Andi Pangerang Petta Rani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bintang Gemintang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(17 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{gaya_bahasa}}
{{Infobox officeholder
| name = {{PAGENAME}}Andi Pangerang Petta Rani<br><small>Andiʼ Pangerang Daeng Rani</small>
| image = A. Pangerang Pt.Rani.jpg
| caption = Andi Pangerang Pettarani, Gubernur Sulawesi terakhir
Baris 15:
| death_date = {{death date and age|1975|08|12|1903|04|15}}
| death_place = [[Ujung Pandang]], [[Sulawesi Selatan]]
| nationality = {{IDN}}Indonesia
| parents = {{plainlist|
* [[Andi Mappanyukki]] (Bapak)
Baris 24:
* Daeng Karaeng
* Ratna Winis Daeng Carammeng}}
|children = 8<!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->
|children = Andi Abdullah panguriseng patta nyorri dan 7 lainnya
|profession = [[Birokrat]], [[politikus]]
}}
 
'''[[Andi (gelar)|Andi]] Pangerang Petta Rani''' (juga dikenal sebagai '''Andiʼ Pangerang Daeng Rani''' bagi masyarakat [[Suku Makassar|Makassar]]) yang bernama lengkap '''Andi Pangerang PettaraniPetta Rani Karaeng Bontonompo Arung Macege Matinroe Riri Panaikang''' ({{lahirmati|[[Mangasa, Tamalate, Makassar|Mangasa]]|14|5|1903|[[Makassar]]|12|08|1975}})<ref>https://sulsel.idntimes.com/life/education/ahmad-hidayat-alsair/peran-andi-pangerang-petta-rani-menyiapkan-kemerdekaan-indonesia</ref><ref>https://makassar.tribunnews.com/amp/2017/03/27/9-tokoh-sulsel-yang-disebut-wali-wanua-imajiner-oleh-taslim-arifin?page=all</ref> adalah birokrat, politikus, dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari bangsawan Suku [[Makassar]] dan [[Bugis]] serta menjadi [[Gubernur Sulawesi]] terakhir. Andi Pangerang Petta Rani Karaeng Bontonompo Arung Macege Matinroe Ri Panaikang adalah putra dari Raja [[Kesultanan Bone]] ke-XXXII32 yang bernama [[Andi Mappanyukki]] dan ibunya adalah seorang ningrat yang bernama I Batasai Daeng Taco. Ia juga merupakan cucu dari [[Kesultanan Gowa]] ke-34, I Makkulau Daeng Serang Karaengta Lembang Parang.<ref>https://koran.tempo.co/read/makassar/301477/ballata-andi-pangerang-petta-rani</ref> Ia adalah saudara tiri dari [[Andi Abdullah Bau Massepe]] [[Pahlawan Nasional]] [[Republik Indonesia]] yang juga Datu Suppa ke-25 dari [[Kerajaan Suppa]].
 
Sebagai bentuk penghargaan kepada Indonesia, Andi Pangerang Pettarani dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar. Atas jasanya pula pemerintah setempat mengabadikan namanya sebagai nama jalan.
 
