Ar-Rahman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.2+) (bot Mengubah: ko:라만 (아랍어 이름) |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) |
||
(47 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Ar-Rahmah|Ar-Rahman]] ({{lang-ar|الرحمن}}) adalah nama Allah yang berarti "[[Yang Maha Pemurah]]" dan mengacu pada Dzat yang memberikan nikmat di dunia dan akhirat.
Jadi siapapun orangnya apabila [[ilmu]] dan [[akal]] dipergunakan untuk menjalankan dan melaksanakan [[Iman]] dan [[Islam]] maka ia dapat dikatakan memperoleh nikmat besar dari dunia dan akhirat, walaupun orangnya itu jelek rupanya dan miskin. Apakah ada nikmat yang lebih besar apabila dibandingkan dengan [[Iman]] dan [[Islam]].▼
Menurut pengertian ini, seseorang yang dianugerahi ilmu dan akal, serta beriman kepada [[Islam]], dianggap mendapatkan nikmat yang [[Keabadian|abadi]], dari dunia hingga [[akhirat]].
▲
== Pemahaman atas asma Ar Rahmaan dan Ar Rahiim ==
Ar Rahmaan dan [[Ar Rahim]] mempunyai banyak penafsiran sehingga tidak sedikit pula yang mengalami kebingungan yang manakah yang benar dan manakah yang paling tepat.
Tidak jarang akhirnya berpendapat semua pendapat adalah benar, atau berpendapat yang paling benar hanyalah [[Allah]] semata atau dengan istilah ''Wallohu 'alam''. Apabila sudah demikian maka akan menjadi mandek dan orang kadang menjadi cenderung tidak
Dalam [[Al qur'an]]
Asma Ar Rahmaan dan [[Ar Rahiim]] menjadi sangat krusial karena ia merupakan bagian dari ayat pertama dalam [[Al Qur'an]] dan termasuk yang paling sering diulang dan segala sesuatu tanpanya disebut oleh [[
Ada beberapa pendapat tentang Ar Rahmaan dan [[Ar Rahiim]]
Baris 23:
# Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
=== Ar
Pengasih apabila dipahami sebagai '''Pemberian'''
Pertama, harus dipahami apabila Maha Pengasih maka maknanya ialah segala sesuatunya diberi atau dikasih oleh [[Allah]]. Sesuatu yang sudah diberikan akan menjadi milik si penerima. Sebagai contoh bila A memberikan Kue kepada B, maka kue tersebut menjadi milik B. Terserah pada B apakah kue itu hendak dimakan, B mempunyai kebebasan atas kue tersebut (karena kue tersebut sudah menjadi miliknya). A tidak dapat turut campur lagi atas kepemilikan kue tersebut dan tidak berhak mengambil kembali apalagi dilakukan secara paksa.
Ilustrasi di atas apabila diterapkan pada kenyataan dalam kehidupan kita bahwa dikatakan [[Allah]] memberi nyawa sehingga manusia dapat hidup dengan adanya nyawa tersebut, semestinya [[Allah]] tidak perlu
Kedua, apabila manusia dikasih nyawa berarti nyawa menjadi milik manusia, lalu mengapakah nyawa tersebut diambil kembali
Kaidah-kaidah dalam mengasih/ atau memberi adalah
# Ada yang memberi/mengasih?
# Ada yang diberi/dikasih?
# Apa yang diberinya/dikasihnya?
#
# Kapankah waktu diberikannya/dikasihnya?
# Siapakah saksi untuk kejadian mengasih itu?
Baris 44:
# Kenapakah harus ada pertanggung jawaban di akhirat kelak atas barang yang dikasih tersebut?
Banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan
Bagaimana akan benar dikatakan ibadah ke [[Allah]] apabila tidak diketahui, rancu, bingung dan sesat dalam pemahamannya?
Baris 54:
Biasanya orang berargumentasi bahwa selain Maha Pengasih juga Maha Adil, itulah yang menyebabkan adanya hari pembalasan yang adil di[[akhirat]] kelak. Hal inipun memunculkan suatu pertanyaan lain manakah yang lebih kuat perasaan Maha Kasihnya atau Maha Adilnya? karena memberikan kelebihan sesuatu atas sesuatu sudah tidak mencerminkan sifat adil. Apabila dikatakan seimbang kadar kasih dan adilnya akan memunculkan pula pemikiran-pemikiran lainnya sehingga sifat kasihnya akan tertelan oleh sifat adil baik secara samar maupun nyata. Pada umumnya orang memakai Maha Pengasih sebagai terjemahan kata Ar Rahmaan.
