Maskulinitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
{{Bedakan|Maskulin (tata bahasa)}}
 
(32 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Bedakan|Maskulin (tata bahasa)}}[[Berkas:Herakles_Farnese_MAN_Napoli_Inv6001_n01.jpg|al=One of the most famous depictions of Heracles, originally by Lysippos (marble, Roman copy called Hercules Farnese, 216 CE)|jmpl|Dalam mitologi yunani, [[Herakles]] identik dengan sifat maskulin.]]
{{inuse}}
 
[[Berkas:Herakles_Farnese_MAN_Napoli_Inv6001_n01.jpg|al=One of the most famous depictions of Heracles, originally by Lysippos (marble, Roman copy called Hercules Farnese, 216 CE)|jmpl|Dalam mitologi yunani, [[Herakles]] identik dengan sifat maskulin.]]
'''Maskulinitas''' (disebut juga '''kejantanan''' atau '''kedewasaan''') adalah sejumlah atribut, perilaku, dan peran yang terkait dengan anak laki-laki dan pria dewasa. Maskulinitas didefinisikan secara sosial dan diciptakan secara biologis.<ref name="Wijngaard">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=Dn5cI9BHbKgC&pg=PA1|title=Reinventing the sexes: the biomedical construction of femininity and masculinity|last=van den Wijngaard|first=Marianne|publisher=Indiana University Press|year=1997|isbn=9780253210876|location=Bloomington}}</ref><ref name="Martin and Finn">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=5KLPlmr9T7MC&pg=PA16|title=Masculinity and Femininity in the MMPI-2 and MMPI-A|last=Martin|first=Hale|last2=Finn|first2=Stephen Edward|publisher=University of Minnesota Press|year=2010|isbn=9780816675203}}</ref><ref name="Dunphy">{{Cite book|url=https://books.google.com/books/about/Sexual_Politics.html?id=NVPQkt0bVpAC|title=Sexual politics: an introduction|last=Dunphy|first=Richard|publisher=Edinburgh University Press|year=2000|isbn=9780748612475}}</ref> Sifat maskulin berbeda dengan jenis kelamin.<ref name="Ferrante">Ferrante, Joan (2008), "[https://books.google.co.uk/books?id=AwnIIXI6y38C Gender and sexualities: with emphasis on gender ideals]", in {{Cite book|title=Sociology: a global perspective|publisher=Thomson Wadsworth|isbn=9780840032041|editor-last=Ferrante|editor-first=Joan|edition=7th|location=Belmont, California|pages=269&ndash;272269–272}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.who.int/gender/whatisgender/en/|title=Gender, Women and Health: What do we mean by "sex" and "gender"?|website=who.int|publisher=[[World Health Organization]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20140908003355/http://www.who.int/gender/whatisgender/en/|archive-date=8 September 2014|access-date=17 September 2014}}</ref> baik laki-laki maupun perempuan dapat bersifat maskulin. Ciri-ciri yang melekat pada istilah maskulin adalah keberanian, [[Kemerdekaan|kemandirian]] dan ketegasan.<ref name="Vetterling-Braggin">{{Cite book|title="Femininity", "masculinity", and "androgyny": a modern philosophical discussion|last=Vetterling-Braggin|first=Mary|publisher=Littlefield, Adams|year=1982|isbn=9780822603993|location=Totowa, N.J}}</ref><ref name="Worell">{{Cite book|title=Encyclopedia of women and gender: sex similarities and differences and the impact of society on gender, Volume 1|last=Worell|first=Judith|publisher=Academic Press|year=2001|isbn=9780122272462|location=San Diego, California}}</ref><ref name="R. Murray Thomas">Thomas, R. Murray (2001), "[https://books.google.co.uk/books?id=-RxIUDYIuiIC&pg=PT248 Feminist perspectives]", in {{cite book|title=Recent theories of human development|year=2001|url=https://archive.org/details/recenttheoriesof0000thom|publisher=[[Sage Publications|Sage]]|isbn=9780761922476|editor-last=Thomas|editor-first=R. Murray|location=Thousand Oaks, California|page=[https://archive.org/details/recenttheoriesof0000thom/page/248 248]|quote=''Gender feminists also consider traditional feminine traits (gentleness, modesty, humility, sacrifice, supportiveness, empathy, compassion, tenderness, nurturance, intuitiveness, sensitivity, unselfishness) morally superior to the traditional masculine traits (courage, strong will, ambition, independence, assertiveness, initiative, rationality and emotional control).''}}</ref> ciri-ciri ini bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.<ref>Mikkola, Mari (2011), "[https://books.google.co.uk/books?id=FU2-Ha0d77wC&pg=PA1 Ontological commitments, sex and gender]", in {{Cite book|title=Feminist metaphysics: explorations in the ontology of sex, gender and the self|url=https://archive.org/details/feministmetaphys00witt|publisher=Springer|year=2011|isbn=9789048137831|editor-last=Witt|editor-first=Charlotte|location=Dordrecht|page=[https://archive.org/details/feministmetaphys00witt/page/77 77]}}</ref>
 
== Gambaran Umum ==
Karakteristik maskulin biasanya terdapat pada anak laki-laki maupun pria dewasa. Pada laki-laki seringkalisering kali dibuat perbandingan mengenai pria sangat maskulin, maskulin maupun tidak maskulin.<ref name="Roget">{{Cite book|title=[[Roget's Thesaurus|Roget's II: the new thesaurus]]|last=Roget|first=Peter Mark|publisher=Houghton Mifflin Co|year=1995|isbn=9780395736791|edition=3rd|location=Boston|author-link=Peter Mark Roget}}</ref> Konsep maskulinitas cukup bervariasi. Tergantung sejarhasejarah dan budayanya. Pada abad ke 19, seseorang yang suka berdandan baik pria maupun wanita dipandang bersifat masukin namun dalam standar modern disebut feminim.{{Sfnp}} Ronald F. Levant dalam bukunya ''Masculinity Reconstructed'' menjelaskan bahwa bawahterdapat terdapatsifatsifat-sifat khas pada seseorang yang dianggap maskulin diantaranya menghindari sifat [[Femininitas|kewanitaan]], membatasi emosi, ambisius, mandiri, kuat dan agresif.<ref>{{Cite book|title=Masculinity reconstructed: changing the rules of manhood—at work, in relationships, and in family life|url=https://archive.org/details/masculinityrecon00leva|last=Levant|first=Ronald F.|last2=Kopecky|first2=Gini|publisher=Dutton|year=1995|isbn=978-0452275416|location=New York}}</ref> Sifat-sifat ini memperkuat [[peran gender]] yang dikelompokkan menurut jenis kelamin pria maupun wanita karena sebagian besar pria bersifat maskulin. Sebaliknya, sebagian besar wanita bersifat feminim.<ref> {{Cite journal|last=Dornan|first=Jennifer|date=August 2004|title=Blood from the moon: gender ideology and the rise of ancient Maya social complexity|url=https://doi.org/10.1111/j.0953-5233.2004.00348.x|journal=[[Gender & History]]|publisher=[[Wiley-Blackwell|Wiley]]|volume=16|issue=2|pages=459&ndash;475459–475|doi=10.1111/j.0953-5233.2004.00348.x|postscript=.|ref=harv}}</ref>
 
Studi tentang maskulinitas mendapat perhatian yang meningkat pada akhir 1980an1980-an dan awal 1990an1990-an. Di Amerika Serikat, mata kuliah maskulinitas meningkat dari 30 menjadi lebih dari 300 mata kuliah.<ref>{{Cite thesis|last=Bradley|first=Rolla M.|date=2008|title=Masculinity and self perception of men identified as informal leaders|url=https://athenaeum.uiw.edu/uiw_etds/190/|degree=PhD|publisher=[[University of the Incarnate Word]]|oclc=1004500685|OCLC=1004500685}} [https://search.proquest.com/openview/bb91cf3b301335a7d97da0d80aed98a6/1?pq-origsite=gscholar&cbl=18750&diss=y View online preview.]</ref> Hal ini telah memicu berbagai penelitian tentang maskulinitas dan pada akhirnya bidang ini berkembang lebih luas. Lahirnya teori-teori diskriminasi sosial, konstruksi sosial dan perbedaan gender merupakan perkembangan dari bidang studi ini. <ref name="Flood 2007 Viii">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=EUON2SYps-QC|title=International encyclopedia of men and masculinities|last=Flood|first=Michael|publisher=Routledge|year=2007|isbn=9780415333436|location=London New York|page=viii|author-link=Michael Flood}}</ref>
 
KeduaNamun lakiperlu dicatat bahwa maskulinitas dan feminimitas bukanlah konsep dengan dimensi kategori tunggal. Ada berbagai bentuk maskulinitas dan feminimitas. Artinya konsep tersebut bervariasi antar masyarakat, kelas sosial, maupun tingkat peradaban. Dengan kata lain Maskulinitas dan Feminimitas adalah suatu konstruksi sosial yang dapat diberi makna yang berbeda oleh setiap masyarakat. Dengan menyadari maskulinitas sebagai konsep yang multi dimensi, terbuka ruang bagi kita untuk melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi konsep tersebut. Laki-laki dan perempuan dapat menunjukkan ciri-ciri dan perilaku maskulin. Orang-orang yang mencampurkan karakteristik maskulin dan feminin dalam dirinya dianggap [[androgini]]. DalamPada halmasa inilalu, filsufklasifikasi feminisgender secara umum hanya maskulin dan feminin. Namun dengan munculnya kajian androgini, para ahli feminisme berpendapat bahwa defenisi gender yang ambigu tersebut telah mengaburkan klasifikasi gender.<ref>{{Cite book|title=[[Gender Trouble|Gender trouble: feminism and the subversion of identity]]|last=Butler|first=Judith|publisher=Routledge|year=2006|isbn=9780415389556|location=New York London|author-link=Judith Butler|orig-year=1990}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Laurie|first=Timothy|date=2014|title=The ethics of nobody I know: gender and the politics of description|url=https://dx.doi.org/10.1108/QRJ-03-2014-0011|journal=Qualitative Research Journal|publisher=[[Emerald Group Publishing|Emerald]]|volume=14|issue=1|pages=64–78|doi=10.1108/QRJ-03-2014-0011|postscript=.|ref=harv}} [https://www.academia.edu/6262250/The_Ethics_of_Nobody_I_Know_Gender_and_the_Politics_of_Description Pdf.]</ref>
 
=== Perkembangan ===
[[Berkas:PalmercarpenterA.jpg|al=Carpenter in a hard hat using a hand drill outdoors|jmpl|Seorang pekerja konstruksi dianggap maskulin]]
Dalam beberapa budaya, menampilkan karakteristik yang tidak sesuai dari jenis kelamin yang dia miliki merupakan suatu masalah sosial. Dalam [[sosiologi]], pengecapan ini dikenal sebagai [[Peran gender|asumsi gender]]. Perilaku di luar standar yang ditetapkan oleh tradisi dalam budaya tertentu dapat dianggap sebagai indikasi [[homoseksualitas]] untuk laki-laki. Terlepas dari kenyataan bahwa ekspresi gender, [[identitas gender]] dan [[orientasi seksuallesbian]] yanguntuk diterima secara luas sebagai konsep yang berbedaperempuan.<ref name="nacua">{{Cite web|url=http://www.nacua.org/nacuanet/visual/nacuanotessample.html|title=Gender identity and expression issues at colleges and universities|date=2 June 2005|website=[[National Association of College and University Attorneys]] NACUAN|archive-url=https://web.archive.org/web/20140323020027/http://www.nacua.org/nacuanet/visual/nacuanotessample.html|archive-date=23 March 2014|access-date=2 April 2007}}</ref> Karena itu perlu upaya sosialisasi dan genetika dalam pengembangan maskulinitas. [[Psikolog]] dan [[Psikoanalisis|psikoanalis]] seperti [[Sigmund Freud]] dan [[Carl Gustav Jung|Carl Jung]] meyakini bahwa aspek identitas "feminin" dan "maskulin" sebenarnya terdapat pada semua pria.
 
