Mazhab Hambali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(20 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''Mazhab Hambali''' atau '''Al-Hanabilah''' ({{lang-ar|الحنابلة|translit=al-ḥanābilah}}) adalah [[mazhab]] [[fikih]] dalam [[Islam]] yang dikemukakan dan dikembangkan oleh [[Imam Ahmad
== Metodologi ==
Pada dasarnya prinsip-prinsip dasar dalam mazhab Hambali hampir sama dengan [[mazhab Syafi'i]], hal ini dikarenakan Imam Hambali berguru pada Imam Syafi'i. Mazhab Hambali memiliki 5 dasar yang utama, yaitu:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=84}}
#
# Fatwa Sahabat. Bila Imam Hambali mendapat fatwa atau perkataan dari seorang sahabat Rasul, dan
# Pendapat Sahabat. Bila Imam Hambali mendapati adanya pendapat dari para sahabat Rasul, maka
# Hadis mursal dan hadis
#
== Perkembangan ==
Mazhab Hambali pertama kali berkembang di [[Bagdad]], [[Irak]] yang mana
Menurut [[Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy|Muhammad Hasbi Ash' Shiddieqy]], pendirian Imam Hambali tegas itulah yang sebenarnya membuat ia berbeda dengan imam-imam mazhab yang lain. Walaupun imam-imam yang lain menggunakan kias juga disebabkan karena tidak menemukannya dalam nas Al-Qur'an dan Hadis. Pendirian Imam Hambali ini pula yang membuat ia menjadi imam mazhab yang paling banyak mengumpulkan hadis diantara imam mazhab yang lain.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=68. : "Pendirian (Imam) Ahmad yang semacam itu pula, menyebabkan ia bersungguh-sungguh benar mengumpulkan hadis Nabi dan perkataan Sahabat. Dengan kesungguhan yang tersebut dapatlah (Imam) Ahmad memenuhi hajar masyarakat, hajat manusia dengan tidak usah banyak memakai kias."}} Beberapa ulama mazhab lain pun, juga terkadang melihat mazhab Hambali untuk menemukan beberapa hadis yang sesuai untuk perkara-perkara tertentu.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=68. : "Ulama-ulama Tasjrie' di negeri-negeri yang telah maju ilmu pengetahuan, seperti Mesir, Beirut dan lain-lainnya, kerap kali menoleh kepada mazhab Hambali untuk memperoleh sesuatu hadis yang dapat dipakai menjadi pedoman, atau pegangan dalam menetapkan sesuatu hukum yang dihayati masyarakat baru,"}}
Mazhab Hambali kemudian menemukan momentumnya untuk tumbuh dan berkembang ketika [[Arab Saudi]] berdiri. Kerajaan Arab Saudi yang didirikan oleh [[Abdul Aziz bin Saud]] berdiri di kawasan [[Hijaz]] dan [[Nejd]] bermazhab Hambali. Karena pengaruh pemerintahan Arab Saudi yang menggunakan mazhab Hambali, maka mazhab ini kemudian mulai mendapatkan kedudukan yang istimewa di masyarakat, khususnya di Arab Saudi.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=68}}
== Murid-Murid Imam Hambali ==
Meskipun tidak berkembang di wilayah yang luas, Imam Hambali tetap memiliki banyak murid. Beberapa murid Imam Hambali yang termasyhur antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=67}}
# Ishâq At-Tamimy, yang terkenal dengan nama Abu Ya'kub Al-Kausadj.
# Muhammad Ibn 'Abdullah Al-Baghdady, yang terkenal dengan nama Hamdan.
# Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hani 'Ath Thâiy, yang terkenal dengan nama Abu Bakar Al-Atsram.
# Ahmad Ibn Muhammad Ibn Al-Hadjdjadj Al-Mawarzy.
# Ishâq Ibn Ibrahim, yang terkenal dengan nama Ibn Rahawaih Al-Mawarzy.
[[Berkas:Musnad.PNG|jmpl|Sampul depan kitab ''[[Al Musnad|Al-Musnad]]'' karya Imam Hambali yang sudah diterjemahkan ke dalam [[bahasa Urdu]], dipublikasikan oleh penerbit Maktabae Rehmania di [[Lahore]], [[Pakistan]].]]
