Emma Poeradiredja: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penautan Partai Kebangsaan Indonesia Wanita |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Anggota DPR RI 1972–1977 to Category:Anggota DPR RI 1971–1977 using Cat-a-lot |
||
(23 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Person
|name = Emma Poeradiredja
|image = Emma
|image_size = 280px
|caption =
|birth_name=Nyi Raden Rachmat’ulhadiah Poeradiredja
|birth_date = {{birth date|1902|8|13|mf=y}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Cilimus]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
Baris 16:
|organization=* Dameskring, pendiri organisasi perempuan, [[1923]].
* [[Bond Inlandsche Studeerenden]].
* [[Jong Islamieten Bond]] sebagai Ketua Cabang Bandung, 1925.
* Perintis Palang Merah Indonesia.
* Anggota [[Jong Java]].
* [[Pasundan Istri]], Ketua Umum, [[1930]]-[[1970]].
* [[Asian Women Conference]], Ketua Panitia Pengiriman Utusan Wanita, di Lahore, India, [[1930]].
* Gerakan Puteri dan Fuzinkai sebagai wakil ketua di Jawa dan Wakil Ketua Fuzinkai di kota Bandung, 1945.
* [[Kongres Perempuan Indonesia]] II, [[1935]].
* [[Kongres Perempuan Indonesia]] III, Ketua, [[1938]]. {{refn|group=note|name=kpi3|Kongres Perempuan Indonesia, Bandung, Juli 1938. Kongres dikuti berbagai perkumpulan perempuan, di antaranya Poetri Indonesia, Poetri Boedi Sedjati, Wanito Tomo, Aisjiah, Wanita Katolik dan Wanita Taman Siswa. Kongres diketuai oleh Ny. Emma Poeradiredja. Isu yang dibahas dalam Kongres antara lain, partisipasi perempuan dalam politik, khususnya mengenai hak dipilih. Saat itu pemerintah kolonial telah memberikan hak dipilih bagi perempuan untuk duduk dalam Badan Perwakilan. Mereka di antaranya adalah Ny. Emma Puradiredja, Ny. Sri Umiyati, Ny. Soenarjo Mangunpuspito dan Ny. Sitti Soendari yang menjadi anggota Dewan Kota (Gementeraad) di berbagai daerah. Akan tetapi karena perempuan belum mempunyai hak pilih maka perempuan menuntut supaya mereka pun diberikan hak memilih. Kongres memutuskan tanggal 22 Desember diperingati sebagai “Hari Ibu” dengan arti seperti yang dimaksud dalam keputusan Kongres tahun 1935; membangun Komisi Perkawinan untuk merancang peraturan perkawinan yang seadil-adilnya tanpa menyinggung pihak yang beragama Islam.}}
* [[Kongres Perempuan Indonesia]] III, Ketua, [[1938]].▼
* [[Kongres Perempuan Indonesia]] IV di Semarang, Jawa Tengah, [[1941]].{{refn|group=note|name=kpi|Selanjutnya Emma Poeradiredja terus menerus aktif dan boleh dikatakan tidak pernah absen dalam [[Kongres Perempuan Indonesia]] ini yang kemudian menjadi [[Kowani|Kongres Wanita Indonesia (Kowani)]].}}
* Anggota [[Gemeenteraad]], perempuan pertama terpilih dua kali, dari 1938-1942.
|occupation=*
* Ketua Pengurus Pusat Yayasan Beribu s/d 1964.
* Wakil Ketua Dewan Pimpinan Yayasan Badan Sosial Pusat (BSP).
* Direktur Stichting Ongevallenfonds Spoorwegpersoneel (SOS) atau Yayasan Fonds Kecelakaan Pegawai Kereta Api (YFKPKA).
* Direktur dan Kepala Bagian Guna Raharja, Yayasan Bina Kerta Raharja Karyawan Kereta Api (YBKRKA).
* Sekretaris Panitia MPRS Propinsi Jawa Barat.
