Sampuraga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Cerita |
|||
(30 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Bukit Sampuraga.jpg|
'''Sampuraga''' adalah sebuah cerita rakyat dengan beberapa versi, versi pertama berasal dari kisah nama tokoh cerita dari suku Dayak Tomun yang berasal daerah Kabupaten [[Lamandau]] Provinsi [[Kalimantan Tengah]], [[Indonesia]], di
Cerita rakyat yang mirip dengan kisah [[Malin Kundang]] dari [[Padang]] tersebut mempunyai versi kedua yang jauh lebih terkenal di Indonesia, yaitu legenda [[Kolam Sampuraga]] dari daerah [[Mandailing Natal]], [[Sumatera Utara]]. Begitu juga dengan [[Legenda]] [[Batu Bangkai]] dari [[Kalimantan Selatan]].
Baris 6:
== Legenda Kolam Sampuraga versi Mandailing Natal ==
[[Berkas:Sampuraga.jpg|
===
Salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun di [[Mandailing]] adalah cerita ataupun “Legenda Sampuraga”. Dahulu, Sampuraga dan ibunya tinggal di tempat daerah [[
=== Sampuraga Pergi Merantau ===
Sampuraga terus melanjutkan petualangannya dengan kelelahan yang terus menerus. Setelah beberapa lama sampailah ia ke Pidelhi (''sekarang pidoli''), dan berdiam
=== Kedurhakaan Sampuraga ===
Ketika upacara perkawinan tiba, ibunya datang ke pesta itu berharap dapat berjumpa dengan putranya secepatnya. Tetapi yang terjadi kemudiian adalah Sampuraga tidak mengakui kalau itu adalah ibunya. Dia malu kepada istrinya karena ibunya kelihatan sangat tua renta dan miskin. Dia menyuruh ibunya untuk pergi dari tempat itu. Sampuraga berkata, “Hei orang tua, kamu bukan ibu kandungku! Ibuku telah lama meninggal dunia. Pergi!!!” Sampuraga tidak peduli dengan kesedihan dan penderitaan ibunya. Ibunya pun pergi sambil memohon dan berdo’a kepada Allah SWT. Sampuraga dikutuk oleh ibunya, dan kedurhakaannya tidak lain adalah disebabkan oleh kekayaannya. Ibunya memeras air susunya, Sampuraga lupa bahwa ia pernah disusui oleh ibunya. Atas kehendak Allah SWT, datanglah badai secara tiba-tiba. Di sekitar tempat istana, terjadi banjir, dan istana tersebut dihempas oleh air. Sampuraga tenggelam, dan tempat itu menjadi Sumur Air Panas. Itulah yang dikenal dengan Air Panas Sampuraga di Desa Sirambas.
''Sumber
* www.madina.go.id'' <ref name="madina">{{cite web | title = Sampuraga | publisher = www.madina.go.id | url = http://www.madina.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27&Itemid=27 | accessdate = 2012-10-28 | archive-date = 2012-08-05 | archive-url = https://web.archive.org/web/20120805112958/http://madina.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27&Itemid=27 | dead-url = yes }}</ref>
* www.depdagri.go.id <ref name="madinakab">{{cite web
== Legenda Bukit Sampuraga versi Dayak
{{Untuk|tokoh dalam cerita rakyat Dayak Tomun (nama lainnya)|Cenaka Burai}}
=== Patih Sebatang menikahi Mayang Ilung ===
Konon, menurut cerita yang diwariskan turun temurun dalam keluarga suku [[Dayak Tomun]], seorang [[bangsawan]] dari sebuah kerajaan di
Di kerajaan yang bersahaja ini, Patih Sebatang dikisahkan berjumpa dengan seorang putri Kerajaan Petarikan yang cantik jelita. Namanya [[Mayang Ilung]], yang digambarkan memiliki keindahan tubuh yang sangat mempesona, kulitnya lembut bagai sutra, wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagai delima, alis matanyanya bagai semut beriring, rambutnya yang panjang dan ikal terurai bagai mayang. Singkat cerita, Patih Sebatang jatuh cinta, dan akhirnya menikahi sang putri.
=== Sampuraga
Tidak lama kemudian, Mayang Ilung melahirkan seorang putra, yang dinamai Cenaka Burai. Entah bagaimana kisahnya, Patih Sebatang akhirnya berpisah dengan
Dibekali dengan cincin pernikahan ayahnya, Sampuraga pergi berlayar sampai ke kerajaan Petarikan. Sesampainya
Sampuraga masih ingin membuktikan lagi. Dikenakannya cincin pernikahan ayahnya kepada wanita tua itu. Karena usia telah membuat tubuh Mayang Ilung lebih kurus, cincin tersebut menjadi terlalu besar untuk melingkari jari-jarinya. Sampuraga semakin yakin bahwa wanita itu bukan ibunya. Sampuraga memutuskan untuk pulang.
Baris 42 ⟶ 43:
=== Sampuraga dikutuk ===
Dengan amarah di dalam dada, Sampuraga berlayar pulang. Dia tidak habis pikir, kenapa ada wanita tua yang bersikeras meyakinkan Sampuraga bahwa dia adalah ibunya, padahal ayahnya sudah jelas
Di tengah jalan, tiba-tiba badai menghadang. Kapalnya oleng diombang-ambingkan ombak besar. Ketika kapalnya hampir karam, Sampuraga teringat kutukan wanita tua tersebut. Hati kecilnya tiba-tiba disadarkan bahwa dia baru saja durhaka pada ibunya sendiri.
"Ibu, ibu, kamu memang ibuku!" demikian Sampuraga memohon ampun. Tiba-tiba terdengar suara ibunya, "Nak, sudah jatuh telampai. Tidak mungkin keputusan ditarik kembali. Kutukan sudah terjadi." Demikianlah Sampuraga membatu bersama kapalnya.
== Dayak Tomun dan Pengaruh budaya
Dayak Tomun sebagai pewaris cerita Sampuraga merupakan nama suku besar
Mengherankan
== Lihat pula ==
Baris 68 ⟶ 69:
* {{id}} [http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/13-Legenda-Gunung-Batu-Bangkai Legenda Gunung Batu Bangkai - ceritarakyatnusantara.com]
[[Kategori:Cerita rakyat
[[Kategori:Cerita rakyat dari Mandailing Natal]]
|