Sejarah perkembangan peran gender ini sering kali menjadi masalah yang ditangani oleh ahli genetika, [[psikologi evolusioner]], ekologi manusia, [[antropologi]] dan sosiologi. Dalam setiap budaya manusia, peran gender sangat ditampilkan dalam sastra, pakaian dan nyanyian. Seperti dalam sastra Epos [[Homeros]], cerita Hengist dan Horsa dan komentar normatif dari [[Kong Hu Cu (filsuf)|Konfusius]]. Perlakuan maskulinitas lainnya dapat ditemukan dalam ''[[Bhagawadgita|Bhagavad Gita]]'' dan [[Bushido|bushidō]] dari ''Hagakure''.
Pentingnya sosialisasi dan genetika dalam pengembangan maskulinitas diperdebatkan. [[Psikolog]] dan [[Psikoanalisis|psikoanalis]] seperti [[Sigmund Freud]] dan [[Carl Gustav Jung|Carl Jung]] meyakini bahwa aspek identitas "feminin" dan "maskulin" sebenarnya terdapat pada semua pria.{{Efn|See [[innate bisexuality]] and [[anima and animus]] for more information.}}
 
== Pembentukan Gender ==
Sejarah perkembangan peran gender ini ditangani oleh perilaku genetika, [[psikologi evolusioner]], ekologi manusia, [[antropologi]] dan sosiologi. Semua budaya manusia tampaknya mendorong peran gender dalam sastra, pakaian dan nyanyian. Seperti dalam sastra Epos [[Homeros]], cerita Hengist dan Horsa dan komentar normatif dari [[Kong Hu Cu (filsuf)|Konfusius]]. Perlakuan maskulinitas lainnya dapat ditemukan dalam ''[[Bhagawadgita|Bhagavad Gita]]'' dan [[Bushido|bushidō]] dari ''Hagakure''.
Salah satu cara untuk membahas isu laki-laki dalam masyarakat patriarkis adalah dengan membedah atau melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi terhadap konsep maskulinitas, dan mengaitkan konstruksi sosial baru tersebut dengan perubahan sosial yang lebih menyeluruh, yaitu proses pelembagaan hubungan sosial yang egalitarian. Maskulinitas adalah suatu stereotype tentang laki-laki yang dapat dipertentangkan dengan feminimitas sebagai stereotype perempuan. Maskulin dan feminim adalah dua kutub sifat yang berlawanan dan membentuk suatu garis lurus yang setiap titiknya menggambarkan derajat kelaki-lakian (maskulinitas) atau keperempuanan (feminimitas). Seorang laki-laki yang memiliki karakteristik yang identik dengan stereotype maskulin disebut laki-laki maskulin, jika karakteristik berlebihan disebut laki-laki super maskulin, jika kurang disebut laki-laki kurang maskulin atau laki-laki feminim. Demikian sebaliknya, jika dibaca variasi sifat seorang perempuan. Stereotype maskulinitas dan feminimitas mencakup berbagai aspek karakteristik individu, seperti karakter atau kepribadian, perilaku peranan, okupasi, penampakan fisik, ataupun orientasi seksual.<ref>Brod, Harry (ed), Tha Making of Masculinities, The New Men’s Studies, Boston: Allen & Unwin, 1987.</ref>
 
Dalam hubungan individu laki-laki diakui maskulinitasnya jika terlayani oleh perempuan, sementara perempuan terpuaskan feminitasnya jika dapat melayani laki-laki. Dalam hal okupasi pekerjaan yang mengandalkan kekuatan dan keberanian seperti tentara, sopir, petinju, dsb, disebut sebagai pekerjaan maskulin, sementara pekerjaan yang memerlukan kehalusan, ketelitian, dan perasaan seperti salon kecantikan, juru masak, menjahit, dsb, dinamakan pekerjaan feminim. Stereotype inilah yang pada gilirannya menciptakan hubungan yang bias antara laki-laki dan perempuan, dimana hegemoni laki-laki atas perempuan dianggap sesuatu yang kodrati. Menjadi jelas pula disini bahwa tanpa melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi terhadap konsep maskulinitas, disamping sudah barang tentu dekonstruksi konsep feminimitas, hubungan laki-laki dan perempuan yang egalitarian sulit terwujud.<ref>Gallagher, Saly K. & Christian Smith, “Symbolic Tradisionalism & Pragmatic Egalitarianism; Contemporary Evangelians, Families, and Gender, “Gender and Society,” Vol. 13, No. 2, April 1999: 211-233.</ref>
=== Alami vs Kebiasaan ===
Sejauh mana maskulinitas adalah bawaan atau dikondisikan adalah diperdebatkan. [[Genom]] penelitian telah menghasilkan informasi tentang perkembangan karakteristik maskulin dan proses diferensiasi seksual spesifik untuk sistem reproduksi manusia. The testis faktor penentu (juga dikenal sebagai SRY protein) pada [[Kromosom-Y|kromosom Y]], penting bagi laki-laki, perkembangan seksual, mengaktifkan SOX9 [[protein]].<ref name="Moniot">{{Cite journal|last=Moniot|first=Brigitte|last2=Declosmenil|first2=Faustine|last3=Barrionuevo|first3=Francisco|last4=Scherer|first4=Gerd|last5=Aritake|first5=Kosuke|last6=Malki|first6=Safia|last7=Marzi|first7=Laetitia|last8=Cohen-Solal|first8=Ann|last9=Georg|first9=Ina|year=2009|title=The PGD2 pathway, independently of FGF9, amplifies SOX9 activity in Sertoli cells during male sexual differentiation|url=https://dx.doi.org/10.1242/dev.032631|journal=[[Development (journal)|Development]]|publisher=The Company of Biologists Ltd.|volume=136|issue=11|pages=1813–1821|doi=10.1242/dev.032631|pmid=19429785}}</ref> SOX9 bekerja dengan SF1 protein untuk meningkatkan tingkat hormon anti-Mullerian, menindas perempuan perkembangan saat mengaktifkan dan membentuk feedforward loop dengan FGF9 protein; ini menciptakan testis tali dan bertanggung jawab untuk sel sertoli, yang membantu dalam sperma produksi.<ref>{{Cite journal|last=Kim|first=Y.|last2=Kobayashi|first2=A.|last3=Sekido|first3=R.|last4=Dinapoli|first4=L.|last5=Brennan|first5=J.|last6=Chaboissier|first6=M. C.|last7=Poulat|first7=F.|last8=Behringer|first8=R. R.|last9=Lovell-Badge|first9=R.|year=2006|title=Fgf9 and Wnt4 Act as Antagonistic Signals to Regulate Mammalian Sex Determination|url=https://dx.doi.org/10.1371/journal.pbio.0040187|journal=[[PLOS Biology|PLoS Biology]]|publisher=[[PLOS|Public Library of Science]]|volume=4|issue=6|pages=e187|doi=10.1371/journal.pbio.0040187|pmc=1463023|pmid=16700629}}</ref> aktivasi SRY menghentikan proses menciptakan perempuan, memulai rantai peristiwa yang mengarah ke [[testis]] pembentukan, [[androgen]] produksi dan jumlah pra - dan pasca-natal efek hormonal.
 
Awal mula pembentukan gender masih diperdebatkan antara gender terbentuk secara alami atau rekonstruksi budaya. Bagaimana seorang anak mengembangkan [[identitas gender]] juga diperdebatkan. Beberapa percaya bahwa maskulinitas dikaitkan dengan tubuh laki-laki; Dalam pandangan ini, maskulinitas dikaitkan dengan [[Penis manusia|alat kelamin laki-laki]].{{Sfnp}} Pendapat lain menyarankan bahwa meskipun maskulinitas dapat dipengaruhi secara biologis, sifat maskulin merupakan konstruksi budaya. Penelitian terbaru tentang hubungan maskulinitas seseorang dengan hormon [[testosteron]] pada alat kelamin menunjukkan bahwa tingkat testosteron tidak memprediksi bagaimana seseorang akan memiliki perasaan maskulin atau feminin.<ref name="Pletzer 2015">{{Cite journal|last=Pletzer|first=Belinda|last2=Petasis|first2=Ourania|last3=Ortner|first3=Tuulia M.|last4=Cahill|first4=Larry|date=2015|title=Intereactive effects of culture and sex hormones on the role of self concept|url=https://dx.doi.org/10.3389/fnins.2015.00240|journal=Neuroendocrine Science|publisher=[[Frontiers Media]]|volume=9|issue=240|pages=1–10|doi=10.3389/fnins.2015.00240|pmc=4500910|pmid=26236181|postscript=.|ref=harv}}</ref> Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa wanita dapat menjadi pria secara hormonal dan fisik dan banyak aspek maskulinitas yang dianggap alami ternyata merupakan bentukan budaya.{{Sfnp}}<ref>{{Cite journal|last=Mills|first=Sara|date=2003|title=Third wave feminist linguistics and the analysis of sexism|url=http://extra.shu.ac.uk/daol/articles/closed/2003/001/mills2003001-paper.html|journal=Discourse Analysis Online|publisher=[[Sheffield Hallam University]]|volume=2|issue=1|postscript=.|ref=harv}}</ref>
Sejauh mana maskulinitas lahir atau dikondisikan diperdebatkan. Penelitian genome telah menghasilkan informasi tentang perkembangan karakteristik maskulin dan proses diferensiasi seksual yang spesifik terhadap sistem reproduksi manusia. Faktor penentu testis (juga dikenal sebagai protein SRY) pada kromosom Y, yang penting untuk perkembangan seksual laki-laki, mengaktifkan protein SOX9. [22] SOX9 bekerja dengan protein SF1 untuk meningkatkan tingkat hormon anti-Müllerian, menekan perkembangan wanita saat mengaktifkan dan membentuk loop feedforward dengan protein FGF9; ini menciptakan tali testis dan bertanggung jawab untuk sel sertoli, yang membantu produksi sperma. [23] Aktivasi SRY menghentikan proses pembentukan wanita, memulai rangkaian kejadian yang menyebabkan pembentukan testis, produksi androgen dan sejumlah efek hormonal pra dan pasca melahirkan.
 
