Hasan Basry: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(39 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{disambiginfo|Hasan Basri}}
{{Infobox Officeholder
|honorific_prefix =
|name = {{PAGENAME}} |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|office = Pangdam X/Lambung Mangkurat
| nickname = ▼
|order = ke-1
|term_start = 17 Juli 1958
|term_end = 24 September 1958
| branch = ▼
|predecessor = ''Jabatan baru''
|successor = [[A. Wahab Sjachranie|Letnan Kolonel Inf A. Wahab Sjachranie]]
| rank = [[Brigadir Jenderal]]▼
| servicenumber = <!--Do not use data from primary sources such as service records.-->▼
|
|
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| battles = ▼
|servicenumber = 17594
|rank = [[Berkas:Pdu brigjendtni_staf.png|25px]] [[Brigadir Jenderal|Brigadir Jenderal TNI]]
| awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]▼
| memorials =▼
| spouse = <!-- Add spouse if reliably sourced --> ▼
|commands
|battles
|
| website = <!-- {{URL|example.com}} -->▼
|
'''[[Brigjen]] Hasan Basry''' ({{lahirmati|[[Kandangan, Hulu Sungai Selatan]]|17|6|1923|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|15|7|1984}}) adalah seorang tokoh militer dan Pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Simpang Empat, [[Liang Anggang, Banjarbaru|Liang Anggang]], [[Kota Banjarbaru]], [[Kalimantan Selatan]]. Dianugerahi gelar [[Pahlawan nasional Indonesia]] berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal [[3 November]] [[2001]].<ref name="pahnas">PERANGINANGIN, Marlon dkk; '''''Buku Pintar Pahlawan Nasional'''''. [[Batam]]: Scientific Press, [[2007]].</ref>▼
|signature =
|office1=Rektor Universitas Lambung Mangkurat|predecessor1=''Jabatan baru''|successor1=[[Milono]]|term_start1=21 September 1958|term_end1=1963|order1=ke-1}}
▲
==
[[Berkas:Hassan-basry 1949.jpg|thumb|300px|Hasan Basry menerima rangkaian bunga beberapa saat sesudah pertemuan dengan misi militer Belanda dan utusan PBB (UNCI) di Munggu Raya, Kandangan 2 September 1949]]▼
Hasan Basry menyelesaikan pendidikan di Hollands Inlandsche School ([[HIS]]) yang setingkat sekolah dasar, kemudian ia mengikuti pendidikan berbasis Islam, mula-mula di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan, kemudian di Kweekschool Islam Pondok Modern di [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], [[Jawa Timur]].<ref name="pahnas"/>▼
=== Masa
▲[[Berkas:Hassan-basry 1949.jpg|
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|prolamasi kemerdekaan]], Hasan Basry aktif dalam organisasi pemuda [[Kalimantan]] yang berpusat di [[Surabaya]]. Dari sini ia mengawali kariernya sebagai pejuang. Pada 30 Oktober 1945, Hasan Basry berhasil menyusup pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Sesampainya di Banjarmasin, Hasan Basry menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran, untuk mengirimkan pamflet dan poster tentang kemerdekaan Indonesia. Selain itu melalui AA. Hamidhan, juga dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi, sedangkan yang ke Kandangan dikirim lewat H. Ismail. ▼
▲Hasan Basry menyelesaikan pendidikan di ''Hollands Inlandsche School'' ([[HIS]]) yang setingkat sekolah dasar, kemudian ia mengikuti pendidikan berbasis Islam, mula-mula di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan, kemudian di Kweekschool Islam Pondok Modern Darussalam Gontor di [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], [[Jawa Timur]].<ref name="pahnas"/>
=== Masa Revolusi Kemerdekaan ===
Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan Lasykar Syaifullah. Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan, sebagai pemimpin ditunjuklah Hassan Basry. Pada tanggal 24 September 1946 saat acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan dipenjarakan Belanda. Karena itu Hassan Basry mereorganisir anggota yang tersisa dengan membentuk , '''Benteng Indonesia'''.<ref name="pahnas"/>▼
▲Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|prolamasi kemerdekaan]], Hasan Basry aktif dalam organisasi pemuda [[Kalimantan]] yang berpusat di [[Surabaya]]. Dari sini ia mengawali kariernya sebagai pejuang. Pada 30 Oktober 1945, Hasan Basry berhasil menyusup pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Sesampainya di Banjarmasin, Hasan Basry menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran, untuk mengirimkan pamflet dan poster tentang kemerdekaan Indonesia. Selain itu melalui AA. Hamidhan, juga dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi, sedangkan yang ke Kandangan dikirim lewat H. Ismail.