== Latar Belakang ==
Pada suatu hari di zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Mei 1903, telahIa lahir seorang putra Indonesia di sebuah desa mangasa. Desa ini berada di kawasan Kabupaten Gowa, yang dahulunya merupakan sebuah kerajaan yang terbesar di wilayah Indonesia bagian timur. Anak yang lahir pada awal abad XX itu, keluar dari rahim seorang ibu yang bernama I Batasai Daeng Taco. Ibuyang sang anak adalahmerupakan seorang ningrat yang ayahnya dikenal oleh masyarakat sebagai Gallarang Tombolo. Sebagai aristokrat, ayahnya menjabat sebagai anggota dewan Bate-Salapang, yang artinya Dewan Panji Sembilan. Suatu jabatan yang selain berperan dalam kehidupan adat, juga mempunyai peranan dalam dunia pemerintahan dari Kerajaan Gowa. Ayah anak itu adalah [[Andi Mappanyukki]] yang pada masa kelahiran anaknya tahun 1903 masih merupakan seorang bangsawan yang belum menduduki takhta kerajaan Bone. Jadi, sang ayah masih merupakan seorang bangsawan yang menjadi pemimpin informal rakyatnya dalam siklus pemerintahan kolonial Belanda, tapitetapi rakyat atau masyarakat pendukungnya telah menganggapnya sebagai raja yang dipatuhi nasihat dan perintahnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penobatan pada tanggal 2 April 1931 hanyalah bersifat formalitas belaka. Kemudian, ayah Andi Pangerang Petta Rani dinobatkan dengan gelar Sultan Ibrahim Raja Bone XXXII. JikalauApabila kita bertolak dari sumber lokal ini, jelas nama Pengerang bukanlah berarti sama dengan Pangeran yang dikenal dalam bahasa Indonesia sekarang, atau seperti dalam bahasa Belanda Prins dan dalam bahasa Inggris Prince. Selain itu, kata Pengerang bukan berasal dari kata Makassar atau Bugis. Asal mula kata ini berasal dari bahasa Jawa yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kata Pangerang bermula dari kata erang-erang dan kemudian berkembang menjadi Pangerang, seperti yang dikenal di masyarakat sekarang ini.
 
Andi Pangerang Petta Rani memiliki tiga istri danantara delapanlain: anak,diantaranya ;
* Istri pertamanya adalah Basse Daeng Talanna telah dikaruniai (lima anak)
* istri kedua adalah Daeng Karaeng dikaruniakan (tiga anak,)
* Istri ketiga adalah Ratna Winis Daeng Carammeng (tidak dikaruniakan anak.)
 
== Latar Belakang Keluarga ==
Baris 44:
 
Sekarang mari kita simak nenek dari Andi Pangerang Pettarani atau Ibu dari Andi Mappanyukki. Nenek Andi Pangerang, I Cella We Tenripada Arung Allita. Dia adalah anak Raja Bone yg ke 27 yang bernama atau bergelar La Parenrengi Ahmad Saleh Arunmpungi Matinroe ri Aja Benteng dan Istrinya bernama Pancai Tana Basse Kajuara Tenriawaru Matinroe ri Majennang. Pancai Tana Basse kemudian menggantikan suami menjadi Raja Ratu) Bone yg ke 28. Jadi dengan demikian , kakek dan Nenek Andi Mappanyukki keduanya adalah Raja Bone Bone 27 dan 28.
 
== Perjuangan ==
Andi Pangerang Pettarani menjalani profesi sebagai tentara dan turut berjuang melawan penjajah yang pada masa itu tentara Hindia Belanda sempat mengusai kawasan di Sulawesi Selatan bahkan Pemerintah Hindia Belanda memiliki beberapa Benteng pertahanan di yang terletak di beberapa lokasi.Seperti [[Fort Rotterdam|Benteng Fort Rotterdam]] dan [[Benteng Somba Opu|Benteng Somba opu]]
 
Pada bulan Agustus 1945 ia ditunjuk sebagai anggota delegasi Sulawesi ke Komite Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Bersama Dr. Sam Ratulangi dan Andi Sultan Daeng Radja, dia mengikuti rapat '''Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia''' (独立準備委員会 ''Dokuritsu Junbi Iinkai''<sup>[[Bantuan:Bahasa Jepang|?]]</sup>) atau [[PPKI]] yang pada saat itu diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1945.
 
Di lain sisi tepatnya pada saat sekutu mendarat di Makassar, Gubernur Ratulangi mengundang raja raja dan pemimpin partai untuk mendukung kesetiaan terhadap proklamasi kemerdekaan RI. Tawaran kerja sama dengan pemerintah Belanda pun ditolak mentah mentah.Dan pertemuan yang dihadiri raja raja termasuk Andi Pangerang Petta Rani ini kembali mengeluarkan pernyataan kalau rakyat sulawesi mendukung sepenuhnya NKRI. Dan atas dasar itulah Belanda dan para sekutunya menahan Andi Pangerang Petta Rani dan keluarganya di Rantepao.
 
