Anak Krakatau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: |
k Menggantikan kategori {{Gunung-stub}} menjadi {{Pulau-stub}} (fix). Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(24 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|kegunaan lain|Krakatau (disambiguasi)}}
{{Infobox mountain
| name = Anak Krakatau
Baris 7 ⟶ 8:
| map = Indonesia
| map_caption = Lokasi
| location = [[Lampung Selatan]], [[Lampung]], [[Indonesia]]
| map_relief = 1
| coordinates = {{coord|6.102|S|105.423|E|type:mountain_scale:100000|format=dms|display=inline,title}}
| prominence_m =
| listing =
| topo =
| coordinates_ref =
| type = [[Kaldera]]
| volcanic_arc/belt = [[Busur Sunda]] / [[Sabuk alpida]]
| age = [[Holosen]] – kini
| last_eruption = 22 April
| first_ascent = 29 Desember 1927
| easiest_route =
Baris 36 ⟶ 38:
}}
'''Pulau Anak Krakatau''' adalah [[pulau]] vulkanik kecil, anggota dari kepulauan [[Krakatau]], yang berposisi di antara [[Pulau Sertung]] ([[bahasa Belanda|Bld.]]: ''Verlaten Eiland'') di sisi baratnya dan [[Pulau Panjang, Lampung|Pulau Rakata Kecil]] atau Pulau Panjang (Bld.: ''Lang Eiland'') di sisi timurnya yang secara administratif berlokasi di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan<ref>{{Cite web|title=Pulau Anak Krakatau|url=http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/874|website=www.ppk-kp3k.kkp.go.id|access-date=2021-11-15}}</ref>.
Tampilan pulau ini didominasi oleh [[gunung api]] yang masih selalu aktif, '''Gunung Anak Krakatau'''. Hampir setiap waktu, hanya dengan jeda beberapa bulan, gunung ini selalu meletus kecil dengan tipe "Stromboli", berupa letusan eksplosif yang memancarkan material baru ke udara, untuk membangun tubuhnya.
Baris 53 ⟶ 55:
== Status administratif dan pengelolaan ==
Sebagai anggota gugusan kepulauan Krakatau, [[Pulau Anak Krakatau]] secara administratif merupakan wilayah Kecamatan [[Punduh Pidada, Pesawaran|Punduh Pedada]], [[Kabupaten Pesawaran]], Provinsi Lampung.<ref>{{Cite web|url=http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/874|title=Pulau Anak Krakatau|last=|first=|date=|website=Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia|publisher=Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|access-date=18 Januari 2019}}</ref> Seluruh kawasan kepulauan merupakan kawasan dilindungi secara hukum, sebagai [[Cagar alam|Cagar Alam]] Krakatau yang dikelola oleh BKSDA (Badan Konservasi Sumberdaya Alam) Lampung Selatan. Kawasan ini, terutama Pulau Anak Krakatau, memiliki keistimewaan dari sisi [[ekologi]] karena menjadi laboratorium alam bagaimana suatu ekosistem membangun kembali dirinya dalam situasi yang relatif terisolasi. Dari sisi [[geologi]] pun kawasan ini juga menjadi tempat pembelajaran yang sangat berguna.▼
Aktivitas kegunungapian saat ini dipantau dari dua titik: Pos Pengamatan Pasauran, sebelah utara [[Pantai Carita]], di sisi [[Jawa|Pulau Jawa]] dan Pos Pengamatan Kalianda di sisi Pulau Sumatera. Selain itu, di beberapa titik Pulau Anak Krakatau juga dipasang beberapa alat pemantau aktivitas vulkanik (meskipun berkali-kali rusak karena aktivitas gunung api yang sangat tinggi).▼
▲Sebagai anggota gugusan kepulauan Krakatau, Pulau Anak Krakatau secara administratif merupakan wilayah Kecamatan [[Punduh Pidada, Pesawaran|Punduh Pedada]], [[Kabupaten Pesawaran]], Provinsi Lampung.<ref>{{Cite web|url=http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/874|title=Pulau Anak Krakatau|last=|first=|date=|website=Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia|publisher=Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|access-date=18 Januari 2019}}</ref> Seluruh kawasan kepulauan merupakan kawasan dilindungi secara hukum, sebagai Cagar Alam Krakatau yang dikelola oleh BKSDA (Badan Konservasi Sumberdaya Alam) Lampung Selatan. Kawasan ini, terutama Pulau Anak Krakatau, memiliki keistimewaan dari sisi [[ekologi]] karena menjadi laboratorium alam bagaimana suatu ekosistem membangun kembali dirinya dalam situasi yang relatif terisolasi. Dari sisi [[geologi]] pun kawasan ini juga menjadi tempat pembelajaran yang sangat berguna.
