[[Berkas:Babad-tanah-jawi.jpg|jmpl|Halaman pembuka ''Babad Tanah Jawi'' yang disalin pada tahun 1862, koleksi [[Perpustakaan Kongres Amerika Serikat]].|354x354px]]
'''Babad Tanah Jawi''' ({{lang-jv|ꦧꦧꦢ꧀ꦠꦤꦃꦗꦮꦶ}}, [[bahasa Indonesia]]: "''Sejarah Tanah Jawa"'') adalah naskahsebuah [[bahasa Jawa|berbahasa Jawasastra]] yangberbentuk berisi sejarah raja-raja yang pernah bertahta ditembang [[pulau Jawamacapat]]. Terdapat beragam susunan dan isi dan tidak ditemukan salinan yang berusia lebih tua daripada ber[[abadbahasa ke-18Jawa]]., Dibuatyang sebagaiberisi suatumengenai karya [[sastra]] [[sejarah]] yang berbentuk [[tembang]]pulau [[Jawa]]. Sebagai babad/babon/buku besar dengan pusat kerajaan zaman [[Mataram]], buku ini tidak pernah lepas dalam setiap kajian mengenai hal hal yang terjadi di tanah Jawa.
Terdapat beragam susunan, isi dan tidak ditemukan salinan yang berusia lebih tua daripada [[abad ke-18]]. Dibuat sebagai karya [[sastra]] bertema [[sejarah]] yang berbentuk [[tembang]]. Sebagai [[babad]] dengan pusat zaman kerajaan [[Mataram]], naskah ini tidak pernah lepas dalam setiap kajian mengenai hal hal yang terjadi di tanah Jawa.
Buku ini juga memuat silsilah raja-raja cikal bakal kerajaan Mataram, yang juga unik dalam buku ini sang penulis memberikan cantolan hingga [[nabi Adam]] dan nabi-nabi lainnya sebagai nenek moyang raja-raja [[Hindu]] di tanah Jawa hingga Mataram [[Islam]].<ref>{{Cite book|last=Olthof|first=W. L.|date=2017|url=|title=Punika serat Babad Tanah Jawi wiwit saking Nabi Adam doemoegi ing taoen 1647|location=Yogyakarta|publisher=Narasi|isbn=|editor-last=Floberita Aning|editor-first=A. Yogaswara|edition=5|pages=|translator-last=Soemarsono|translator-first=H. R.|trans-title=Babad Tanah Jawi: Mulai Dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647|url-status=live}}</ref>
Naskah ini juga memuat silsilah cikal bakal raja-raja tanah Jawa, dalam naskah ini penulis memberikan relasi hingga [[nabi Adam]] dan nabi-nabi lainnya sebagai nenek moyang raja-raja [[Hindu]] sampai [[Islam]] di tanah Jawa.<ref>{{Cite book|last=Olthof|first=W. L.|date=2017|url=|title=Punika serat Babad Tanah Jawi wiwit saking Nabi Adam doemoegi ing taoen 1647|location=Yogyakarta|publisher=Narasi|isbn=|editor-last=Floberita Aning|editor-first=A. Yogaswara|edition=5|pages=|translator-last=Soemarsono|translator-first=H. R.|trans-title=Babad Tanah Jawi: Mulai Dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647|url-status=live}}</ref>
Silsilah raja-raja [[Pajajaran]] yang lebih dulu juga mendapat tempat. Berikutnya [[Majapahit]], [[Demak]], terus berurutan hingga sampai kerajaan [[Pajang]] dan [[Mataram]] pada pertengahan abad ke-18.
