Sunan Lawu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Mengembalikan suntingan oleh Gaung Tebono (bicara) ke revisi terakhir oleh Enperfectify World Tag: Pengembalian |
||
(25 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Sunan Lawu / Raden Gugur'''
== Asal usul ==
Menurut cerita yang berkembang, Sunan Lawu merupakan keturunan keluarga Kerajaan Majapahit <ref>{{Cite web|last=Admin|date=2022-03-22|title=Mengenal Jalak Lawu, Dari Mitos Tugas Wongso Menggolo Hingga Sejarah Pengasingan Raja Brawijaya di Puncak Gunung Lawu.|url=https://kominfo.magetan.go.id/mengenal-jalak-lawu-dari-mitos-tugas-wongso-menggolo-hingga-sejarah-pengasingan-raja-brawijaya-di-puncak-gunung-lawu/|website=Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Magetan|language=id|access-date=2024-06-05}}</ref>yang lahir dari seorang [[selir]]. Versi ini melanjutkan, karena kesedihan pada kenyataan bahwa sang pangeran tidak dapat menjadi raja, ia kemudian diam-diam melarikan diri ke puncak [[Gunung Lawu|Lawu]] dan tinggal di sana dengan nama Joko Kebuk (dalam [[bahasa Jawa]], ''kebuk'' berarti menghilang). Setelah pencarian yang lama, Raja Majapahit menemukannya dan mengangkatnya menjadi Sunan Lawu.{{Sfn|Adam|2021|p=45–46}}
Setelah pertemuan tersebut, ia tetap tinggal di gunung bersama istrinya, Retno Dumilah. Raja kemudian memerintahkan seorang [[pandai besi]] bernama Empu Domas untuk pergi ke Lawu bersama semua rekannya untuk membantu Sunan Lawu membangun keraton.{{Sfn|Adam|2021|p=46}}
Ketika Majapahit runtuh, Sunan Lawu berperang dalam sebuah pertempuran yang berujung membuatnya terpaksa mundur. Ia kehilangan semua pengikutnya kecuali tiga pembantunya. Ia kemudian menuju Argo Tumiling. Selain Argo Tumiling, terdapat tempat lain yang diasosiasikan dengan Sunan Lawu. Tempat itu bernama Lumbung Selayur yang berada di selatan Argo Dumilah yang dipercaya sebagai keraton atau kediaman Sunan Lawu. Selain itu, Pawonsewu yang berada di sebelah baratnya juga dipercaya sebagai dapurnya.{{Sfn|Adam|2021|p=46–47}}
Kepercayaan pada Sunan Lawu juga hidup di sisi utara Gunung Lawu, yaitu di wilayah [[Ngrambe, Ngawi|Ngrambe]], yang masuk wilayah [[Kabupaten Ngawi]]. Kisah-kisah rakyat masih mengatakan bahwa sebelum Sunan lawu menghuni puncak gunung, para dewa telah tinggal di sana. Mereka menyebut nama-nama [[Batara Guru|Batoro Guru]] dan [[Narada]]. Orang-orang juga mengetahui bahwa kepercayaan ini muncul dari pihak [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]]. Selain itu, di sana terdapat tempat suci Pringgodani atau Pringgosari, yang merupakan kediaman [[Gatotkaca|Raden Gatotkaca]] atau yang di sana disebut sebagai Raden Koconagoro karena Gatotkaca pantang disebutkan.{{Sfn|Adam|2021|p=49}}
== Referensi ==
<references />
== Daftar pustaka ==
* {{cite book|last=Adam|first=Lucien|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Antara_Lawu_dan_Wilis/EKpNEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Antara Lawu dan Wilis|location=|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-644-5|editor-last=Reinhart|editor-first=Christopher|language=Indonesia|chapter=Gunung Keramat Lawu dan Wilis, Masa Klasik Madiun Raya dalam Kacamata Arkeologi dan Sejarah|ref=harv|authorlink=|url-status=live}}
{{mitos-stub}}
|