Andi Pangerang Petta Rani juga termasuk kategori pejuang, nasionalis, patriotik yang kokoh pada pendiriannya, konsekuen sebagai seorang raja dan putra raja dalam menyatakan dukungannya terhadap republik. Dukungan yang diberikan oleh kedua tokoh nasionalis ini tidak hanya dalam ucapan yang berapi-api, tetapi juga dengan perbuatan yang nyata. Masyarakat Sulawesi, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan, mengetahui benar bagaimana sosok ini membina masyarakat, menggelorakan semangat rakyat, mengorbankan api perjuangan kaum muda Sulawei untuk melawan Belanda, bagaiman keduanya mengorbankan hartanya untuk kepentingan perjuangan demi kemerdekaan bangsanya. Fakta yang paling menarik dari keikhlasan membela republik adalah kerelaan hati [[Andi Mappanyukki]] untuk dipecat dari kedudukannya sebagai raja ketimbang menjadi pengkhianat, dan atas diri Andi Pangerang Petta Rani dipecat dari kedudukannya sebagai Kepala Afdeling Bone. Ini merupakan suatu pengorbanan yang tidak kecil artinya bagi kedua tokoh nasionalis itu dalam republik yang dicintainya. Mereka telah dihina oleh [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]] dan dijatuhkan martabatnya di depan keluarga dan masyarakatnya. Akan tetapi, Sebagai seorang yang beriman dan kokoh pendirian serta prinsip perjuangannya, mereka memiliki kepercayaan bahwa atas kuasa Tuhan suatu ketika akhirnya kemenangan itu pasti datang juga. Dan memang, apa yang telah menjadi keyakinannya itu terbukti menjadi kenyataan sejarah. Yaitu, Indonesia diakui kedaulatannya, baik oleh Belanda maupun oleh dunia.
 
Perkara yang menyebabkan NICA menjadi jengkel dan marah kepada Andi Mappanyukki dan Andi Pangerang Petta Rani adalah ditolaknya denga tegas rayuan dan bujukan NICA yang bernaung dibawah kekuasaan pasukan Australia. Bahkan Andi Mappanyukki dengan pengaruh yang dimilikinya menyelenggarakan pertemuan di kalangan kelompok aristokrat di rumahnya di Jongaya, Pertemuan ini dihadiri oleh kelompok aristokrat yang berpengaruh di daerahnya dan termasuk kategori bangsawan tinggi. Adapun kelompok bangsawan yang hadir itu, antara lain :
 
1.#    [[Andi Abdullah Bau Massepe]]
2.#    Andi Pangerang Petta Rani
3.#    [[Andi Djemma]]
4.#    [[Andi Makkasau]] (Datu Suppa Tua)
5.#  [[Andi  Depu|Ibu Deppu]] (Maradia Balanipa/Arajang Balanipa)
6.#    Maradia Campalagiang
7.#    Arung Gilireng
8.#    Karaeng Polongbangkeng
9.#  [[Andi Sultan Daeng  Radja|Andi Sultan Daeng Raja]] (Karaeng Gantarang)
 
Pertemuan kelompok aristokrat itu mengeluarkan keputusan yang intinya menyatakan bahwa kelompok raja atau kelompok bangsawan di Sulawesi Selatan mendukung sepenuhnya NKRI yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta. Dan mendukung pula Dr. Ratulangi sebagai Gubernur Sulawesi. Pernyataan itu ditandatangani oleh semua peserta. Kemudian diserahkan oleh Andi Mappanyukki kepada Brigjen Iwan Dougherty yang menjabat Komandan Tentara Australia sebagai wakil tentara sekutu di Makassar. Mungkin suatu rahmat yang diperoleh Andi Pengerang Petta Rani dan saudaranya [[Andi Abdullah Bau Massepe]] serta ayahnya, Andi Mappanjukki, atas penangkapan serdadu NICA pada bulan November 1946. Sebab, sekitar tanggal 10 Desember 1946, Westerling yang didatangkan oleh pasukan NICA untuk membungkam dan mematikan perlawanan heroik dari para pejuang republik, melakukan operasi pembersihan dengan ganasnya.Jika seandainya, Andi Pangerang Petta Rani di penjarakan dan Andi Mappanyukki tidak ditangkap oleh serdadu NICA dan diasingkan ke Rantepao pada bulan November 1946, maka besar kemungkinan dia dan ayahnya juga akan mengalami nasib yang sama dengan kelompok bangsawan lainnya yang telah dibunuh dengan kejam oleh Westerling. Namun, Tuhan melindungi beliau bersama ayahandanya dari kekejaman Westerling. Mereka berdua telah diselamatkan oleh Tuhan karena perjalanan hidupnya di dunia telah diatur untuk diberi tanggung jawab memimpin rakyat Sulawei Selatan di zaman kemerdekaan.
 