* Penasehat Ikatan Wanita Kereta Api (IWKA) seluruh Indonesia.▼
* Penasehat Puspa Daya.
* Penasehat Gedung Graha Wanita di Bandung.
* Penasehat Pengurus BKOW SWAI Jabar.▼
* Penasehat Pemuda Putri Indonesia Jawa Barat.▼
* Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
* Anggota Komite Nasional Indonesia Keresidenan Priangan.
* Anggota Parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS).
* Anggota Panitia Negara Peninjauan Undang-Undang Pemilihan Umum MPR/DPR/DPRD I & II.
* Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) 1959 – 1965.
* Anggota MPRS s/d 20 –03 – 1968.
* Anggota DPR/MPR Pemilu 1971.
▲* Penasehat Ikatan Wanita Kereta Api (IWKA) seluruh Indonesia.
▲* Penasehat Puspa Daya. Penasehat Pengurus Yayasan Dewi Sartika.
▲* Penasehat Gedung Graha Wanita di Bandung. Ketua II Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.
▲* Penasehat Pengurus BKOW SWAI Jabar.
* Anggota Dewan Penyantun Institut Teknologi Bandung.
* Anggota Dewan Pengawas Universitas Padjajaran.
* Anggota Panitia Pendiri Universitas Padjajaran.
▲* Penasehat Pemuda Putri Indonesia Jawa Barat.
* Anggota Dewan Penyantun IKIP Bandung.
* Ketua PB. [[Partai Kebangsaan Indonesia Wanita]] dan Pasundan Istri s/d 1970▼
▲* Ketua Pengurus Pusat Yayasan Beribu s/d 1964.
|spouse =
|signature =
Baris 48 ⟶ 58:
*[[Raden Adil Poeradiredja]]
*[[Raden Haley Koesna Poeradiredja]]
|awards=Bintang Mahaputera Pratama Keppres No.064/TK/TH.1975, 9 Agustus 1975.
|education=* [[HIS|Hollandsche Inlandsche School]], Tasikmalaya, [[1917]].
* [[MULO|Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]
Baris 53 ⟶ 64:
* [[Universitas Wisconsin–Madison|University of Wisconsin]], Certificate of Achievement di bidang Cooperative Administration dari School for Workers, Amerika Serikat, [[1957]].
}}
'''Emma Poeradiredja''' atau '''Raden Rachmat’ulhadiah Poeradiredja''' ({{lahirmati|[[Cirebon]], [[Hindia Belanda]]|13|8|1902|[[Bandung]], [[Indonesia]]|19|4|1976}}) adalah salah satu pejuang dan tokoh pergerakan perempuan [[Sunda]].
== Latar belakang ==
=== Keluarga ===
Nama sebenarnya Emma Poeradiredja ialah Raden Rachmat’ulhadiah Poeradiredja, akan tetapi nama ini tidak pernah dipakai dan tidak begitu populer. Ayah Emma bernama Raden Kardata Poeradiredja (1880 – 1968). Emma tamat dari HIS (Hollandsche Inlandsche School) Tasikmalaya pada tahun [[1917]]. Setelah itu melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Pada waktu itu belum begitu banyak kaum pribumi yang dapat memperoleh pendidikan apalagi melanjutkan ke sekolah lanjutan yang lebih tinggi dengan bahasa [[Belanda]]. Emma termasuk wanita pertama melanjutkan ke MULO. Kemudian Emma pindah ke MULO Salemba di [[Batavia]], tamat tahun [[1921]]. Pada [[1957]] dia memperoleh Certificate of Achievement di bidang Cooperative Administration dari School for Workers, University of Wisconsin, [[Amerika Serikat]].<ref>{{cite web|url=http://www.kompasiana.com/jurnalgemini/bandung-1957-1-ketegangan-politik-pusat-daerah-dan-pergantian-pimpinan-politik-dan-militer-di-jawa-barat_54f41cb0745513982b6c87a5 |title=Emma Poeradiredja aktif berorganisasi sedari remaja hingga akhir hayat pada masa Republik masih dalam gagasan untuk menjadi Indonesia |date=17 Oktober 2014|accessdate=June 29, 2015|last=Sjafari|first=Irvan|publisher=Kompasiana.com/jurnalgemini}}</ref>▼
Nama sebenarnya Emma Poeradiredja ialah Nyi Raden Rachmat’ulhadiah Poeradiredja, akan tetapi nama ini tidak pernah dipakai dan tidak begitu populer. Emma Poeradiredja lahir dari pasangan Raden Kardata Poeradiredja (9 Maret 1880 – 28 Februari 1968) dan Nyi Raden Siti Djariah binti Sastrasoewega (16 Juni 1885 – 30 Mei 1975) yang menikah pada tanggal 12 April 1901. Dari perkawinan ini lahir Emma Poeradiredja, Raden Iman Kurnaeni Ontario Poeradiredja (Kamis 6 Oktober 1904 jam 10.30 BBWI), Raden Adil Poeradiredja (Senin tanggal 22 Juli 1907), Raden Haley Koesna Poeradiredja (Kamis, 16 Desember 1909 jam 05.40 BBWI).
