Patung Sura dan Baya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Menghapus Patung_Sura_dan_Baya.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: c:Commons:Deletion requests/File:Patung Sura dan Baya.jpg.
 
(14 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox park
| name = Patung Sura landan Baya<br>{{nobold|{{small|ꦥꦠꦸꦁꦱꦸꦫꦭꦤ꧀ꦧꦪ}}}}
| image = Patung Sura dan Baya.jpg
| image_caption =
| map =
Baris 7:
| map_label =
| type = Patung ikonik
| location = [[Kota Surabaya]], Jawa Timur, Indonesia
| coordinates =
| area =
Baris 22:
| facilities =
}}
Patung Sura dan Baya ([[Hanacaraka]]: ꦥꦠꦁꦬꦦꦫꦭꦤ꧀ꦬꦪ) adalah ikon paling terkenal dan juga pemandu Kota [[Surabaya]]. Patung tersebut terdiri dari dua jenis binatang, [[hiu]] dan [[buaya]]. Patung ini terdapat di tiga tempat di Kota Surabaya dan juga satu di Korea Selatan.<ref>{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/surabaya/read/4693574/ternyata-ini-kisah-di-balik-patung-sura-dan-baya-di-kota-surabaya|title=Ternyata Ini Kisah di Balik Patung Sura dan Baya di Kota Surabaya|last=|first=|date=|website=Liputan 6|access-date=10 Oktober 2023}}</ref>
'''Patung Sura dan Baya''' ([[Bahasa Jawa|Jawa]]: ''Patung Suro lan Boyo'') adalah sebuah patung yang merupakan lambang [[kota Surabaya]]. Patung ini berada di depan [[Kebun Binatang Surabaya]]. Patung ini terdiri atas dua hewan yaitu buaya dan hiu yang menjadi inspirasi nama kota Surabaya: ikan ''sura'' (hiu) dan ''baya'' (buaya). Patung ini dibangun pada tahun 1988oleh seorang pemahan yang bernama Sigit Margono dengan bahan semen dan di arsitek ii oleh Sutomo kusnadi patung ini bertahan sampai sekarang, terlepas dari kisah dahulu patung ini menjadi lambang keberanian para pemuda kota Surabaya dalam mempertahankan daerah kekuasaannya. <!-- BUTUH REFERENSI
 
== LegendaArti Filsafat ==
===Mahkluk Buas===
Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah.
 
=== Menurut legenda ===
Pertarungan terakhir sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya pun terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
Patung Sura dan Buaya menyimpan cerita rakyat atau legenda tentang ikan sura dan buaya. Menurut legenda, dahulu kala terjadi perkelahian besar antara ikan sura dan buaya di suatu tempat. Pertarungan pertama karena ada ikan sura yang meninggalkan kawasan menuju [[sungai]]. Mengetahui hal itu, buaya yang merupakan penguasa daratan merasa tidak diterima dan meminta ikan sura kembali ke [[laut]]. Dari situlah terjadi pertarungan besar dengan berhasilnya pengembalian ikan sura ke laut. Oleh karena itu, tidak heran jika bentuk patung tersebut memperlihatkan dua binatang yang sedang berkelahi. Namun tempat terjadinya pertempuran itu diberi nama “Surabaya”.<ref>{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/surabaya/read/4693574/ternyata-ini-kisah-di-balik-patung-sura-dan-baya-di-kota-surabaya|title=Ternyata Ini Kisah di Balik Patung Sura dan Baya di Kota Surabaya|last=|first=|date=|website=Liputan 6|access-date=10 Oktober 2023}}</ref>
 
=== Menurut sejarah ===
Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Patung Sura dan Baya melambangkan "mereka yang berani menghadapi bahaya". Secara bahasa, “sura” berarti keberanian, sedangkan “baya” berarti bahaya. Dahulu ketika [[Kerajaan Majapahit]] berdiri, terjadi penyerangan oleh orang Tar-Tar atau [[Mongolia|Mongol]] yang menyerbu tanah [[Jawa]]. Orangnya datang dari utara pulau ini, mereka mendarat di [[Jawa Timur]]. Pemimpin tentara Jawa yang mampu mengusir Tar-Tar atau Mongol pada masa itu bernama [[Radén Wijaya]] atau cikal bakal Kerajaan Majapahit. [[Raden Wijaya]] kemudian memanggilnya dengan sebutan “sanggramacura” atau “seorang pemberani yang takut karena keberaniannya dalam menghadapi bahaya” atau dengan kata lain ''Çirabhaya'' yang berarti “berani menghadapi bahaya”. Raden Wijaya dilambangkan sebagai pejuang pemberani, sedangkan tentara Mongol melambangkan bahaya yang datang ke Pulau Jawa.<ref>{{Cite journal|last=Sungkowati|first=Yulitin|date=2022|title=Alih Wahana Cerita Rakyat “Asal-Usul Surabaya” dalam Industri Kreatif|url=https://www.researchgate.net/publication/366473994_ALIH_WAHANA_CERITA_RAKYAT_ASAL-USUL_SURABAYA_DALAM_INDUSTRI_KREATIF|journal=Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan|volume=17|pages=95-109|issn=2714-8653}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://surabaya.go.id/id/page/0/4758/sejarah-kota-%09%09surabaya|title=Sejarah Kota Surabaya|first=|date=|website=Pemerintah Kota Surabaya|access-date=10 Oktober 2023}}</ref>
 