# Bersama [[Sam Ratulangi|Dr. Ratulangi]] ke Jakarta sebagai Wakil Rakyat dalam memprolakmasikan Kemerdekaan Indonesia, dan di tunjuk sebagai   Panitia Persiapan Kemerdekaaan Indonesia 1945 (PPKI).
# Dalam Penjara karena menantang Pemerintah Belanda (N.I.T) 8-11-1946 s/d 17-11-1949.
 
== Karier ==
Baris 58 ⟶ 84:
# Diangkat sebagai Gubernur Militer dengan Pangkat Kolonel Tituler, Ketua Penguasa Perang Daerah Sulawesi Selatan/Tenggara 1 Mei s/d 19 Agustus 1958.
# Kembali Menjadi Gubernur Provinsi Sulawesi 19 Agustus 1958.
# Diangkat Menjadi [[Dewan Pertimbangan Agung|Anggota Dewan Pertimbangan Agung]] Sementara RI Juni 1959
 
== Pendidikan ==
Pendidikan umum yang pernah di tempuh oleh Andi Pangerang Pettarani yaitu ketika mengikuti pendidikan di HIS,MULO dan [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|OSVIA]] di Makassar. Ia menamatkan pendidikan OSVIA Makassar.
 
== PerjuanganPeninggalan ==
Beberapa tempat dan fasilitas umum di Sulawesi Selatan yang memakai nama Andi Pangerang Petta Rani sebagai penghormatan dalam perjuangannya, diantaranya:
Andi Pangerang Pettarani menjalani profesi sebagai tentara dan turut berjuang melawan penjajah yang pada masa itu tentara Hindia Belanda sempat mengusai kawasan di Sulawesi Selatan bahkan Pemerintah Hindia Belanda memiliki beberapa Benteng pertahanan di yang terletak di beberapa lokasi.Seperti [[Fort Rotterdam|Benteng Fort Rotterdam]] dan [[Benteng Somba Opu|Benteng Somba opu]]
 
'''Nama Jalan'''
Pada bulan Agustus 1945 ia ditunjuk sebagai anggota delegasi Sulawesi ke Komite Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Bersama Dr. Sam Ratulangi dan Andi Sultan Daeng Radja, dia mengikuti rapat '''Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia''' (独立準備委員会 ''Dokuritsu Junbi Iinkai''<sup>[[Bantuan:Bahasa Jepang|?]]</sup>) atau [[PPKI]] yang pada saat itu diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1945.
 
* Jalan Andi Pangerang Pettarani, salah satu jalan utama di Kota Makassar
Di lain sisi tepatnya pada saat sekutu mendarat di Makassar, Gubernur Ratulangi mengundang raja raja dan pemimpin partai untuk mendukung kesetiaan terhadap proklamasi kemerdekaan RI. Tawaran kerja sama dengan pemerintah Belanda pun ditolak mentah mentah.Dan pertemuan yang dihadiri raja raja termasuk Andi Pangerang Petta Rani ini kembali mengeluarkan pernyataan kalau rakyat sulawesi mendukung sepenuhnya NKRI. Dan atas dasar itulah Belanda dan para sekutunya menahan Andi Pangerang Petta Rani dan keluarganya di Rantepao.
* [https://mtp-group.co.id/portfolio/jalan-tol-layang-ap-pettarani-makassar/ Jalan Tol Layang A.P Pettarani], tol layang di Kota Makassar
* Jalan Andi Pangerang Pettarani, salah satu jalan di Kab. Maros, terletak di Kec. Turikale
* Jalan A.P Pettarani, salah satu jalan di Kab. Sidrap. SMK Negeri 1 Sidrap terletak di jalan ini
* Jalan Andi Pangerang Pettarani, salah satu jalan di Kab. Bone
* Jalan Andi Pangerang Pettarani, salah satu jalan di Kab. Wajo
 