=== Pendidikan ===
Di zaman [[Hindia Belanda]] pada waktu masih duduk di kelas satu MULO Emma sudah masuk menjadi anggota [[Bond Inlandsche Studeerenden]] {{refn|group=note|name=bis|BIS yang didirikan tahun 1917, diketuai oleh Wiwoho, beranggotakan pemuda–pemudi pelajar dari pelbagai Sekolah Lanjutan seperti HBS ([[Hogere Burger School]]), [[Mulo]] ([[Mulo|Middelbare Uitgebreid Lager Onderwijs]]), [[Kweekschool]] (Sekolah Guru), [[Mosvia]] (Sekolah Pamongpraja), dan lain-lainnya)}}. Tahun 1918, Emma menjadi anggota [[Jong Java]], dan setelah tamat tahun [[1921]] dia diterima bekerja pada Staatspoorwegen (SS), sekarang PT. [[Kereta Api Indonesia]]. Sambil bekerja, Emma tetap aktif dalam pergerakan yaitu [[Kongres Pemuda Indonesia I]]. ▼
▲
=== Jaman Hindia Belanda ===
Tahun 1927, Emma bersama Artini Djojopuspito, Sumardjo, Ayati, Emma Sumanegara, Suhara, Kasiah, Kartimi, dan Rusiah mendirikan [[Dameskring]]. Anggota-anggota Dameskring ini adalah perempuan muda terpelajar berasal dari perbagai suku bangsa di Bandung. Organisasi ini bertujuan menyiapkan para anggotanya melatih dan mengembangkan diri agar dapat menyebarluaskan cita-cita persatuan [[Indonesia]] dengan bermacam-macam usaha, misalnya masuk menjadi organisasi wanita yang sudah ada atau mendirikan organisasi wanita. Kemudian Emma ikut pula aktif dalam [[Kongres Pemuda Indonesia II]] yang diadakan di Batavia pada tahun [[1928]].<ref>{{cite web|url=http://sundanet.com/article/content/45 |title=Dalam Kongres Paguyuban Pasundan 27 Juni 1931 di Bandung, ditetapkan bahwa Pasundan Bagian Istri yang dideklarasikan 30 April 1930 diganti menjadi "Pasundan Isteri" (PASI), yang rengrengan sesepuhnya diketuai Emma Poeradiredja |date=30 Aug 2001|accessdate=June 29, 2015|authors=Ki Sunda|publisher=SundaNet.com}}</ref> ▼
▲Di zaman [[Hindia Belanda]] pada waktu masih duduk di kelas satu MULO Emma sudah masuk menjadi anggota [[Bond Inlandsche Studeerenden]] {{refn|group=note|name=bis|BIS yang didirikan tahun 1917, diketuai oleh Wiwoho, beranggotakan pemuda–pemudi pelajar dari pelbagai Sekolah Lanjutan seperti HBS ([[Hogere Burger School]]), [[Mulo]] ([[Mulo|Middelbare Uitgebreid Lager Onderwijs]]), [[Kweekschool]] (Sekolah Guru), [[Mosvia]] (Sekolah Pamongpraja), dan lain-lainnya)}}. Tahun 1918, Emma menjadi anggota [[Jong Java]], dan setelah tamat tahun [[1921]] dia diterima bekerja pada