== Penempatan Patung ==
===Sejarah===
Namun ada juga yang berpendapat Surabaya berasal dari Kata Sura dan Baya. Sura berarti Berani atau selamat Baya berarti Bahaya, jadi Surabaya berarti berani menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah serangah tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa. Seharusnya yang dihukum adalah Kertanegara, karena Kertanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar. Setelah mengalahkan Jayakatwang orang-orang Tar-Tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan sepreti ini. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok.
 
=== Di Surabaya ===
Selanjutnya, dari hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.
[[Berkas:City_of_Surabaya_Logo.svg|thumb|150px|Lambang Kota Surabaya.]]
BUTUH REFERENSI
Patung ini terletak di tiga tempat di kota Surabaya. Pertama, di depan Kebun Binatang Surabaya. Patung di sini adalah patung terindah. Patung ini dibangun pada tahun 1988 oleh arsitek [[Sutomo Kusnadi]] dan pematung [[Sigit Margono]].<ref>{{Cite web|url=https://jatim.inews.id/berita/mengenal-asal-mula-patung-hiu-dan-buaya-surabaya/2|title=Mengenal Asal Mula Patung Hiu dan Buaya Surabaya|last=|first=|date=|website=Inews Jatim|access-date=10 Oktober 2023}}</ref>
-->
 
Kedua di Taman Skate and BMX Surabaya ([[Genteng, Surabaya|Genteng]]). Patung ini dia tingginya 15 meter dan bisa menyemburkan air dari mulut ikan sura [[Kali Mas]] dari pinggiranya.<ref>{{Cite web|url=http://www.kabarsurabaya.org/2019/05/kota-surabaya-punya-mbahe-patung.html|title=Kota Surabaya Punya Mbah'e Patung Suroboyo|last=|first=|date=|website=Kabar Surabaya|access-date=10 Oktober 2023}}</ref><ref name=":0" />.
 
Yang terakhir berada di Taman Surabaya ([[Kenjeran, Surabaya|Kenjeran]]). Patung terbesar memiliki tinggi 25,6 meter, sedangkan patung duduk berukuran 5 meter dan diameter 15 meter. Patung ini merupakan patung Sura dan Baya terbaru, per tahun 2019.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.jawapos.com/surabaya-raya/011741875/mengunjungi-3-patung-sura-dan-baya-yang-ikonik-ini-dia-lokasinya|title=Mengunjungi 3 Patung Sura dan Baya yang Ikonik, Ini Dia Lokasinya.|last=|first=|date=|website=Jawa Pos|access-date=10 Oktober 2023}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.detik.com/jatim/wisata/d-5973271/bagi-yang-belum-tahu-ini-3-lokasi-patung-sura-dan-baya-yang-ikonik|title=Bagi yang Belum Tahu, Ini 3 Lokasi Patung Sura dan Baya yang Ikonik|last=|first=|date=|website=Detik Jatim|access-date=10 Oktober 2023}}</ref>
 
=== Di Luar Negeri ===
Patung Sura dan Baya tidak hanya bisa ditemukan di Surabaya saja, namun juga di luar negeri yakni Korea Selatan. Patung ini diresmikan oleh mantan Wali Kota Surabaya, [[Tri Rismaharini]] yang kini menjabat Menteri Sosial pada tanggal 1 Juli 2014. Patung ini berdiri di sebuah taman kota yang terletak di Busan Indonesian Center. Patung di [[Busan]] seolah menjadi simbol komitmen Pemkot Surabaya dan Pemkot Busan. Patung tersebut dibuat oleh seorang seniman bernama [[Agung Tato]], terbuat dari bahan [[perunggu]] dengan tinggi 2,6 meter dan diameter 0,75 meter. Kolaborasi kedua pemerintah dimulai pada tahun 1994 dalam bidang budaya, pendidikan, ekonomi, dan mode.<ref>{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/589710/risma-resmikan-patung-suro-dan-boyo-di-busan|title=Risma Resmikan Patung Suro dan Boyo di Busan|last=|first=|date=|website=Tempo|access-date=10 Oktober 2023}}</ref>
 
== Lihat juga ==
 
*[[Kebun Binatang Surabaya]]
*[[Monumen Dr. Soetomo]]
*[[Monumen Kapal Selam]]
*[[Museum Sepuluh Nopember]]
*[[Museum Pendidikan|Museum Wiyata Surabaya]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{commons category|Patung Sura dan Baya}}