▲Aktivitas kegunungapian saat ini dipantau dari dua titik: Pos Pengamatan Pasauran, sebelah utara [[Pantai Carita]], di sisi Pulau Jawa dan Pos Pengamatan Kalianda di sisi Pulau Sumatera. Selain itu, di beberapa titik Pulau Anak Krakatau juga dipasang beberapa alat pemantau aktivitas vulkanik (meskipun berkali-kali rusak karena aktivitas gunung api yang sangat tinggi).
== Erupsi 2018 dan aktivitas setelahnya ==
{{lihat pula|Tsunami Selat Sunda 2018}}
Dimulai sejak 29 Juni 2018, aktivitas vulkanik di pulau ini mulai meningkat kembali, sehingga statusnya meningkat menjadi level II (Waspada). Semua aktivitas manusia dilarang pada radius 3
Pada tanggal 22 Desember, gunung Anak Krakatau seperti hari-hari sebelumnya mengalami rangkaian letusan dengan tinggi asap berkisar 300 - 1500 meter di atas puncak kawah dan mencatatkan gempa [[tremor]] terus-menerus dengan [[amplitudo]] ''overscale'' (58
Aktivitas erupsi setelah longsor besar tetap berlangsung dengan [[frekuensi tinggi]] tetapi tipe erupsi tidak lagi tipe Stromboli melainkan tipe Surtsey, yaitu bercampurnya [[magma]] dengan air laut.<ref>Erik Klemetti. [http://blogs.discovermagazine.com/rockyplanet/2018/12/31/time-to-award-the-2018-pliny-for-volcanic-event-of-the-year/#.XDrWHlwzbb0 Announcing the 2018 Volcanic Event of the Year] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190113232232/http://blogs.discovermagazine.com/rockyplanet/2018/12/31/time-to-award-the-2018-pliny-for-volcanic-event-of-the-year/#.XDrWHlwzbb0 |date=2019-01-13 }}. Blog Rocky Planet. December 31, 2018 10:28 am. Diakses 13 Januari 2019.</ref> Pada tanggal 26 Desember 2018 dilaporkan terjadi hujan [[Abu vulkanik|debu vulkanik]] di kawasan Cilegon (Banten) yang telah dikonfirmasi. Pihak berwenang sejak pukul 06.00 tanggal 27 Desember 2018 menaikkan status Gunung Anak Krakatau menjadi level III (Siaga). Pada status ini, semua aktivitas pada radius 5
Pengamatan visual dan perkiraan berdasarkan citra satelit yang dilakukan pada tanggal 28 Desember 2018 menunjukkan perubahan morfologi besar. Ketinggian puncak Gunung Anak Krakatau tinggal 110 m dari muka laut, dan volume daratan yang longsor ke dalam laut diperkirakan 150 juta sampai 180 juta meter kubik, menyisakan bagian daratan sebesar 40 juta sampai 70 juta meter kubik.<ref name="vsi181229">Kasbani. [https://magma.vsi.esdm.go.id/press/view.php?id=173 PERS RILIS AKTIVITAS GUNUNG ANAK KRAKATAU, 28 DESEMBER 2018]. PVMBG, 29 Desember 2018 16:37 WIB</ref> Dengan ketinggian baru ini, Pulau Anak Krakatau sejak 26 Desember 2018 memiliki puncak tertinggi lebih rendah daripada pulau-pulau tetangganya, Pulau Sertung (182 m dpl) dan Pulau Panjang (132 m dpl).
