Hasan Mutawakkil 'Alallah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rio bahtiar (bicara | kontrib) k merubah titel nama agar tampak seragam |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) k Membatalkan 1 suntingan oleh Handydannu (bicara) ke revisi terakhir oleh AABot(✨) Tag: Pembatalan |
||
(46 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{More citations needed|date=Mei 2024}}
{{Infobox
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
|name =
|honorific-suffix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
|
|
|caption = KH. Moh. Hasan Mutawakkil 'Alallah, S.H., M.M. sebagai Ketua Umum MUI Jawa Timur, tahun 2020
|office = Kholifah [[Pesantren Zainul Hasan Genggong]]
|order = 4
Baris 11 ⟶ 12:
|term_start = [[13 Juni]] [[1991]]
|term_end =
|predecessor =
|successor =
|birth_date = {{Birth date and age|1959|4|
|birth_place =
|nationality =
|alma_mater = {{ubl|[[Universitas Islam Indonesia]]
|occupation = {{hlist|[[Ulama]]
|profession =
|religion =
|website =
}}
'''Kiai Hasan Mutawakkil''' selengkapnya ''Sri Raja Niti Nata Kusuma'' '''KH. Moh. Hasan Mutawakkil 'Alallah, S.H., M.M.''' lahir di [[Genggong]], {{Birth date and age|1959|4|
Ia Juga dianggap salah satu pemikir sekaligus praktisi di bidang manajemen pendidikan Islam yang telah mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan Pesantren Zainul Hasan Atas Bedirinya dua Universitas sekaligus dalam satu naungan Pesantren Genggong yaitu [[Universitas Zainul Hasan]] dan [[Universitas Hafshawaty Zainul Hasan]].
== Biografi ==
Hasan Mutawakil
=== Pendidikan Tinggi ===
Selepas itu, ia sempat menempuh pendidikan pada Fakultas Syari’ah di Universitas Tribakti, Kediri sampai tingkat III. Lulus dari tingkat III (sarjana muda), KH Mutawakil rupa-rupanya punya keinginan untuk mencari pengalaman, apalagi sejak kecil ia hanya menimba pendidikan pesantren. Sehingga ketika dewasa ia ingin menimba pendidikan kampus. Pilihannya pada waktu itu akhirnya jatuh pada Kota Pelajar yakni [[Yogyakarta]].
Sesampai di Jogja, ia kemudian menempuh ujian masuk persamaan di [[Universitas Islam Indonesia]] (UII) di Yogyakarta dan diterima. Namun di UII ia tidak bertahan lama, di tengah kuliahnya ia mendapat tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke [[Universitas Al-Azhar]] di Kairo (Mesir). Setelah menempuh ujian beasiswa ternyata, ia lulus untuk dapat menempuh pendidikan di Universitas
Sebenarnya saat menempuh kuliah di [[Universitas Al-Azhar]] Kairo, ia sudah mulai senang menggemari pelajaran. Menurutnya, pelajaran yang ada di Kairo ada beberapa pengembangan aktualisasi,masalah dan pengembangan pandangan yang menurut berbagai persepektif. Selain itu,
Saat menempuh kuliah di [[Universitas Al-Azhar]], Mesir pada tahun 1983, ia berkesempatan untuk mencari pengalaman study tour ke
Dari studi banding itu, ia mendapat pengalaman berharga. ”Saya melihat hubungan antara hubungan kerja antara buruh dan majikan, ternyata
Di tengah keasyikannya menuntut ilmu ternyata ia dijemput pulang oleh sang ayahanda, yakni KH. Saifourridzal pada tahun 1985. Setelah dijemput pulang, ia langsung mengajar di Pesantren Zainul Hasan. Tak berapa lama setelah ia pulang, ibunda dan ayandanya pulang ke haribaan Allah SWT.