3. Ar Rahmaan apabila dipahami sebagai asma Dzat yang memiliki nikmat panjang atau besar dari dunia hingga akhirat dan [[Ar Rahiim]] sebagai asma Dzat yang memiliki nikmat pendek sebatas di dunia saja.
Baris 60 ⟶ 59:
Tentu banyak yang bertanya-tanya mengapakah diartikan sebagai pemilik nikmat panjang dari dunia hingga akhirat? Banyak sekali alasannya di antara adalah
# Penjelasan dengan Al Qur'an sendiri. Al Qur'an menjelaskan dirinya sendiri dengan keindahan serta keagungan ayat-ayatnya.
# Penjelasan melalui hikmah penamaan surat dalam Al Qur'an. Bahwa nama-nama surat dalam Al Qur'an mempunyai hikmah yang sangat banyak dan hanya dapat kita selami apabila kita benar-benar ditaqdirkan untuk memahaminya.
# Penyebutan asma Allah yang dikombinasikan dengan nama yang lainnya dalam Al Qur'an tentu mempunyai makna, hikmah dan penjelasan yang bermanfaat dalam menjalani [[Iman]] dan [[Islam]]. contoh
# Hikmah dan pelajaran bagi [[ulil albab]] dalam Al Qur'an sangat banyak semakin ditafakuri dan semakin di-imani semakin banyak pula penjelasan yang didapat apalagi apabila di akhir diayat tersebut sebutkan komposisi asma Alloh yang tertentu maka akan memiliki hikmah, makna dan penjelasan bagi [[ulil albab]] atau bagi kaum yang mau bertafakkur.
Pemahaman asma atau asma ''Ar Rahmaan'' ini didapatkan dari hal tersebut di atas, sehingga dalam pembahasan ini Insya Allah akan disebutkan semua ayat ayat Al Qur'an yang mengandung asma ''Ar Rahmaan'' Ar Rahim''
== Pemahaman atas asma
Dalam asma ''Ar Rahmaan'' ada 4 hal yang menjadi indikator bahwa sesuatu dapat digolongkan menteladani ''Ar Rahmaan'' atau tidak yaitu
# Ilmu
# Akal
Baris 82 ⟶ 81:
Asma Allah ta'ala yang penting setelah nama Allah adalah Ar Rahmaan dan Ar Rahiim, akan tetapi banyaknya perbedaan pendapat dalam menafsirkannya sehingga dianggap dapat membahayakan akidah, karena apabila memahami ''Bismillaahirrohmaanirrohiim'' kurang tepat apalagi bila memahami yang lain.Oleh karena itu ada baiknya apabila dilihat masing-masing kekhususannya.
Bukti yang memperkuat bahwa Ar Rahmaan ini berbeda apabila di bandingkan [[Ar Rahiim]] adalah
# QS Ar Rahmaan
# Asma atau nama Ar Rahmaan ini juga ditekankan secara khusus di dalam [[Al Qur'an]] surat [[Al Israa]] surat ke 17 ayat 110, ditekankan nama Ar Rahmaan adalah termasuk [[Asma'ul Husna]] yang disarankan secara khusus untuk diseru, mempergunakannya, mempelajari dan mengamalkannya.
# Asma Ar Rahmaan ini dipergunakan oleh Allah swt dengan dipergunakannya sebagai nama surat di [[Al Qur'an]] yang ke 55, sementara Ar Rahiim tidak dipergunakan sebagai nama surat dalam [[Al Qur'an]]. Terlihat bahwa ini merupakan suatu ke khususan asma Ar Rahmaan dibandingkan Ar Rahiim. Pasti ada hikmah yang sangat mendalam mengapakah [[Ar Rahmaan]] dipergunakan sebagai nama surat sementara [[Ar Rahiim]] tidak.
