Puri Taman Marga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agungbagus999 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(20 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kembangkan}}
'''Puri Taman Marga''' adalah sebuah [[Puri di pulau Bali|puri]] di kecamatan Marga Kabupaten [[Kabupaten Tabanan|Tabanan]], [[Bali]], [[Indonesia]].
 
http://wikimapia.org/street/15819823/id/Desa-Marga-Kec-Marga-Kab-Tabanan-Bali
==sejarah dan Latar Belakang==
 
http://wiki-indonesia.club/wiki/Puri_di_pulau_Bali#Tabanan
 
==sejarah Sejarah dan Latar Belakang ==
Puri Taman Marga
 
Berdiri pada suatu tempat yang bernama Pesraman Taman Lebah saat itu Wilayah tersebut bernama Alas/hutan Urat Mara sebelum adanyan Marga pada tahun 1600an sekitar abad ke 17. Setelah hacurnya Kerajaan Perian pada massa pemerintahan Ki Gusti Pacung Sakti / Ki Anglurah V Perian.
Puri di pulau Bali adalah nama sebutan untuk tempat tinggal bangsawan [[Orang Bali|Bali]], khususnya mereka yang masih merupakan keluarga dekat dari raja-raja Bali. Berdasarkan sistem pembagian triwangsa atau [[kasta]], maka puri ditempati oleh bangsawan berwangsa [[ksatria]]. Puri-puri di [[Bali]] dipimpin oleh seorang keturunan raja, yang umumnya dipilih oleh lembaga kekerabatan puri. Pemimpin puri yang umumnya sekaligus pemimpin lembaga kekerabatan puri, biasanya disebut sebagai ''Penglingsir'' atau ''Pemucuk''. Para keturunan raja tersebut dapat dikenali melalui [[gelar]] yang ada pada nama depan mereka I Gusti Agung, Anak Agung, I Dewa, Cokorda, Tjokorda untuk peria dan I Gusti Ayu, Anak Agung Istri, Dewa Ayu, Cokorda Istri untuk perempuan.
Puri Taman Marga didirikan oleh Ki Ida Arya anak Ki Gusti Ngurah Pacung Sakti/ Ki Anglurah V Perian dari istri penawing bernama Ni Luh Jepun. Ki Ida Arya adalah Keturunan Sri Arya Sentong dan Beliau sebagai Raja Muda Perian.
 
'''Etimologi'''
 
Secara etimologis, kata ''puri'' sesungguhnya berasal dari akhiran [[bahasa Sanskerta]] (-''pur'', -''puri'', -''pura'', -''puram'', -''pore''), yang artinya adalah kota, kota berbenteng, atau kota dengan menara atau istana. Dalam perkembangan pemakaiannya di Bali, istilah "Pura" menjadi khusus untuk tempat pemujaan Tuhan; sedangkan istilah "Puri" menjadi khusus untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan. Saat ini kata puri dapat dipadankan dengan kata ''[[keraton]]'' atau kata ''pura'' dalam [[Bahasa Jawa]], misalkan [[Praja Mangkunagaran|Pura Mangkunagaran]]. Beberapa puri dahulunya juga berperan sebagai benteng strategis untuk pertahanan [[kerajaan]].
 
'''Daerah dan kekuasaan.'''
 
Daerah atau wilayah kekuasaan puri-puri di Bali zaman dahulu, tidak berbeda jauh dengan wilayah administratif pemerintahan kabupaten dan kota di Provinsi Bali. Setelah [[Kerajaan Gelgel]] mulai terpecah pada pertengahan abad ke-18, terdapat beberapa kerajaan, yaitu [[Badung]] (termasuk [[Denpasar]]), [[Mengwi]], [[Tabanan]], [[Gianyar]], [[Karangasem]], [[Klungkung]], [[Buleleng]], [[Bangli]] dan [[Jembrana]]. Persaingan antardinasti dan antaranggota dinasti pada akhirnya menyebabkan Belanda dapat menguasai Bali dengan tuntas pada awal abad ke-20. Setelah masa kolonial [[Belanda]], [[Jepang]] dan masa kemerdekaan [[Indonesia]], kekuasaan puri berubah menjadi lebih bersifat simbolis. Peranan berbagai puri di Bali umumnya masih tinggi sebagai panutan terhadap berbagai pelaksanaan aktivitas adat dan ritual [[Agama Hindu Dharma]] oleh masyarakat banyak. Berdiri pada suatu tempat yang bernama Pesraman Taman Lebah saat itu Wilayah tersebut bernama Alas/hutan Urat Mara sebelum adanya nama Marga pada tahun 1500an sekitar abad ke 16. Setelah pecahnya Kerajaan Perian pada massa pemerintahan Ki Gusti Pacung Sakti / Ki Anglurah IV Perian. Perebutan tahta di Puri Perean antara Ki Ida Arya dengan Ki Gusti Gede Pacung yang kemudian mendirikan Puri Carangsati.
 
Puri Taman Marga didirikan oleh Ki Pacung Sakti I sebagai Pesraman kemudian dilanjutkan oleh Ki Ida Arya anak Ki Gusti Ngurah Pacung Sakti/ Ki Anglurah VIV Perian dari istri penawing bernama Ni Luh Jepun. Ki Ida Arya adalah Keturunan Sri Arya Sentong dan Beliau sebagai Raja Muda Perian.
 
Ki Ida Arya adalah Keturunan Sri Arya Sentong dan Beliau sebagai Raja Muda Perian.
 
Ki Ida Arya memiliki Putra
 
1. Ki Gusti Wayahan Geria. Menempati Puri Taman Marga sebagai Pemada dengan wilayah Kiduling Bencingah / bencingah ke seletan.
1. Ki Gusti Wayahan Geria
 
Menempati Puri Taman Marga sebagai Pemada dengan wilayah Kiduling Bencingah / bencingah ke seletan.
2. Ki Gusti Balangan. Menempati Puri Agung Marga zebagaisebagai Raja. Dengan wilayah Angalor Bencingah. Dimana setelah Puri Agung di bangun saat itulah nama Marga mulai di populerkan.
 
3. Ki Gusti Nyoman Anda. Mengisi kekosongan Perian. Untuk menjaga dan merawat Puri sungsungan Perian.
2. Ki Gusti Balangan
Menempati Puri Agung Marga zebagai Raja. Dimana setelah Puri Agung di bangun saat itulah nama Marga mulai di populerkan
 
4. Ki Gusti Ketut Celuk. Mengisi Puri Belayu yang di tinggalkan oleh I Gusti Agung Putu pendiri Kerajaan Mengwi.<ref>{{Cite web|last=KOMPUTER|first=UNIVERSITAS SAINS & TEKNOLOGI|title=Puri Taman Marga|url=https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Puri_Taman_Marga|website=p2k.stekom.ac.id|language=en|access-date=2023-12-06}}</ref>
3. Ki Gusti Nyoman Anda
Mengisi kekosongan Perian.
 
=== Daftar Referensi ===
4. Ki Gusti Ketut Celuk
<references />
Mengisi Puri Belayu yang di tinggalkan oleh I Gusti Agung Putu pendiri Kerajaan Mengwi.
[[Kategori:Puri di Bali|Taman marga]]
[[Kategori:Marga, Tabanan]]