Andayaningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}
{{paragraf pembuka}}
{{Infobox royalty
| name = Handayaningrat <br> ( Ki Ageng Pengging I )
| title = Sri Makurung Prabu Handayaningrat
| image = Silsilah Handayaningrat Pengging.jpg
| caption =
| succession = Adipati [[Pengging]] Ke-1
| reign =
| predecessor =
| successor = [[Ki Ageng Pengging]]
| birth_date =
| birth_place = [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]]
| death_date =
| death_place =
| spouses = [[Ratu Ratna Pembayun]]
| issue = [[Kebo Kanigara]]
[[Ki Ageng Pengging|Kebo Kenanga]]
[[Kebo Amiluhur]]
| father = [[Harya Pandaya III]]
| mother = [[Dyah Retna Mundri]]
| religion =
}}
 
== Asal-Usul ==
Menurut bagan yang tertera di Pasareyan Wotgaleh ini, Sri Makurung Prabu Handayaningrat atau Ki Ageng Pengging Sepuh ini merupakan putra dari Harya Pandaya III dan Dyah Retna Mundri'''.''' Apabila ditarik secara garis keturunan maka diketahui bahwa Harya Pandaya III atau yang dikenal sebagai Harya Bubaran ini merupakan cucu buyut dari seorang Mahapatih Majapahit yang terkenal namanya, yaitu Rakryan Mapatih Jirnnodhara atau yang dikenal sebagai [[Gajah Mada|Mahapatih Gajah Mada]].
Baris 9 ⟶ 33:
 
== Mengabdi Pada Majapahit ==
Ketika terjadi alih kepemimpinan di Majapahit yang kini dipimpin oleh Bhre Kertabhumi yang kini telah bertahta sebagai [[Brawijaya V|Prabu Brawijaya V]], maka Jaka Sengara pun mengabdikan diri di Majapahit yang pada saat itu sedang bermusuhan dengan Blambangan yang kini sedang dipimpin oleh Adipati Menak Daliputih. Permusuhan ini berawal dari Adipati Menak Daliputih yang nekat menculik sang Putri Sekar Kedhaton anak dari Prabu Brawijaya V dengan Dewi Amarawati yang bernama Retna Pembayun. Sehingga Majapahit pun menggelar [[sayembara]] dan mencari jago tanding untuk membebaskan Retna Pembayun dari tangan Adipati Menak Daliputih.
 
Mengetahui adanya ancaman namun juga sekaligus kesempatan untuk membaktikan diri ke Majapahit, Jaka Sengara pun mengikuti sayembara tersebut dengan konsekuensi harus mau bertanding dengan penguasa Blambangan tersebut. Banyak yang berusaha mengalahkan Adipati Menak Daliputih, namun semua gagal tanpa hasil hingga kini Jaka Sengara yang datang untuk melawan. Tak heran masih memiliki darah patih yang bisa mempersatukan Nusa Antara (pulau-pulau) di bawah panji besar Majapahit, dengan mudahnya Adipati Menak Daliputih bisa tunduk takluk dihadapan Jaka Sengara.
Baris 15 ⟶ 39:
Karena Retna Pembayun dapat direbut kembali dengan bonus Blambangan ikut tunduk dan kembali ke rengkuhan Majapahit, kemudian Prabu Brawijaya V yang masih terhitung paman sendiri memerintahkan Jaka Sengara untuk dijadikan anak menantu dan dijodohkan dengan Retna Pembayun.
 
Karena jasanya yang besar maka tidak hanya sekedar diangkat menjadi menantu saja, namun juga diberikan ''‘siti lenggah’'' atau tanah pemberian raja sebagai wilayah bebas pajak dan berhubungan langsung dengan Majapahit. Dipilihlah tanah Majalengka atau Majagung (kini bernama Pengging) di sisi barat [[Gunung Lawu]] untuk dikelola dan dipimpin oleh Jaka Sengara. Oleh karena dinisbatkan menjadi pemimpin wilayah setara dengan Kadipaten maka nama beliau pun diganti menjadi Adipati Handayaningrat.
 
== Keluarga ==
Baris 25 ⟶ 49:
 
== Konflik dengan Demak Bintara ==
Dibawah kepemimpinan Adipati Handayaningrat, kondisi Pengging nampak tenang dan damai berjalan normal, namun ternyata hal itu tak berlangsung lama sebab keprabon Majapahit kembali digoyang dengan adanya makar yang ditimbulkan oleh [[Raden Patah]], putra Prabu Brawijaya dengan seorang putri dariberdarah Champachina. Raden Patah yang berusaha meng-Islam-kan terkendala dengan perlawanan pihak Majapahit yang melindungi raja.
 
Hingga akhirnya keadaan Majapahit semakin tidak aman dan tidak terkendali akibat invasi dari Raden Patah dengan kekuatan dari Demak yang ia pimpin bisa menguasai kotaraja. Bahkan dengan terpaksa Prabu Brawijaya V harus mengungsikan diri ke arah Bali namun dicegah oleh Sunan Kalijaga di daerah Banyuwangi. Kemudian Prabu Brawijaya V sedang berusaha memutar arah namun tidak kembali ke arah Majapahit karena dilaporkan di kotaraja sudah diduduki oleh pasukan Demak yang berjaga disana.