# Ada pembelajaran bahwa pada zaman [[jahiliyyah]] orang-orang musyrikpun sudah mengenal nama-nama Tuhan seperti Ar Rohiim dan lain sebagainya, akan tetapi mereka belum mengetahui atau belum pernah mendengar nama [[Allah swt]] Ar Rahmaan, sehingga mereka memperolok [[Rasululloh saw]] yang mulia pada saat berdoa menggunakan [[Asma ul Husna]] [[Ar Rahmaan]], sehingga [[Allah swt]] ta'ala, menurunkan wahyu surat [[Al Isra]] ayat 110.
# Banyak ayat [[Al Qur'an]] yang bila dilihat secara keseluruhan bahwa perintah beribadah, bersujud, berzikir di kaitkan dengan asma Ar Rahmaan, dan sangat jarang dengan asma [[Ar Rahiim]].
# Menurut [[Al Ghazali]] dalam [[Al Maqshad al A'la]], Asma Ar Rahmaan tidak dapat dipergunakan kepada manusia karena ke khususannya sementara asma [[Ar Rahiim]] dipergunakan untuk manusia. Ada beberapa ulama lama sesudahnya yang berusaha melemahkan pendapat Imam [[Al Ghazali]] dengan berbagai alasan yang '
# Berdasarkan hadits Abu Dawud dan At Tirmidzi, " Aku adalah Ar Rahmaan, aku menciptakan [[Ar Rahiim]].... (bila diresapi semakin terasa akan kekhususan, keglobal-an dan kebesaran serta keistimewaan asma Ar Rahmaan sehingga asma [[Ar Rahiim]] adalah hasil dari penciptaan Ar Rahmaan. Berdasarkan hal hadis ini asma Ar Rahmaan lebih dahulu di bandingkan dengan asma Ar Rahiim, sehingga sewajarnya sajalah bila cakupan himah dan makna yang tersembunyinyapun akan berbeda.
# Abu Hurairah meriwayatkan bahwa
Jadi jelaslah rahmat terbesar ada
== Akar kata Ar Rahmaan ==
Ar Rahmaan apabila di bagi dalam tulisan Arab menajadi Alif Lam Ra Ha Mim Nun, Ke enam huruf [[Hijaiyyah]] ini apabila kita teliti dalam [[Al Qur'an]]
Ar Rahmaan adalah sejenis ''ism 'alam'', karena tidak ada yang menyandang sifat itu selain [[Allah]] ta'ala. Mengapakah kita bersikeras memahami bahwa Ar Rahmaan hanya 'pengasih di dunia saja'? Lalu bagaimana di akherat? Begitu banyak penjelasan dari Al Qur'an yang begitu jelas, mengapakah hati kita susah menerimanya? Bila dikatakan Iman kepada Kitab-Kibat Allah ta'ala tentu akan segera mengimani bahwa Ar Rahmaan adalah yang memiliki nikmat besar dari dunia hingga akhirat.
Rahmat, Nikmat, karunia yang terkandung dalam asma Ar Rahmaan itu pasti mencakup, meliputi dari dunia hingga akhirat. (lihat hikmah, rahasia pemahaman asma Ar Rahmaan dalam Al Qur'an).
Ar Rahmaan ini tidak mempunyai akar kata dalam [[bahasa Arab]], dan dianggap baru oleh kaum [[musyrikin]]. Dengan alasan
# QS Al Furqaan
# Ketika Terjadi perjanjian Hudaibiyah, orang musyrik tidak mengerti kata Rahmaan sementara Ar Rohiim telah diketahui artinya oleh mereka. (Semakin menambah bukti keistimewaan Asma Ar Rahmaan, bahwa asama Ar Rahmaan ini tidak diketahui oleh orang musyrik seperti halnya Ilmu akan Iman dan Islam belum atau tidak dipahami oleh orang-orang yang musryik, oleh karena itu sebaiknyalah kita menghisab diri segera kembali kepada Alloh Ar Rahmaan dengan sebenar-benarnya pemahaman).
# Asma Ar Rahmaan dianggap asma baru bagi kaum musyrikin, tentu saja membawa makna yang sangat khusus sehingga diharapkan bagi yang memahami serta mengamalkan asma ini tidak digolongkan kepada kaum musyrik.
