Toraja Koro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan tulisan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Koloni Belanda menjadi Bekas koloni Belanda |
||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{hoax}}
{{Tambah rujukan}}
'''Toraja Koro'''<ref>[https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.54934 Migration of Toradja in Central Celebes (1925)]</ref> ([[ejaan Van Ophuijsen]]: ''Toradja Koro'') adalah pembagian wilayah Toraja Barat oleh [[Walter Kaudern]] di zaman [[Hindia Belanda]] menjadi dua wilayah, sehingga di tahun 1938<ref>DE WEST-TORADJAS OP MIDDEN-CELEBES, Dr.S.J.Esser (Dr.Esser).[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref> [[Suku Lore|wilayah Lore]] (Lanschap Lore) dipisahkan dari wilayah [[Kerajaan Tojo|Poso-Tojo]] yang menurut peneliti [[Hindia Belanda]] wilayah Lore di huni oleh penduduk [[Suku Lore|To Lore]] di [[Grup Poso-Tojo|Kabupaten Poso]], [[Sulawesi Tengah]].<ref>DORP PAMONA (Desa Pamona), Verspreiding van de posso’sch-todjo’sche groep, jilid 1 halaman 5.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918],</ref>
Baris 5 ⟶ 7:
[[File:Kruyt classification of Toraja (colored with text).svg|Kruyt classification of Toraja (colored with text)|thumb|Wilayah grup [[Kerajaan Tojo|poso-tojo]] berwarna merah]]
Lore seperti halnya [[To Lage|Lage]] adalah nama wilayah dari
Pada penulisannya mengenai Toraja Koro ([[Suku Lore|Lore]]) yang terdiri dari wilayah To Napu (Sigi), Bada, dan Besoa. Desa-desa tua yang terdiri dari Desa Doda, Desa Bariri, Desa Hanggira, Desa Podonia, Desa Rano, dan Desa Bangkeloeho<ref>MIGRATION OF TORADJA IN CENTRAL CELEBES (1925), halaman 82. [https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.54934].</ref> di wilayah Toraja Koro ([[Suku Lore|Lore]]) yang dulunya merupakan desa tua peninggalan [[Suku Bare'e]] di wilayah [[To Lage]] (Poso) yang disebut Belanda dengan nama
Temuan [[Albertus Christiaan Kruyt]] bahwa adanya [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen) yang mengakui dirinya adalah
Dan untuk [[Grup Poso-Tojo]] terkenal sebuah [[Van Heiden Tot Christen|Legenda Pamona]] yang wajib diimani oleh semua [[Kekristenan di Poso]] secara turun temurun, Legenda Pamona yang menceritakan sejarah batu menhir [[Watu Mpogaa]] yang kini telah menjadi satu-satunya batu menhir milik umat [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Poso]], [[Watu Mpogaa]]<ref>VERSPREIDING VAN DE POSSO’SCH-TODJO’SCHE GROEP, De Bare'e-Sprekende de Toradja Van midden celebes jilid 1 halaman 5.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918],</ref> yang mana di tahun 1912 tiga batunya tetap ada. Setiap batu kemungkinan berasal dari salah satu dari enam suku utama dari wilayah
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen). [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1].</ref> nya dengan [[Suku Bare'e|suku bare'e]].