▲Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan Lasykar Syaifullah. Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan, sebagai pemimpin ditunjuklah Hassan Basry. Pada tanggal 24 September 1946 saat acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan dipenjarakan Belanda. Karena itu Hassan Basry mereorganisir anggota yang tersisa dengan membentuk
Pada tanggal 15 Nopember 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M.Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto, menghubungi Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan. Dengan mengerahkan pasukan Banteng Indonesia Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut. Ia menempatkan markasnya di Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan bersenjata di [[Kalimantan Selatan]] ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu.<ref name="pahnas"/>▼
▲Pada tanggal 15 Nopember 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M.Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto, menghubungi Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan. Dengan mengerahkan pasukan Banteng Indonesia Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut. Ia menempatkan markasnya di Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan bersenjata di [[Kalimantan Selatan]] ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu.<ref name="pahnas"/><ref name="utama">{{Cite book|last=Bachtiar|first=Harsya W.|date=1988|url=https://books.google.com/books?id=IyQgAAAAMAAJ|title=Siapa dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD)|location=Jakarta|isbn=9789794281000|page=82|language=id|url-status=live}}</ref>
Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di [[Jawa]] menyebabkan posisi Hasan Basry dan pasukannya menjadi sulit. Sesuai dengan [[Perjanjian Linggarjati]] ([[25 Maret]] [[1947]]), Belanda hanya mengakui kekuasaan ''de facto'' RI atas Jawa, [[Pulau Madura|Madura]] dan [[Sumatera]]. Berarti [[Kalimantan]] merupakan wilayah yang ada di bawah kekuasaan [[Belanda]]. Akan tetapi, Hasan Basry tidak terpengaruh oleh perjanjian tersebut. Ia dan pasukannya tetap melanjutkan perjuangan melawan [[Belanda]]. Sikap yang sama diperlihatkan pula terhadap [[Perjanjian Renville]] ([[17 Januari]] [[1948]]). Ia menolak untuk memindahkan pasukannya ke daerah yang masih dikuasai RI, yakni ke [[Jawa]].<ref name="pahnas"/>▼
▲Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di [[Jawa]] menyebabkan posisi Hasan Basry dan pasukannya menjadi sulit. Sesuai dengan [[Perjanjian Linggarjati]] ([[25 Maret]] [[1947]]), Belanda hanya mengakui kekuasaan ''de facto'' RI atas Jawa, [[Pulau Madura|Madura]] dan [[
[[Berkas:ALRI Divisi IV Hasan Basry.jpg|kiri|jmpl|Tanda pengenal Hasan Basry sebagai panglima [[Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV (A)|ALRI Divisi IV (A)]]]]
Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan pertahanan Belanda pada masa itu dengan puncaknya berhasil memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949 atau [[Proklamasi Kalimantan]].
Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan antara ALRI DIVISI (A) dengan Belanda, beserta penengah UNCI. Pada kesempatan ini, Jenderal Mayor Suharjo atas nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI DIVISI (A) sebagai bagian dari Angkatan Perang Indonesia, dengan pemimpin Hassan Basry dengan pangkat Letnan Kolonel.
Kemudian pada 1 November 1949, ALRI DIVISI (A) dilebur ke dalam TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan panglima Letkol Hassan Basry. Ia dilantik pada tanggal 10 November 1949.<ref name="utama" />
=== Pasca Revolusi Kemerdekaan ===
Selesai perang kemerdekaan,
Sekembalinya ke tanah air, pada tahun 1956, Hassan Basry di lantik sebagai Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel.
Pada saat suasana politik memanas karena kegiatan PKI dan ormasnya, Hassan Basry mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta ormasnya pada tanggal 22 Agustus 1960. Keluarnya surat ini sempat ditegur oleh Presiden Sukarno, namun Hassan Basry sebagai kepala Penguasa Perang Daerah Kalsel tidak mentaati teguran presiden. Pembekuan PKI dan ormasnya diikuti oleh daerah [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sumatera Selatan]], peristiwa ini dikenal dengan sebutan Tiga Selatan
Pada 1960 – 1966, Hassan Basry menjadi anggota MPRS. Pada tahun 1970,
[[Berkas:Hassan Basry - Makam 001.jpg|jmpl|Makam Hasan Basry di Banjarbaru, Kalimantan Selatan]]
Hassan Basry meninggal pada tanggal 15 Juli 1984 setelah sakit dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Pemakaman
== Peran di Bidang Pendidikan ==
Hassan Basry, bersama rekan-rekan Kesatuan [[Tentara Nasional Indonesia]] [[Divis Lambung Mangkurat|Divisi Lambung Mangkurat]], para pejuang dan tokoh masyarakat, membentuk [[Dewan Lambung Mangkurat]] pada tanggal 3-10 Maret 1957. Salah satu rencana kerja adalah mendirikan perguruan tinggi di Kalimantan. Pada pertengahan tahun 1958 dibentuk [[Panitia Persiapan Pendirian Universitas Lambung Mangkurat]] yang diketuai Hassan Basry.<ref name="unlam.ac.id">{{Cite web |url=http://unlam.ac.id/web/sejarah/ |title=Salinan arsip |access-date=2014-07-30 |archive-date=2014-07-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140709173010/http://unlam.ac.id/web/sejarah/ |dead-url=yes }}</ref>
Pada 21 September 1958, panitia berhasil mendirikan [[Universitas Lambung Mangkurat]] dengan susunan kepemimpinan: Presiden Universitas
▲Pada 21 September 1958, panitia berhasil mendirikan [[Universitas Lambung Mangkurat]] dengan susunan kepemimpinan: Presiden Universitas : Letkol H. Hasan Basry; Wakil Presiden: Mayor Abdul Wahab Syahranie; dan Sekretaris : Drs. Aspul Anwar. Pada awal berdirinya, universitas ini terdiri atas empat fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik, dan Fakultas Islamilogi. Pada tanggal 1 November 1960, Universitas Lambung Mangkurat resmi sebagai [[Perguruan Tinggi Negeri|perguruan tinggi negeri]] (PTN)<ref>http://unlam.ac.id/web/sejarah/</ref>.
== Lihat pula ==
* [[Proklamasi Kalimantan]]
== Referensi ==
{{reflist}}
==
* {{id}} [http://
* {{id}} [http://bumibanjar.blogspot.com/2010/05/
* {{id}} [http://bumibanjar.blogspot.com/2010/05/brigjen-hasan-basri.html/ Brigjen. H. Hassan Basry] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170813005757/http://bumibanjar.blogspot.com/2010/05/brigjen-hasan-basri.html |date=2017-08-13 }}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Basry, Hasan}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer X/Lambung Mangkurat]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Al-Azhar]]
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Hulu Sungai Selatan]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
|