Akan tetapi asma Ar Rahmaan ini bagi [[Maryaam]], Nabi Ibrahim dan seluruh Nabi dan Rosul bukan merupakan hal yang baru, hal ini dapat dilihat dalam penjelasan Ar Rahmaan dalam [[Al Qur'an]]
Baris 112 ⟶ 110:
Kata Ar Rahmaan di dalam [[Al Qur'an]] terdapat sebanyak 57 kali dan menjadi nama surat dalam [[Al Qur'an]] yang ke 55.
# [[Al Fatihah]] 1
# [[Al Fatihah]] 1
# [[Al Baqoroh]] 2
# [[Al Isra]] 17
# [[Ar Rahmaan]]
# [[Ar Rad]] 13
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Maryam]] 19
# [[Thahaa]] 20
# [[Thahaa]] 20
# [[Thahaa]] 20
# [[Thahaa]] 20
# [[Al Anbiya]] 21
# [[Al Anbiya]] 21
# [[Al Anbiya]] 21
# [[Al anbiya]] 21
# [[Al Furqaan]] 25
# [[Al Furqaan]] 25
# [[Al Furqaan]] 25
# [[Al Furqaan]] 25
# [[Asy Syu’araa]] 26
# [[An Naml]] 27
# [[Yasiin]] 36
# [[Yasiin]] 36
# [[Yasiin]] 36
# [[Yasiin]] 36
# [[Fushshilat]] 42
# [[Az Zukhruf]] 43
# [[Az Zukhruf]] 43
# [[Az Zukhruf]] 43
# [[Az Zukhruf]] 43
# [[Az Zukhruf]] 43
# [[Az Zukhruf]] 43
# [[Az Zukhruf]] 43
# [[Qaaf]] 50
# [[Ar Rahmaan]] 55
# [[Al Hasyr]] 59
# [[Al Mulk]] 67
# [[Al Mulk]] 67
# [[Al Mulk]] 67
# [[Al Mulk]] 67: 29
# [[An Naba’]] 78
# [[An Naba’]] 78
==
1. Ar Rahmaan adalah isim 'alam, tiada yang dapat menyandang nama tersebut selain
2. Ar Rahmaan adalah Asma Dzat Alloh yang memiliki nikmat pajang dari dunia hingga [[akhirat]] sementara [[Ar Rahiim]] adalah asma Dzat Allah yang memiliki nikmat pendek sebatas kehidupan didunia saja.
Baris 182 ⟶ 180:
6. Dalam [[Al Quran]] bahwa ta'awudz itu dengan lafadz Audzu bi'''llaahi'''..... dan dalam Surat Maryaam (18:19).... Audzu bir '''rohmaan''' minka......
sehingga
7. Sebenarnya walau satu ayat saja dari Al Qur'an adalh memadai untuk dijadikan sebagai [[hujjah]], jadi tinggal keimanan kita saja untuk berserah diri kepada Alloh ta'ala
== Ismul 'Adham ==
Ismul 'Adham adalah nama-nama
#
#
#
#
#
Para sahabat Nabi [[Muhammad]] SAW sependapat bahwa asma Ar Rahmaan termasuk di antara Ismul 'Adham,
== Referensi ==
* Departemen Agama Republik Indonesia -- ''Al-Qur'an dan Terjemahannya''.
* Ahmad Hatta, Tafsir Qur'an Per Kata, [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Magfirah Pustaka
* Al Ghazali, Asma'ul Husna Prespektif Al Ghazali, Bandung, Pustaka Setia
* Al Qusyairi, Rahasia dibalik Nama-nama Indah Allah
* Amilin Abdul Jabbar, Penerangan
* [[Ibnu Arabi]], Isyarat Ilahi, Tafsir [[Juz]] Amma, Mizan
* ----------, 2008, Fushush Hikam, Jakarta, Bias Ilmu
* Ibnu Atha'illah Asyakandari, Lathaif Minan, Jakarta, Serambi
Baris 217 ⟶ 212:
* Said bin Ali bin Wahf al Qahthani, Syarh Asma'ul Husna, Tanpa kota, Pustaka Imam Syafi'i
* Tim Az Zahra,2006,Zikir 101 Asmaul Husna, Jakarta, Az Zahra
{{Authority control}}
[[Kategori:Allah|Rahman]]
[[Kategori:Kata dan frasa Arab]]
|