Memasuki tahun 2019, tercatat aktivitas letusan yang meskipun masih tinggi, namun semakin melemah. Aktivitas yang tinggi ini menyulitkan pengamatan morfologi pulau karena asap dan abu tebal menghalangi pandangan mata. Foto satelit yang dipublikasi PlanetLabs Inc. menunjukkan perubahan morfologi yang pesat dari 30 Desember sampai 4 Januari 2019. Di bekas runtuhan gunung sempat terbentuk [[laguna]] ke dalam, tetapi kemudian laguna itu terpotong daratan baru sehingga terbentuk semacam [[danau kawah]].<ref>Resa Eka Ayu Sartika. [https://sains.kompas.com/read/2019/01/11/180200023/citra-satelit-tunjukkan-anak-krakatau-tumbuh-kembali-pasca-longsor Citra Satelit Tunjukkan Anak Krakatau "Tumbuh" Kembali Pasca-Longsor]. Kompas.com - Edisi 11/01/2019, 18:02 WIB. Diakses 15 Jan 2019.</ref><ref>Jonathan Amos. [https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46743383 Foto-foto satelit ungkap wujud terbaru Gunung Anak Krakatau]. BBC Indonesia daring. Edisi 3 Januari 2019. Diakses 13 Januari 2019.</ref> Pada tanggal 5 Januari 2019 pukul 11:11 [[Waktu Indonesia Barat|WIB]] terjadi lagi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 m di atas puncak.<ref>Badan Geologi. [http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2589-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau]. Edisi 05 Januari 2019.
Setelah "beristirahat" selama sekitar satu bulan, Gunung Anak Krakatau kembali memperlihatkan aktivitasnya. Tercatat dua kali erupsi kecil pada dini hari tanggal 14 Februari<ref>[http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2658-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau]. Berita singkat Laman Badan Geologi. 14 Februari 2019. Diakses 23 Feb. 2019.</ref> dan siang hari 18 Februari 2019;<ref>[http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2666-informasi-erupsi-gunungapi-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau]. Berita singkat Laman Badan Geologi. 18 Februari 2019. Diakses 23 Feb. 2019.</ref> dengan yang terakhir menghasilkan menara asap setinggi 500 m.
Terhitung sejak 25 Maret 2019, aras bahaya Gunung Anak Krakatau diturunkan ke aras 2 (waspada) karena aktivitas yang semakin menurun.<ref name="Ramdhani">{{Cite
Namun demikian, pada tanggal 1 Mei dan beberapa hari berikutnya [[seismometer]] (yang telah dipasang kembali di pulau) mencatat aktivitas kegempaan vulkanik dari Gunung Anak Krakatau.<ref name="Ramdhani"/><ref>{{Cite
Setelah beberapa bulan tidak memperlihatkan gejala vulkanik tampak, mulai 22 Agustus 2019 PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik berupa semburan kolom abu dan asap teramati kembali, meskipun tidak terlalu besar<ref>[https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2625-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau 22 August 2019]. Rilis pers PVMBG 22 Agustus 2019.</ref> Ini diikuti dengan erupsi pada tanggal 24 September 2019<ref>[https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2665-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau 24 September 2019]. Rilis pers PVMBG 24 September 2019</ref> yang diikuti letupan pada tanggal 25<ref>[https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2667-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau 25 September 2019]. Rilis pers PVMBG 25 September 2019</ref> dan 30 September 2019,<ref>[https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2676-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau 30 September 2019]. Rilis pers PVMBG 30 September 2019</ref> 27 Oktober 2019,<ref>[https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2717-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau 27 Oktober 2019]. Rilis pers PVMBG 27 Oktober 2019</ref> dan 31 Desember 2019.<ref>[https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/aktivitas-gunungapi/2827-informasi-erupsi-g-anak-krakatau Informasi Erupsi G. Anak Krakatau 31 Desember 2019]. Rilis pers PVMBG 31 Desember 2019</ref> Catatan aktivitas berlanjut pada tahun 2020 dengan laporan letusan kecil pada tanggal 7 Januari 2020 dan 7 Februari 2020.<ref>[https://kabar6.com/gunung-anak-krakatau-meletus-status-waspada/ Gunung Anak Krakatau Meletus, Status Waspada]. kabar6.com edisi 7 Januari 2020</ref><ref>
== Rujukan ==
Baris 86:
* [https://www.youtube.com/watch?v=BBdxof7_BlU  Rekaman video Pulau Anak Krakatau dari helikopter oleh BPNB pada tanggal 13 Januari 2019]
{{Commonscat|Anak Krakatau}}▼
[[Kategori:Pulau di Lampung|Anak Krakatau]]
[[Kategori:Kabupaten Lampung Selatan]]
Baris 95 ⟶ 92:
[[Kategori:Pulau di Selat Sunda]]
[[Kategori:Gunung berapi di Indonesia]]
[[Kategori:Pulau tak berpenghuni di Indonesia]]
▲{{Commonscat|Anak Krakatau}}
{{Pulau di Lampung}}
{{Pulau-stub}}
|