=== Dominasi Maskulinitas ===
Bagaimana seorang anak mengembangkan [[identitas gender]] ini juga diperdebatkan. Beberapa percaya bahwa maskulinitas terkait dengan tubuh laki-laki; dalam pandangan ini, maskulinitas yang berhubungan dengan [[Penis manusia|alat kelamin laki-laki]].{{Sfnp}} lain-Lain telah menyarankan bahwa meskipun maskulinitas dapat dipengaruhi oleh biologi, juga merupakan budaya membangun. Baru-baru ini penelitian yang telah dilakukan pada diri sendiri konsep maskulinitas dan kaitannya dengan testosteron; hasil penelitian telah menunjukkan bahwa maskulinitas tidak hanya berbeda dalam budaya yang berbeda, tetapi kadar testosteron tidak memprediksi seberapa maskulin atau feminin yang merasa.<ref name="Pletzer 2015">{{Cite journal|last=Pletzer|first=Belinda|last2=Petasis|first2=Ourania|last3=Ortner|first3=Tuulia M.|last4=Cahill|first4=Larry|date=2015|title=Intereactive effects of culture and sex hormones on the role of self concept|url=https://dx.doi.org/10.3389/fnins.2015.00240|journal=Neuroendocrine Science|publisher=[[Frontiers Media]]|volume=9|issue=240|pages=1–10|doi=10.3389/fnins.2015.00240|pmc=4500910|pmid=26236181|postscript=.|ref=harv}}</ref> para Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa perempuan dapat menjadi laki-laki hormon dan fisik,{{Sfnp}} dan banyak aspek maskulinitas dianggap alami adalah bahasa dan budaya yang didorong.<ref>{{Cite journal|last=Mills|first=Sara|date=2003|title=Third wave feminist linguistics and the analysis of sexism|url=http://extra.shu.ac.uk/daol/articles/closed/2003/001/mills2003001-paper.html|journal=Discourse Analysis Online|publisher=[[Sheffield Hallam University]]|volume=2|issue=1|postscript=.|ref=harv}}</ref> Pada sisi pengasuhan dari perdebatan tersebut, ia berpendapat bahwa maskulinitas tidak memiliki sumber tunggal. Meskipun militer yang memiliki kepentingan dalam membangun dan mempromosikan bentuk spesifik dari maskulinitas, itu tidak membuat itu.{{Sfnp}} rambut Wajah dikaitkan dengan maskulinitas melalui bahasa, cerita tentang anak laki-laki menjadi laki-laki ketika mereka mulai mencukur.{{Sfnp}}
[[Berkas:USMC-10881.jpg|al=Two men wrestling in a gymnasium, watched by a group of uninformed soldiers|jmpl|250x250px|Pertandingan gulat adalah sifat maskulin berupa keterampilan fisik dan adu kekuatan.]]
 
Salah satu pemikiran konservatif tentang gender berpendapat bahwa cara pria untuk mendapatkan kehormatan adalah menyiapkan sekaligus memimpin keluarga mereka.<ref name="ReferenceA">{{Cite journal|last=George|first=Annie|date=July 2006|title=Reinventing honorable masculinity: discourses from a working-class Indian community|url=https://dx.doi.org/10.1177/1097184X04270379|journal=[[Men and Masculinities]]|publisher=[[SAGE Publications|Sage]]|volume=9|issue=1|pages=35–52|doi=10.1177/1097184X04270379|postscript=.|ref=harv}}</ref> Hal ini dapat diartikan sebagai dominasi sifat maskulin. Raewyn Connell mengatakan "Hegemoni (dominasi) maskulinitas dapat didefinisikan sebagai konfigurasi praktik gender yang menjamin posisi dominan laki-laki terhadap perempuan."{{Sfnp}} Selain menggambarkan identitas maskulin yang kuat dan kejam, sifat maskulin juga digambarkan melalui aktivitas mereka yang berbeda dengan feminin.<ref>Laurie, Timothy; Hickey-Moody, Anna (2017), "[https://www.academia.edu/31232852/Masculinity_and_Ridicule Masculinity and ridicule]", in {{Cite book|title=Gender: laughter|publisher=Macmillan Reference|year=2017|isbn=9780028663265|editor-last=Papenburg|editor-first=Bettina|location=Farmington Hills, Michigan|pages=215–228}}</ref>
Bagaimana seorang anak mengembangkan identitas gender juga diperdebatkan. Beberapa percaya bahwa maskulinitas dikaitkan dengan tubuh laki-laki; Dalam pandangan ini, maskulinitas dikaitkan dengan genital pria. [24] Yang lain menyarankan bahwa meskipun maskulinitas dapat dipengaruhi oleh biologi, ini juga merupakan konstruksi budaya. Penelitian terbaru telah dilakukan mengenai konsep maskulinitas seseorang dan hubungannya dengan testosteron; hasilnya menunjukkan bahwa maskulinitas tidak hanya berbeda dalam budaya yang berbeda, namun tingkat testosteron tidak memprediksi bagaimana perasaan maskulin atau feminin. [25] Pendukung pandangan ini berpendapat bahwa wanita dapat menjadi pria secara hormonal dan fisik, [24] dan banyak aspek maskulinitas yang dianggap alami didorong secara bahasa dan budaya. [26] Di sisi perdebatan, dikemukakan bahwa maskulinitas tidak memiliki satu sumber pun. Meskipun militer memiliki kepentingan dalam membangun dan mempromosikan bentuk maskulinitas tertentu, namun tidak menciptakannya. [27] Rambut wajah dikaitkan dengan maskulinitas melalui bahasa, dalam cerita tentang anak laki-laki menjadi laki-laki saat mereka mulai bercukur. [28]
 
=== Hegemoni Maskulinitas ===
[[Berkas:USMC-10881.jpg|al=Two men wrestling in a gymnasium, watched by a group of uninformed soldiers|jmpl|250x250px|Kontes keterampilan fisik dan kekuatan muncul dalam beberapa bentuk di banyak budaya. Di sini, dua [[Korps marinir Amerika Serikat|Marinir AS]] bersaing dalam pertandingan gulat.]]
Tradisional cara bagi pria untuk mendapatkan honor yang menyediakan bagi keluarga mereka dan melatih kepemimpinan.<ref name="ReferenceA">{{Cite journal|last=George|first=Annie|date=July 2006|title=Reinventing honorable masculinity: discourses from a working-class Indian community|url=https://dx.doi.org/10.1177/1097184X04270379|journal=[[Men and Masculinities]]|publisher=[[SAGE Publications|Sage]]|volume=9|issue=1|pages=35&ndash;52|doi=10.1177/1097184X04270379|postscript=.|ref=harv}}</ref> Raewyn Connell telah berlabel tradisional peran laki-laki dan hak-hak istimewa hegemoni maskulinitas, didorong pada pria dan putus asa pada wanita: "Hegemoni maskulinitas dapat didefinisikan sebagai konfigurasi dari jenis kelamin praktek yang mewujudkan berlaku saat ini jawaban untuk masalah legitimasi [[patriarki]], yang menjamin posisi dominan dari laki-laki dan subordinasi perempuan".{{Sfnp}} selain menggambarkan kuat artikulasi kekerasan maskulin identitas, hegemoni maskulinitas juga telah digunakan untuk menggambarkan implisit, tidak langsung, atau koersif bentuk sosialisasi gender, ditetapkan melalui video game, fashion, humor, dan sebagainya.<ref>Laurie, Timothy; Hickey-Moody, Anna (2017), "[https://www.academia.edu/31232852/Masculinity_and_Ridicule Masculinity and ridicule]", in {{Cite book|title=Gender: laughter|publisher=Macmillan Reference|year=2017|isbn=9780028663265|editor-last=Papenburg|editor-first=Bettina|location=Farmington Hills, Michigan|pages=215&ndash;228}}</ref>
 
Jalan tradisional bagi pria untuk mendapatkan kehormatan adalah menyediakan keluarga mereka dan menjalankan kepemimpinan. [29] Raewyn Connell telah memberi label peran dan hak istimewa pria tradisional maskulinitas hegemoni, didorong pada pria dan berkecil hati pada wanita: "maskulinitas Hegemoni dapat didefinisikan sebagai konfigurasi praktik gender yang mewujudkan jawaban yang saat ini diterima untuk masalah legitimasi patriarki, yang menjamin posisi dominan laki-laki dan subordinasi perempuan ". [30] Selain menggambarkan artikulasi kuat identitas maskulin yang kejam, maskulinitas hegemonik juga telah digunakan untuk menggambarkan bentuk sosialisasi gender, implisit, tidak langsung, atau koersif, yang disahkan melalui permainan video, mode, humor, dan sebagainya.
 
=== Masa Labil ===
Para peneliti berpendapat bahwa "kerawanan" kedewasaan memberikan kontribusi secara tradisional-perilaku maskulin.<ref>{{Cite journal|last=Bosson|first=Jennifer K.|last2=Vandello|first2=Joseph A.|date=April 2011|title=Precarious manhood and its links to action and aggression|url=https://doi.org/10.1177/0963721411402669|journal=[[Current Directions in Psychological Science]]|publisher=[[Sage Publications|Sage]]|volume=20|issue=2|pages=82–86|doi=10.1177/0963721411402669|postscript=.|ref=harv}}</ref> "Genting" berarti bahwa kedewasaan tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus dicapai. Dalam banyak budaya, anak laki-laki bertahan menyakitkan ritual inisiasi untuk menjadi laki-laki. Kedewasaan juga akan hilang, karena ketika seorang pria diejek karena tidak "menjadi manusia". Para peneliti telah menemukan bahwa laki-laki menanggapi ancaman untuk kejantanan mereka dengan terlibat dalam stereotip maskulin perilaku dan keyakinan, seperti mendukung hirarki, mengemban homophobic keyakinan, mendukung agresi dan memilih tugas-tugas fisik atas kekayaan intelektual.<ref>{{Cite journal|last=Vandello|first=Joseph A.|last2=Bosson|first2=Jennifer K.|last3=Cohen|first3=Dov|last4=Burnaford|first4=Rochelle M.|last5=Weaver|first5=Jonathan R.|date=December 2008|title=Precarious manhood|url=https://dx.doi.org/10.1037/a0012453|journal=[[Journal of Personality and Social Psychology]]|publisher=[[PsycNET]]|volume=95|issue=6|pages=1325–1339|doi=10.1037/a0012453|postscript=.|ref=harv}}</ref>
 
Periset berpendapat bahwa "ketidakteraturan" kedewasaan berkontribusi pada perilaku tradisional-maskulin. [32] "Tidak beraturan" berarti kedewasaan tidak lahir, tapi harus diraih. Dalam banyak kebudayaan, anak laki-laki mengalami ritual inisiasi yang menyakitkan untuk menjadi laki-laki. Manhood juga bisa hilang, seperti saat seorang pria diejek karena tidak "menjadi pria". Periset telah menemukan bahwa pria menanggapi ancaman terhadap kedewasaan mereka dengan melibatkan perilaku dan keyakinan stereotip-maskulin, seperti hierarki pendukung, mendukung keyakinan homofobia, mendukung agresi dan memilih tugas fisik daripada masalah intelektual. [33]
 
