Tenun Gorontalo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fiqhi Rizky (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pakaian tradisional Indonesia menjadi Busana tradisional Indonesia |
||
(14 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox clothing type|name=|image_file=
Kain tradisional ini telah menjadi bagian penting dari [[Suku Gorontalo]] karena dianggap memiliki makna filosofis, sejarah dan simbol yang bernilai tinggi.<ref>Naini, U., Dangkua, S. and Naini, W., 2020. Kerajinan tenun tradisional Gorontalo. ''Jambura: Jurnal Seni dan Desain'', ''1''(1).</ref>
Tenun Gorontalo kini semakin langka dan sulit ditemukan karena tidak begitu populer dan lestari penggunaanya dibandingkan sulam Karawo.<ref>{{Cite web|last=ANTARA|title=Kisah Punah Tenun Gorontalo di Tengah Riuh Rendah Dunia Mode|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181031083449-282-342806/kisah-punah-tenun-gorontalo-di-tengah-riuh-rendah-dunia-mode|website=gaya hidup|language=id-ID|access-date=2023-06-08}}</ref>▼
▲Tenun Gorontalo kini semakin langka dan sulit ditemukan karena tidak begitu populer dan lestari penggunaanya dibandingkan [[Karawo|sulam Karawo]].<ref>{{Cite web|last=ANTARA|title=Kisah Punah Tenun Gorontalo di Tengah Riuh Rendah Dunia Mode|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181031083449-282-342806/kisah-punah-tenun-gorontalo-di-tengah-riuh-rendah-dunia-mode|website=gaya hidup|language=id-ID|access-date=2023-06-08}}</ref>
== Sejarah ==
Baris 7 ⟶ 9:
==== Sejarah yang terlupakan ====
Banyak sejarah dan warisan budaya Gorontalo yang dihilangkan oleh penjajah belanda untuk memecah belah rakyat yang ingin merdeka, diantaranya adalah istana [[Kesultanan Gorontalo|Kerajaan Gorontalo]] hingga tradisi wastra atau kain tradisional Gorontalo.
Jika ditelusuri dalam berbagai catatan sejarah, masyarakat Gorontalo telah mengenal budaya tenun dan sulam sejak abad ke-17. Namun [[Hindia Belanda|Belanda]] terus berupaya menghilangkan berbagai tradisi, seni budaya, dan identitas lokal Gorontalo tersebut hingga akhirnya dibangkitkan kempali pada sekitar tahun 1960-an.<ref>Aminudin, A., Husain, N.H.A. and Batalipu, R., 2021. Pemberdayaan Usaha Karawo Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Selama Masa Pendemi Covid-19. ''Wisanggeni: Jurnal Pengabdian Masyarakat'', pp.52-60.</ref>
==== Upaya pelestarian tenun Gorontalo ====
Pemerintah Provinsi Gorontalo berupaya untuk mengembalikan serta melestarikan wastra tenun Gorontalo yang langka dan bernilai tinggi.<ref>{{Cite web|title=InfoPublik - Kain Tenun Gorontalo Akan Diangkat Kembali|url=http://infopublik.id/kategori/nusantara/300882/kain-tenun-gorontalo-akan-diangkat-kembali?video=|website=infopublik.id|language=en|access-date=2023-06-08}}</ref><ref>Naini, U. (2015). Pengembangan Kerajinan Tenun Lokal Gorontalo Menjadi Model-Model Rancangan Busana Yang Khas dan Fashionable Guna Mendukung Industri Kreatif. ''Hibah Bersaing (DP2M)'', ''2''(984).</ref> Upaya pelestarian ini dimulai dengan pendataan para penenun lokal yang masih tersisa dan program pelatihan menenun yang akan kembali dilaksanakan.
Harapannya agar tenun Gorontalo dapat kembali eksis, tidak hanya di kancah lokal atau nasional, melainkan pula di panggung internasional seperti halnya sulaman Karawo yang kini begitu populer.
== Bahan Baku, Teknik Menenun dan Warna ==
Seperti halnya wastra atau kain tradisional nusantara lainnya, Tenun Gorontalo juga
[[Berkas:Penenun Gorontalo- 1895.png|jmpl|Perempuan Gorontalo sedang menenun tahun 1895]]
==== Bahan Baku Kapas ====
Bahan baku utama yang sering digunakan oleh para penenun di Gorontalo adalah ''Ti'opo'' atau ''Tiopo'' ([[Kapas]]) yang terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:
*
*
*
*
==== Bahan Baku Sutra ====
Selain penggunaan ''Ti'opo'' atau ''Tiopo'' (Kapas), masyarakat Gorontalo juga mengenal [[Sutra|benang
Dalam pakaian adat Gorontalo yang digunakan para bangsawan, Tenun Gorontalo diaplikasikan pada baju, celana panjang, sarung, rok panjang, dan selendang. Hal ini turut menunjukkan kedudukan Tenun Gorontalo yang sakral dan terhormat yang digunakan oleh kalangan keluarga Kerajaan.