▲Tahun 1927, Emma bersama Artini Djojopuspito, Sumardjo, Ayati, Emma Sumanegara, Suhara, Kasiah, Kartimi, dan Rusiah mendirikan [[Dameskring]]. Anggota-anggota Dameskring ini adalah perempuan muda terpelajar berasal dari perbagai suku bangsa di Bandung. Organisasi ini bertujuan menyiapkan para anggotanya melatih dan mengembangkan diri agar dapat menyebarluaskan cita-cita persatuan [[Indonesia]] dengan bermacam-macam usaha, misalnya masuk menjadi organisasi wanita yang sudah ada atau mendirikan organisasi wanita. {{refn|group=note|name=dameskring|Anggotanya terdiri dari orang yakni Ny. Emma Poeradiredja, Ny. Artini Djojopuspito, Ny. Sumardjo, Nona Ayati, Ny. Emma Sumanegara, Nona Suhara, Nona Kasiah, Nona Kartimi, Nona Rusiah. Ketuanya secara bergiliran adalah Ny. Artini Djojopoespito, Ny. Emma Poeradiredja, Ny. Emma Sumanegara, Nona Rusiah (yang kemudian menjadi Ny. Mr. [[Assaat]], mantan Presiden Republik Indonesia Yogya), Nona Ayati (kemudian menjadi Ny. Siditho), Nona Mimi Kartimi (kemudian menjadi Ny. Kridoharsojo), Ny. Soemardjo dan lain-lainnya.}} Kemudian Emma ikut pula aktif dalam [[Kongres Pemuda Indonesia II]] yang diadakan di Batavia pada tahun [[1928]].<ref>{{cite web|url=http://sundanet.com/article/content/45 |title=Dalam Kongres Paguyuban Pasundan 27 Juni 1931 di Bandung, ditetapkan bahwa Pasundan Bagian Istri yang dideklarasikan 30 April 1930 diganti menjadi "Pasundan Isteri" (PASI), yang rengrengan sesepuhnya diketuai Emma Poeradiredja |date=30 Aug 2001|accessdate=June 29, 2015|authors=Ki Sunda|publisher=SundaNet.com}}</ref>
Pada tanggal 30 April 1930 didirikanlah [[Pasundan Istri]] (PASI) untuk menampung aspirasi kaum perempuan. Sejak berdirinya, 1930-1970, Emma memimpin PASI sebagai Ketua Umum dan Penasihat Organisasi sampai akhir hayat. Emma terpilih sebagai Ketua Umum PASI kurang lebih 40 tahun karena keteguhan, dedikasi, dan perjuangan. Pengaruh besarnya kepercayaan masyarakat dan kaum perempuan Pasundan atau Jawa Barat kepada Emma salah satunya dengan berkembangnya Cabang PASI di setiap wilayah Tanah Priangan. Di kemudian hari Emma terpilih sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]/[[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] [[Republik Indonesia]] (DPR/MPR-RI). ▼
▲Pada tanggal 30 April 1930 didirikanlah [[Pasundan Istri]] (PASI) untuk menampung aspirasi kaum perempuan. Sejak berdirinya, 1930-1970, Emma memimpin PASI sebagai Ketua Umum dan Penasihat Organisasi sampai akhir hayat. Emma terpilih sebagai Ketua Umum PASI kurang lebih 40 tahun karena keteguhan, dedikasi, dan perjuangan. Pengaruh besarnya kepercayaan masyarakat dan kaum perempuan Pasundan atau Jawa Barat kepada Emma salah satunya dengan berkembangnya Cabang PASI di setiap wilayah Tanah Priangan. Di kemudian hari Emma terpilih sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]/[[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] [[Republik Indonesia]] (DPR/MPR-RI).