Pada tahun 2014, Winegard dan Geary menulis bahwa kerawanan kedewasaan melibatkan status sosial (gengsi atau dominasi), dan kedewasaan mungkin lebih (atau kurang) yang berbahaya karena jalan yang laki-laki miliki untuk mencapai status.<ref>{{Cite journal|last=Winegard|first=Bo M.|last2=Winegard|first2=Ben|last3=Geary|first3=David C.|date=March 2014|title=Eastwood’s brawn and Einstein’s brain: an evolutionary account of dominance, prestige, and precarious manhood|url=https://dx.doi.org/10.1037/a0036594|journal=[[Review of General Psychology]]|publisher=[[PsycNET]]|volume=18|issue=1|pages=34–48|doi=10.1037/a0036594|postscript=.|ref=harv}}</ref> orang-Orang yang mengidentifikasi dengan kegiatan kreatif, seperti puisi atau lukisan, mungkin tidak mengalami kedewasaan seperti genting tapi mungkin menanggapi ancaman untuk kecerdasan mereka atau kreativitas. Namun, orang-orang yang mengidentifikasi dengan tradisional-maskulin kegiatan (seperti sepak bola atau militer) dapat melihat maskulinitas seperti genting. Menurut Winegard, Winegard, dan Geary, ini adalah fungsional; puisi dan lukisan tidak memerlukan secara tradisional-ciri-ciri maskulin, dan serangan terhadap sifat-sifat tersebut tidak boleh menimbulkan kecemasan. {{Dubious|date=August 2015}} Sepak bola dan militer memerlukan secara tradisional-ciri-ciri maskulin, seperti toleransi rasa sakit, daya tahan tubuh, otot-otot dan keberanian, dan serangan terhadap sifat-sifat tersebut menyebabkan kecemasan dan dapat memicu pembalasan impuls dan perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa nature versus nurture perdebatan tentang maskulinitas mungkin sederhana. Meskipun laki-laki berkembang untuk mengejar prestise dan kekuasaan (status), bagaimana mereka mengejar status tergantung pada bakat, ciri-ciri dan tersedia kemungkinan. Dalam masyarakat modern, banyak jalan untuk status mungkin ada dari dalam masyarakat tradisional dan hal ini dapat mengurangi kerawanan kedewasaan (atau tradisional kejantanan); namun, mungkin tidak akan mengurangi intensitas laki-laki laki-laki kompetisi.{{Butuh rujukan|date=March 2017}}
 
Pada tahun 2014, Winegard dan Geary menulis bahwa ketidaktahuan kedewasaan melibatkan status sosial (prestise atau dominasi), dan kedewasaan mungkin lebih (atau kurang) genting karena jalan yang dimiliki laki-laki untuk mencapai status. [34] Pria yang mengidentifikasi dengan pencarian kreatif, seperti puisi atau lukisan, mungkin tidak mengalami kedewasaan sebagai genting namun mungkin merespons ancaman terhadap kecerdasan atau kreativitas mereka. Namun, pria yang mengidentifikasi dengan pencarian tradisional maskulin (seperti sepak bola atau militer) dapat melihat maskulinitas sebagai hal yang genting. Menurut Winegard, Winegard, dan Geary, ini fungsional; puisi dan lukisan tidak memerlukan sifat tradisional maskulin, dan serangan terhadap sifat-sifat tersebut seharusnya tidak menimbulkan kegelisahan. [Meragukan - mendiskusikan] Sepak bola dan militer memerlukan sifat tradisional maskulin, seperti toleransi rasa sakit, daya tahan, otot dan keberanian, dan serangan terhadap Sifat-sifat tersebut menyebabkan kegelisahan dan dapat memicu impuls dan perilaku balas dendam. Ini menunjukkan bahwa debat tentang alam versus perdukunan tentang maskulinitas mungkin sangat sederhana. Meski pria berevolusi untuk mengejar prestise dan dominasi (status), bagaimana mereka mengejar status tergantung pada bakat, ciri dan kemungkinan yang ada. Dalam masyarakat modern, lebih banyak jalan menuju status mungkin ada daripada di masyarakat tradisional dan ini dapat mengurangi ketidakjelasan kedewasaan (atau kedewasaan tradisional); Namun, hal itu mungkin tidak akan mengurangi intensitas kompetisi pria-pria
 
=== Pada wanita ===
Meskipun sering diabaikan dalam diskusi tentang maskulinitas, wanita juga dapat mengekspresikan sifat-sifat maskulin dan perilaku.<ref name="Keith">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=r_niDQAAQBAJ&pg=PT4|title=Masculinities in contemporary American culture: an intersectional approach to the complexities and challenges of male identity|last=Keith|first=Thomas|date=2017|publisher=Routledge|isbn=9781317595342|location=New York|pages=4–5|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=UYAi9OEYRekC&pg=PR11|title=Female Masculinity|last=Halberstam|first=Judith|date=1998|publisher=Duke University Press|isbn=9780822322436|location=Durham, North Carolina|pages=xi–}}</ref> Dalam budaya Barat, perempuan maskulinitas yang telah dikodifikasi ke dalam identitas seperti "[[Tomboi|tomboy]]" dan "[[butch]]". Meskipun perempuan maskulinitas sering dikaitkan dengan [[Lesbian|lesbianisme]], mengekspresikan maskulinitas tidak selalu berhubungan dengan seksualitas perempuan. Dalam filsafat feminis, perempuan maskulinitas sering ditandai sebagai jenis kelamin kinerja yang menantang tradisional maskulinitas dan [[Patriarki|dominasi laki-laki]].<ref>{{Cite journal|last=Gardiner|first=Judith Kegan|date=December 2009|title=Female masculinities: a review essay|url=https://doi.org/10.1177/1097184X08328448|journal=[[Men and Masculinities]]|volume=11|issue=5|pages=622–633|doi=10.1177/1097184X08328448|ref=harv}}
</ref> wanita Maskulin sering tunduk pada stigma sosial dan pelecehan, meskipun pengaruh dari [[Pembebasan perempuan|gerakan feminis]] telah menyebabkan penerimaan yang lebih besar dari wanita yang mengekspresikan maskulinitas dalam beberapa dekade terakhir.<ref>Girshick, Lori B. (2008), "[https://books.google.co.uk/books?id=eq8E8iuLqIYC&pg=PT48 The social construction of biological facts]", in {{Cite book|title=Transgender voices: beyond women and men|publisher=University Press of New England|isbn=9781584656838|editor-last=Girshick|editor-first=Lori B.|location=Hanover, New Hampshire|page=48}}</ref>
 
Meski sering diabaikan dalam diskusi maskulinitas, wanita juga bisa mengekspresikan sifat maskulin dan perilaku. [35] [36] Dalam budaya Barat, maskulinitas wanita telah dikodifikasikan menjadi identitas seperti "tomboy" dan "butch". Meski maskulinitas wanita sering dikaitkan dengan lesbianisme, mengekspresikan maskulinitas tidak harus berhubungan dengan seksualitas seorang wanita. Dalam filsafat feminis, maskulinitas perempuan sering dicirikan sebagai jenis kinerja gender yang menantang maskulinitas dan dominasi laki-laki tradisional. [37] Wanita maskulin sering mengalami stigma dan pelecehan sosial, walaupun pengaruh gerakan feminis telah menyebabkan penerimaan wanita yang mengekspresikan maskulinitas dalam beberapa dekade belakangan ini.
 
=== Maskulinitas Wanita ===
Meskipun sering diabaikan dalam diskusi tentang maskulinitas, wanita juga dapat mengekspresikan sifat-sifat maskulin dalam perilakunya.<ref name="Keith">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=r_niDQAAQBAJ&pg=PT4|title=Masculinities in contemporary American culture: an intersectional approach to the complexities and challenges of male identity|last=Keith|first=Thomas|date=2017|publisher=Routledge|isbn=9781317595342|location=New York|pages=4–5|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=UYAi9OEYRekC&pg=PR11|title=Female Masculinity|last=Halberstam|first=Judith|date=1998|publisher=Duke University Press|isbn=9780822322436|location=Durham, North Carolina|pages=xi–}}</ref> Dalam budaya Barat, maskulinitas wanita telah dikotak-kotakkan menjadi identitas seperti "[[Tomboi|tomboy]]" dan "[[butch]]". Meskipun maskulinitas wanita sering dikaitkan dengan [[lesbian]]isme, mengekspresikan maskulinitas tidak harus berhubungan dengan seksualitas seorang wanita. Dalam filsafat feminis, maskulinitas perempuan sering dicirikan sebagai jenis kinerja gender yang menantang maskulinitas dan [[Patriarki|dominasi laki-laki]].<ref>{{Cite journal|last=Gardiner|first=Judith Kegan|date=December 2009|title=Female masculinities: a review essay|url=https://doi.org/10.1177/1097184X08328448|journal=[[Men and Masculinities]]|volume=11|issue=5|pages=622–633|doi=10.1177/1097184X08328448|ref=harv}}
</ref> Wanita maskulin sering mengalami stigma dan pelecehan sosial, walaupun pengaruh [[Pembebasan perempuan|gerakan feminis]] telah menyebabkan penerimaan wanita yang mengekspresikan maskulinitas dalam beberapa dekade belakangan ini .<ref>Girshick, Lori B. (2008), "[https://books.google.co.uk/books?id=eq8E8iuLqIYC&pg=PT48 The social construction of biological facts]", in {{Cite book|title=Transgender voices: beyond women and men|publisher=University Press of New England|isbn=9781584656838|editor-last=Girshick|editor-first=Lori B.|location=Hanover, New Hampshire|page=48}}</ref>[[Berkas:A_Soldier_Drinks_a_Pint_of_Beer_on_his_Return_from_Afghanistan_MOD_45152497.jpg|al=Silhouetted man drinking a glass of beer|ka|jmpl|Seorang tentara Inggris minum segelas [[bir]] setelah ia kembali dari Afghanistan. Pertempuran dalam perang dan minum minuman beralkohol dianggap sebagai kegiatan maskulin dalam budaya Barat.]]
=== Kesehatan ===
Bukti menunjukkan bahwa prilaku maskulin yang berlebihan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan pria. Di Amerika, setidaknya pria telah mengunjungi dokter sebanyak 134,5 juta kunjungan per tahun. Studi tentang pria di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa pria yang mengkonsumsi [[minuman beralkohol]] sering kali bertujuan untuk memenuhi harapan sosial tertentu mengenai kejantanan atau maskulinitas. Peran gender dan harapan sosial memiliki pengaruh yang kuat yang mendorong pria untuk melakukan hal itu.<ref name="Lemle & Mishkind">{{cite journal|last1=Lemle|first1=Russell|last2=Mishkind|first2=Marc E.|date=1989|title=Alcohol and masculinity|url=https://doi.org/10.1016/0740-5472(89)90045-7|journal=[[Journal of Substance Abuse Treatment]]|volume=6|issue=4|pages=213–22|doi=10.1016/0740-5472(89)90045-7|pmid=2687480}}</ref><ref name="Berkowitz">{{Cite book|title=Men and Masculinities: A Social, Cultural, and Historical Encyclopedia: Volume 1|last=Berkowitz|first=Alan D.|date=2004|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781576077740|editor-last=Kimmel|editor-first=Michael S.|editor-link=Michael Kimmel|location=Santa Barbara|pages=17–18|language=en|chapter=Alcohol|editor-last2=Aronson|editor-first2=Amy|editor-link2=Amy Aronson|chapter-url=https://books.google.com/books?id=jWj5OBvTh1IC&pg=PA17&dq=alcohol}}</ref>
[[Berkas:A_Soldier_Drinks_a_Pint_of_Beer_on_his_Return_from_Afghanistan_MOD_45152497.jpg|al=Silhouetted man drinking a glass of beer|ka|jmpl|Seorang tentara Inggris minum segelas [[bir]] setelah ia kembali dari Afghanistan. Pertempuran dalam perang dan minum alkohol secara tradisional dianggap sebagai kegiatan maskulin dalam budaya Barat.]]
Bukti menunjukkan dampak negatif dari hegemoni maskulinitas pada pria kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dengan pria Amerika membuat 134.5&#x20;juta lebih sedikit dokter kunjungan per tahun daripada wanita. Laki-laki membuat 40.8 persen dari semua kunjungan dokter, termasuk perempuan obstetri dan ginekologi kunjungan. Dua puluh lima persen pria berusia 45 hingga 60 tidak memiliki dokter pribadi, meningkatkan risiko kematian dari [[Penyakit kardiovaskular|penyakit jantung]]. Laki-laki antara 25 dan 65 adalah empat kali lebih mungkin untuk meninggal akibat [[Penyakit kardiovaskular|penyakit jantung]] daripada wanita, dan lebih mungkin untuk dapat didiagnosis dengan penyakit terminal karena keengganan mereka untuk melihat dokter. Alasan-alasan yang disebutkan untuk tidak melihat dokter termasuk ketakutan, penolakan, rasa malu, tidak menyukai situasi-situasi di luar kendali mereka dan keyakinan bahwa mengunjungi dokter ini tidak layak waktu atau biaya.<ref>{{Cite journal|last=Galdas|first=Paul M.|last2=Cheater|first2=Francine M.|last3=Marshall|first3=Paul|date=March 2005|title=Men and health help-seeking behaviour: Literature review|url=https://dx.doi.org/10.1111/j.1365-2648.2004.03331.x|journal=[[Journal of Advanced Nursing]]|publisher=[[Wiley-Blackwell|Wiley]]|volume=49|issue=6|pages=616–623|doi=10.1111/j.1365-2648.2004.03331.x|pmid=15737222|postscript=.|ref=harv}}</ref>
 
