ref name="historia">{{Cite web|url=https://historia.id/politik/articles/tiba-di-banda-bung-hatta-tempati-rumah-hantu-PKNRQ|title=Tiba di Banda, Bung Hatta Tempati Rumah Hantu|last=|first=|date=|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|publisher=|access-date=2019-03-22}}</ref> Setelah beberapa bulan akhirnya [[Sutan Sjahrir|Bung Sjahrir]] memutuskan untuk pisah dan tinggal di rumah yang tidak jauh dari rumah pengasingan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] yang sekarang dikenal sebagai Rumah Pengasingan Bung Sjahrir. pada tahun 1944 bangunan rumah pengasingan ini dibangun ulang karena hancur dibom oleh sekutu pada masa Perang Dunia kedua.<ref name="dikbud"/>
Baris 14 ⟶ 32:
Masa pengasingan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] dan [[Sutan Sjahrir|Bung Sjahrir]] berakhir pada awal tahun 1942 ketika sebuah pesawat amfibi Catalina datang untuk menjemput mereka berdua. Ketika proses pengangkutan ternyata pesawat kelebihan beban, terpaksa akhirnya [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] merelakan dua peti buku ditinggal dan dititipkan kepada [[Des Alwi]] di [[Banda Neira]].<ref name="historia"/>
 
Pada tahun 1972, setelah tidak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden [[Republik Indonesia]], [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] sempat kembali mengunjungi rumah ini. BeliauIa disambut bagai anak asli dari pulau tersebut. Banyak pula warga yang menangis ketika Hatta pulang kembali ke [[Jakarta]] sama seperti ketika waktu Februari 1942 lalu ketika [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] dan [[Sutan Sjahrir|Bung Sjahrir]] mengakhiri masa pengasingan di sana.<ref name="kompas"/>
 
Awalnya rumah pengasingan ini dirawat oleh seorang laki-laki bernama Decky Baadila atas amanat dan bantuan dari [[Des Alwi]] yang kerap dipanggil ''Om Des'' oleh orang sana. Setelah Decky meninggal pada tahun 1984, tanggung jawab pemeliharaan rumah tersebut akhirnya jatuh pada adik kandung perempuannya yang bernama Emi Baadila yang kerap dipanggil ''Oma Emi'' dengan bantuan upah bulanan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate sebagai biaya penunjang perawatan.<ref>{{Cite web|url=http://adiitoo.com/tempat-wisata-di-banda-neira/|title=Kisah si Penjaga Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira|date=2017-09-30|website=ADIITOO|language=id-ID|access-date=2019-03-22}}</ref>
Baris 21 ⟶ 39:
Semasa dalam masa pengasingan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] dan [[Sutan Sjahrir|Bung Sjahrir]] membuka sekolah sore yang tepatnya berada di paviliun selatan bangunan ini. Sekolah yang berbentu kelas kecil ini terdiri dari tujuh bangku dan meja belajar model lama menghadap sebuah papan tulis kayu. Dalam sekolah sore ini [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] dan [[Sutan Sjahrir|Bung Sjahrir]] mengajari anak-anak Banda pelajaran [[aritmetika]] hingga [[bahasa Inggris]]. Syahrir mengajar anak-anak kecil, sedangkan Hatta mengajar anak yang lebih besar.
 
Dalam rangka menanamkan nilai patriotisme dan nasionalisme, [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] pernah mengajak anak-anak mengecat perahu dengan warna merah-putih. Sedangkan Syahrir kerap mengajak anak-anak naik perahu ke Pulau Pisang, yang berjarak beberapa kilometer dari Neira sambil mengajari mereka bernyanyi Indonesia Raya. Mereka berdua juga mengajarkan bahwa [[Teuku Umar]] dan [[Diponegoro]] adalah pahlawan yang berjuang melawan penjajah, bukan pemberontak. Suatu hari, [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] pernah kedapatan mengecat perahu dengan warna merah-putih tanpa warna biru satu titikpun oleh seorang Belanda yang merupakan pejabat disana. Tapi [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] berdalih, “Tuan kan tahu sendiri, laut sudah berwarna biru.” Si Belanda tersebut lantas pergi tanpa mengindahkan dalih Beliaudalihnya.<ref name="ulin">{{Cite web|url=http://ulinulin.com/posts/ke-rumah-pengasingan-hatta-dan-syahrir-di-banda-neira|title=Ke Rumah Pengasingan Hatta dan Syahrir di Banda Neira|last=Wansyah|first=Adeir|website=Ulinulin|access-date=2019-03-22|archive-date=2019-03-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20190327091436/http://ulinulin.com/posts/ke-rumah-pengasingan-hatta-dan-syahrir-di-banda-neira|dead-url=yes}}</ref>
 
Untuk mengenang jasa besar mereka berdua, pulau Pisang diganti namanya menjadi Pulau Sjahrir sementara pulau yang terletak di tenggara [[Pulau Banda]] dinamai menjadi Pulau Hatta.<ref name="ulin"/>
Baris 27 ⟶ 45:
== Bagian Bangunan ==
=== Rumah utama ===
Rumah utama dari rumah pengasingan ini memiliki sebuah selasar depan seluas 29,25 m² dan selasar belakang seluas 42,25 m², sebuah ruang tamu seluas 36 m², sebuah ruang makan seluas 17,6 m², dan tiga ruang tidur yang masing-masing luas terdiri dari 22,5 m², 19,8 m², dan 19,8 m². Atap bangunan ini masih berupa atap seng berbentuk perisai kuda-kuda dari kayu dengan plafon berupa papan kayu yang ditahan oleh balok kayu. Lantai bangunan ini masih berupa ubin terakota berwarna merah bata dengan ukuran bervariasi. Di bangunan inilah terdapat barang-barang peninggalan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]] seperti, kaca matakacamata, meja kerja, mesin tik, kursi santai, dan lemari berisi sepatu dan pakaian Beliaupakaiannya.
 
=== Paviliun Samping (Paviliun Timur) ===
Baris 37 ⟶ 55:
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
 
[[Kategori:BangunanSejarah Bersejarah di Banda NeiraIndonesia]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya di Maluku]]