Suku Makian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k +indeks kategori |
Menghapus Makian-Kayoa_in_Tidore.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Elcobbola; alasan: per c:Commons:Deletion requests/Files uploaded by Elijah Mahoebessy. |
||
(18 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
'''Suku Makian''' adalah suku yang mendiami Pulau Makian dan sebagian daratan Pulau Kayoa, sebelah selatan [[Kabupaten Halmahera Utara|Halmahera]], [[Indonesia]].<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia|last=Hidayah|first=Zulyani|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|year=2015|isbn=978-979-461-929-2|location=Jakarta|pages=233}}</ref> Daerah ini berada dalam wilayah Kabupaten [[Maluku Utara]]. Suku Makian terbagi dalam dua subsuku yaitu Makian Barat dan Makian Timur. Keduanya mempunyai dialek yang berbeda, yaitu Dialek Jitine dan Dialek Tabayana. Jumlah populasinya sekitar 2000 jiwa. Kelompok Jitine menyebut Pulau Makian menyebutnya dengan nama "Pulau Moi" sedangkan kelompok Tabayana menyebutnya dengan "Pulau Taba". Mayoritas penduduk Makian berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama cengkih, padi, pala, pisang, ubi jalar, jagung, ubi jalar, dan ubi kayu. Sejak zaman dahulu Pulau makian terkenal sebagai penghasil [[cengkih]] dan [[pala]]. Sistem pertanian yang dilakukan sebagian sudah menetap dan sebagian lainnya masing menggunakan sistem ladang berpindah.▼
|group = Makian
|native_name = ''Makeang''
|image =
|image_caption = Tarian adat Makian-Kayoa yang dipertunjukkan di [[Pulau Tidore|Tidore]], 2022.
|population = 20.000
|total_year = 2010
| regions = '''{{flag|Indonesia}}''' (20.000 di [[Pulau Makian]])<ref name="BPS10">{{citation|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk 2010)|language=id|trans-title=Citizenship Status, Ethnicities, Religions, and Languages of Indonesia (2010 Population Census Result) |url=https://www.bps.go.id/pressrelease/download.html?nrbvfeve=MTg1NA%3D%3D&sdfs=ldjfdifsdjkfahi&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xOSAxNzoyNzo0Ng%3D%3D|location=Jakarta|publisher=Central Bureau of National Statistics of the Republic of Indonesia|year=2010|ref={{sfnref|BPS|2021b}}}}</ref>
|languages = [[Bahasa Makian Barat|Makian Barat]] dan [[Bahasa Makian Timur|Makian Timur]]<br>[[Bahasa Melayu Maluku Utara|Melayu Maluku Utara]]
|religions ={{plainlist|
* [[File:Allah-green.svg|18px]] [[Islam di Indonesia|Islam]] ([[Sunni]])
* [[File:AnimismSymbol.PNG|21px]] [[Sinkretisme]]}}
|related_groups = {{hlist|[[Suku Bacan|Bacan]]|[[Suku Ternate|Ternate]]|[[Suku Tidore|Tidore]]}}
}}
▲'''Suku Makian''' (''Makeang'') adalah
Mayoritas penduduk Makian berprofesi sebagai petani dengan komoditas utama cengkih, padi, pala, pisang, ubi jalar, jagung, ubi jalar, dan ubi kayu. Sejak zaman dahulu, Pulau Makian terkenal sebagai penghasil [[cengkih]] dan [[pala]] berkualitas. Sistem pertanian yang dilakukan sebagian sudah menetap dan sebagian lainnya masing menggunakan sistem ladang berpindah.
== Demografi ==
Kondisi geografis Pulau Makian yang bergunung-gunung ditandai pula oleh adanya sebuah gunung berapi, yaitu [[Gunung Kie Besi]] yang telah beberapa kali erupsi dan menelan korban ribuan jiwa, serta harta benda penduduknya. Karena hal itu, [[pemerintah Indonesia]] secara bertahap sejak tahun 1975 telah memindahkan sebagian penduduknya ke [[Malifut, Halmahera Utara|Malifut]] di [[Pulau Halmahera]] sebagai [[Transmigrasi|transmigran lokal]]. Hal ini juga yang selanjutnya akan berdampak pada [[Konflik sektarian Maluku|konflik sektarian]] yang terjadi di [[Kepulauan Maluku]].
Jumlah orang Makian menurut data sensus penduduk tahun 1930 adalah 15.236 jiwa. Rinciannya yang menetap di Pulau Makian sebanyak 11.579 jiwa dan selebihnya berada di luar pulau itu. Dalam perjalanan waktu, jumlah itu terus berkembang, namun telah tersebar juga di luar Pulau Makian. Terutama di [[Pulau Moti|Moti]], [[Pulau Kayoa|Kayoa]], [[Pulau Ternate|Ternate]], [[Pulau Tidore|Tidore]], [[Pulau Bacan|Bacan]], dan daratan utama [[Halmahera]]. Mereka dikenal sebagai kelompok etnis yang gemar merantau. Hal ini antara lain didorong oleh faktor yang telah dijelaskan di atas, terutama karena wilayahnya yang rentan terhadap bencana alam dan juga karena faktor ekonomi.<ref name=":0">{{Cite book|last=Melalatoa|first=Junus|date=1995|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7479/|title=Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia|pages=506|url-status=live}}</ref>
== Adat dan budaya ==
=== Bahasa ===
Orang Makian bertutur dalam dua bahasa yang berbeda dan tidak saling memahami, yaitu [[bahasa Makian Barat]] (''Jitine'') dan [[Bahasa Makian Timur|Makian Timur]] (''Tabayana''). Selain itu, karena didorong juga oleh faktor masyarakatnya yang gemar merantau, orang Makian juga mampu bertutur menggunakan [[bahasa Melayu Maluku Utara]] — sebuah ragam kreol yang berakar dari bahasa Melayu dan digunakan di seluruh wilayah [[Kepulauan Maluku]] bagian utara.<ref name=":0" />
=== Bangunan ===
Rumah-rumah di desa-desa Pulau Makian didirikan di sepanjang jalan, namun tidak mengelompok. Setiap desa terdiri dari 100 hingga 200 rumah. meskipun ada pula beberapa desa berpenduduk padat yang lebih dari 200 hingga 500 rumah. Bahan bangunan rumah yang ada tidak sama, ada yang berupa gubuk papan, setengah permanen dan ada juga yang permanen. Setiap rumah mempunyai pekarangan yang ditanami sayur-sayuran, pisang, dan lain-lain. Bentuk bangunan rumah di tempat pemukiman yang baru di [[Malifut, Halmahera Utara|Malifut]] semuanya hampir sama. Bangunan umum yang tampak menonjol adalah [[masjid]] serta gedung sekolah. Hubungan antar desa biasanya melalui jalur darat, tetapi juga melalui jalur laut.<ref name=":0" />
==Lihat juga==
{{Portal|Indonesia|Maluku|Budaya}}
*[[Bahasa Makian Barat]]
*[[Bahasa Makian Timur]]
*[[Pulau Makian]]
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Suku bangsa di
{{Suku-stub}}
|