Sigālovāda Sutta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
{{PaliCanon|sutta}} |
||
(34 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{Buddhisme Theravada}}
'''Sigalovada Sutta''' adalah Sutta ke-31 yang dijelaskan dalam [[Digha Nikaya]]. Sigalovada Sutta dikenal pula dengan nama '''Sīgāla Sutta''', '''Sīgālaka Sutta''', '''Siṅgālovāda Sutta''', dan '''Sigālovāda Suttanta'''.▼
{{Buddhisme}}
▲''
''Sigalovada Sutta'' merupakan khotbah [[Buddha Gautama]] yang berkaitan
''Sigalovada Sutta'' berisikan wejangan [[Buddha Gautama]] kepada Sigala, putera keluarga [[Buddhis]] yang tinggal di [[Rajagaha]]. Orang tua Sigala adalah penganut [[agama Buddha]] yang taat dan berbakti kepada [[Buddha]], tetapi mereka tidak berhasil mengajak putranya mengikuti jejak mereka. Ketika ayah Sigala akan meninggal dunia, ia berpesan kepada Sigala untuk melaksanakan permintaannya untuk menghormati 6 penjuru pada waktu
By: WIKIPEDIA👍
== Rangkuman isi ==
Dalam Sigalovada Sutta, [[Buddha Gautama]] menguraikan petunjuk mengenai 6 penjuru yang perlu disembah, yaitu:<ref name="Indo">{{cite web | url = https://samaggi-phala.or.id/tipitaka/sigalovada-sutta-2/ | title = Sigalovada Sutta - Terjemahan Bahasa Indonesia | accessdate = 4 Januari 2021}}</ref><ref name="Pali">{{cite web | url = https://static.sariputta.com/pdf/tipitaka/574/Pathikavaggapali.pdf | title = Dīghanikāyo – Pāthikavaggapāḷi | accessdate = 4 Januari 2021 | pages = 75–81}}</ref>
{| class="wikitable"
! Arah
Baris 29 ⟶ 33:
| Para [[pertapa]] dan [[Brahmana]]
|}
Berikut kutipan dari bagian akhir Sigalovada Sutta tentang arah-arah yang harus dihormati dan rangkuman dari seluruh kebajikan yang diungkapkan dalam sutta ini (''Sutta Pitaka, DN 31''):
:'''''Idamavoca bhagavā. Idaṃ vatvāna sugato athāparaṃ etadavoca satthā – ‘‘Mātāpitā disā pubbā, ācariyā dakkhiṇā disā; Puttadārā disā pacchā, mittāmaccā ca uttarā. ‘‘Dāsakammakarā heṭṭhā, uddhaṃ samaṇabrāhmaṇā; Etā disā namasseyya, alamatto kule gihī. ‘‘Paṇḍito sīlasampanno, saṇho ca paṭibhānavā; Nivātavutti atthaddho, tādiso labhate yasaṃ. ‘‘Uṭṭhānako analaso, āpadāsu na vedhati; Acchinnavutti medhāvī, tādiso labhate yasaṃ. ‘‘Saṅgāhako mittakaro, vadaññū vītamaccharo; Netā vinetā anunetā, tādiso labhate yasaṃ. ‘‘Dānañca peyyavajjañca, atthacariyā ca yā idha; Samānattatā ca dhammesu, tattha tattha yathārahaṃ; Ete kho saṅgahā loke, rathassāṇīva yāyato. ‘‘Ete ca saṅgahā nāssu, na mātā puttakāraṇā; Labhetha mānaṃ pūjaṃ vā, pitā vā puttakāraṇā. ‘‘Yasmā ca saṅgahā ete, sammapekkhanti paṇḍitā; Tasmā mahattaṃ papponti, pāsaṃsā ca bhavanti te’’ti.'''''<ref name="Pali"/>
:''Dan setelah Sang Sugata berkata demikian, Sang Guru (sattha) berkata lebih lanjut: Ibu dan ayah adalah arah timur, Dan guru-guru adalah arah selatan. Istri dan anak-anak adalah arah barat, Dan sahabat-sahabat serta sanak kerabat adalah arah utara; Para pelayan dan pekerja adalah arah bawah. Dan arah atas adalah para pertapa dan brahmana. Semua arah ini harus disembah oleh seorang yang baik Ia yang bijaksana dan disiplin, Baik hati dan cerdas, Rendah hati, bebas dari keangkuhan, Seorang yang demikian akan mendapatkan keuntungan. Bangun pagi, mencemooh kemalasan, Tidak tergoyahkan oleh kemalangan, Berperilaku tidak tercela, cerdas, Seorang yang demikian akan mendapatkan keuntungan. Bergaul dengan teman-teman, dan memelihara mereka. Menyambut kedatangan mereka, tidak menjadi tuan rumah yang kikir, seorang penuntun, guru dan teman, seorang yang demikian akan mendapatkan keuntungan. Memberikan persembahan dan berkata-kata yang baik, Menjalani kehidupan demi kesejahteraan orang lain, Tidak membeda-bedakan dalam segala hal, Tidak memihak menuruti tuntutan situasi: Hal-hal ini membuat dunia berputar, Bagaikan sumbu roda kereta. Jika hal-hal demikian tidak ada, Tidak ada ibu yang akan mendapatkan dari anaknya, Penghormatan dan penghargaan, Tidak juga ayah, sebagaimana seharusnya mereka dapatkan. Tetapi karena kualitas-kualitas ini dianut oleh para bijaksana dengan penuh hormat, maka hal-hal ini terlihat menonjol dan sangat dipuji oleh semua.''<ref name="Indo"/>
== Referensi ==
{{reflist}}
* {{Cite book|author=Sasanaputra, Albert Kumala, S.Ag., M.Pd.|title=Budi Pekerti dan HAM dalam Pendidikan Agama Buddha|publisher=Mandiri Publication House|year=2007}}▼
== Bacaan lanjutan ==
{{buddha-stub}}▼
{{Wikisource|Sigalovada Sutta}}
▲* {{Cite book|author=Sasanaputra, Albert Kumala, S.Ag., M.Pd.|title=Budi Pekerti dan HAM dalam Pendidikan Agama Buddha|publisher=Mandiri Publication House|year=2007|editor=P.My. Giriputra|pages=8-9;11|id= ISBN 979-24-1107-0|language= Indonesia|series=SMP Kelas IX}}
* {{cite web|author=Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha|url=http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=183|title=Samaggi-phala : Tipitaka : Sigalovadda Sutta|publisher=Badan Penerbit Ariya Surya Chandra|year=1991|accessdate=2010-06-03|archive-date=2010-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20100722145214/http://samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=183|dead-url=yes}}
{{Buddhisme-topik}}
[[Kategori:Digha Nikaya]]
[[Kategori:Sutta Pitaka]]
[[Kategori:Theravada]]
[[Kategori:Kitab Buddhisme Theravada]]
[[Kategori:Buddhisme]]
▲{{buddha-stub}}
|