Putri Kaca Mayang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
k Cerita
 
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Logo_putri_kaca_mayang.jpeg‎|jmpl]]
'''Putri Kaca Mayang''' adalah sebuah [[dongeng]] yang mengisahkan tentang asal mula pemberian nama untuk [[Kota Pekanbaru]] di provinsi [[Riau]]. Cerita ini diyakini dan diceritakan turun temurun hingga masa sekarang, apalagi peninggalan-peniggalan nya masih dapat dilihat hingga sekarang.
 
SALAH
 
== Adaptasi ==
Baris 15 ⟶ 12:
 
Pada suatu hari, Raja [[Aceh]] memberanikan dirinya meminang Putri Kaca Mayang.
Ia pun mengutus dua orang panglimanya untuk menyampaikan maksud pinangannya kepada Raja Gasib. Sesampainya di hadapan Raja Gasib, kedua panglima itu kemudian menyampaikan maksudkedatangan mereka.
 
:: “Ampun, Baginda!
Kami adalah utusan Raja Aceh. Maksud kedatangan kami adalah untuk menyampaikan pinangan raja kami,”
lapor seorang utusan.
 
:: “Benar, Baginda!
Baris 25 ⟶ 22:
 
:: “Maaf, Utusan!
Putriku belum bersedia untuk menikah. Sampaikan permohonan maaf kamikepada raja kalian,” jawab Raja Gasib dengan penuh wibawa.
 
Mendengar jawaban itu, kedua utusan tersebut bergegas kembali ke Aceh dengan perasaan kesal dan kecewa.
Baris 37 ⟶ 34:
 
:: “Hai, orang muda!
Apakah kamu penduduk negeri ini?, tanya pengawal Raja Aceh kepada seorang penduduk Gasib.
 
:: “Benar, Tuan!” jawab pemuda itu singkat.
Baris 60 ⟶ 57:
 
Raja Aceh sangat terkejut dan takjub melihat keberanian dan kesaktian Panglima Gimpam menjinakkan gajah yang telah dipersiapkan untuk membunuhnya. Akhirnya Raja Aceh mengakui kesaktian Panglima Gimpam dan diserahkannya Putri Kaca Mayang untuk dibawa kembali ke istana Gasib.
Setelah itu, Panglima Gimpam segera membawa Putri Kaca Mayang yang sedang sakit itu ke Gasib. Dalam perjalanan pulang, penyakit sang Putri semakin parah. Angin yang begitu kencang membuat sang Putri susah untuk bernapas. Sesampainya di Sungai Kuantan, Putri Kaca Mayang meminta kepada Panglima Gimpam untuk berhenti sejenak.
 
:: “Panglima! Aku sudah tidak kuat lagi menahan sakit ini. Tolong sampaikan salam dan permohonan maafku kepada keluargaku di istina Gasib,”
Baris 79 ⟶ 76:
* [http://www.pekanbaru.go.id Profil Kota Pekanbaru]
 
{{Dongeng-stub}}
{{Dongeng}}
{{Dongeng-stub}}
 
[[Kategori:Cerita rakyat dari Riau]]