Pada tahun 2004, Arran Stibbe menerbitkan sebuah analisis tentang majalah kesehatan pria pada tahun 2000. Menurut Stibbe, meskipun majalah tersebut seolah-olah berfokus pada kesehatan, ia juga mempromosikan perilaku maskulin konservatif seperti konsumsi makanan dan konsumsi alkohol, konsumsi alkohol dan konsumsi berlebihan dan seks yang tidak aman.<ref>{{Cite journal|last=Stibbe|first=Arran|date=July 2004|title=Health and the social construction of masculinity in "''Men's Health''" magazine|url=https://doi.org/10.1177/1097184X03257441|journal=[[Men and Masculinities]]|volume=7|issue=1|pages=31–51|doi=10.1177/1097184X03257441|ref=harv}}</ref>
Bukti menunjukkan dampak negatif maskulinitas hegemonik terhadap perilaku terkait kesehatan pria, dengan pria Amerika membuat 134,5 juta kunjungan dokter lebih sedikit per tahun dibandingkan wanita. Pria membuat 40,8 persen dari semua kunjungan dokter, termasuk kunjungan obstetrik dan ginekologi wanita. Dua puluh lima persen pria berusia 45 sampai 60 tahun tidak memiliki dokter pribadi, meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung. Pria berusia antara 25 dan 65 empat kali lebih mungkin meninggal karena penyakit kardiovaskular daripada wanita, dan lebih mungkin didiagnosis menderita penyakit terminal karena mereka enggan menemui dokter. Alasan yang dikutip karena tidak melihat dokter meliputi rasa takut, penyangkalan, rasa malu, ketidaksukaan terhadap situasi di luar kendali mereka dan keyakinan bahwa mengunjungi dokter tidak sepadan dengan waktu atau biaya. [39]
 
Penelitian kandungan bir-komersial oleh Lance Strate<ref name="Strate et al 1992">Strate, Lance (1992), "[https://books.google.co.uk/books?id=GJA7CgAAQBAJ&pg=PT78 Beer commercials: a manual on masculinity]", in {{Cite book|title=Men, masculinity and the media|publisher=[[Sage Publications|Sage]]|isbn=9780803941632|editor-last=Craig|editor-first=Steve|location=Thousand Oaks, California}}
Studi laki-laki di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa pria yang mengkonsumsi [[minuman beralkohol]] sering melakukannya dalam rangka untuk memenuhi tertentu harapan sosial dari kejantanan. Sementara penyebab minum dan [[alkoholisme]] yang kompleks dan beragam, peran gender dan harapan sosial memiliki pengaruh yang kuat mendorong orang-orang untuk minum.<ref name="Lemle & Mishkind">{{cite journal|last1=Lemle|first1=Russell|last2=Mishkind|first2=Marc E.|date=1989|title=Alcohol and masculinity|url=https://doi.org/10.1016/0740-5472(89)90045-7|journal=[[Journal of Substance Abuse Treatment]]|volume=6|issue=4|pages=213–22|doi=10.1016/0740-5472(89)90045-7|pmid=2687480}}</ref><ref name="Berkowitz">{{Cite book|title=Men and Masculinities: A Social, Cultural, and Historical Encyclopedia: Volume 1|last=Berkowitz|first=Alan D.|date=2004|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781576077740|editor-last=Kimmel|editor-first=Michael S.|editor-link=Michael Kimmel|location=Santa Barbara|pages=17–18|language=en|chapter=Alcohol|editor-last2=Aronson|editor-first2=Amy|editor-link2=Amy Aronson|chapter-url=https://books.google.com/books?id=jWj5OBvTh1IC&pg=PA17&dq=alcohol}}</ref>
</ref> menelurkan hasil yang relevan dengan studi maskulinitas.{{Sfnp}} Dalam iklan bir perilaku maskulin sangat ditonjolkan. Iklan yang sering menayangkan situasi di mana seorang pria baik dia seorang pekerja konstruksi, pertanian, [[koboi]] dan lainnya mampu mengatasi tantangan dalam sebuah kelompok. Permainan yang melibatkan risiko dan petualangan seperti memancing, berkemah, bermain olahraga atau bersosialisasi juga ditonjolkan sebagai prilaku maskulin. Dalam iklan-iklan bir ditunjukkan bahwa bar merupakan tempat berkumpulnya maskulinitas yang di dalamnya terdapat kegiatan minum bir.
 
Studi tentang pria di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi minuman beralkohol sering melakukannya untuk memenuhi harapan sosial tertentu tentang kejantanan. Sementara penyebab minum dan alkoholisme sangat kompleks dan bervariasi, peran gender dan harapan sosial memiliki pengaruh yang kuat yang mendorong pria untuk minum. [40] [41]
 
Pada tahun 2004, Arran Stibbe menerbitkan sebuah analisis yang terkenal laki-laki-majalah kesehatan pada tahun 2000. Menurut Stibbe, meskipun majalah pura-pura fokus pada kesehatan itu juga dipromosikan tradisional maskulin perilaku seperti konsumsi berlebihan makanan kenyamanan dan daging, konsumsi alkohol dan seks yang tidak aman.<ref>{{Cite journal|last=Stibbe|first=Arran|date=July 2004|title=Health and the social construction of masculinity in "''Men's Health''" magazine|url=https://doi.org/10.1177/1097184X03257441|journal=[[Men and Masculinities]]|volume=7|issue=1|pages=31–51|doi=10.1177/1097184X03257441|ref=harv}}</ref>
 
Pada tahun 2004, Arran Stibbe menerbitkan sebuah analisis tentang majalah kesehatan pria terkenal pada tahun 2000. Menurut Stibbe, meskipun majalah tersebut seolah-olah berfokus pada kesehatan, ia juga mempromosikan perilaku maskulin tradisional seperti konsumsi makanan dan konsumsi alkohol, konsumsi alkohol dan konsumsi berlebihan. seks yang tidak aman [42]
 
Penelitian pada bir-konten komersial oleh Lance Strate<ref name="Strate et al 1992">Strate, Lance (1992), "[https://books.google.co.uk/books?id=GJA7CgAAQBAJ&pg=PT78 Beer commercials: a manual on masculinity]", in {{Cite book|title=Men, masculinity and the media|publisher=[[Sage Publications|Sage]]|isbn=9780803941632|editor-last=Craig|editor-first=Steve|location=Thousand Oaks, California}}
</ref> membuahkan hasil yang relevan untuk studi maskulinitas.{{Sfnp}} Dalam iklan bir, perilaku maskulin (terutama risk-taking) didorong. Iklan sering fokus pada situasi di mana seorang pria mengatasi hambatan dalam kelompok, bekerja atau bermain keras (konstruksi atau pertanian pekerja atau [[koboi]]). Orang-orang yang melibatkan bermain memiliki tema sentral dari penguasaan (alam atau satu sama lain), resiko dan petualangan: memancing, berkemah, bermain olahraga atau bersosialisasi di [[Bar (tempat)|bar]]. Biasanya ada unsur bahaya dan fokus pada gerakan dan kecepatan (menonton cepat mobil atau mengemudi cepat). Bar adalah pengaturan untuk pengukuran maskulinitas dalam keterampilan seperti [[Biliar|bilyar]], kekuatan, dan kemampuan minum.
 
Penelitian kandungan bir-komersial oleh Lance Strate [43] menghasilkan hasil yang relevan dengan studi maskulinitas. [44] Dalam iklan bir, perilaku maskulin (terutama pengambilan risiko) dianjurkan. Iklan sering berfokus pada situasi di mana seorang pria mengatasi hambatan dalam sebuah kelompok, bekerja atau bermain keras (pekerja konstruksi atau pertanian atau koboi). Bermain yang melibatkan tema sentral penguasaan (sifat atau satu sama lain), risiko dan petualangan: memancing, berkemah, bermain olahraga atau bersosialisasi di bar. Biasanya ada unsur bahaya dan fokus pada gerakan dan kecepatan (menonton mobil cepat atau mengemudi dengan cepat). Bar adalah setting untuk pengukuran maskulinitas dalam keterampilan seperti kemampuan biliar, kekuatan, dan minum. [43]
 