BukuNaskah ini telah dipakai sebagai salah satu ''babon''referensi dalam melakukan rekonstruksi sejarah pulau Jawa. Namun menyadari kentalnya campuran mitos dan pengkultusan, para ahli selalu menggunakannya dengan pendekatan kritis dan tidak menjadikannya sebagai rujukan primer.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/220090178|title=Babad Tanah Jawi, mulai dari Nabi Adam sampai tahun 1647.|last=L.|first=Olthof, W.|date=2007|publisher=Narasi|isbn=9789791680479|edition=Cet. 1|location=Yogyakarta|oclc=220090178}}</ref>
== Versi ==
[[Berkas:Carriyos aneh.jpg|jmpl|Versi lain (sekitar abad ke-19)]]
Banyaknya versi Babad Tanah Jawi yang beredar bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok induk naskah:
* Pertama, induk Babad Tanah Jawi yang ditulis oleh [[Pamong desa|Carik]] Tumenggung Tirtowiguno (Carik Braja)<ref>{{Cite journal|last=Bakir|last2=Fawaid|first2=Achmad|date=2017|title=KONTESTASI DAN GENEALOGI“KEBANGKITAN” ISLAM NUSANTARA:KAJIAN HISTORIOGRAFIS BABAD TANAH JAWI|url=http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/732338|journal=Jurnal Islam Nusantara|volume=1|issue=1|pages=|doi=}}{{Pranala mati|date=April 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> atas perintah [[Pakubuwana III]]. Induk ini telah beredar pada tahun [[1788]]. Pada tahun [[1874]], [[Johannes Jacobus Meinsma]] menerbitkan versi ''[[gancaran]]'' (prosa) dari induk ini yang dikerjakan oleh Ngabehi Kertapraja.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=rc6LDAAAQBAJ&pg=PA102&dq=meinsma&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiGlcznzpHaAhUFFZQKHT35D7QQ6AEIMTAB#v=onepage&q=meinsma&f=false|title=Kritik Teks Jawa: Sebuah pemandangan Umum dan Pendekatan Baru yang Diterapkan Kepada Kunjarakarna|last=Molen|first=Willem van der|date=2011|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=9789794617878|language=id}}</ref><ref>Meinsma, Johannes Jacobus. "Poenika serat Babad tanah Djawi wiwit saking nabi Adam doemoegi ing taoen 1647": Kaetjap wonten ing tanah Nèderlan ing taoen Welandi 1941, Volume 2</ref> W. L. Olthof pernah mereproduksi ulang versi Meinsma pada tahun 1941. Pada kedua versi tersebut, nama Ngabehi Kertapradja tidak dicantum.<ref name=":0">{{Cite book|last=Kertapradja|first=Ngabehi|date=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=jaJ4CAAAQBAJ|title=Babad Tanah Jawi: Edisi Prosa Bahasa Jawa|location=|publisher=Penerbit Garudhawaca|isbn=978-602-7949-46-1|pages=3|language=jw|url-status=live}}</ref> Menurut [[Merle Calvin Ricklefs]], versi Meinsma bukan sumber utama yang bisa diterima untuk riset sejarah, dan sebaliknya mengakui edisi Olthof.<ref>{{Cite web|title=Babad Tanah Jawi: Mulai Dari Nabi Adam Sampai Runtuhnya Mataram|url=https://www.gramedia.com/products/babad-tanah-jawi-mulai-dari-nabi-adam-sampai-runtuhnya-mataram/|website=www.gramedia.com|access-date=2020-12-18}}</ref>
* Kedua, induk Babad Tanah Jawi yang ditulis oleh Carik Adilangu II yang hidup di masa [[Pakubuwana I]] dan [[Pakubuwana II]]. Naskah tertuanya bertanggal tahun 1722.<ref name=":0" />
Perbedaan keduanya terletak pada penceritaan sejarah [[Jawa Kuno]] sebelum munculnya cikal bakal kerajaan Mataram. Kelompok pertama hanya menceritakan riwayat Mataram secara ringkas, berupa silsilah dilengkapi sedikit keterangan, sementara kelompok kedua dilengkapi dengan kisah panjang lebar.