'''Patung'''
Andi Pangerang Petta Rani juga termasuk kategori pejuang, nasionalis, patriotik yang kokoh pada pendiriannya, konsekuen sebagai seorang raja dan putra raja dalam menyatakan dukungannya terhadap republik. Dukungan yang diberikan oleh kedua tokoh nasionalis ini tidak hanya dalam ucapan yang berapi-api, tetapi juga dengan perbuatan yang nyata. Masyarakat Sulawesi, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan, mengetahui benar bagaimana sosok ini membina masyarakat, menggelorakan semangat rakyat, mengorbankan api perjuangan kaum muda Sulawei untuk melawan Belanda, bagaiman keduanya mengorbankan hartanya untuk kepentingan perjuangan demi kemerdekaan bangsanya. Fakta yang paling menarik dari keikhlasan membela republik adalah kerelaan hati [[Andi Mappanyukki]] untuk dipecat dari kedudukannya sebagai raja ketimbang menjadi pengkhianat, dan atas diri Andi Pangerang Petta Rani dipecat dari kedudukannya sebagai Kepala Afdeling Bone. Ini merupakan suatu pengorbanan yang tidak kecil artinya bagi kedua tokoh nasionalis itu dalam republik yang dicintainya. Mereka telah dihina oleh [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]] dan dijatuhkan martabatnya di depan keluarga dan masyarakatnya. Akan tetapi, Sebagai seorang yang beriman dan kokoh pendirian serta prinsip perjuangannya, mereka memiliki kepercayaan bahwa atas kuasa Tuhan suatu ketika akhirnya kemenangan itu pasti datang juga. Dan memang, apa yang telah menjadi keyakinannya itu terbukti menjadi kenyataan sejarah. Yaitu, Indonesia diakui kedaulatannya, baik oleh Belanda maupun oleh dunia.
 
* Patung Andi Pangerang Pettarani, terletak di [[Pantai Losari]]
Perkara yang menyebabkan NICA menjadi jengkel dan marah kepada Andi Mappanyukki dan Andi Pangerang Petta Rani adalah ditolaknya denga tegas rayuan dan bujukan NICA yang bernaung dibawah kekuasaan pasukan Australia. Bahkan Andi Mappanyukki dengan pengaruh yang dimilikinya menyelenggarakan pertemuan di kalangan kelompok aristokrat di rumahnya di Jongaya, Pertemuan ini dihadiri oleh kelompok aristokrat yang berpengaruh di daerahnya dan termasuk kategori bangsawan tinggi. Adapun kelompok bangsawan yang hadir itu, antara lain :
 
'''Aula Pertemuan'''
1.    [[Andi Abdullah Bau Massepe]]
 
* [https://identitasunhas.com/alkisah-baruga-andi-pangerang-pettarani/ Baruga Andi Pangerang Pettarani], terletak di [[Universitas Hasanuddin]]
2.    Andi Pangerang Petta Rani
* [https://sulsel.fajar.co.id/2022/03/14/diresmikan-rektor-unm-auditorium-amanagappa-kini-bernama-gedung-hall-andi-pangeran-pettarani/ Hall Andi Pangerang Pettarani], terletak di [[Universitas Negeri Makassar]]
 
3.    [[Andi Djemma]]
 