== Gelar dan kehormatan ==
=== Sri Raja Niti Nata Kusuma ===
Pada peringatan hari lahir (harlah) Majelis Ta’lim Al-Ahadi ke-64 digelar di halaman Pesantren Zainul Hasan Genggong, Ahad (10/1) siang bertepatan dengan 30 Rabiul Awal 1437 hijriah. 23 raja dan sultan yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara yang tergabung dalam Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia (AKKI) didepan para jamaah Majelis Ta’lim Al-Ahadi. Para raja dan sultan memberikan sejumlah penghormatan dan penghargaan kepada para pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong. Secara bergantian, penghargaan berupa cendera mata, tali asih dan tali hati itu disematkan kepada KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, KH Moh Hasan Saiful Islam, dan Nyai Hj Diana Susilowaty.
Penyematan penghargaan tersebut dilakukan bersamaan dengan penganugerahan gelar kebangsawanan kepada tiga pengasuh Pesantren Zainul Hasan tersebut. Penobatan dipandu oleh Ketua AKKI Yang Mulia Lulu Gede Parma
===Man of the year Jawa timur 2021===
== Referensi ==▼
Seperti diketahui, bertepatan pada Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari lalu, KH. Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum MUI Jawa Timur, mendapatkan anugerah sebagai Man Of The Year Jawa Timur 2021 oleh Times Indonesia. Melalui seluler, Pengasuh dan Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo tersebut mengungkapkan syukurnya.
“Saya tentu menyampaikan terima kasih kepada rekan rekan media atas anugerah tersebut. Kami hanya dari awal menguatkan niat bahwa saya ingin berkhidmat di MUI untuk ummat. Posisi MUI itu ada dua peran sebagai shodiqul hukumah (mitra peremintah) dan khadimul ummah (pelayan ummat). Karena itu sudah sewajarnya kami ingin terus mendampingi umat, termasuk selama pandemi Covid-19,” ujarnya setelah menerima penganugerahan ATI 2022.
Ketua Umum MUI Jatim tersebut juga menambahkan harapan atas keberadaan MUI Jatim bagi kemaslahatan masyarakat.
“Mengemban Amanah dalam MUI Jatim, bagi kami adalah penguatan tugas menjaga jiwa di masa pandemic. Hal ini bukan sebatas tugas keagamaan tapi juga tugas kebangsaan dan kemasyarakatan, utamanya juga tugas keulamaan. Oleh sebab itu, mohon kami juga didukung dalam menjaga peran kami untuk umat dan pemerintah. Semoga Allah SWT merahmati dan melindungi bangsa dan negara kita. Aamin Ya Rabbal Alamiin,” pungkasnya.
Penghargaan yang diterima oleh Ketum MUI Jatim tersebut, diapresiasi banyak pihak. Diantaranya Dr. Husnul Maram, M.H.I., Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan Ketua DPD Perempuan Tani (Pertani) HKTI Jatim, Dr. Lia Istifhama.
“Beliau (Kiai Mutawakkil) memang sangat layak mendapatkan penganugerahan tersebut. Karena beliau adalah Kyai Besar, Tokoh Agama Islam, Kyai Moderat yang bisa memberikan pengayoman kepada semua umat di Jatim dan Tokoh yang bisa diterima oleh semua Masyarakat khususnya di Jawa Timur dan umumnya di negeri Indonesia tercinta,” jelasnya.
Senada dengannya, ning Lia mengapresiasi anugerah yang diterima Kiai Mutawakkil.
“Penghargaan yang diterima oleh Kiai Mutawakkil merupakan salah satu potret ketokohan yang menjadi penguat hamonisasi, terutama antara pemerintah dengan masyarakat. Melalui kelembagaan MUI, Kiai telah turut serta mensosialisasikan kebijakan pemerintah (Gubernur Khofifah) yang bertujuan membangun kemaslahatan untuk masyarakat,” terangnya.
▲== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]▼
[[Kategori:Tokoh dari Probolinggo]]▼
[[Kategori:Alumni Universitas Al-Azhar]]
[[Kategori:
[[Kategori:Wirausahawan Jawa]]
▲[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:
▲[[Kategori:Tokoh dari Probolinggo]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Pesantren Zainul Hasan Genggong|PZH Genggong]]
|