Mahisa Campaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
k Penambahan referensi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(39 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|Narasinghamurti sebagai salah satu wujud [[awatara]] [[Wisnu]]|Narasinga}}
'''Mahisa Campaka / Narajaya / Jayapangus''' (lahir: [[1178]] - wafat: [[1269]]) adalah tokoh dalam ''[[Pararaton]]'', yang menurut ''Negarakertagama'' adalah seorang putra keturunan dari [[Mahisa Wong Ateleng|Bhatara Parameswara]] / [[Mahesa Wong Ateleng|Mahisa Wong Ateleng]], bernama '''Bhatara Narasinghamurti''', yaitu ayah dari [[Lembu Tal|Rahadyan Lembu Tal]] dan kakek [[Raden Wijaya]], pendiri Kerajaan [[Majapahit]].Menurut Catatan Negarakertagama dan catatan Manawa dharmasastra bali , '''Narasinghamurti''' menjabat sebagai Panglima tertinggi Singosari (Ratu Anggabhaya) sekaligus menjabat sebagai Raja Mancanegara Nusa Atepan /Raja dari Kepulauan yang terdiri dari 7 pulau di luar jawa<ref>{{Cite web|title=Babad Bali - Pura Penegil Dharma|url=https://www.babadbali.com/pura/plan/penegil-darma.htm|website=www.babadbali.com|access-date=2024-08-14}}</ref>.Menurut prasasti Mantring Gianyar, Beliau memiliki dua orang istri yang bernama Paduka Bhatari Sri Parameswari Indijaketana (Singosari) yang berputra [[Dyah Lembu Tal|Raden Lembu TaL]] dan Paduka Sri Mahadewi Cangkaja Cihna (Bali) <ref>{{Cite web|title=Kisah Raja Jayapangus dengan Istrinya dari China di Bali|url=https://bali.tribunnews.com/2021/10/07/kisah-raja-jayapangus-dengan-istrinya-dari-china-di-bali|website=Tribun-bali.com|language=id-ID|access-date=2024-08-14}}</ref>.
==
Menurut ''[[Pararaton]]'', Mahisa Campaka adalah putra dari [[Mahisa Wonga Teleng]] putra [[Ken Arok]] pendiri [[Kerajaan Tumapel]] (atau lebih terkenal [[Singhasari]]). Namanya muncul pertama kali dalam kisah pelantikan [[Tohjaya]] sebagai raja [[Tumapel]] menggantikan [[Anusapati]] tahun [[1249]].
== Mahisa Campaka dan Ranggawuni ==
Setelah [[Tohjaya]] tewas, [[Ranggawuni]] menjadi ''raja [[Tumapel]]'' bergelar [[Wisnuwardhana]], sedangkan Mahisa Campaka menjabat ''Ratu Angabhaya'' atau ''raja [[Kadiri]]'' bergelar Bhatara Narasinghamurti. Keduanya memerintah berdampingan. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan kerukunan di antara keturunan [[Ken Arok]] (dalam hal ini diwakili Narasinghamurti) dan keturunan [[Tunggul Ametung]] (yang diwakili [[Wisnuwardhana]]). Pemerintahan bersama itu dalam ''[[Pararaton]]'' diibaratkan seperti dua ular dalam satu liang.
== Akhir Hayat ==▼
Prasasti Penampihan yang dikeluarkan oleh [[Kertanagara]] (putra [[Wisnuwardhana]]) menyebut Narasinghamurti meninggal dunia tahun [[1269]]. Ia didharmakan (dibuatkan monumen penghormatannya) di [[Situs Kumitir|Kumitir]], menurut [[Desawarnnana]] karya Mpu [[Prapanca]].▼
== Keturunan ==
Menurut ''[[Pararaton]]'' Narasinghamurti memiliki putra bernama [[Raden Wijaya]] yang kelak mendirikan [[Kerajaan Majapahit]].
Sementara itu, menurut ''[[Nagarakretagama]]'', menyebut [[Raden Wijaya|Dyah Wijaya]] adalah putra [[Dyah Lembu Tal]] putra Narasinghamurti. Dengan kata lain, [[Raden Wijaya]] adalah cucu Narasinghamurti.
== Nama Asli Narasinghamurti ==
Baris 17 ⟶ 26:
[[Prasasti Mula Malurung]] yang dikeluarkan oleh [[Wisnuwardhana]] tahun [[1255]] mencantumkan daftar nama para raja bawahan [[Tumapel]] namun tidak menyebutkan adanya nama Narasinghamurti di dalamnya. Hal ini terasa aneh karena menurut ''[[Pararaton]]'' dan ''[[Nagarakretagama]]'', Narasinghamurti adalah tokoh penting dalam pemerintahan [[Wisnuwardhana]].
Namun
▲== Akhir Hayat ==
▲Prasasti Penampihan yang dikeluarkan oleh [[Kertanagara]] (putra [[Wisnuwardhana]]) menyebut Narasinghamurti meninggal dunia tahun [[1269]].
Pendapat kedua, sebenarnya nama Narasinghamurti sudah disebut dalam [[Prasasti Mula Malurung]], yaitu sebagai '''Nararya Waning Hyun'''. Hadi Sidomulyo dalam bukunya yang berjudul “''Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapañca''” (terbit 2007) membantah bahwa Narārya Waning Hyun adalah nama asli Jayawardhanī Dikarenakan Nararya adalah gelar bagi seorang laki-laki, bukan seorang perempuan. Dan penafsiran Waning Hyun sebagai perempuan adalah dari Prof. Slamet Muljana sendiri.
▲Menurut ''[[Pararaton]]'' Narasinghamurti memiliki putra bernama [[Raden Wijaya]] yang kelak mendirikan [[Kerajaan Majapahit]]. Sementara itu, ''[[Nagarakretagama]]'' menyebut [[Raden Wijaya]] adalah putra [[Lembu Tal]] putra Narasinghamurti. Dengan kata lain, [[Raden Wijaya]] adalah cucu Narasinghamurti.
== Kepustakaan ==
Baris 28 ⟶ 34:
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
* Hadi Sidomulyo (2007). Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapañca. Cetakan pertama. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
== Lihat pula ==
|