Baris 21 ⟶ 23:
Kruyt memperkenalkan istilah ''Toraja'' untuk menyebut para penduduk yang mendiami wilayah pedalaman di tengah Pulau Sulawesi. Kata ini digunakan untuk menggantikan istilah ''[[Alifuru]]'' yang diperkenalkan oleh Johann Gerard Friedrich Riedel—karena dinilai merendahkan.{{sfn|Schrauwers|2000|p=31}} Kruyt kemudian mengkategorikan Toraja menjadi 3 kelompok, yaitu [[Suku Toraja|Grup Sadang]] yang umumnya menetap di lembah Sadang, [[Suku Kaili|Grup Parigi-Kaili]] yang menghuni [[Kota Palu|Lembah Palu]] dan pesisir Teluk Tomini, serta [[Grup Poso-Tojo]] yang sebagian besar berdiam di wilayah sekitar sungai dan Danau Poso, dan juga di wilayah Tojo.{{sfnm|1a1=Kaudern|1y=1925a|1pp=26-27|2a1=Kaudern|2y=1925b|2p=1|3a1=Aizawa|3y=2014|3p=164}}
Untuk [[Grup Poso-Tojo]] terkenal sebuah [[Van Heiden Tot Christen|Legenda Pamona]] yang wajib diimani oleh semua [[Kekristenan di Poso]] secara turun temurun, Legenda Pamona yang menceritakan sejarah batu menhir [[Watu Mpogaa]] yang kini telah menjadi satu-satunya batu menhir milik umat [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Poso]], Legenda Pamona yaitu para tua-tua masyarakat desa Pamona (Dorp Pamona) berkumpul dan memutuskan untuk saling meninggalkan, karena mereka sudah tidak mempunyai kepala desa i dori lagi karena ditangkap [[Kerajaan Luwu]]. Di bawah pimpinan enam saudara laki-laki dan satu saudara perempuan, Toraja tersebut menyebar ke seluruh daerah aliran sungai Posso, setelah sebelumnya menanam tujuh buah batu '''[[Watu Mpogaa]]<ref>WATOE MPOGAA, De Bare'e-Sprekende de Toradja Van midden celebes jilid 1 halaman 5, [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918],</ref> ([[ejaan Van Ophuijsen]]: ''Watoe Mpoga'a''; artinya “batu pemisah”)''' yang mana di tahun 1912 tiga batunya tetap ada. Setiap batu kemungkinan berasal dari salah satu dari enam suku utama dari wilayah (yang berbudaya) [[Kerajaan Tojo|Bare'e-(Toraja)]], sedangkan To Napu yang berbudaya Sigi-(Toraja), dan penyebaran penduduk dari Bekas Desa Pamona yang bahasa asli sukunya lebih dekat ke [[Bahasa Bare'e|Bahasa Taa]] ini berimigrasi ke wilayah [[Wotu, Luwu Timur|Wotu]], dan kemudian menetap disana. Sesampainya mereka di [[Wotu, Luwu Timur|Wotu]], penduduk dari bekas Desa pamona ini barulah menamakan suku mereka dengan nama suatu suku yang amat sangat jauh berbeda budaya dan bahasa<ref>Sumber buku "POSSO" LIHAT & DOWNLOAD HALAMAN 151:
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), ''ingatlah Lazarus dengan bangsawan berbaju mewah(inodo)nya '' , [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1]</ref> nya dengan [[Suku Bare'e|suku bare'e]].
Labelisasi Kruyt bukannya tidak ditentang oleh para akademisi lainnya. [[Walter Kaudern]], seorang etnolog [[Swedia]], mengkritik penerapan istilah Toraja menjadi tiga wilayah oleh Kruyt.{{sfnm|Kaudern|1925b|1pp=2-3|Aragon|2000|2p=53}} adalah [[Walter Kaudern]] seorang etnolog [[Swedia]] yang mengkritik penerapan label Toraja menjadi tiga wilayah oleh Kruyt.{{sfnm|Kaudern|1925b|1pp=2-3|Aragon|2000|2p=53}} Karena sudah dibagi oleh Kruyt, Kaudern kemudian membagi lagi tiga kategori Toraja versi Kruyt menjadi empat kategori. Kaudern tetap mempertahankan kelompok [[Grup Poso-Tojo|Toraja Poso-Tojo]] (Timur) dan [[Suku Toraja|Toraja Sadang]] (Selatan) dan kemudian membagi [[Suku Kaili|Toraja Parigi-Kaili]] (Barat) menjadi kategori Toraja Palu dan Toraja Koro
=== Zaman Hindia Belanda ===
Baris 36 ⟶ 38:
{{Main|To Bancea}}
Diwilayah perbatasan Poso-Lore, ternyata
Demikianlah kita melihat bahwa [[Suku Bare'e]] yang mulai ber imigrasi, sejauh yang diketahui saat ini, di Watangkoeme di Lembah Kalaena, berlanjut ke bagian atas lembah ini, kemudian melintasi Takolekadjoe menuju ke Dataran Kodina di sebelah selatan Danau Poso.<ref>Lore is in het Bare'e.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/results?query=In+Het+Bare%27e&page=1&coll=boeken].</ref>
Baris 78 ⟶ 80:
{{reflist|30em}}
[[Kategori:
[[Kategori:Hindia Belanda| ]]
[[Kategori:Sejarah Sulawesi Tengah]]
|