== Sejarah ==
Karena apa yang merupakan maskulinitasMaskulinitas telah bervariasi denganmenurut waktu dan tempat, menurut Raewyn Connell, itu lebih tepat untuk membahas "masculinities" dari satu konsep besarnya..{{Sfnp}} Studi tentang sejarah maskulinitas muncul selamapada tahun 1980-an, dibantumerupakan oleh bidang perempuan dan (kemudian) jenis kelaminpengembangan sejarah. Sebelum sejarahgender perempuan diperiksa, ada yang "ketat gendering publik/swasta membagi"; mengenai maskulinitas, ini berarti sedikit mempelajari tentang bagaimana manusia berhubungan dengan rumah tangga, rumah tangga dan kehidupan keluarga.<ref name=":2">Tosh, John (1999), "[https://books.google.co.uk/books?id=Br8JCAAAQBAJ&printsec=frontcover Introduction: masculinity and domesticity]", in {{cite book|title=A man's place: masculinity and the middle-class home in Victorian England|publisher=Yale University Press|year=1999|isbn=9780300077797|editor-last=Tosh|editor-first=John|location=New Haven, Connecticut|page=2}}</ref> Meskipun perempuanDalam sejarah, peran menegasikan,historis meskipunwanita penulisanbanyak sejarahyang olehdiabaikan (danmeskipun terutamapada tentang)dasarnya laki-lakitokoh sebagianpria besarlebih laki-lakibanyak mengalamidaripada hilang.tokoh Kekosonganwanita ininamun diinterogasibukan selamaberarti akhirtidak 1970-an,ada. ketikaStudi perempuantentang sejarah perempuan mulai menganalisis jenis kelamingender dan perempuanwanita untuk memperdalammengembangkan pengalamanbidang perempuanini.<ref>{{Cite journal|last=Davis|first=Natalie Z.|date=Spring–Summer 1976|title="Women's history" in transition: the European case|url=https://doi.org/10.2307/3177729|journal=[[Feminist Studies]]|publisher=Feminist Studies, Inc.|volume=3|issue=3–4|pages=83–103|doi=10.2307/3177729|jstor=3177729|postscript=.|ref=harv}}</ref> Artikel Joan Scott mani artikel, menyerukan agar meletakkan dasar studi gender sebagai sebuah konsep analitis untuk mengeksplorasi masyarakat, kekuasaan dan wacana, meletakkan dasar untuk bidang ini.<ref>{{Cite journal|last=Scott|first=Joan W.|date=December 1986|title=Gender: a useful category of historical analysis|url=https://doi.org/10.1086/ahr/91.5.1053|journal=[[The American Historical Review]]|publisher=[[Oxford University Press|Oxford Journals]]|volume=91|issue=5|pages=1053–1075|doi=10.1086/ahr/91.5.1053|jstor=1864376|postscript=.|ref=harv}}</ref> Menurut Scott, gender harus digunakandiperlakukan dalam dua cara: yangyaitu produktif dan menghasilkandiproduksi. ProduktifGender genderproduktif diperiksamemeriksa perannya dalam menciptakan hubungan kekuasaan, dansekaligus menghasilkanmemproduksi jenisgender kelaminyang dieksplorasimengeksplorasi penggunaan dan perubahan jenis kelamingender sepanjang sejarah. IniHal ini telah mempengaruhi bidang maskulinitas, seperti yang terlihat dipada definisi Pierre Bourdieu definisimengenai maskulinitas: dihasilkandiproduksi oleh masyarakat dan budaya, dan direproduksidiproduksi ulang dalam kehidupan sehari-hari.<ref>{{Cite book|title=Masculine domination|url=https://archive.org/details/masculinedominat0000bour|last=Bourdieu|first=Pierre|publisher=Polity Press|year=2001|isbn=9780745622651|location=Cambridge, UK}}</ref> kesibukan bekerja dalam sejarah perempuan led untuk panggilan untuk studi tentang peran laki-laki (awalnya dipengaruhi oleh psikoanalisis) dalam masyarakat dan emosional dan interpersonal hidup. Connell menulis bahwa ini awal karya-karya yang ditandai dengan "tingkat tinggi umum" "fasilitas survei dari norma-norma budaya". Beasiswa menyadari kontemporer, perubahan sosial yang bertujuan untuk memahami dan berkembang (atau membebaskan) peran laki-laki dalam menanggapi feminisme.{{Sfnp}} John Tosh panggilan untuk kembali ke ini bertujuan untuk sejarah maskulinitas untuk menjadi berguna, baik secara akademis maupun dalam ranah publik.<ref name=":0">Steedman, Carolyn (1992), "[https://books.google.co.uk/books?id=EzD4fdELEioC&pg=PA614 Culture, cultural studies and the historians]", in {{cite book|title=Cultural studies|publisher=Routledge|isbn=9780415903455|editor-first1=Lawrence|location=New York|page=617|editor-last2=Nelson|editor-first2=Cary|editor-last3=Treichler|editor-first3=Paula|editor-last1=Grossberg}}</ref>
 
=== Gender pada Zaman Dahulu ===
Karena apa yang merupakan maskulinitas telah bervariasi menurut waktu dan tempat, menurut Raewyn Connell, lebih tepat untuk membahas "maskulinitas" daripada satu konsep menyeluruh. [45] Studi tentang sejarah maskulinitas muncul pada tahun 1980an, dibantu oleh bidang sejarah gender perempuan dan (belakangan). Sebelum sejarah wanita diperiksa, ada "gendering publik / private divide" yang ketat; Tentang maskulinitas, ini berarti studi kecil tentang bagaimana pria berhubungan dengan rumah tangga, rumah tangga dan kehidupan keluarga. [46] Meskipun peran historis wanita diabaikan, meskipun penulisan sejarah oleh (dan terutama tentang) pria sebagian besar pengalaman pria hilang. Kekosongan ini dipertanyakan pada akhir 1970-an, ketika sejarah perempuan mulai menganalisis gender dan wanita untuk memperdalam pengalaman perempuan. [47] Artikel mani Joan Scott, menyerukan studi gender sebagai konsep analitis untuk mengeksplorasi masyarakat, kekuasaan dan wacana, meletakkan dasar untuk bidang ini. [48] Menurut Scott gender harus digunakan dengan dua cara: produktif dan diproduksi. Gender produktif memeriksa perannya dalam menciptakan hubungan kekuasaan, dan menghasilkan gender mengeksplorasi penggunaan dan perubahan gender sepanjang sejarah. Hal ini telah mempengaruhi bidang maskulinitas, seperti yang terlihat pada definisi Pierre Bourdieu mengenai maskulinitas: diproduksi oleh masyarakat dan budaya, dan diproduksi ulang dalam kehidupan sehari-hari. [49] Kesibukan kerja dalam sejarah wanita menyebabkan sebuah panggilan untuk mempelajari peran laki-laki (awalnya dipengaruhi oleh psikoanalisis) di masyarakat dan kehidupan emosional dan interpersonal. Connell menulis bahwa karya awal ini ditandai oleh "tingkat generalitas tinggi" dalam "survei norma budaya yang luas". Beasiswa tersebut menyadari adanya perubahan masyarakat kontemporer yang bertujuan untuk memahami dan mengembangkan (atau membebaskan) peran laki-laki dalam menanggapi feminisme. [50] John Tosh meminta untuk kembali ke tujuan ini agar sejarah maskulinitas bermanfaat, akademis dan di ranah publik. [51]
 
=== Jaman dahulu ===
[[Berkas:Odysseus_sehnt_sich_nach_Ithaka_(Tischbein).jpg|al=Painting of Odysseus leaning on a ship|ka|jmpl|[[Odisseus|Odysseus]], pahlawan ''Odyssey'']]
SastraLiteratur kuno yang tanggal kembali keberusia sekitar 3000 SM, dengan eksplisit harapan untuk laki-laki dalam bentuk undang-undang danmaskulinitas tersirat maskulin cita-cita dalam mitos dewa-para dewa dan pahlawan. Dalam [[Alkitab Ibrani|Alkitab ibrani]] dari 1000 SM, Raja Daud dari Israel mengatakan kepada anaknya, "aku pergi jalanmenjalani seluruh bumi: jadilahJadilah engkau kuat. oleh karena itu, tampakkanlah diri-mudirimu laki-laki;."<ref>{{Cite web|url=https://www.biblegateway.com/passage/?search=1+Kings+2:2&version=KJV|title=Bible Gateway passage: 1 Kings 2:2 - King James Version|website=biblegateway.com|publisher=Bible Gateway|access-date=29 September 2017}}</ref> setelah kematian Daud. Sepanjang sejarah, manusia telah bertemu menuntutmemenuhi standar budaya yang ketat. Kate Cooper menulis tentangmenuliskan konsep kuno tentang feminitas, "di ManaKarakter seorang wanita yangsering disebutkan karakter seorang priakali dihakimi oleh dankarakter bersamaan dengan itu apa yang ia berdiripria."<ref>Cooper, Kate (1996), "[https://books.google.com/books?id=QVvn8vUMZdIC&pg=PA19 Private lives, public meanings]", in {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=QVvn8vUMZdIC&pg=PA19&lpg=PA19|title=The virgin and the bride: idealized womanhood in late antiquity|publisher=[[Harvard University Press]]|isbn=9780674939509|editor-last=Cooper|editor-first=Kate|location=Cambridge, Massachusetts|page=19}}</ref> Menurut ''[[Kodeks Hammurabi|Kode Hammurabi]]'' (sekitar tahun 1750 SM):
* Aturan 3: "Jika ada orang yang membawamenuduh, tuduhanbahwa kejahatan apa pun di hadapan paraorang tua-tua, dan tidak membuktikan apa yang telah diadituduhkan didakwakepadanya, diaia akan,harus dihukum karena jikahal itu adalah pelanggaran berat dikenakan, harus dihukum mati."
* Aturan 128: "Jika seorang pria mengambilmembawa seorangperempuan wanitalain untukke menjadi istrinyaisterinya, tetapinamun tidak bersetubuhmelakukan denganhubungan diaintim dengannya, maka wanita ini adalah istribukanlah untukisteri diabaginya."<ref>{{Cite book|url=http://www.wsu.edu/~dee/MESO/CODE.HTM|title=The Code of Hammurabi|last=Hammurabi|others=L.W. King (translator)|year=1910|editor-last=Hooker|editor-first=Richard|author-link=Hammurabi|archive-url=https://web.archive.org/web/20110514033802/http://www.wsu.edu/~dee/MESO/CODE.HTM|archive-date=14 May 2011}}</ref>
Cerita-cerita tentang legenda pahlawan kuno menunjukkan kualitas kepahlawanan yang menginspirasi, memberi rasa hormat, mencontohkan kebijaksanaan dan keberanian serta mengambil risiko yang orang lain tidak akan berani merupakan sifat-sifat maskulin yang berkembang di masa lalu.
Para sarjana mengutip integritas dan [[Kesetaraan sosial|kesetaraan]] sebagai nilai-nilai maskulin pada laki-laki-hubungan<ref>{{Cite journal|last=Bassi|first=Karen|date=January 2001|title=Acting like men: gender, drama, and nostalgia in Ancient Greece|url=https://doi.org/10.1086/449528|journal=[[Classical Philology (journal)|Classical Philology]]|publisher=[[Chicago University Press|Chicago Journals]]|volume=96|issue=1|pages=86–92|doi=10.1086/449528|postscript=.|ref=harv}}</ref> dan kejantanan pada pria-wanita hubungan. Legenda pahlawan kuno termasuk ''[[Epos Gilgames|Epik Gilgamesh]]'', ''[[Iliad]]'' dan ''[[Odisseia|Odyssey]]''. Cerita-cerita yang menunjukkan kualitas dalam pahlawan yang menginspirasi rasa hormat, seperti kebijaksanaan dan keberanian: mengetahui hal-hal yang orang lain tidak tahu dan mengambil risiko lain laki-laki tidak akan berani.{{Butuh rujukan|date=June 2015}}
 
Literatur kuno berawal sekitar 3000 SM, dengan harapan eksplisit untuk pria dalam bentuk hukum dan cita-cita maskulin tersirat dalam mitos para dewa dan pahlawan. Dalam Alkitab Ibrani pada tahun 1000 SM, Raja Daud dari Israel mengatakan kepada anaknya, "Saya pergi ke seluruh dunia: jadilah engkau kuat, dan bunuhlah dirimu sebagai manusia;" [52] setelah kematian Daud. Sepanjang sejarah, pria telah memenuhi standar budaya yang ketat. Kate Cooper menulis tentang konsep kuno tentang feminitas, "Di mana pun seorang wanita disebut-sebut karakter pria dihakimi - dan bersamaan dengan itu, apa yang dia inginkan." [53] Menurut Kode Hammurabi (sekitar tahun 1750 SM):
 
Aturan 3: "Jika ada orang yang menuduh, bahwa kejahatan apa pun di hadapan tua-tua dan tidak membuktikan apa yang telah dituduhkan kepadanya, ia harus dihukum jika dihukum karena pelanggaran berat."
 