Gemeenteraad yakni suatu badan Dewan Perwakilan yang pada jaman pemerintahan kolonial merupakan suatu badan yang sangat penting artinya dalam memperjuangkan nasib dan menyuarakan kepentingan rakyat atau paling sedikit golongan yang diwakilinya. Bandung sebagai wakil dari Paguyuban Pasundan dan Pasundan Istri. ▼
▲''Gemeenteraad'' yakni suatu badan Dewan Perwakilan yang pada
Masa-masa menjelang runtuhnya pemerintahan kolonial Belanda dan menjelang penyerbuan tentara [[Jepang]] ke [[Indonesia]], Emma sangat giat dalam gerakan Indonesia Berparlemen yang dipimpin dan dipelopori oleh [[Gabungan Politik Indonesia]] (GAPI). Emma sering pula berbicara dalam rapat-rapat umum untuk memprotes perlakuan majikan-majikan terhadap pekerja wanita, juga memprotes terhadap rencana perkawinan terdaftar yang dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda.
Baris 70 ⟶ 86:
Selain giat dalam gerakan politik, Emma dikenal sebagai pekerja sosial yang membimbing dan mendidik masyarakat. Emma mendirikan dan menjadi Ketua Pengurus Panti Asuhan Bandung, mendirikan rumah untuk para perempuan tua atau panti jompo, ikut dalam gerakan rintisan [[Palang Merah Indonesia]] dengan menjadi perawat sekaligus pengurus, pemberantasan pelacuran, dan mencari solusi meringankan beban rakyat yang ditimpa bencana.
=== Jaman Jepang ===
Pasca-kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Emma segera mengadakan usaha pendekatan kepada orang-orang yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama, yakni membela Proklamasi 17 Agustus 1945. Ia mengadakan rapat di Gedung Nasional dengan para pemuda di mana hadir antara lain [[A.H. Nasution]]. Pada waktu terjadi peristiwa [[Bandung Lautan Api]], Emma turut aktif membantu [[Palang Merah Indonesia]], di samping menjadi pegawai Jawatan Kereta Api Republik Indonesia. Setelah [[Bandung]] diduduki oleh [[Belanda]] 19 Desember 1948, Emma mengikuti saran kantor pusat Balai Besar Jawatan Kereta Api untuk mengungsi ke Cisurupan, kota kecil di daerah pegunungan selatan kota [[Garut]]. Kepindahan Emma dan orang-orang atau pegawai yang tetap setia kepada Republik Indonesia ini merupakan "noodformasi" atau formasi darurat dalam Jawatan Kereta Api. Emma dan kawan-kawan pindah ke Gombong, Jawa Tengah, dan akhirnya mengungsi di kantor Balai Besar Jawatan Kereta Api Republik Indonesia, [[Yogyakarta]], yang pada waktu itu menjadi Ibu Kota sementara Republik Indonesia. Pada waktu berada di [[Jawa Tengah]], sekitar [[Agustus]] [[1949]], Emma ditunjuk sebagai utusan [[Partai Kebangsaan Indonesia Wanita]] ke Yogyakarta mengikuti Permusyawaratan Wanita seluruh Indonesia. ▼
Aktivitas organisasi dan politik dibatasi. Semua partai politik yang pada masa penjajahan Belanda masih diperbolehkan mengadakan kegiatan meski dalam pengawasan yang ketat dan keras, pada zaman pendudukan Jepang dilarang sama sekali dan hanya diijinkan aktif di organisasi yang diperkenankan Jepang. Emma aktif dalam gerakan Puteri dan Fuzinkai sebagai wakil ketua di Jawa dan Wakil Ketua Fuzinkai di kota Bandung.
