Babad Tanah Jawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah referensi penting Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(100 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Babad-tanah-jawi.jpg|
Terdapat beragam susunan, isi dan tidak ditemukan salinan yang berusia lebih tua daripada [[abad ke-18]]. Dibuat sebagai karya [[sastra]] bertema [[sejarah]] yang berbentuk [[tembang]]. Sebagai [[babad]] dengan pusat zaman kerajaan [[Mataram]], naskah ini tidak pernah lepas dalam setiap kajian mengenai hal hal yang terjadi di tanah Jawa.
Naskah ini juga memuat silsilah cikal bakal raja-raja tanah Jawa, dalam naskah ini penulis memberikan relasi hingga [[nabi Adam]] dan nabi-nabi lainnya sebagai nenek moyang raja-raja [[Hindu]] sampai [[Islam]] di tanah Jawa.<ref>{{Cite book|last=Olthof|first=W. L.|date=2017|url=|title=Punika serat Babad Tanah Jawi wiwit saking Nabi Adam doemoegi ing taoen 1647|location=Yogyakarta|publisher=Narasi|isbn=|editor-last=Floberita Aning|editor-first=A. Yogaswara|edition=5|pages=|translator-last=Soemarsono|translator-first=H. R.|trans-title=Babad Tanah Jawi: Mulai Dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647|url-status=live}}</ref>
==
[[Berkas:Carriyos aneh.jpg|
Babad Tanah Jawi
* Pertama, induk Babad Tanah Jawi yang ditulis oleh [[Pamong desa|Carik]] Tumenggung Tirtowiguno (Carik Braja)<ref>{{Cite journal|last=Bakir|last2=Fawaid|first2=Achmad|date=2017|title=KONTESTASI DAN GENEALOGI“KEBANGKITAN” ISLAM NUSANTARA:KAJIAN HISTORIOGRAFIS BABAD TANAH JAWI|url=http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/732338|journal=Jurnal Islam Nusantara|volume=1|issue=1|pages=|doi=}}{{Pranala mati|date=April 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> atas perintah [[Pakubuwana III]]. Induk ini telah beredar pada tahun [[1788]]. Pada tahun [[1874]], [[Johannes Jacobus Meinsma]] menerbitkan versi ''[[gancaran]]'' (prosa) dari induk ini yang dikerjakan oleh Ngabehi Kertapraja.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=rc6LDAAAQBAJ&pg=PA102&dq=meinsma&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiGlcznzpHaAhUFFZQKHT35D7QQ6AEIMTAB#v=onepage&q=meinsma&f=false|title=Kritik Teks Jawa: Sebuah pemandangan Umum dan Pendekatan Baru yang Diterapkan Kepada Kunjarakarna|last=Molen|first=Willem van der|date=2011|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=9789794617878|language=id}}</ref><ref>Meinsma, Johannes Jacobus. "Poenika serat Babad tanah Djawi wiwit saking nabi Adam doemoegi ing taoen 1647": Kaetjap wonten ing tanah Nèderlan ing taoen Welandi 1941, Volume 2</ref> W. L. Olthof pernah mereproduksi ulang versi Meinsma pada tahun 1941. Pada kedua versi tersebut, nama Ngabehi Kertapradja tidak dicantum.<ref name=":0">{{Cite book|last=Kertapradja|first=Ngabehi|date=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=jaJ4CAAAQBAJ|title=Babad Tanah Jawi: Edisi Prosa Bahasa Jawa|location=|publisher=Penerbit Garudhawaca|isbn=978-602-7949-46-1|pages=3|language=jw|url-status=live}}</ref> Menurut [[Merle Calvin Ricklefs]], versi Meinsma bukan sumber utama yang bisa diterima untuk riset sejarah, dan sebaliknya mengakui edisi Olthof.<ref>{{Cite web|title=Babad Tanah Jawi: Mulai Dari Nabi Adam Sampai Runtuhnya Mataram|url=https://www.gramedia.com/products/babad-tanah-jawi-mulai-dari-nabi-adam-sampai-runtuhnya-mataram/|website=www.gramedia.com|access-date=2020-12-18}}</ref>
* Kedua, induk Babad Tanah Jawi yang ditulis oleh Carik Adilangu II yang hidup di masa [[Pakubuwana I]] dan [[Pakubuwana II]]. Naskah tertuanya bertanggal tahun 1722.<ref name=":0" />
Perbedaan keduanya terletak pada penceritaan sejarah [[Jawa Kuno]] sebelum munculnya cikal bakal kerajaan Mataram. Kelompok pertama hanya menceritakan riwayat Mataram secara ringkas, berupa silsilah dilengkapi sedikit keterangan
Babad Tanah Jawi telah menyedot perhatian banyak ahli sejarah.
Menjelang [[Perang Dunia II]], [[Balai Pustaka]] juga menerbitkan berpuluh-puluh jilid Babad Tanah Jawi dalam bentuk aslinya. Asli sesungguhnya karena dalam bentuk tembang dan tulisan Jawa.
