Kampung Adat Nagari Sijunjung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ekandreas (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 20:
}}
 
'''Kampung Adat Nagari Sijunjung''' adalah representasi perkampungan dan masyarakat [[Matrilineal]] [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. Kampung adat ini terletak di Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, [[Sijunjung, Sijunjung, Sijunjung|Nagari Sijunjung]], [[Sijunjung, Sijunjung|Kecamatan Sijunjung]], [[Kabupaten Sijunjung]], [[SumatraSumatera Barat|Provinsi Sumatera Barat]]. Secara geografis kampung adat ini terletak diantara dua sungai yakni Batang Sukam dan Batang Kulampi . Perkampungan ini terhampar sekumpulan [[Rumah Gadang]] (Rumah Adat Suku Minangkabau) sebanyak 76 buah sebagai simbol kaum (clan) berbasis matrilineal yang masih berfungsi dan dibangun serta tertata rapi dalam satu kawasan. Di lingkungan Nagari ini terdapat sawah dan ladang, pandam pakuburan, surau, masjid, pasar, jalan, dan balai adat tersusun pada area yang saling berdekatan dengan sungai.<ref>{{Cite web|last=bpcbsumbar|date=2015-10-08|title=PERKAMPUNGAN ADAT NAGARI SIJUNJUNG: Representasi Perkampungan dan Masyarakat Matrilineal Minangkabau|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/perkampungan-adat-nagari-sijunjung-representasi-perkampungan-dan-masyarakat-matrilineal-minangkabau/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat|language=en-US|access-date=2022-08-11}}</ref>
 
== Sejarah ==
Pembentukan awal konsep nagari mulai dikenal pada abad ke 14. Sistem nagari terbentuk karena terpenuhinya syarat menurut adat, yaitu bataratak (menetap), badusun (sudah berkumpul), bakoto (kumpulan beberapa dusun) dan banagari. Pembentukannya diawali dengan perumusan beberapa tokoh yang berkumpul di Batang Kandih sekitar abad ke 14. Menurut legenda, dalam perjalanan rapat mereka melihat salah satu anak gadis tercebur ke lumpur dan tidak ada yang dapat mengangkat, sehingga harus menggunakan kemampuan spiritual dengan menggunakan tongkat ”di-junjuang”. Dari peristiwa tersebut muncul ide penamaan nagari ”Si Puti Junjuang”, namun karena pelafalan masyarakat akhirnya diberi nama Sijunjung. Perkampungan ini diperkirakan mulai ada sejak masa Kerajaan Pagaruyung (abad 16) yang memperlihatkan bentuk pola pemukiman Minangkabau.<ref name=":0">{{Cite web|title=Perkampungan Adat Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato Nagari Sijunjung - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya|url=http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2017072400002/perkampungan-adat-jorong-padang-ranah-dan-tanah-bato-nagari-sijunjung|website=cagarbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2022-08-12|archive-date=2022-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220810231920/http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2017072400002/perkampungan-adat-jorong-padang-ranah-dan-tanah-bato-nagari-sijunjung|dead-url=yes}}</ref>
 
== PersukuanPasukuan ==
Perkampungan Adat Sijunjung dihuni oleh enam suku (''klan''): [[Suku Caniago|Chaniago]], [[Suku Piliang|Piliang]], Tobo, [[Suku MalayuPanai|MalayuPanai]], Tobo, [[Suku PanaiMalayu|PanaiMalayu]], dan Malayu Tak Timbago.
 
== Arsitektur ==
Baris 114:
[[Kategori:Cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya di Sumatera Barat]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Sumatra Barat]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Kabupaten Sijunjung]]
[[Kategori:Sijunjung, Sijunjung]]