W.S. Rendra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fanpov refimprove
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh 103.189.164.162 (bicara) ke revisi terakhir oleh OrangKalideres
Tag: Pengembalian
(35 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{fanpov}}{{refimprove}}
{{Infobox penulis
| nama pena =
| image = RendraS.jpg
| caption =
| birth_name = Willibrordus Surendra BawanaBroto RendraNarendra
| birth_date = {{birth date|1935|11|7}}
| birth_place = [[Kota Surakarta|Solo]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|2009|8|6|1935|11|7}}
|death_place = [[Depok]], [[Jawa Barat]]
| occupation = [[penulisPenulis]], pemeran dan sutradara[[aktor]], [[teater|sutradara teater]]
|education = [[sastraSastra Inggris]], [[Universitas Gadjah Mada]],<br/> [[American Academy of Dramatic Arts]]
|nationality = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Hindia Belanda]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|nationality =
|language = [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
|genre = [[puisiPuisi]], [[drama]], terjemahan
|subject = politikPolitik, cinta, alam, dll.
|movement = 50–60-an[[Simbolisme]] (masa awal)<br/>[[Realisme sastra|Realisme]]
|notableworks = ''Blues untuk Bonnie''
|period = [[Kesusastraan Indonesia Periode 1950-1965|Angkatan '50]] (1952–2009)
|spouse = Sunarti Suwandi<br/> [[Sitoresmi Prabuningrat|Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat]]<br/> [[Ken Zuraida]]
|partner =
|children = Theodorus Setya Nugraha <br> Andreas Wahyu Wahyana <br> Daniel Seta <br> Samuel Musa <br> [[Clara Sinta]] <br> Yonas Salya <br> Sarah Drupadi <br> [[Naomi Srikandi]] <br> Rachel Saraswati <br> Isaias Sadewa <br> [[Maryam Supraba]]
|relatives = Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo<br/>Raden Ayu Catharina Ismadillah (orang tua),<br/> [[Adi Kurdi]] (adik ipar)
|awards = Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970),<br/> [[Penghargaan Penulis Asia Tenggara|S.E.A. Write Award]] (1996), dll
Baris 27 ⟶ 26:
|portaldisp =
}}
'''[[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]] '''Willibrordus Surendra Broto Rendra'''Narendra, [[Sarjana|S.S.]], [[w:en:Master of Arts|M.A.]]''' ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Solo]], [[Hindia Belanda]]|7|11|1935|[[Depok]], [[Jawa Barat]]|6|8|2009}}) atau dikenal sebagai '''W.S. Rendra''' adalah [[penyair]], [[dramawan]], [[pemeranaktor]] dan [[sutradara]] [[teater]] berkebangsaan [[Indonesia]].
 
Sejak muda, dia menulis [[puisi]], [[skenario drama]], [[cerpen]], dan [[esai sastra]] di berbagai [[media massa]].<ref>{{Cite web |url=http://www.lokerpuisi.web.id/2011/12/puisi-puisi-ws-rendra-si-burung-merak.html |title=Salinan arsip |access-date=2012-02-24 |archive-date=2012-02-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120221051049/http://www.lokerpuisi.web.id/2011/12/puisi-puisi-ws-rendra-si-burung-merak.html |dead-url=yes }}</ref> PernahDia pernah mengenyam pendidikan di [[Universitas Gajah Mada]] dan dari perguruan tinggi itu Rendra menerima [[gelar]] [[Doktor]] [[honoris causa|Honoris Causa]].<ref>{{cite web|last=gusti.grehenson|date=3 Maret 2008|title=WS Rendra akan dikukuhkan Sebagai Doktor Honoris Causa (HC) dari UGM|url=http://www.ugm.ac.id/id/berita/189-ws.rendra.akan.dikukuhkan.sebagai.doktor.honoris.causa.(hc).dari.ugm|access-date=29 April 2024}}</ref> Penyair yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak"<ref>{{cite web|first=Beno|last=Junianto|date=7 Agustus 2009|title=Mengapa WS Rendra Dijuluki Si Burung Merak|url=http://www.life.viva.co.id/news/read/81017-mengapa_ws_rendra_dijuluki_si_burung_merak|access-date=29 April 2024|archive-url=https://web.archive.org/web/20201219164230/https://www.viva.co.id/showbiz/81017-mengapa-ws-rendra-dijuluki-si-burung-merak|archive-date=29 April 2024|dead-url=yes}}</ref> ini, pada tahun 1967 mendirikan Bengkel Teater di [[Yogyakarta]]. Melalui Bengkel Teater itu, Rendra melahirkan banyak seniman antara lain [[Sitok Srengenge]], [[Radhar Panca Dahana]], [[Adi Kurdi]], dan lain-lain. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, ia memindahkan Bengkel Teater ke [[Depok]], Oktober [[1985]].<ref>{{Cite web |url=http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/ws-rendra/index.shtml |title=Salinan arsip |access-date=2005-06-27 |archive-date=2007-05-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070509162923/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/ws-rendra/index.shtml |dead-url=yes }}</ref>
 