Para murid Imam Hambali juga memiliki murid-murid yang tersohor, dua diantaranya adalah; 'Umar Ibn Al-Husain atau yang dikenal dengan nama Abul Qâsim Al-Chiraqy dan Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hârun yang dikenal juga dengan nama Abu Bakr Al-Challâal.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=67}}
== Kitab-Kitab ==
Sebenarnya Imam Hambali melarang murid-muridnya untuk mencatat fatwa-fatwa yang ia katakan, hal ini dikarenakan Imam Hambali khawatir fatwanya akan menjadi panduan fikih yang umum dan tetap untuk segala zaman. Imam Hambali juga khawatir jika diantara fatwa-fatwanya ada yang keliru dan sudah diubah dengan fatwa-fatwa yang lain.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=77}}
Meskipun melarang muridnya untuk mencatat perkataannya, Imam Hambali tetap menulis kitab hadis yang diberinama ''[[Al Musnad|Al-Musnad]]'' atau yang dikenal juga dengan nama Musnad Ahmad''.'' Kitab tersebut berisi 40.000 hadis.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=77. : "Imam Ahmad meninggalkan untuk kita, kitab yang menjadi dasar."}} Imam Hambali berkata dalam musnadnya:<blockquote>"Aku telah kumpulkan dalam Musnad ini segala hadis Nabi. Tidak ada di dalam kitabku, hadis yang tidak dapat dijadikan hujah."{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=77}}</blockquote>''Al-Musnad'' ini adalah kitab hadis yang terbesar diantara kitab-kitab fikih mazhab lainnya. Selain itu kitab ''Al-Musnad'' ini juga adalah kitab hadis terbesar yang masuk dalam percetakan modern.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=77. : "Musnad (Imam) Ahmad ini, adalah sebesar-besarnya kitab hadis yang sampai kepada kita dan yang terkenal di kalangan para ulama hadis. Dialah kitab hadis yang paling besar yang telah masuk ke dalam percetakan."}}
Pada periode awal [[mazhab]] hanbali, banyak diantara murid-murid [[Ahmad bin Hanbal|Imam Ahmad]] yang membukukan pendapat-pendapat ia dalam kitab-kitab masail, diantaranya karya [[Abu Dawud|Imamd Abu Dawud]]. Adapun kitab-kitab [[mazhab]] hanbali yang populer pada periode ini diantaranya [[Jami' Ar-Riwayat]] karya Imam [[Abu Bakr al-Khallal|al-Khallal]] dan [[al-Mukhtashar al-Khiraqi]]. [[Jami' Ar-Riwayat]] merupakan himpunan pendapat yang diriwayatkan dari Imam Ahmad, sedangkan [[Mukhtashar al-Khiraqi]] berisi hasil [[ijtihad]] Imam [[Al-Khiraqi]] dalam menguatkan salah satu dari sekian pendapat [[Ahmad bin Hanbal|Imam Ahmad]] dalam suatu bab.
Pada periode berikutnya (pertengahan), para [[ulama]] hanabilah mulai menyusun [[ushul fikih]] [[mazhab]] hanbali, diantaranya [[Al-Qadi Abu Ya'la]]. [[Mukhtashar al-Khiraqi]] dijabarkan oleh Syaikhul Islam [[Ibnu Qudamah|al-Muwaffaq Ibnu Qudamah]] dalam syarahnya, [[al-Mughni]]. [[Al-Mughni]] merupakan salah satu karya terbesar di kalangan para [[ulama]] Hanabilah yang berisi perbandingan pendapat antar [[mazhab]], baik yang empat maupun yang lainnya. [[Ibnu Qudamah|al-Muwaffaq]] juga menulis kitab [[al-'Umdah]], [[al-Muqni']] dan [[al-Kafi]] yang merupakan satu rangkaian kurikulum bertingkat. Keluarga Qudamah bin Miqdam juga berandil besar melalui kitan [[Umdatul Ahkam|'Umdah al-Ahkam]] karya [[Abdul Ghani al-Maqdisi|al-Hafizh Abdul Ghani al-Maqdisi]] yang berisi hadits-hadits hukum.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Daftar Pustaka ==
Baris 23 ⟶ 47:
* Al-Qaththan, Syaikh Manna'. ''Pengantar Studi Ilmu Hadits.'' Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2013.
{{Islam-stub}}
{{Pembagian mazhab}}▼
[[Kategori:Mazhab|Hanbali]]
[[Kategori:Sunni]]
▲{{Pembagian mazhab}}
|