Aturan 128: "Jika seorang pria membawa perempuan ke isterinya, tetapi tidak melakukan hubungan intim dengannya, wanita ini bukanlah isteri baginya." [54]
 
Para ilmuwan mengutip integritas dan kesetaraan sebagai nilai maskulin dalam hubungan laki-laki [55] dan kejantanan dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Legenda pahlawan kuno termasuk Epik Gilgames, Iliad dan Odyssey. Cerita-cerita menunjukkan kualitas dalam pahlawan yang menginspirasi rasa hormat, seperti kebijaksanaan dan keberanian: mengetahui hal-hal yang pria lain tidak tahu dan mengambil risiko orang lain tidak akan berani.
 
=== Abad pertengahan dan era Victoria ===
[[Berkas:Beowulf_and_the_dragon.jpg|al=Beowulf, holding a sword, blocks a dragon's fire with his shield.|ka|jmpl|Beowulf melawan naga]]
Jeffrey Richards menjelaskan Eropamenggambarkan "maskulinitas abad pertengahan" maskulinitasEropa yang pada dasarnya bersifat dogma agama Kristen dan kesatria"ksatria."<ref>{{Cite journal|last=Richards|first=Jeffrey|date=1999|title=From Christianity to Paganism: The New Middle Ages and the Values of 'Medieval' Masculinity|url=https://dx.doi.org/10.1080/14797589909367162|journal=Cultural Values|publisher=[[Taylor and Francis]]|volume=3|issue=2|pages=213–234|doi=10.1080/14797589909367162|postscript=.|ref=harv}}</ref> Keberanian, rasapenghargaan hormatterhadap bagi perempuanwanita dari semua kelas dan kemurahan hati cirimerupakan penggambaran laki-laki dalam sejarah sastrapria. The [[AngloCerita-Saxon]]cerita Hengest dan, Horsa{{Butuh rujukan|date=February 2013}} dan [[Beowulf]] adalah contoh daricita-cita maskulin abad pertengahan maskulin cita-cita. Menurut David Rosen, pandangan tradisional ulamapara ilmuwan (seperti [[J.R.R. Tolkien|J. R. R. Tolkien]]) bahwaterhadap ''Beowulf'' adalah sebuah kisah darikepahlawanan abadzaman pertengahan [[Pahlawan|kepahlawanan]]yang menghadapmemandang kesamaanpersamaan antara Beowulf dan monster Grendel. Maskulinitas yang dicontohkan oleh Beowulf "potong[s]dalam laki-lakicerita dari perempuan, laki-laki lain, gairah dan rumah tangga"tersebut.<ref>Rosen, David (1993), "[https://books.google.co.uk/books?id=pXgBaWrB4OYC&pg=PA11 The armor of the man-monster in Beowulf]", in {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=pXgBaWrB4OYC|title=The changing fictions of masculinity|publisher=University of Illinois Press|isbn=9780252063091|editor-last=Rosen|editor-first=David|location=Urbana|page=11}}</ref>
 
=== Era Modern ===
Selama era Victoria, maskulinitas menjalani transformasi dari tradisional kepahlawanan. Filsuf skotlandia [[Thomas Carlyle|, Thomas Carlyle]] menulis pada tahun 1831: "tua ideal Kedewasaan telah tumbuh usang, dan baru masih terlihat oleh kita, dan kita setelah meraba-raba dalam kegelapan, menggenggam satu ini phantom, yang lain itu; [[Penderitaan Pemuda Werther|Werterism]], [[George Gordon Byron|Byronism]], bahkan Brummelism, masing-masing memiliki hari".<ref>Adams, James Eli (1995), "[https://books.google.co.uk/books?id=f7gwHwyxZJ4C&pg=PA1 Introduction]", in {{Cite book|title=Dandies and desert saints: styles of Victorian masculinity|publisher=Cornell University Press|isbn=9780801482083|editor-last=Adams|editor-first=James Eli|location=Ithaca, New York|page=1}}</ref>
Pada awal abad ke-20, sebuah keluarga tradisional terdiri dari ayah sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Ciri khas maskulinitas masa kini adalah kesediaan pria untuk melawan stereotip. Terlepas dari usia atau kebangsaan, pria lebih menginginkan kesehatan yang lebih baik, kehidupan keluarga yang harmonis dan hubungan baik dengan pasangan sama pentingnya dengan kualitas hidup mereka.<ref>{{cite press release|date=26 August 2008|title=Research and insights from Indiana University|url=http://newsinfo.iu.edu/tips/page/normal/8690.html|location=|publisher=[[Indiana University]]|access-date=13 March 2017}}
 
=== Hari ini ===
Pada awal abad kedua puluh, tradisional keluarga terdiri dari ayah sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Karakteristik hadir hari maskulinitas laki-laki kesediaan untuk melawan stereotip. Terlepas dari usia atau kebangsaan, laki-laki lebih sering peringkat kesehatan yang baik, kehidupan keluarga yang harmonis dan hubungan yang baik dengan pasangan atau pasangan mereka sebagai penting untuk kualitas hidup mereka.<ref>{{cite press release|date=26 August 2008|title=Research and insights from Indiana University|url=http://newsinfo.iu.edu/tips/page/normal/8690.html|location=|publisher=[[Indiana University]]|access-date=13 March 2017}}
</ref>
== Penelitian psikologis ==
Menurut sebuah makalah yang diajukan oleh Tracy Tylka kepada [[American Psychological Association]], "Alih-alih melihat penurunan objektivitas perempuan di masyarakat, baru-baru ini terjadi peningkatan objektivitas kedua jenis kelamin. Setiap orang dapat melihat hal itu di media saat ini. " Pria dan wanita membatasi asupan makanan dalam usaha mencapai apa yang mereka anggap sebagai tubuh yang kurus atau ideal. Dalam kasus ekstrim, ini menyebabkan gangguan makan.<ref>{{Cite news|url=http://researchnews.osu.edu/archive/maleobj.htm|title=Pressure to be more muscular may lead men to unhealthy behaviors|last=Grabmeier|first=Jeff|date=10 August 2006|publisher=[[Ohio State University]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20080618040952/http://researchnews.osu.edu/archive/maleobj.htm|archive-date=18 June 2008|access-date=29 July 2008}}
</ref> Psikiater Thomas Holbrook mengutip sebuah penelitian di Kanada baru-baru ini yang menunjukkan bahwa sebanyak satu dari enam orang dengan gangguan makan adalah laki-laki.<ref>{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/2000/06/25/health/thinner-the-male-battle-with-anorexia.html|title=Thinner: the male battle with anorexia|last=Goode|first=Erica|date=25 June 2000|work=[[The New York Times]]|access-date=12 May 2010}}</ref>
 
Penelitian di Inggris menemukan, "Pria dan wanita muda yang membaca majalah kebugaran dan mode secara psikologis dirugikan oleh gambaran fisik wanita dan pria yang sempurna." Wanita muda dan pria berolahraga secara berlebihan dalam upaya untuk mencapai apa yang mereka anggap sebagai tubuh yang bugar dan berotot sehingga kelihatan menarik, dapat menyebabkan gangguan dismorfik tubuh atau dismorfia otot.<ref>{{Cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/7318411.stm|title=Magazines 'harm male body image'|date=28 May 2008|work=[[BBC News]]|access-date=12 May 2010}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://uk.askmen.com/sports/bodybuilding/56_fitness_tip.html|title=Muscle dysmorphia|last=Lee|first=Ian|website=askmen.com|publisher=Ask Men}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.livescience.com/health/060815_bodyimage_men.html|title=Men muscle in on body image problems|date=6 August 2015|website=livescience.com|publisher=LiveScience}}</ref> Meskipun stereotipnya tetap konstan, nilai yang melekat pada stereotip maskulin telah berubah. Telah dikemukakan bahwa maskulinitas adalah fenomena yang tidak stabil dan tidak pernah tercapai.{{Sfnp}}
Pada awal abad ke-20, sebuah keluarga tradisional terdiri dari ayah sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Ciri khas maskulinitas masa kini adalah kesediaan pria untuk melawan stereotip. Terlepas dari usia atau kebangsaan, pria lebih sering memiliki kesehatan yang baik, kehidupan keluarga yang harmonis dan hubungan baik dengan pasangan atau pasangan mereka sama pentingnya dengan kualitas hidup mereka. [59]
 