== Penguasa Jawa menurut Babad Tanah Jawi ==
=== Era Jawa Kuno ===
==== Kerajaan Kadiri ====
* Prabu Gendrayana
* Prabu Jayapurusa
* Prabu Sariwahana
* Prabu Batara Aji Jayabaya
* Prabu Jaya Amijaya
* Prabu Jaya Amisena
* Prabu Aji Pamasa
====
* Prabu Pancadriya
* Prabu Anglingdriya
* Prabu Darmamaya
==== Kerajaan Janggala ====
* Lembu Amiluhur
* Raden Panji
* Kuda Laleyan
* Prabu Banjaransari
* Prabu Mundingsari
* Prabu Sri Pamekas
==== Kerajaan Majapahit ====
* Raden Sesuruh
* Raden Anom
* Raden Adaningkung
* Raden Hayam Wuruk
* Raden Lembu Amisani
* Raden Bratanjung
* Raden Alit atau Prabu Brawijaya
=== Era Jawa Pertengahan ===
==== Kerajaan Demak ====
* [[Raden Patah]] (1478 – 1518)
* [[Pati Unus]] (1518 – 1521)
* [[Trenggana]] (1521 – 1546)
* [[Sunan Prawoto|Sunan Prawata]] (1546 – 1547)
* [[Arya Panangsang]] (1547 - 1554)
==== Kerajaan Pajang ====
* [[Joko Tingkir|Jaka Tingkir]], bergelar Adiwijaya (1568 – 1582)
* [[Arya Pangiri]], bergelar Awantipura (1583 – 1586)
* [[Pangeran Benawa]], bergelar Prabuwijaya (1586 – 1587)
==== Kerajaan Mataram ====
* [[Panembahan Senapati]] / R. Ng. Saloring Pasar (1586 – 1601)
* [[Anyakrawati]] / Sunan Krapyak (1601 – 1613)
* [[Sultan Agung dari Mataram|Anyakrakusuma]] / Sultan Agung (1613 – 1645)
* [[Amangkurat I]] / Sunan Tegalarum (1645 – 1677)
* [[Amangkurat II]] / Sunan Amral (1680 – 1702)
* [[Amangkurat III]] / Sunan Mas (1702 – 1705)
* [[Pakubuwana I]] / Sunan Ngalaga (1705 – 1719)
* [[Amangkurat IV]] / Sunan Jawi (1719 – 1726)
* [[Pakubuwana II]] / Sunan Kumbul (1726 – 1742)
* [[Amangkurat V]] / Sunan Kuning (1742 – 1743)
=== Era Jawa Baru ===
[[Perjanjian Giyanti]] membagi [[wangsa Mataram]] menjadi dua kekuasaan, kepada Pakubuwana di Surakarta dan Hamengkubuwana di Yogyakarta. Sedangkan [[Perjanjian Salatiga]] membagi kekuasaan baru dari Pakubuwana, yaitu Mangkunagara.
==== Kesunanan Surakarta ====
# [[Pakubuwana II]] / Sunan Kumbul (1745 – 1749)
# [[Pakubuwana III]] (1749 – 1788), mengakui kedaulatan Hamengkubuwana I sebagai penguasa setengah wilayah kerajaannya.
# [[Pakubuwana IV]] / Sunan Bagus (1788 – 1820)
# [[Pakubuwana V]] / Sunan Sugih (1820 – 1823)
# [[Pakubuwana VI]] / Sunan Bangun Tapa (1823 – 1830)
# [[Pakubuwana VII]] (1830 – 1858)
# [[Pakubuwana VIII]] (1859 – 1861)
# [[Pakubuwana IX]] (1861 – 1893)
# [[Pakubuwana X]] (1893 – 1939)
# [[Pakubuwana XI]] (1939 – 1944)
# [[Pakubuwana XII]] (1944 – 2004)
# [[Pakubuwana XIII]] (2004 – sekarang)
==== Kesultanan Yogyakarta ====
# [[Hamengkubuwana I]] / Pangeran Mangkubumi (13 Februari 1755 - 24 Maret 1792)
# [[Hamengkubuwana II]] / Sultan Sepuh (2 April 1792 - 1810) periode pertama
# [[Hamengkubuwana III]] (1810 - 1811) periode pertama
# [[Hamengkubuwana IV]] / Sultan Besiyar (9 November 1814 - 6 Desember 1823)
# [[Hamengkubuwana V]] (19 Desember 1823 - 17 Agustus 1826) periode pertama
# [[Hamengkubuwana VI]] (5 Juli 1855 - 20 Juli 1877)
# [[Hamengkubuwana VII]] / Sultan Sugih (22 Desember 1877 - 29 Januari 1921)
# [[Hamengkubuwana VIII]] (8 Februari 1921 - 22 Oktober 1939)
# [[Hamengkubuwana IX]] (18 Maret 1940 - 2 Oktober 1988)
# [[Hamengkubawana X]] (7 Maret 1989 - sekarang)
==== Kadipaten Mangkunagaran ====
# [[Mangkunagara I]] / Pangeran Sambernyawa (1757 - 1795)
# [[Mangkunagara II]] / di masa muda bergelar [[Pangeran Surya Mataram]] dan [[Pangeran Surya Mangkubumi]] (1795 - 1835)
# [[Mangkunagara III]] (1835 - 1853)
# [[Mangkunagara IV]] (1853 - 1881)
# [[Mangkunagara V]] (1881 - 1896)
# [[Mangkunagara VI]] (1896 - 1916)
# [[Mangkunagara VII]] (1916 - 1944)
# [[Mangkunagara VIII]] (1944- 1987)
# [[Mangkunagara IX]] (1987 - 2021)
# [[Mangkunegara X]] (2022 - sekarang)
== Referensi ==
<references />
== Pranala luar ==
=== Naskah digital ===
* [https://www.loc.gov/item/2012320671/ ''Babad Tanah Jawi''] (1862) koleksi [[Perpustakaan Kongres Amerika Serikat]] no. DS646.27
[[Kategori:
[[Kategori:Sejarah Jawa]]
|