4.    Andi Makkasau (Datu Suppa Tua)
 
5.    Ibu Deppu (Maradia Balanipa/Arajang Balanipa)
 
6.    Maradia Campalagiang
 
7.    Arung Gilireng
 
8.    Karaeng Polongbangkeng
 
9.    Andi Sultan Daeng Raja (Karaeng Gantarang)
 
Pertemuan kelompok aristokrat itu mengeluarkan keputusan yang intinya menyatakan bahwa kelompok raja atau kelompok bangsawan di Sulawesi Selatan mendukung sepenuhnya NKRI yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta. Dan mendukung pula Dr. Ratulangi sebagai Gubernur Sulawesi. Pernyataan itu ditandatangani oleh semua peserta. Kemudian diserahkan oleh Andi Mappanyukki kepada Brigjen Iwan Dougherty yang menjabat Komandan Tentara Australia sebagai wakil tentara sekutu di Makassar. Mungkin suatu rahmat yang diperoleh Andi Pengerang Petta Rani dan saudaranya [[Andi Abdullah Bau Massepe]] serta ayahnya, Andi Mappanjukki, atas penangkapan serdadu NICA pada bulan November 1946. Sebab, sekitar tanggal 10 Desember 1946, Westerling yang didatangkan oleh pasukan NICA untuk membungkam dan mematikan perlawanan heroik dari para pejuang republik, melakukan operasi pembersihan dengan ganasnya.Jika seandainya, Andi Pangerang Petta Rani di penjarakan dan Andi Mappanyukki tidak ditangkap oleh serdadu NICA dan diasingkan ke Rantepao pada bulan November 1946, maka besar kemungkinan dia dan ayahnya juga akan mengalami nasib yang sama dengan kelompok bangsawan lainnya yang telah dibunuh dengan kejam oleh Westerling. Namun, Tuhan melindungi beliau bersama ayahandanya dari kekejaman Westerling. Mereka berdua telah diselamatkan oleh Tuhan karena perjalanan hidupnya di dunia telah diatur untuk diberi tanggung jawab memimpin rakyat Sulawei Selatan di zaman kemerdekaan.
 
# Bersama [[Sam Ratulangi|Dr. Ratulangi]] ke Jakarta sebagai Wakil Rakyat dalam memprolakmasikan Kemerdekaan Indonesia, dan di tunjuk sebagai  Panitia Persiapan Kemerdekaaan Indonesia 1945 (PPKI).
# Dalam Penjara karena menantang Pemerintah Belanda (N.I.T) 8-11-1946 s/d 17-11-1949.
 
== Kepemimpinan ==
Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang menyatu dengan rakyat, sehingga rakyat Sulsel terutama warga kota makassar memberi julukan GodFatherGodfather. Dimana pada saat itu ketika dia menjabat sebagai [[Daftar Gubernur Sulawesi|Gubernur Sulawesi (1956-1960)]],dirinya pernah mengajak anaknya pergi ke tempat cukur.Sang anak langsung menyiapkan mobil sedan,tapi Andi Pangerang Pettarani kemudian memanggil becak. Diatas becak tersebutlah, Andi Pangerang Petta Rani menasihati anaknya bahwa, “''Kita harus merasakan hidup sebagai orang biasa,jangan sombong walau seorang anak gubernur atau raja sekalipun.Tidak selamanya mempunyai mobil dan tidak selamanya menjadi anak gubernur atau raja. Dan suatu saat bila jabatan lepas dan tidak punya mobil kita tak harus canggung''".
 
'''Hidup Sederhana'''
Baris 104 ⟶ 117:
[[Hidup sederhana]] memang melekat dalam diri pemimpin yang satu ini. Tanah warisannya lebih banyak dia bagikan kepada rakyatnya. Dan suatu saat ia dihadiahkan sebuah rumah yang cukup mewah oleh seseorang. Tapi pemberian tersebut ditolaknya dengan bijak, dia mengatakan, “''saya lebih suka tinggal dirumah sendiri''”.
 
Karena orang itu memang berniat memberikan hadiah dengan ikhlas,sebagai. Sebagai gantinya, Petta Rani dihadiahkan sebuah jam tangan. “''Untuk mengingatkan Petta bilamana waktu shalat tiba'',” katanya memberi alasan, merasa berat untuk menolak lagi akhirnya Petta Rani menerimanya.
 