Babad Tanah Jawi telah menyedot perhatian banyak ahli sejarah. AntaraDua lainpeneliti dari Belanda, [http://www.biografischportaal.nl/persoon/01569300 Dr. G.A.J. Hazeu] dan [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Dr. Th. G. Th. Pigeaud]], menyebut Babad Tanah Jawi bukan termasuk karya ilmiah. Selain tidak bisa dipertanggung jawabkan, juga tak bisa dipercaya karena bercampur dongeng berbasis pujangga (non ilmiah). Sementara, [[H. J. de Graaf]]. Menurutnyamenyebut, apa yang tertulis di Babad Tanah Jawi dapat dipercaya, khususnya cerita tentang peristiwa tahun 1600 sampai zaman [[Kartasura]]sejarah pada abad [[abad ke-18|ke-18]]. Demikian juga dengan peristiwa sejak tahun 1580 yang mengulas tentang kerajaan Pajang. Namun, untuk ceritasejarah di setelahluar era itu, [[Andries Cornelies Dirk de Graeff|de Graaf]] tidak berani menyebutnya sebagai data sejarah karena terlalu sarat dengan campuran [[mitologi]], [[kosmologi]], dan [[dongeng]].
Menjelang [[Perang Dunia II]], [[Balai Pustaka]] juga menerbitkan berpuluh-puluh jilid Babad Tanah Jawi dalam bentuk aslinya. Asli sesungguhnya karena dalam bentuk tembang dan tulisan Jawa.
== Penguasa-penguasa Jawa menurut Babad Tanah Jawi ==
=== Era Jawa Kuno ===
{{Refimprove section|date=Desember 2020}}
==== Kerajaan Kadiri ====
* Prabu Gendrayana
* Prabu Jayapurusa
* Prabu Sariwahana
* Prabu Batara Aji Jayabaya
* Prabu Jaya Amijaya
* Prabu Jaya Amisena
* Prabu Aji Pamasa
==== Kerajaan Pengging ====
=== [[Wangsa Sailendra|Wangsa Syailendra]] ===
* Prabu Pancadriya
* [[Dapunta Hyang]] (671 M - 702 M)
* Prabu Anglingdriya
* [[Sri Indrawarman|Sri Indra Warman]] (702 M - 775 M)
* Prabu Darmamaya
* [[Wisnu (raja)|Wisnu Warman]] (775 M - 782 M)
* [[Daranindra (Sri Wirarairimathana)]] (782 M - 812 M)
* [[Samaratungga|Samara Tungga]] (812 M - 833 M)
* [[Pramodhawardhani|Pramodha Wardhani]] (833 M - 856 M)
==== WangsaKerajaan SanjayaJanggala ====
* Lembu Amiluhur
* [[Sanjaya, Rakai Mataram|Sanjaya]] (732-?)
* Raden Panji
* [[Rakai Panangkaran]] Dyah Pancapana (Syailendra)
* Kuda Laleyan
* [[Rakai Panunggalan]]
* Prabu Banjaransari
* [[Rakai Warak]]
* Prabu Mundingsari
* [[Rakai Garung]]
* Prabu Sri Pamekas
* Rakai Patapan (8XX-838)
* [[Rakai Pikatan]] (838-855), mendepak Dinasti Syailendra
* [[Rakai Kayuwangi]] (855-885)
* [[Dyah Tagwas]] (885)
* [[Rakai Panumwangan|Rakai Panumwangan Dyah Dewendra]] (885-887)
* Rakai Gurunwangi Dyah Badra (887)
* Rakai Watuhumalang (894-898)
* [[Rakai Watukura Dyah Balitung|Rakai Watukura]] Dyah Balitung (898-910)
* [[Mpu Daksa|Daksa]] [[Mpu Daksa|(]]910-919)
* [[Dyah Tulodong]] (919-921)
* [[Dyah Wawa]] (924-928)
* [[Mpu Sindok]] (928-929), memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur (Medang)
==== WangsaKerajaan Medang KamulanMajapahit ====
* Raden Sesuruh
* [[Mpu Sindok]] (929-947)
* Raden Anom