=== Pasca Kemerdekaan ===
Setelah menduduki Yogyakarta, maka pada awal tahun 1949 banyaklah pejabat pemimpin Balai Besar Jawatan Kereta Api Republik Indonesia serta pegawai-pegawai yang lainnya yang diangkut kembali oleh Belanda ke Bandung untuk dipekerjakan pada [[Hoofaburean Staats Spoorwegen]] (SS) yang sekarang menjadi Balai Besar Perusahaan Jawatan Kereta Api Bandung. Emma termasuk orang-orang yang menolak kerjasama dan ditahan oleh Belanda. Pada masa Revolusi fisik, di kalangan kaum buruh kereta api, terutama di bagian lintas, banyak jatuh korban, untuk memberi pertolongan kepada mereka dan keluarga mereka, maka pada bulan Mei 1949, oleh PB. ▼
▲Pasca-kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Emma segera mengadakan usaha pendekatan kepada orang-orang yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama, yakni membela Proklamasi 17 Agustus 1945. Ia mengadakan rapat di Gedung Nasional dengan para pemuda di mana hadir antara lain [[Abdul Haris Nasution|A.H. Nasution]]. Pada waktu terjadi peristiwa [[Bandung Lautan Api]], Emma turut aktif membantu [[Palang Merah Indonesia]], di samping menjadi pegawai Jawatan Kereta Api Republik Indonesia. Setelah [[Bandung]] diduduki oleh [[Belanda]] 19 Desember 1948, Emma mengikuti saran kantor pusat Balai Besar Jawatan Kereta Api untuk mengungsi ke Cisurupan, kota kecil di daerah pegunungan selatan kota [[Garut]].
Kepindahan Emma dan orang-orang atau pegawai yang tetap setia kepada Republik Indonesia ini merupakan "noodformasi" atau formasi darurat dalam Jawatan Kereta Api. Emma dan kawan-kawan pindah ke [[Gombong, Kebumen|Gombong]], Jawa Tengah, dan akhirnya mengungsi di kantor Balai Besar Jawatan Kereta Api Republik Indonesia, [[Yogyakarta]], yang pada waktu itu menjadi Ibu Kota sementara Republik Indonesia. Pada waktu berada di [[Jawa Tengah]], sekitar [[Agustus]] [[1949]], Emma ditunjuk sebagai utusan [[Partai Kebangsaan Indonesia Wanita]] ke Yogyakarta mengikuti Permusyawaratan Wanita seluruh Indonesia.
▲Setelah menduduki Yogyakarta, maka pada awal tahun 1949 banyaklah pejabat pemimpin Balai Besar Jawatan Kereta Api Republik Indonesia serta pegawai-pegawai yang lainnya yang diangkut kembali oleh Belanda ke Bandung untuk dipekerjakan pada [[Hoofaburean Staats Spoorwegen|''Hoofaburean Staats Spoorwegen'']] (SS) yang sekarang menjadi Balai Besar Perusahaan Jawatan Kereta Api Bandung. Emma termasuk orang-orang yang menolak kerjasama dan ditahan oleh Belanda. Pada masa Revolusi fisik, di kalangan kaum buruh kereta api, terutama di bagian lintas, banyak jatuh korban, untuk memberi pertolongan kepada mereka dan keluarga mereka, maka pada bulan Mei 1949, oleh
Setelah kedaulatan Republik Indonesia diakui oleh dunia pada akhir tahun [[1949]], maka kegiatan dan usaha SOS atau YFKPKA tidak sesuai lagi dengan keadaan dan suasana pada waktu itu. Pada bulan Juli 1950 nama yayasan itu diubah menjadi [[Yayasan Kematian Warga Kereta Api]] (YKWKA) Kegiatan yayasan yang baru ini ialah melanjutkan kegiatan SOS atau YFKPKA yang lama ditambah dan diperluas lagi dengan kegiatan-kegiatan antara lain berupa : Memberikan uang sumbangan dalam hal kematian biasa pegawai atau anggota, memberikan uang sumbangan dalam hal kematian isteri pegawai atau anggota, memberikan uang sumbangan dalam hal kematian anak pegawai atau anggota. Pada masa transisi ini jabatan Direktur atau Pemimpin YKWKA yang baru, dipilih dan ditunjuk Emma sendiri. ▼
Emma dikenakan tahanan rumah (huis arrest) oleh Belanda di Bandung. Pada saat itu Emma Poeradiredja ditawan Belanda setelah diciduk di kediaman Ir. [[Djoeanda Kartawidjaja|Djuanda]] di Yogyakarta pada waktu [[Agresi Militer Belanda II|Clash II (Agresi Militer Belanda II) tahun 1948]]. 18 Pebruari 1949 ia bersama pejuang lainnya dibawa ke Jakarta dan dikenakan status sebagai tahanan kota (''stadsarrest'') dan baru dibebaskan pada bulan Mei 1949.