== Kehidupan Pribadi ==
Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru [[bahasa Indonesia]] dan [[bahasa Jawa]] pada sekolah Katolik, [[Solo]], di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi[[srimpi]] di [[Keraton Surakarta Hadiningrat]]. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya.
 
Pernikahan Rendra dengan Sunarti Suwandi dan [[Sitoresmi Prabuningrat]] berakhir dengan perceraian, dan terakhir ia menikahi [[Ken Zuraida]] yang juga seniman teater. Dari ketiga istrinya, Rendra dikaruniai sebelas orang anak.
 
== PendidikanKarier ==
=== Rendra sebagaiKarier sastrawan ===
* TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis [[puisi]], [[cerita pendek]], dan [[drama]] untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya dan tampil sebagai pembaca puisi yang berbakat.
* SD s.d. SMA Katolik, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef, Solo (tamat pada tahun 1955).
* Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, [[Universitas Gajah Mada]], [[Yogyakarta]]
* Mendapat beasiswa [[American Academy of Dramatic Arts]] (1964–1967).
 
Ia pertama kali memublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah ''Siasat''. Setelah itu, puisi-puisinya pun menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti ''Kisah'', ''Sen''iSeni, ''Basis'', ''Konfrontasi'', dan ''Siasat Baru''. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 601960-an dan 701970-an.
== Rendra sebagai sastrawan ==
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis [[puisi]], [[cerita pendek]], dan [[drama]] untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya dan tampil sebagai pembaca puisi yang berbakat.
 
''Kaki Palsu'' adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika SMP dan ''Orang-orang di Tikungan Jalan'' adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya,'' Sastra Indonesia Modern II'' (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti [[Angkatan 45]], Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.<ref>{{Cite web |url=http://truveotube.com/about/sebatang-lisong-rendra |title=Salinan arsip |access-date=2009-08-07 |archive-date=2009-08-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090812042453/http://truveotube.com/about/sebatang-lisong-rendra |dead-url=yes }}</ref>
Ia pertama kali memublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah ''Siasat''. Setelah itu, puisi-puisinya pun menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti ''Kisah'', ''Sen''i, ''Basis'', ''Konfrontasi'', dan ''Siasat Baru''. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan 70-an.
 
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa [[Inggris]], [[Belanda]], [[Jerman]], [[Jepang]], dan [[India]].
''Kaki Palsu'' adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika SMP dan ''Orang-orang di Tikungan Jalan'' adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya,'' Sastra Indonesia Modern II'' (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti [[Angkatan 45]], Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.<ref>{{Cite web |url=http://truveotube.com/about/sebatang-lisong-rendra |title=Salinan arsip |access-date=2009-08-07 |archive-date=2009-08-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090812042453/http://truveotube.com/about/sebatang-lisong-rendra |dead-url=yes }}</ref>
 
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, [[New Delhi]] (1985), Berliner Horizonte Festival, [[Berlin]] (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, [[Melbourne]], Vagarth World Poetry Festival, [[Bhopal]] (1989), World Poetry Festival, [[Kuala Lumpur]] (1992), dan Tokyo Festival (1995).
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa [[Inggris]], [[Belanda]], [[Jerman]], [[Jepang]], dan [[India]].
 
=== Bengkel Teater dan Bengkel Teater Rendra ===
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, [[New Delhi]] (1985), Berliner Horizonte Festival, [[Berlin]] (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, [[Melbourne]], Vagarth World Poetry Festival, [[Bhopal]] (1989), World Poetry Festival, [[Kuala Lumpur]] (1992), dan Tokyo Festival (1995).
[[Berkas:Rendra di Halam Bengkel Teater.JPG|jmpl|''Rendra'' di halamhalaman Bengkel Teater.]]
 
