Rence Alfons: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Afif Brika1 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 48:
Kekonsistenan yang dibangun Rence membuahkan hasil, anggota pun kian bertambah. Namun tidak semua memiliki latar belakang dan pengetahuan musik yang sama. Maka, Rence harus mengajari dari awal. "Saya ajari satu-satu bagaimana cara menempelkan bibir ke suling, bagaimana cara meniup," ujar Rence. Anggota orkestra juga ternyata kesulitan membaca not balok. Dengan kesabaran, Rence menuliskan notasi angka di setiap lembarnya.<ref>{{Cite news|editor-last=Baiduri|editor-first=MC Nieke Indrietta|title=Ratusan Artis Ambon Konser Musik di Ritz-Carlton|url=https://m.tempo.co/read/446608/ratusan-artis-ambon-konser-musik-di-ritz-carlton|work=[[Tempo.co]]|language=id}}</ref>
Lewat kerja keras sepuluh tahun, perlahan musik suling hidup dan kini menunjukkan geliat yang luar biasa. Kini anggota MBO sudah lebih dari 100 personil sudah tampil di hadapan publik Kota Ambon, pembukaan [[Pesparawi]] Nasional, Pembukaan MTQ Nasional, di Jakarta hingga Negeri Belanda. Anggota orkestra ini juga berasal dari berbagai latar belakang, seperti dosen, mahasiswa, pegawai negeri sipil, penyadap nipar (gula aren), hingga tukang ojek. Mereka diterima tanpa memandang latar belakang agama. Rentang usianya pun bervariasi, 11-70 tahunan.
Yang membuat Rence bangga adalah Kehadiran generasi muda dalam kelompok ini, yang berarti suling bambu tidak akan mati.<ref>{{Cite news|editor-last=Yuliastuti|editor-first=Dian|title=Nanti Malam, Cerita Perlawanan Pattimura Dipentaskan|url=https://m.tempo.co/read/720333/nanti-malam-cerita-perlawanan-pattimura-dipentaskan|work=[[Tempo.co]]|language=id}}</ref>
|