▲Setelah kedaulatan Republik Indonesia diakui oleh dunia pada akhir tahun [[1949]], maka kegiatan dan usaha SOS atau YFKPKA tidak sesuai lagi dengan keadaan dan suasana pada waktu itu. Pada bulan Juli 1950 nama yayasan itu diubah menjadi [[Yayasan Kematian Warga Kereta Api]] (YKWKA) Kegiatan yayasan yang baru ini ialah melanjutkan kegiatan SOS atau YFKPKA yang lama ditambah dan diperluas lagi dengan kegiatan-kegiatan antara lain berupa
Tahun 1952, Emma terpilih sebagai Wakil Kongres Wanita Indonesia pada Seminar tentang “The Status of Women in South East Asia”. Tahun 1956, didirikanlah klinik Ibu Emma oleh Badan Sosial Pusat (BSP). Klinik ini terletak di Jalan Sumatera No. 46-48, Bandung. Emma ditunjuk sebagai Ketua Pengurus klinik tersebut, di samping jabatannya sebagai Direktur atau Pemimpin YKWKA. Maret 1957 oleh Dewan Pimpinan BSP Emma dikirim ke [[Amerika Serikat]] untuk mengadakan peninjauan dan latihan kerja dibidang kesejahteraan sosial untuk selama enam bulan. Pada tahun 1960/1961 disamping sebagai Pemimpin atau Direktur YKWKA ia ditunjuk pula sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan BSP. 25 Oktober 1967, di Bandung berdirilah [[Yayasan Bina Kerta Raharja Karyawan Kereta Api]] (YBKRKA), Emma ditunjuk sebagai direktur merangkap Kepala Bagian Guna Raharja sampai wafat.
Baris 83 ⟶ 105:
== Bacaan lain ==
* Suharto, [http://www.books.google.co.id/books/about/Pagoejoeban_Pasoendan_1927_1942.html?id=G1twAAAAMAAJ&redir_esc=y Pagoejoeban Pasoendan, 1927-1942: profil pergerakan etno-nasionalis - History of Paguyuban Pasundan, a Sundanese national movement and social organization, 1927-1942. The University of Michigan, Lembaga Kajian Strategis Paguyuban Pasundan, 2002.] ISBN 979-96353-4-9
== Lihat pula ==
Baris 90 ⟶ 112:
* [[Kereta Api Indonesia]]
* [[Gabungan Politik Indonesia]]
* [[Jong Islamieten Bond]]
== Catatan ==
Baris 98 ⟶ 123:
== Pranala luar ==
* [http://sundanet.com/article/content/45 Kiprah Paguyuban Pasundan Pada Zaman Penggerakan Nasional (1914 - 1942)]
* [http://emmapoeradiredja.com/wp/ Rumah Sakit Emma Poeradiredja]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]▼
[[Kategori:Alumni Universitas Wisconsin]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]▼
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]▼
[[Kategori:Aktivis Perempuan Sunda]]▼
▲[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]
[[Kategori:Intelektual Sunda]]
[[Kategori:Tokoh pergerakan Sunda]]
▲[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
▲[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1971–1977]]
[[Kategori:Anggota MPR RI 1971-1977]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]
|