==== Teknik Menenun ====
Selain memadupadankan benang dan warna berdasarkan imajinasi, kearifan lokal, sejarah, dan simbol adat istiadat Gorontalo, para penenun juga menggunakan teknik ikat untuk menghasilkan motif yang bernilai tinggi.
Motif yang dihasilkan dari teknik tenun ikat ini diberi nama Pilitota yang kemudian hasilnya dikenal sebagai Tenun Gorontalo dengan motif Pilitota.
==== Pilihan Warna ====
Tenun Gorontalo memiliki beberapa warna utama yang secara alami berasal dari alam dan menjadi ciri khas wastra ini, yaitu:<ref>NAINI, W. (2014). KERAJINAN TENUN TRADISIONAL GORONTALO DI DESA BARAKATI. ''Skripsi'', ''1''(544409012).</ref>
* [[Jingga|Jingga,]] berasal dari tumbuhan "''walude"'' yang tumbuh liar di Gorontalo. Warna Jingga ini adalah warna yang paling dominan dari tenun Gorontalo.
* [[Cokelat (warna)|Cokelat]], berasal dari kulit pohon bakau
* [[Kuning]], berawal dari ''"alawahu"'' atau kunyit
Penggunakan bahan tumbuhan sebagai pewarna alami membuat hasil tenun Gorontalo terkesan indah. sederhana, dan tanpa proses kimiawi.
== Filosofi Penggunaan ==
Kain tenun Gorontalo memiliki banyak makna [[filosofis]] dalam penggunaannya di masyarakat yang secara umum dijelaskan sebagai berikut:▼
[[Berkas:Een zeldzame kain patola uit Limboto (a) en een typische Soemba-doek (b) van zwaar weefsel, KITLV 11966.tiff|jmpl|Bagian bawah: Kain tenun Gorontalo yang langka dari Limboto, dan bagian bawah: Kain tenun Soemba]]▼
▲Kain tenun Gorontalo memiliki banyak makna filosofis dalam penggunaannya di masyarakat yang secara umum dijelaskan sebagai berikut:
* Sebagai pakaian pelengkap dalam aktifitas sehari-hari
Baris 47 ⟶ 57:
* Terkadang digunakan sebagai penunjuk status sosial
==
Dalam catatan sejarah dan koleksi warisan budaya Indonesia di Belanda, maka
<gallery>
Berkas:De inlandsche kunstnijverheid in Nederlandsch Indië (1912) (14585324360).jpg|Tenun Ikat Gorontalo dengan motif Pilitota (dokumentasi tahun 1912)
▲
Berkas:De inlandsche kunstnijverheid in Nederlandsch Indië (1912) (14585551347).jpg|Dokumentasi Tenun Gorontalo dengan motif gunung
Berkas:Tenun Gorontalo - Tahun 1864.png|Tenun Gorontalo berwarna biru 1864
Berkas:Saroeng Tenun Gorontalo-Limboto - 1901.png|Tenun Gorontalo tahun 1901
Berkas:Saroeng Tenun Gorontalo-Limboto - 1864.png|Tenun Gorontalo tahun 1864 berwarna hitam dengan motif emas
Berkas:Saroeng Tenun Gorontalo - 1878.png|Tenun Gorontalo tahun 1878 berwarna merah dengan motif berwarna putih
</gallery>
== Proses pembuatan tenun Gorontalo ==
Proses pembuatan Tenun Gorontalo berhasil didokumentasikan dengan baik di tahun 2011 melalui penelitian ilmiah dengan narasumber utama, Saidah A. Puluhulawa (lahir tahun 1927). Saidah merupakan pengrajin Tenun Gorontalo legendaris yang tersisa dan masih aktif menenun sebelum tutup usia di tahun 2013.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2018-10-31|title=Cerita tenun terakhir Gorontalo|url=https://www.antaranews.com/berita/763527/cerita-tenun-terakhir-gorontalo|website=Antara News|access-date=2023-06-08}}</ref>
Adapun proses pembuatan Tenun Gorontalo adalah sebagai berikut:
==== Persiapan alat tenun ====
Baris 69 ⟶ 88:
==== Persiapan bahan baku utama ====
# Langkah pertama yang dilakukan sebelum menenun ialah menyiapkan [[benang]] yang hendak dipakai, dimulai dari memetik buah kapas kemudian memisahkan biji dan kapasnya hingga dapat dikumpulkan menjadi satu sesuai kebutuhan
# Proses pengembangan kapas dengan alat ''Bubuti'o''
# Proses menggulung kapas dengan alat ''Lilitode''
Baris 90 ⟶ 109:
== Referensi ==
<references group="" responsive="1"></references>
[[Kategori:
[[Kategori:Budaya Gorontalo]]
[[Kategori:
|