Mahāyāna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.1) (bot Menambah: ml:മഹായാനം |
|||
(84 revisi perantara oleh 45 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Buddhisme Mahayana}}
{{Buddhisme|aliran}}
'''Mahayana''' (berasal dari bahasa [[Sanskerta]]: महायान, Mahāyāna yang secara harafiah berarti 'Kendaraan Besar') adalah satu dari dua aliran utama [[Agama Buddha]] dan merupakan istilah pembagian filosofi dan ajaran [[Buddha Gautama|Sang Buddha]]. Mahāyāna, yang dilahirkan di [[India]], digunakan atas tiga pengertian utama:
# Sebagai tradisi yang masih berada, Mahāyāna merupakan kumpulan terbesar dari dua tradisi Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalah [[Theravada]]. Pembagian ini sering kali diperdebatkan oleh berbagai kelompok.
# Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran Mahāyāna, Mahāyāna merujuk kepada tingkat motivasi spiritual<ref>{{en}}Harvey, ''Introduction to Buddhism'', Cambridge University Press, 1990, page 94</ref> (yang dikenal juga dengan sebutan Bodhisattvayana)<ref>{{en}} The Mahayana, 'Great Vehicle' or 'Great Carriage' (for carrying all beings to nirvana), is also, and perhaps more correctly and accurately, known as the Bodhisattvayana, the bodhisattva's vehicle. ''Indian Buddhism'', A. K. Warder, 3rd edition, 1999, p.338</ref> Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan yang lain disebut Hinayana, atau Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai pendekatan yang sesuai.<ref>Peter Harvey, "An Introduction to Buddhist Ethics." Cambridge University Press, 2000, page 123.</ref>
# Menurut susunan Ajaran [[Vajrayana]] mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahāyāna merujuk kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana dan Vajrayana. Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak dikenal dalam ajaran Agama Buddha Mahāyāna dan Theravada.
Walaupun asal
Dalam perjalanan sejarahnya,
== Latar
Buddha berbicara dengan semua kalangan manusia: raja dan pangeran, brahmana, petani, pengemis, kaum terpelajar dan orang biasa. Buddha tidak mengajarkan pada semua kasta bahkan yang diluar kasta atau tanpa kasta. Ajarannya disesuaikan dengan pengalaman, tingkat pemahaman dan kapasitas mental pendengarnya. Apa yang diajarkannya dinamakan Buddha Vacana. Saat itu tidak dikenal dengan apa yang dinamakan Theravada atau
Setelah terbentuknya
== Persamuan Agung Pertama ==
Tiga bulan setelah Buddha Mahaparinibbana, pengikut terdekatnya menyelenggarakan persamuan di Rajagaha. Maha Kassapa,
Hanya dua ajaran tersebut –
Dalam persamuan,
== Persamuan Agung Kedua ==
Seratus tahun kemudian, persamuan kedua diadakan untuk mendiskusikan aturan-aturan
== Persamuan Agung Ketiga ==
Pada abad ke-3 SM masa pemerintahan Raja Asoka, persamuan ketiga diadakan untuk mendiskusikan perbedaan pendapat di antara
Setelah persamuan ketiga, anak Asoka,
Beberapa sumber mengatakan bahwa diadakan Persamuan Agung tandingan di pihak aliran bakal calon-Mahayana. Namun, faktanya aliran tersebut di kemudian hari termasuk ke dalam aliran-aliran yang "kurang" mendukung Mahāyāna, bahkan dapat dikatakan bersaing dengan Mahāyāna di India bagian utara.
== Munculnya Mahāyāna ==
Antara abad 1 SM hingga 1 M, kedua istilah Mahāyāna dan Hinayana muncul di Sutra Saddharma Pundarika atau Sutra Teratai Ajaran Kebajikan.
Kira-kira pada abad ke-2 M, Mahāyāna barulah didefinisikan secara jelas. Nagarjuna mengembangkan filosofi “kekosongan” Mahayana dan membuktikan bahwa segala sesuatunya adalah “Kosong” dalam buku kecil “Madhyamika-karika”. Kira-kira pada abad ke-4, Asanga dan Vasubandhu banyak menulis buku-buku Mahāyāna. Setelah abad ke-1 M, kaum Mahayana meneguhkan pendiriannya dan setelahnya istilah Mahāyāna dan Hinayana mulai dikenal.
Pada abad ke-7, biksu asal Tiongkok, I-Tsing, menggambarkan situasi di India saat itu dengan kata-kata, "... Siapapun yang memuja Bodhisattva dan mempelajari sutra Mahāyāna disebut Mahayanis, sedangkan yang tidak disebut Hinayanist..." sedemikian sederhananya. Maka pada dasarnya dapat kita simpulkan bahwa istilah Hinayana tidak merujuk pada suatu aliran tertentu.
Hinayana dan Theravada bukanlah suatu istilah yang sama. Theravada mengacu pada Buddhisme yang masuk ke Sri Lanka menjelang abad ke-3 SM di saat belum ada Mahāyāna pada masa itu. Aliran Hinayana dikembangkan di India dan terlepas eksistensi dari aliran Buddhisme yang ada di Sri Lanka. Saat sekarang tidak ada lagi aliran Hinayana di belahan dunia manapun. Oleh karena itu, pada tahun 1950 World Fellowship of Buddhists yang dibentuk di Kolombo secara mutlak memutuskan bahwa istilah Hinaya harus dikeluarkan bila mengacu pada Buddhisme yang ada sekarang di Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan lainnya. Inilah sejarah singkat mengenai Theravada, Mahayana dan Hinayana.