Pada tahun 1967, sepulang dari [[Amerika Serikat]], ia mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Namun sejak 1977 ia mendapat kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk mempertunjukkan karya dramanya maupun membacakan puisinya. Kelompok teaternya pun tak pelak sukar bertahan. Untuk menanggulangi ekonominya Rendra hijrah ke Jakarta, lalu pindah ke Depok. Pada 1985, Rendra mendirikan ''Bengkel Teater Rendra'' yang masih berdiri sampai sekarang dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya.. Bengkel teater ini berdiri di atas lahan sekitar 3 hektar yang terdiri dari bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari. Di lahan tersebut tumbuh berbagai jenis tanaman yang dirawat secara asri, sebagian besar berupa tanaman keras dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, juga ditanami baru oleh Rendra sendiri serta pemberian teman-temannya. Puluhan jenis pohon antara lain, jati, mahoni, eboni, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong, dan lain-lain.
== Bengkel Teater dan Bengkel Teater Rendra ==
[[Berkas:Rendra di Halam Bengkel Teater.JPG|jmpl|''Rendra'' di halam Bengkel Teater.]]
Pada tahun 1967, sepulang dari [[Amerika Serikat]], ia mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Namun sejak 1977 ia mendapat kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk mempertunjukkan karya dramanya maupun membacakan puisinya. Kelompok teaternya pun tak pelak sukar bertahan. Untuk menanggulangi ekonominya Rendra hijrah ke Jakarta, lalu pindah ke Depok. Pada 1985, Rendra mendirikan ''Bengkel Teater Rendra'' yang masih berdiri sampai sekarang dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya..Bengkel teater ini berdiri di atas lahan sekitar 3 hektar yang terdiri dari bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari. Di lahan tersebut tumbuh berbagai jenis tanaman yang dirawat secara asri, sebagian besar berupa tanaman keras dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, juga ditanami baru oleh Rendra sendiri serta pemberian teman-temannya. Puluhan jenis pohon antara lain, jati, mahoni, eboni, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong, dan lain-lain.
 
== Penelitian tentang karya Rendra ==
Profesor Harry Aveling, seorang pakar sastra dari Australia yang besar perhatiannya terhadap kesusastraan Indonesia, telah membicarakan dan menerjemahkan beberapa bagian puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “A Thematic History of Indonesian Poetry: 1920 to 1974”. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman bernama Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul Rendras Gedichtsammlungen (1957—1972): ''Ein Beitrag Zur Kenntnis der Zeitgenossichen Indonesischen Literatur''. Verlag von Dietrich Reimer in Berlin: Hamburg 1977.
 
== Kontroversi ==
Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Theodorus Setya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan [[Clara Sinta]]. Romantisme percintaan mereka memberi inspirasi Rendra sehingga lahir beberapa puisi yang kemudian diterbitkan dalam satu buku ''Empat Kumpulan Sajak''.
 
Pada tahun 1971, [[Sitoresmi Prabuningrat|Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat]] ditemani oleh kakaknya R. A. Laksmi Prabuningrat, keduanya adalah putri darah biru Keraton [[Yogyakarta]] mengutarakan keinginannya untuk menjadi murid Rendra dan bergabung dengan Bengkel Teater. Tak lama kemudian Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti mengenai masuknya Rendra menjadi Islam hanya untuk [[poligami]]. TapiTetapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini, yakni kemerdekaan individual sepenuhnya. "Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai," katanya sambil mengutip ayat QuranAl-Qur'an, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, [[Naomi Srikandi]], dan [[Rachel Saraswati]].
 
Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting [[Ken Zuraida]], istri ke-3 yang memberinya dua anak, yaitu Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. TapiTetapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.
 
Sejak tahun 1977 ketika ia sedang menyelesaikan film garapan Sjumanjaya, ''Yang Muda Yang Bercinta'' ia dicekal pemerintah Orde Baru. Semua penampilan di muka publik dilarang. Ia menerbitkan buku drama untuk remaja berjudul ''Seni Drama untuk Remaja'' dengan nama Wahyu Sulaiman. Tetapi di dalam berkarya ia menyederhanakan namanya menjadi Rendra saja sejak 1975.
 
== Pendidikan ==
* TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
* SD s.d. SMA Katolik, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef, Solo (tamat pada tahun 1955).
* Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, [[Universitas Gajah Mada]], [[Yogyakarta]]
* Mendapat beasiswa [[American Academy of Dramatic Arts]] (1964–1967).
 
