Jawa Banyumasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Membalikkan revisi 26174447 oleh Apri DAV (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|langs=[[Bahasa Jawa Banyumasan]]<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels= [[Islam]] 97,5%<br/ >[[Kekristenan|Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Katolik]]) 2,5%
|related= sub etnis [[SukuJawa Jawa|JawaArekan]] lainya dan, [[SukuJawa SundaMataraman]]
}}
[[Berkas:Banyumasan.jpg|jmpl|Peta Pulau Jawa yang menunjukkan kawasan penutur [[Bahasa Jawa Banyumasan]]]]
 
'''Jawa Banyumasan''' (''Tiyang Jawi Toyajenean'' ([[krama]]); ''Wong Jawa Banyumasan'' ([[ngoko]])) adalah etnis Jawa yang berasal dari [[Jawa Tengah]] bagian barat, yang lebih akrab disebut sebagai wong ngapak dengan slogannya yang terkenal "Ora Ngapak Ora Kepenak". Ciri khas dari etnis Jawa Banyumasan yaitu adanya sedikit perbedaan budaya, dialek, logat bahasa dan karakter dari etnis Jawa pada umumnya. Wilayah Banyumasan (eks [[Karesidenan Banyumas]]) terletak di bagian paling barat [[Jawa Tengah]] yang mengitari [[Gunung Slamet]] dan [[Sungai Serayu]], meliputi; [[Cilacap]], [[Banjarnegara]], [[Purbalingga]] dan [[Banyumas]]. Meskipun terdapat sedikit perbedaan (nuansa) adat-istiadat dan logat bahasa, akan tetapi secara umum daerah-daerah tersebut dapat dikatakan "sewarna", yaitu sama-sama menggunakan [[bahasa Jawa Banyumasan]].
 
==Bahasa==
Baris 17:
Bahasa Banyumasan, atau yang lebih akrab disebut sebagai bahasa [[Ngapak]], adalah dialek [[bahasa Jawa]] yang digunakan oleh masyarakat di [[Jawa Tengah]] bagian barat. Lebih tepatnya di dua eks-karesidenan, [[keresidenan Banyumas|Banyumas]] dan [[keresidenan Pekalongan|Pekalongan]] (sebagian).
 
Eks-[[Karesidenan Banyumas]] meliputi [[Banjarnegara]], [[Purbalingga]], [[Banyumas]], [[Cilacap]], [[Wonosobo]] dan sebagian [[Kebumen]]. Eks [[Karesidenan Pekalongan]] meliputi [[Kabupaten Tegal]], [[Kota Tegal]], [[Brebes]], [[Pemalang]], [[Batang]], [[Kabupaten Pekalongan]] dan [[Kota Pekalongan]]. Dialek Banyumasan juga sampai ke [[Kabupaten Cirebon]], [[Kota Cirebon]] dan wilayah [[Jawa Barat]] yang berbatasan dengan [[Jawa Tengah]], seperti [[Ciamis]], [[Kota Banjar]], [[Pangandaran]] dan [[Cirebon]], meskipun sudah tercampur dengan bahasa dan dialek Sunda. Sejumlah ahli [[bahasa Jawa]] menyebut Bahasa Banyumasan sebagai bentuk Bahasa Jawa asli atau tahap awal.<ref>Budiono Herusasoto (2008) Banyumas: Sejarah, Budaya, Bahasa Dan Watak</ref><ref>Politik Mataram yang Membentuk Bahasa Jawa Banyumasan[https://tirto.id/politik-mataram-yang-membentuk-bahasa-jawa-banyumasan-gvBd]</ref>
 
Ciri khas [[Bahasa Jawa Banyumasan]] terdapat pada bunyi vokal '''“a”''' pada banyak kata, terutama dalam akhirannya. Dalam [[Bahasa Jawa|Bahasa Jawa Baku]] ( Solo atau Yogyakarta) bunyi vokalnya berubah jadi '''“o”'''. Misalnya, jika di [[Cilacap]] orang ingin makan '''“sêga”''' (nasi), di [[Solo]] disebutnya orang ingin makan '''“sêgo”'''. Jika di [[Purwokerto]] sembilan adalah '''“sanga”''', di [[Yogyakarta]] jadi '''“songo”'''.