== Mahāyāna dan Theravada ==
Perlu dicatat bahwa tidak ada perbedaan mendasar di antara ajaran Mahāyāna dan Theravada. Hal ini bisa dicermati dari ajaran yang sama persis mengenai:
* Diakuinya Buddha Sakyamuni sebagai Guru.
* Empat Kesunyataan Mulia.
* Delapan Jalan Tengah.
* Paticca-Samuppada atau Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan.
* Keduanya tidak mengakui adanya mahluk yang menciptakan atau mengatur dunia ini.
* Keduanya menerima Anicca, Dukkha, Anatta dan Sila, Samadhi, Panna.
Ajaran di atas adalah ajaran paling mendasar dalam Buddhisme.
Terdapat beberapa hal yang membuat keduanya berbeda. Banyak yang mengatakan bahwa
Ada yang berpendapat bahwa Theravada adalah egois karena mengajarkan orang untuk menyelamatkan diri sendiri. Apakah orang egois bisa mencapai Penerangan? Kedua aliran sama-sama menganut tiga yana atau bodhi tetapi menganggap Boddhisattva sebagai pencapaian tertinggi. Mahayana menciptakan Bodhisattva-Bodhisattva sedangkan Theravada menganggap seorang Bodhisattva adalah salah satu di antara kita yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk mencapai kesempurnaan, yang tujuan utamanya adalah Penerangan Sempurna untuk kebahagiaan mahluk di dunia. Teks-teks Mahāyāna sendiri menyebutkan bahwa tujuan para Bodhisattva ialah mencapai ke-Buddha-an demi menolong semua mahkluk, karena hanya dengan menjadi Buddha yang sempurna maka seseorang memiliki kemampuan mencerahkan mahkluk lain. Tanpa diri sendiri mencapai pencerahan terlebih dahulu, bagaimana mungkin dapat mencerahkan mahkluk lain?
Dengan makin terbukanya informasi, saat ini makin banyak teks-teks Pali yang dapat diakses. Dan terbukti dalam tradisi Pali pun dapat ditemukan teks-teks mengenai jalan Bodhisattva dalam kumpulan cerita Jataka dan kitab komentar yang menyebutkan mengenai berbagai jenis Bodhi. Jadi, Theravada juga mengenal jalan Bodhisatta, jalan Sammasambodhi, setidaknya dalam bentuk kisah penyempurnaan 10 Parami. Ketidakpopuleran ide sammasambodhi ini tidaklah serta merta berarti Theravada tidak mengenal jalan Bodhisatta.
Para guru besar berbagai aliran saat ini juga mengajarkan bahwa semua aliran Buddhis memiliki pendekatan berbeda, tetapi pada akhirnya akan mencapai realisasi yang sama. Bila debat filosofis terus dilanjutkan tentu semua aliran akan terus berpegang pada pandangan masing-masing. Akan tetapi saat semua melihat ke dalam realita, pengalaman langsung yang didapat dari praktik meditasi, maka semua akan mengalami realita yang demikian tak terbantahkan, anicca-anatta, pandangan terang yang mengakhiri dukkha.
== Tiga jenis Kebuddhaan ==
Terdapat tiga jenis Buddha, yaitu: Samma Sambuddha yang mencapai penerangan sempurna dengan usahanya sendiri, Pacceka Buddha pada tingkat lebih rendah daripada Samma Sambuddha, dan Savaka Buddha yang adalah Arahat. Pencapaian Nibbana di antara ketiganya adalah sama. Hanya ada perbedaan untuk Samma Sambuddha yang mempunyai tingkatan dan kemampuan lebih dibanding keduanya.
Beberapa orang berpikiran bahwa “Kosong” atau Sunyata yang diajarkan oleh Nagarjuna adalah murni ajaran
Penelusuran teks-teks karya Nagarjuna menunjukkan bahwa motivasi Nagarjuna mengembangkan ajaran Sunyata adalah demi menegaskan kembali ajaran Buddha. Ajaran Sunyata Nagarjuna disebut juga filosofi Jalan Tengah (Madhyamika), karena Nagarjuna menekankan bahwa Sunyata (Anatta) itu bebas dari ekstrem pandangan nihilisme dan eternalisme. Nagarjuna mengajarkan pentingnya memahami Sunyata dan Patticasamuppada sebagai satu kesatuan dalam filosofi Dua Kebenaran yang tak terpisahkan, yaitu kebenaran relatif dan mutlak.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Agama Buddha]]
:* [[Theravada|Theravada - Hinayana]]
:* [[Vajrayana|Tantrayana - Vajrayana]]
* [http://www.fpmt.org/teachers/zopa/advice/goldenlight.asp Golden Light Sutra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100328150909/http://www.fpmt.org/teachers/zopa/advice/goldenlight.asp |date=2010-03-28 }}
{{Buddhisme-topik}}
[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Aliran Buddhisme]]
[[Kategori:Mahayana]]
[[Kategori:Budaya India]]
[[Kategori:Sejarah India]]
[[Kategori:Agama di Asia]]
[[Kategori:Konsep filosofi Buddha]]
|