== Filmografi ==
=== Film ===
{| class="wikitable"
|-
! Tahun
! Judul
! Peran
! Keterangan
|-
| 1972
| ''[[Cintaku Jauh di Pulau]]''
| Bondan
|
|-
| rowspan="3"|1977
| ''[[Terminal Cinta]]''
| Joki Tobing
|
|-
| ''[[Yang Muda yang Bercinta (film)|Yang Muda yang Bercinta]]''
| Sony
|
|-
| ''[[Al Kautsar]]''
| Saiful Bachri
|
|-
| 2007
| ''[[Lari dari Blora]]''
| Simbah
|
|-
| 2008
| ''[[Kantata Takwa (film)|Kantata Takwa]]''
|
| Film dokumenter
|}
 
== Penghargaan ==
Baris 70 ⟶ 117:
* Penghargaan Achmad Bakri (2006).
 
== Karya ==
== Kontroversi pernikahan, masuk Islam, dan julukan Burung Merak ==
Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Theodorus Setya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan [[Clara Sinta]]. Romantisme percintaan mereka memberi inspirasi Rendra sehingga lahir beberapa puisi yang kemudian diterbitkan dalam satu buku ''Empat Kumpulan Sajak''.
 
Pada tahun 1971, [[Sitoresmi Prabuningrat|Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat]] ditemani oleh kakaknya R. A. Laksmi Prabuningrat, keduanya adalah putri darah biru Keraton [[Yogyakarta]] mengutarakan keinginannya untuk menjadi murid Rendra dan bergabung dengan Bengkel Teater. Tak lama kemudian Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti mengenai masuknya Rendra menjadi Islam hanya untuk [[poligami]]. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini, yakni kemerdekaan individual sepenuhnya. "Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai," katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, [[Naomi Srikandi]], dan [[Rachel Saraswati]].
 
Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting [[Ken Zuraida]], istri ke-3 yang memberinya dua anak, yaitu Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.
 
Sejak tahun 1977 ketika ia sedang menyelesaikan film garapan Sjumanjaya, ''Yang Muda Yang Bercinta'' ia dicekal pemerintah Orde Baru. Semua penampilan di muka publik dilarang. Ia menerbitkan buku drama untuk remaja berjudul ''Seni Drama untuk Remaja'' dengan nama Wahyu Sulaiman. Tetapi di dalam berkarya ia menyederhanakan namanya menjadi Rendra saja sejak 1975.
 
== Beberapa karya ==
 
=== Drama ===
* ''Orang-orang di Tikungan Jalan'' (1954)
Baris 123 ⟶ 160:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/ws-rendra/index.shtml W.S. Rendra di situs web Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070509162923/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/ws-rendra/index.shtml |date=2007-05-09 }}
* {{id}} [http://www.pusatbahasa.depdiknas.go.id/showpenuh.php?info=tokoh&actionTree=open&id=2&infocmd=show&infoid=6&row= W.S. Rendra di situs web Pusat Bahasa]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1995/11/16/0028.html kontroversi pernikahan, masuk Islam dan julukan Si Burung Merak] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080124075244/http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1995/11/16/0028.html |date=2008-01-24 }}
* {{id }} [http://www.lokerpuisi.web.id/2011/12/puisi-puisi-ws-rendra-si-burung-merak.html Kumpulan Puisi W.S Rendra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120221051049/http://www.lokerpuisi.web.id/2011/12/puisi-puisi-ws-rendra-si-burung-merak.html |date=2012-02-21 }}
* {{id}} [http://truveotube.com/about/sebatang-lisong-rendra Sajak Sebatang Lisong, ITB 1977] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090812042453/http://truveotube.com/about/sebatang-lisong-rendra |date=2009-08-12 }}
* {{Id}} [https://jogja.tribunnews.com/2023/09/26/puisi-sajak-mata-mata-ws-rendra-ada-suara-bising-di-bawah-tanah-ada-suara-gaduh-di-atas-tanah Puisi Sajak Mata-mata W.S. Rendra: Ada suara bising di bawah tanah Ada suara gaduh di atas tanah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20240115113546/https://jogja.tribunnews.com/2023/09/26/puisi-sajak-mata-mata-ws-rendra-ada-suara-bising-di-bawah-tanah-ada-suara-gaduh-di-atas-tanah|date=2024-04-29}}
* Sajak mata-mata
 
{{Authority control}}