Baju rantai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Verosaurus (bicara | kontrib) |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Penemuan Indonesia menjadi Reka cipta Indonesia |
||
(4 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
== Sejarah ==
[[Berkas:
Salah satu penyebutan baju rantai yang paling awal ada dalam prasasti Tamblingan di Bali, yang mencatatnya sebagai ''baju besi''. Prasasti Tamblingan Pura Endek I Lempeng Besar I mencatat adanya pembuat baju besi di Bali. Prasasti ini diperkirakan berasal dari tahun 844 saka (922 Masehi). Isi prasasti itu adalah:<blockquote>''...thani anteken ya parmasan ulih juru pande, apan khu tumkap baju besi.''<br>
...mereka tidak dikenakan pungutan parmasan oleh juru pande oleh karena mereka membuat baju besi.</blockquote>Ini berarti orang Tamblingan tidak dikenakan pungutan ''parmasan'' oleh juru pandai besi oleh karena mereka membuat baju besi.<ref>{{Cite journal|last=Bagus|first=A.A. Gde|date=2013|title=Perkembangan Peradaban di Kawasan Situs Tamblingan|url=https://core.ac.uk/download/pdf/286135096.pdf|journal=Forum Arkeologi|volume=26|issue=1|pages=1-16}}</ref>{{rp|12}}
''Kidung'' ''Panji Wijayakrama-Rangga Lawe'', sebuah naskah kidung Jawa yang menceritakan tentang pemberontakan [[Ranggalawe|Rangga Lawe]] terhadap [[Majapahit]] pada 1295 masehi
[[File:Bugis chainmail.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Bugis%20chainmail.jpg|jmpl|Baju rantai Bugis.]]
Baris 23:
Dua komunitas etnis terkait di [[Sulawesi Selatan]], [[suku Bugis]] dan [[Suku Makassar|Makassar]], juga mengadopsi baju besi rantai yang mereka sebut sebagai ''waju'' ''rante'' atau ''waju'' ''ronte''. Zirah ini dibuat oleh untaian cincin besi yang diikatkan satu sama lain, yang membuatnya mirip dengan rajutan.<ref>{{Cite book|title=Senjata Tradisional Daerah Sulawesi Selatan|last=Hamid|first=Pananrangi|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=1990|isbn=|location=|pages=}}</ref>{{Rp|39}} Selama bertahun-tahun peperangan, tentara Bugis dan Makassar, mengenakan zirah rantai dan membawa [[senapan lontak]] yang mereka buat sendiri, mendapatkan reputasi yang hebat untuk keganasan dan keberanian mereka.<ref>{{Cite book |editor-last=Tarling |editor-first=Nicholas |title=The Cambridge History of Southeast Asia: Volume One, From Early Times to c. 1800 |publisher=Cambridge University Press |year=1992 |isbn=0521355052}}</ref>{{Rp|431}}
Pada abad ke-17, kavaleri Jawa umumnya dilengkapi dengan baju rantai, misalnya pada tahun 1678 [[François Tack|Kapten Tack]] bertemu dengan 240 penunggang kuda yang semuanya mengenakan baju besi, yang merupakan penombak dengan baju rantai. Kavaleri [[Trunajaya]] terdiri dari sekitar 150 orang bersenjatakan tombak dan kebanyakan dari mereka mengenakan baju rantai. Kapal kerajaan Banten tercatat memiliki pendayung yang mengenakan baju rantai.<ref>{{Cite book|last=Schrieke|first=Bertram Johannes Otto|url=https://archive.org/details/indonesiansociol0003bsch/page/n5/mode/2up?q|title=Indonesian Sociological Studies, Selected Writings of B. Schrieke Part Two: Ruler and Realm in Early Java|date=1957|publisher=W. van Hoeve|volume=3|location=The Hague}}</ref>{{rp|127}}
== Lihat pula ==▼
▲== Lihat pula ==
{{commons category}}
* [[Baju lamina]]
* [[Baju empurau]]
Baris 44 ⟶ 46:
[[Kategori:Zirah personal]]
[[Kategori:
[[Kategori:Zirah]]
[[Kategori:Perang]]
|