* [[Sri Isyana Tunggawijaya|Sri Isyanatunggawijaya]] (947-9xx)
* Raden Adaningkung
* [[Makutawangsawardhana]] (9xx-985)
* Raden Hayam Wuruk
* [[Dharmawangsa Teguh Anantawikrama]] (985-1006)
* Raden Lembu Amisani
* Raden Bratanjung
* Raden Alit atau Prabu Brawijaya
=== WangsaEra KahuripanJawa Pertengahan ===
==== Kerajaan Demak ====
* [[Airlangga]] (1019-1045), mendirikan kerajaan di reruntuhan Medang
: (Airlangga kemudian memecah Kerajaan Kahuripan menjadi dua: Janggala dan Kadiri):
==== [[Kerajaan Janggala|Janggala]] ====
:: (tidak diketahui silsilah raja-raja Janggala hingga tahun 1116)
==== [[Kerajaan Kadiri|Kadiri]] ====
:: (tidak diketahui silsilah raja-raja Kadiri hingga tahun 1116)
:* [[Kamesywara|Kameswara]] (1116-1135), mempersatukan kembali Kadiri dan Panjalu
:* [[Jayabaya]] (1135-1159)
:* Rakai Sirikan (1159-1169)
:* [[Sri Aryeswara]] (1169-1171)
:* Sri Candra (1171-1182)
:* [[Kertajaya]] (1182-1222)
=== Wangsa Singhasari ===
* [[Ken Arok]] (1222-1227)
* [[Anusapati]] (1227-1248)
* [[Tohjaya]] (1248)
* [[Wisnuwardhana|Ranggawuni (Wisnuwardhana)]] (1248-1254)
* [[Kertanagara]] ( 1254-1292)
=== Wangsa [[Majapahit]] ===
* [[Raden Wijaya]] (Kertarajasa Jayawardhana) (1293-1309)
* [[Jayanagara]] (1309-1328)
* [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]] (1328-1350)
* [[Hayam Wuruk]] (Rajasanagara) (1350-1389)
* [[Wikramawardhana]] (1390-1428)
* [[Suhita]] (1429-1447)
* [[Kertawijaya|Dyah Kertawijaya]] (1447-1451)
* [[Rajasawardhana]] (1451-1453)
* [[Girishawardhana]] (1456-1466)
* [[Suraprabhawa|Singhawikramawardhana]] (Suraprabhawa) (1466-1474)
* [[Girindrawardhana]] Dyah Wijayakarana (1468-1478)
* Singawardhana Dyah Wijayakusuma (menurut Pararaton menjadi Raja Majapahit selama 4 bulan sebelum wafat secara mendadak) ( ? – 1486 )
* [[Girindrawardhana]] Dyah Ranawijaya alias Bhre Kertabumi (diduga kuat sebagai Brawijaya, menurut Kitab Pararaton dan Suma Oriental karangan Tome Pires pada tahun 1513) (1474-1519)
=== Kerajaan Demak ===
* [[Raden Patah]] (1478 – 1518)
* [[Pati Unus|Adipati Unus]] (1518 – 1521)
* [[Trenggana|Sultan Trenggono]] (1521 – 1546)
* [[Sunan Prawoto|Sunan Prawata]] (1546 – 1547)
* [[Arya PenangsangPanangsang]] (1547 - 1554)
==== KesultananKerajaan Pajang ====
* [[Joko Tingkir|Jaka Tingkir]], bergelar Sultan HadiwijoyoAdiwijaya (1568 – 1582)
* [[Arya Pangiri]], bergelar Sultan NgawantipuroAwantipura (1583 – 1586)
* [[Pangeran Benawa]], bergelar Prabuwijaya (1586 – 1587)
==== KesultananKerajaan Mataram ====
* [[Panembahan Senapati]] / R. Ng. Saloring Pasar (1586 – 1601)
* [[Ki Ageng Pamanahan]], menerima tanah perdikan Mataram dari [[Joko Tingkir|Jaka Tingkir]]
* [[Anyakrawati]] / Sunan Krapyak (1601 – 1613)
* [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]] (Raden Sutawijaya) (1587 – 1601), menjadikan Mataram sebagai kerajaan merdeka.