== Tanda Kehormatan ==
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Satyalancana Kebudayaan|Satya Lantjana Kebudayaan]]''' dari Presiden RI Soeharto 17 Desember 1971
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Bintang Mahaputera Pratama|Bintang Mahaputra Pratama]]''' dari Presiden RI Soeharto 27 Januari  1976
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Bintang Mahaputera Utama|Bintang Mahaputra Utama]]''' dari Presiden RI Soeharto 12 Agustus  1992
# Piagam Tanda Kehormatan '''Satya lantjanaLantjana Peringatan Perdjuangan Kemerdekaaan''' dari Presiden / Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI Menteri Pertama [[Djuanda Suraatmadja|Djuanda]] 14 Agustus 1962
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bahayangkara Tingkat III]]''' dari Presiden RI Soeharto 12 Desember 1970
# Piagam Tanda Kehormatan '''[[Satyalancana Karya Satya|Satya Lantjana Karya Satya Tingkat II]]''' dari An. Presiden / Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata RI Wakil Perdana Menteri II [[Johannes Leimena|Dr. J. Leimena ]] 17 Agustus 1964
# Piagam Penghargaan '''[[Legiun Veteran Republik Indonesia|Legium Veteran Republik Indonesia]]''' dari Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI Letnan Jenderal [[Achmad Tahir|Achmad Thahir]] '''  '''2 Januari  1982
# Piagam Tanda '''Kehormatan SetyaSatya Lantjana Keamanan''' dari Wakil Menteri Pertama / Menhakam Kepala Staf Angkatan Bersenjata Djenderal [[Abdul haris nasution|A.H.Nasution ]] 15 Agustus  1962
# Piagam Tanda Kehormatan '''Bintang LegiumLegiun Veteran''' Republik Indonesia dari Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI Letnan Jenderal [[Achmad Tahir|Achmad Thahir]] 26 Nopember 1991
# Gelar '''Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan RI''' dari Menhamkam Pangab (Wapangab) Laksamana [[Sudomo]] 30 Oktober 1981
# Piagam Tanda '''Penghargaan [[Satyalancana Perang Kemerdekaan I|Satya Lantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan Kesatu]]''' dari Menteri Pertahanan [[Djuanda Suraatmadja|Djuanda]] 5 Oktober  1958
# Piagam Tanda '''Penghargaan [[Satyalancana Perang Kemerdekaan II|Satya Lantjana Peristiwa Perang  Kemerdekaan  Kedua]]''' dari Menteri Pertahanan [[Djuanda  Suraatmadja|Djuanda]] 5 Oktober 1959
# '''Surat Penghargaan Kepala Staf Angkatan Darat''' Letnan Djenderal A.H.[[Abdul Haris Nasution]] 20 April 1960
# '''Tanda Djasa Pahlawan''' dari Presiden Republik Indonesia   Soekarno 10 Nopember 1958
# '''Piagam Anggota Dewan Kehormatan Kodam Hasanuddin''' [[Hasan Slamet|Mayjen Hasan Slamet]] 20 Januari 1975
# '''Piagam Penghargaan''' dari Gubernur KDH Propinsi Sulawesi Selatan [[A. A. Rifai|A.A.Rivai]] 17 September 1966
# '''Utjapan Terima''' Kasih Gubernur KDH Propinsi Sulawesi Selatan [[Achmad Lamo]] 27 September 1971
# '''Piagam Tanda Penghargaan dan Mengangkat Sebagai Warga Taulan Prop. Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan''' dari Gubernur Kepala Daerah Sulawesi Selatan [[Achmad Lamo]] 15 Agustus 1975
# '''Piagam Arsip Nasional RI kepala Arsip Nasional''' DRDr. Noerhadi Magetsari 6 Nopember 1996
# '''Piagam Penghargaan Jasa-Atas Jasanya dalam proses berdirinya [[Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin|Fakultas Kedokteran]]''' [[Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin|Universitas Hasanuddin]] dari Rektor UNHAS [[Basri Hasanuddin|Prof. Dr. H. Basri Hasanuddin, MA]] 13 Februari 1992
# '''Piagam Penghargaan Kota Madya Ujung Pandang “Ucapan Terima Kasih”''' dari WaliKotaWalikota Madya Ujung Pandang [https://tirto.id/patompo-payah-jadi-tentara-sukses-jadi-wali-kota-c9Cx H.M. Daeng Patompo] 1 April 1974.
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 143 ⟶ 156:
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]
[[Kategori:Penerima Satyalancana Kebudayaan]]
 
[[Kategori:Penerima Satyalancana Karya Satya]]
{{Indo-bio-stub}}