Sampuraga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
k Cerita
 
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
'''Sampuraga''' adalah sebuah cerita rakyat dengan beberapa versi, versi pertama berasal dari kisah nama tokoh cerita dari suku Dayak Tomun yang berasal daerah Kabupaten [[Lamandau]] Provinsi [[Kalimantan Tengah]], [[Indonesia]], di [[Lamandau]] [[Legenda]] [[Bukit Sampuraga]] bercerita tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi bukit batu. Sebuah bukit yang mirip reruntuhan kapal yang telah membatu di desa [[Karang Besi]], Kabupaten [[Lamandau]], tepatnya 2 kilometer dari tepian sungai [[Belantikan]], dinamai menurut legenda ini. [[Bukit Sampuraga]], demikian nama objek wisata Pemerintah Kabupaten Lamandau tersebut, diyakini memiliki bagian dek dan layar kapal Sampuraga.
 
Cerita rakyat yang mirip dengan kisah [[Malin Kundang]] dari [[Padang]] tersebut mempunyai versi kedua yang jauh lebih terkenal di Indonesia, yaitu legenda [[Kolam Sampuraga]] dari daerah [[Mandailing Natal]], [[SumatraSumatera Utara]]. Begitu juga dengan [[Legenda]] [[Batu Bangkai]] dari [[Kalimantan Selatan]].
 
== Legenda Kolam Sampuraga versi Mandailing Natal ==
Baris 9:
 
=== Sampuraga ===
Salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun di [[Mandailing]] adalah cerita ataupun “Legenda Sampuraga”. Dahulu, Sampuraga dan ibunya tinggal di tempat daerah [[Padangdesa BolakSirambas, kec. Panyabungan Barat, Mandailing Natal]]. Keadaan sangat miskin di tempat ini, sehingga menyebabkan Sampuraga berkeinginan untuk mengubah kehidupannya. Dia tidak ingin pekerjaannya hanya mencari kayu bakar setiap harinya. Ia ingin menjadi pemuda yang membayangkan masa depan yang cerah. Kemudian ia berniat untuk merantau dan mohon izin pada ibunya yang sudah sangat tua. Sampuraga meninggalkan orang tuanya dengan linangan air mata. Dia berjanji akan membantu keadaan ibunya apabila telah berhasil kelak. Ibunya kelihatan begitu sedih, karena Sampuraga adalah putra satu-satunya yang dimilikinya. Ia melepas kepergian putranya dengan tetesan air mata.
 
=== Sampuraga Pergi Merantau ===
Baris 18:
 
''Sumber:
* www.madina.go.id'' <ref name="madina">{{cite web | title = Sampuraga | publisher = www.madina.go.id | url = http://www.madina.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27&Itemid=27 | accessdate = 2012-10-28 | archive-date = 2012-08-05 | archive-url = https://web.archive.org/web/20120805112958/http://madina.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27&Itemid=27 | dead-url = yes }}</ref>
* www.depdagri.go.id <ref name="madinakab">{{cite web | title = Kabupaten Mandailing Natal | publisher = www.depdagri.go.id | url = http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/12/name/sumatera-utara/detail/1213/mandailing-natal | accessdate = 2012-10-28 | archive-date = 2012-11-05 | archive-url = https://web.archive.org/web/20121105144636/http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/12/name/sumatera-utara/detail/1213/mandailing-natal | dead-url = yes }}</ref>
 
== Legenda Bukit Sampuraga versi Dayak TombunTomun ==
{{Untuk|tokoh dalam cerita rakyat Dayak Tomun (nama lainnya)|Cenaka Burai}}
=== Patih Sebatang menikahi Mayang Ilung ===
Baris 51:
== Dayak Tomun dan Pengaruh budaya Minangkabau ==
 
Dayak Tomun sebagai pewaris cerita Sampuraga merupakan nama suku besar dayakDayak yang bermukim di daerah aliran Sungai Lamandau, tepatnya di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Istilah "Tomun” dipakai untuk menunjuk sekelompok suku Dayak yang saling mengerti dan memahami dalam hal bahasa, walaupun terdiri dari berbagai macam sub-suku yang ada di sana, baik dari segi dialek, daerah permukiman (dukuh dan sungai), dan tradisi. Kata "Tomun” memiliki makna yang dalam bahasa Indonesia berarti “berbicara”, “bermusyawarah”, “bertemu”, atau “adanya perjumpaan untuk saling memahami”. Bisa saling mengerti dalam berbahasa, walau mereka berasal dari sub-suku, daerah, dan bahasa yang berbeda satu sama lain, adalah ciri khas dan keunikan suku Dayak Tomun.
 
Mengherankan bahwa asal usul Dayak Tomun berkaitan erat dengan suku [[Minangkabau]] di SumatraSumatera Barat. Dayak Tomun mengklaim bahwa mereka adalah keturunan dari Datuk Perpatih Nan Sebatang dari Pagaruyung, SumatraSumatera Barat. Khususnya di Kudangan, desa di Kabupaten Lamandau yang berbatasan langsung dengan [[Kalimantan Barat]], banyak kosakata setempat mirip dengan kosakata dalam bahasa Minangkabau. Juga terdapat rumah adat yang mirip dengan rumah adat suku Minangkabau.
 
== Lihat pula ==
Baris 69:
* {{id}} [http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/13-Legenda-Gunung-Batu-Bangkai Legenda Gunung Batu Bangkai - ceritarakyatnusantara.com]
 
[[Kategori:Cerita rakyat dari Kalimantan Tengah]]
[[Kategori:Cerita rakyat dari Mandailing Natal]]