* [[PanembahanSultan HanyakrawatiAgung dari Mataram|Anyakrakusuma]] / Sultan Agung (16011613 – 16131645)
* [[Amangkurat I]] / Sunan Tegalarum (1645 – 1677)
* [[Adipati Martapura]] (1613 selama satu hari)
* [[SultanAmangkurat Agung dari Mataram|Sultan AgungII]] (Raden Mas Rangsang / PrabuSunan Hanyakrakusuma)Amral (16131680 – 16451702)
* [[Amangkurat III]] / Sunan Mas (1702 – 1705)
* [[Amangkurat I]] (Sinuhun Tegal Arum/Amangkurat Agung) (1645 – 1677) menyingkir dari ibu kota Plered karena diserbu [[Trunojoyo|Pangeran Trunojoyo]], raja dari Madura.
* [[Pakubuwana I]] / Sunan Ngalaga (1705 – 1719)
* [[Amangkurat IV]] / Sunan Jawi (1719 – 1726)
* [[Pakubuwana II]] / Sunan Kumbul (1726 – 1742)
* [[Amangkurat V]] / Sunan Kuning (1742 – 1743)
=== KasunananEra KartasuraJawa HadiningratBaru ===
[[Perjanjian Giyanti]] membagi [[wangsa Mataram]] menjadi dua kekuasaan, kepada Pakubuwana di Surakarta dan Hamengkubuwana di Yogyakarta. Sedangkan [[Perjanjian Salatiga]] membagi kekuasaan baru dari Pakubuwana, yaitu Mangkunagara.
* [[Amangkurat II]] (Amangkurat Amral) (1680 – 1702), pendiri Kartasura.
* [[Amangkurat III]] (1702 – 1705), dibuang VOC ke Srilangka karena kalah dari Pakubuwana I yang didukung VOC
* [[Pangeran Puger|Pakubuwana I]] (1705 – 1719), pernah memerangi dua raja sebelumya; juga dikenal dengan nama [[Pangeran Puger]] atau Sultan ing Alaga.
* [[Amangkurat IV]] (1719 – 1726), Terjadi banyak pemberontakan, Sunan Kuning (Mas Garendi).
* [[Pakubuwana II]] (1726 – 1742),
* [[Pakubuwana III]] (diangkat oleh Belanda) dan hal ini ditentang oleh Mangkubumi dan Raden Mas Said. Atas ketidak puasannya [[Mangkunegara I|Raden Mas Said]] mengangkat mertuanya Mangkubumi sebagai penguasa oposisi di Mataram, namun beberapa saat kemudian partai oposisi ini pecah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Raden Mas Said dan kelompok Mangkubumi. Kemudian muncullah [[Perjanjian Giyanti|Perundingan Giyanti]] (13 Februari 1755)
==== WangsaKesunanan BaruSurakarta ====
# [[Pakubuwana II]] / Sunan Kumbul (1745 – 1749)
Perjanjian Giyanti telah membagi [[Wangsa Mataram]] menjadi 2 keluarga besar, yaitu Hamengkubuwana dan Pakubuwana sedangkan [[Perjanjian Salatiga]] telah melahirkan satu keluarga dari Pakubuwana, yaitu Mangkunegara. Keluarga Pakubuwana dimulai dari [[Pakubuwono I|Pakubuwana I]] dan Hamengkubuwana dimulai dari [[Hamengkubuwana I]], sedangkan Mangkunegara dimulai dari [[Mangkunegara I]].
=== Pakubuwana ===
# [[Pangeran Puger|Pakubuwana I]] (1705 – 1719), pernah memerangi dua raja sebelumya; juga dikenal dengan nama [[Pangeran Puger]].
# [[Pakubuwana II]] (1745 – 1749), pendiri kota Surakarta; memindahkan keraton Kartasura ke Surakarta pada tahun 1745
# [[Pakubuwana III]] (1749 – 1788), mengakui kedaulatan Hamengkubuwana I sebagai penguasa setengah wilayah kerajaannya.
# [[Pakubuwana IV]] / Sunan Bagus (1788 – 1820)
# [[Pakubuwana V]] / Sunan Sugih (1820 – 1823)
# [[Pakubuwana VI]] / Sunan Bangun Tapa (1823 – 1830), diangkat sebagai pahlawan nasional Indonesia; juga dikenal dengan nama Pangeran Bangun Tapa.
# [[Pakubuwana VII]] (1830 – 1858)
# [[Pakubuwana VIII]] (1859 – 1861)
# [[Pakubuwana XI]] (1939 – 1944)
# [[Pakubuwana XII]] (1944 – 2004)
# Gelar [[Pakubuwana XIII]] (2004 – sekarang) diklaim oleh dua orang, Pangeran Hangabehi dan Pangeran Tejowulan.
==== HamengkubuwanaKesultanan Yogyakarta ====
# [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengkubuwono I]] / Pangeran Mangkubumi (13 Februari 1755 - 24 Maret 1792 )
# [[Hamengkubuwana II|Sri Sultan Hamengkubuwono II]] / Gusti RadenSultan Mas SundaraSepuh ( 2 April 1792 - 1810) periode pertama
# [[Hamengkubuwana III|Sri Sultan Hamengkubuwono III]] / Raden Mas Surojo (1810 - 1811) periode pertama
# [[Hamengkubuwana IV|Sri Sultan Hamengkubuwono IV]] / GustiSultan Raden Mas Ibnu JarotBesiyar ( 9 November 1814 - 6 Desember 1823)
# [[Hamengkubuwana V|Sri Sultan Hamengkubuwono V]] / Gusti Raden Mas Gathot Menol (19 Desember 1823 - 17 Agustus 1826) periode pertama
# [[Hamengkubuwana VI|Sri Sultan Hamengkubuwono VI]] / Gusti Raden Mas Mustojo ( 5 Juli 1855 - 20 Juli 1877)
# [[Hamengkubuwana VII|Sri Sultan Hamengkubuwono VII]] / Gusti Raden Mas Murtejo / Sultan Sugih ( 22 Desember 1877 - 29 Januari 1921 )
# [[Hamengkubuwana VIII|Sri Sultan Hamengkubuwono VIII]] / Gusti Raden Mas Sujadi ( 8 Februari 1921 - 22 Oktober 1939)
# [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengkubuwono IX]] / Gusti Raden Mas Dorodjatun( 18 Maret 1940 - 2 Oktober 1988 )
# [[Hamengkubawana X|Sri Sultan Hamengkubuwono X]] / Bendara Raden Mas Herjuno Darpito ( 7 Maret 1989 - sekarang)
==== MangkunegaraKadipaten Mangkunagaran ====
# [[MangkunegaraMangkunagara I]] atau/ bernama asli Raden Mas Said dengan gelar [[Mangkunegara I|Pangeran Samber Nyowo]]Sambernyawa (1757 - 1795)
# [[Mangkunegara II|KGPAA MangkunegaraMangkunagara II]] atau/ ''R.Mdi Sulomo''masa denganmuda gelar dimasa mudabergelar [[Pangeran Surya Mataram]] dan juga bergelar [[Pangeran Surya Mangkubumi]] (1795 - 1835)
# [[MangkunegaraMangkunagara III]] (1835 - 1853)
# [[MangkunegaraMangkunagara IV]] (1853 - 1881)
# [[MangkunegaraMangkunagara V]] ( 1881 - 1896)
# [[MangkunegaraMangkunagara VI]] (1896 - 1916)
# [[MangkunegaraMangkunagara VII]] (1916 - 1944)
# [[MangkunegaraMangkunagara VIII]] (1944- 1987)
# [[MangkunegaraMangkunagara IX]] (1987 - sekarang2021)
# [[Mangkunegara X]] (2022 - sekarang)
== Referensi ==
<references />
== Pranala luar ==
=== Naskah digital ===
* [https://www.loc.gov/item/2012320671/ ''Babad Tanah Jawi''] (1862) koleksi [[Perpustakaan Kongres Amerika Serikat]] no. DS646.27
[[Kategori:Babad]]
|