[[American Psychiatric Association|Asosiasi Psikiatri Amerika (APA)]] melakukan penelitian meta-analisis yang melibatkan hampir 20.000 laki-laki yang didominasi orang kulit putih, beberapa Afrika-Amerika, dan Asia-Amerika. Beberapa studi menunjukkan korelasi antara kepatuhan terhadap norma-norma maskulinitas dengan kesehatan mental.<ref>Wong, Y. J., Ho, M. H. R., Wang, S. Y., & Miller, I. S. (2017). [http://www.apa.org/pubs/journals/releases/cou-cou0000176.pdf Meta-analyses of the relationship between conformity to masculine norms and mental health-related outcomes]. ''Journal of counseling psychology'', ''64''(1), 80.</ref> Peneliti menganalisis peserta dengan 11 [[Norma (sosiologi)|norma]] yang dipercaya oleh para psikolog dapat mencerminkan standar maskulinitas dalam masyarakat. Kemudian hasilnya mereka hubungkan dengan kesehatan mental positif, negatif, dan perilaku dalam mencari bantuan. Penelitian menemukan bahwa laki-laki yang setuju terhadap standar maskulinitas dalam masyarakat cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/laki-laki-seksis-beresiko-terkena-penyakit-mental-b5B9|title=Laki-Laki Seksis Beresiko Terkena Penyakit Mental|last=Aziz|first=Abdul|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-04-27}}</ref> Penelitian itu juga menunjukkan laki-laki yang setuju terhadap standar masyarakat cenderung untuk tidak mencari bantuan saat mengalami masalah psikologis.<ref>{{Cite web|url=https://www.huffpost.com/entry/sexism-masculinity-mental-health_n_58348925e4b01ba68ac31155|title=Sexist Men Are More Likely To Have Mental Health Problems, Study Finds|date=2016-11-23|website=HuffPost|language=en|access-date=2019-04-27}}</ref>
== Kritik ==
Dua kekhawatiran atas studi sejarah maskulinitas adalah bahwa hal itu akan menstabilkan proses sejarah (bukan perubahan itu) dan bahwa budaya penekanan yang berlebihan pada pendekatan maskulinitas tidak memiliki realitas yang sebenarnya. Menurut John Tosh, maskulinitas telah menjadi kerangka konseptual yang digunakan oleh sejarawan untuk meningkatkan budaya mereka eksplorasi bukan khusus dalam dirinya sendiri.<ref name=":3">Tosh, John (2011), "[https://books.google.co.uk/books?id=0E5ARiVe9YUC&pg=PA17 The history of masculinity: an outdated concept?]", in {{cite book|title=What is masculinity?: historical dynamics from antiquity to the contemporary world|publisher=Palgrave Macmillan|year=2011|isbn=9781137305602|editor-first1=John H.|location=Houndmills, Basingstoke, Hampshire New York|pages=17&ndash;34|editor-last2=Brady|editor-first2=Sean|editor-last1=Arnold}}</ref> Ini menarik perhatian dari realitas representasi dan makna, tidak hanya di ranah maskulinitas; budaya itu menjadi "intinya, real realitas sejarah". Tosh kritik Martin Francis' pekerjaan di cahaya ini karena budaya populer, bukan dari pengalaman kehidupan keluarga, adalah dasar untuk Francis' argumen.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Francis|first=Martin|date=April 2007|title=A flight from commitment? Domesticity, adventure and the masculine imaginary in Britain after the Second World War|url=https://dx.doi.org/10.1111/j.1468-0424.2007.00469.x|journal=[[Gender & History]]|publisher=[[Wiley-Blackwell|Wiley]]|volume=19|issue=1|pages=163–185|doi=10.1111/j.1468-0424.2007.00469.x|postscript=.|ref=harv}}</ref> Francis menggunakan kontemporer sastra dan film untuk menunjukkan bahwa maskulinitas gelisah, shying jauh dari rumah tangga dan komitmen, selama akhir 1940-an dan 1950-an. Francis menulis bahwa penerbangan ini dari komitmen adalah "yang paling mungkin untuk mengambil tempat di tingkat fantasi (individu dan kolektif)". Berfokus pada budaya, sulit untuk mengukur sejauh mana film-film seperti ''Scott Antartika'' mewakili era maskulin fantasi. Michael Roper panggilan untuk fokus pada subjektivitas dari maskulinitas alamat ini bias budaya, karena pemahaman yang luas disisihkan untuk pemeriksaan "apa hubungan dari kode maskulinitas yang sebenarnya laki-laki, untuk eksistensial hal-hal, orang-orang dan psikis mereka make-up" (Tosh ini pengalaman manusia).<ref>{{Cite journal|last=Roper|first=Michael|date=March 2005|title=Slipping out of view: subjectivity and emotion in gender history|url=https://dx.doi.org/10.1093/hwj/dbi006|journal=[[History Workshop Journal]]|publisher=[[Oxford University Press|Oxford Journals]]|volume=59|issue=1|pages=57–72|doi=10.1093/hwj/dbi006|postscript=.|ref=harv}}</ref>
 
== Peran Gender ==
Menurut Tosh, budaya maskulinitas telah hidup lebih lama manfaatnya karena tidak dapat memenuhi tujuan awal dari sejarah ini (untuk menemukan bagaimana kedewasaan dikondisikan dan berpengalaman) dan ia mendesak "pertanyaan dari perilaku dan badan". karyanya di Victoria maskulinitas menggunakan pengalaman individu dalam surat-surat dan sketsa untuk menggambarkan budaya yang lebih luas dan kebiasaan sosial, seperti melahirkan atau tradisi Natal.
[[Berkas:I_Won't_Cry_Daddy.jpg|ka|jmpl|Dari usia muda, anak laki-laki biasanya diajarkan untuk menekan emosi mereka dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan stereotip maskulin.<ref name="Worell835">{{Cite book|title=Encyclopedia of Women and Gender: Sex Similarities and Sifferences and the Impact of Society on Gender|url=https://archive.org/details/encyclopediawome00wore|last=Worell|first=Judith|date=2001|publisher=Academic Press|isbn=0122272455|location=San Diego, California|page=[https://archive.org/details/encyclopediawome00wore/page/n871 835]}}</ref>]]Norma sosial dan tekanan yang terkait dengan maskulinitas telah membuat pria harus menyesuaikan identitas diri mereka. Ini mungkin menyebabkan perasaan menurun kecakapan fisik dan seksual serta kehilangan identitas laki-laki. Perasaan bersalah dan kehilangan kontrol secara keseluruhan juga dialami."<ref>{{Cite journal|last=Hutchinson|first=Susan L.|last2=Kleiber|first2=Douglas A.|date=January 2000|title=Heroic masculinity following spinal cord injury: Implications for therapeutic recreation practice and research|url=http://js.sagamorepub.com/trj/article/view/1110|journal=Therapeutic Recreation Journal|publisher=Sagamore Journals|volume=34|issue=1|postscript=.|ref=harv}}</ref> Penelitian juga menunjukkan bahwa pria merasakan tekanan sosial untuk mendukung model pria maskulin tradisional dalam periklanan. Brett Martin dan Juergen Gnoth (2009) menemukan bahwa meskipun pria feminin lebih menyukai model feminin, mereka lebih menyukai model tradisional maskulin di depan umum. Hal ini mencerminkan tekanan sosial pada pria untuk mendukung norma maskulin tradisional.<ref>{{Cite journal|last=Martin|first=Brett A.S.|last2=Gnoth|first2=Juergen|date=December 2009|title=Is the Marlboro man the only alternative? The role of gender identity and self-construal salience in evaluations of male models|url=https://doi.org/10.1007/s11002-009-9069-2|journal=Marketing Letters|publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]]|volume=20|issue=4|pages=353–367|doi=10.1007/s11002-009-9069-2|postscript=.|ref=harv}} [http://www.basmartin.com/wp-content/uploads/2010/08/Martin-Gnoth-2009.pdf Pdf.]</ref>
 
Dalam buku mereka Raising Cain: Melindungi Kehidupan Emosional Anak laki-laki, Dan Kindlon dan Michael Thompson menulis bahwa walaupun semua anak laki-laki terlahir dengan cinta dan empatik, keterpaparan terhadap sosialisasi gender (ideal laki-laki yang tangguh) membatasi kemampuan mereka untuk berfungsi secara emosional. Menurut Kindlon dan Thompson, anak laki-laki tidak memiliki kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi secara produktif karena stres yang dipaksakan oleh peran gender maskulin.<ref>{{Citation|title=Raising Cain: protecting the emotional life of boys|year=2000|ref=harv|postscript=.|last1=Kindlon|last2=Thompson|first1=Dan|first2=Michael|pages=1–20|contribution=The road not taken: turning boys away from their inner life|location=New York|publisher=Ballantine Books|isbn=9780345434852|ISBN=9780345434852}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]])
Stefan Dudink percaya bahwa pendekatan metodologis (mencoba untuk mengkategorikan maskulinitas sebagai fenomena) merusak [[Historiografi|historiographic]] pembangunan.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Dudink|first=Stefan|date=September 1998|title=The trouble with men: Problems in the history of 'masculinity'|url=https://dx.doi.org/10.1177/136754949800100307|journal=[[European Journal of Cultural Studies]]|publisher=[[Sage Publishing|Sage]]|volume=1|issue=3|pages=419–431|doi=10.1177/136754949800100307|postscript=.|ref=harv}}</ref> Abigail Moka-Godeau ini bekerja pada pasca-revolusioner seni perancis alamat yang kuat, konstan patriarki.<ref>{{Cite book|title=Male trouble: a crisis in representation|last=Solomon-Godeau|first=Abigail|publisher=Thames and Hudson|year=1997|isbn=9780500280379|location=New York}}</ref>
</ref>
 
Tosh keseluruhan penilaian adalah bahwa pergeseran diperlukan dalam konseptualisasi topik kembali ke sejarah maskulinitas sebagai keahlian yang bertujuan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, bukan sebagai alat analisis budaya dan sejarah sosial. Pentingnya dia tempat-tempat umum sejarah mendengarkan kembali ke awal bertujuan gender sejarah, yang berusaha untuk menggunakan sejarah untuk mencerahkan dan perubahan saat ini. Tosh menarik bagi sejarawan untuk hidup "social expectation" dari pekerjaan mereka, yang juga akan membutuhkan fokus yang lebih besar pada subjektivitas dan maskulinitas. Pandangan ini bertentangan dengan Dudink ini; yang terakhir disebut untuk "mengepung gerakan" menuju sejarah maskulinitas, dalam menanggapi kesalahan dia yang dirasakan dalam penelitian ini. Ini akan melakukan kebalikan dari apa yang Tosh, mendekonstruksi maskulinitas dengan tidak menempatkannya di pusat sejarah eksplorasi dan menggunakan wacana dan budaya secara tidak langsung jalan ke arah yang lebih-representasional pendekatan. Dalam sebuah studi dari [[Negara-Negara Dataran Rendah|negara-Negara Rendah]], Dudink mengusulkan bergerak melampaui sejarah maskulinitas dengan menanamkan analisis dalam eksplorasi bangsa dan nasionalisme (membuat maskulinitas sebuah lensa untuk melihat konflik dan nation-building).<ref>{{Cite journal|last=Dudink|first=Stefan|date=March 2012|title=Multipurpose masculinities: gender and power in low countries histories of masculinity|url=https://dx.doi.org/10.18352/bmgn-lchr.1562|journal=[[BMGN: Low Countries Historical Review]]|publisher=Royal Netherlands Historical Society|volume=127|issue=1|pages=5–18|doi=10.18352/bmgn-lchr.1562|postscript=.|ref=harv}}</ref> Martin Francis' bekerja di rumah tangga melalui lensa budaya bergerak melampaui sejarah maskulinitas karena "orang-orang terus-menerus melakukan perjalanan kembali dan maju di seberang perbatasan dari rumah tangga, jika hanya di ranah imajinasi"; normatif kode perilaku tidak sepenuhnya mencakup laki-laki.
 
Media gambar anak laki-laki dan laki-laki muda dapat menyebabkan kegigihan berbahaya konsep maskulinitas. Menurut pria-aktivis hak asasi, media tidak membahas pria-isu-isu hak asasi dan laki-laki sering digambarkan secara negatif dalam iklan.<ref>{{Cite book|title=Does feminism discriminate against men?|last=Farrell|first=Warren|last2=Sterba|first2=James P.|publisher=Oxford University Press|year=2008|isbn=9780195312829|location=Oxford New York|author-link=Warren Farrell}}</ref> Peter Jackson disebut hegemoni maskulinitas "ekonomi eksploitatif" dan "sosial yang menindas": "bentuk penindasan bervariasi dari patriarki kontrol atas tubuh perempuan dan hak-hak reproduksi, melalui ideologi dari rumah tangga, feminitas dan wajib heteroseksualitas, definisi sosial dari nilai pekerjaan, sifat keterampilan dan diferensial remunerasi 'produktif' dan 'reproduksi' tenaga kerja."<ref>{{Cite journal|last=Jackson|first=Peter|date=April 1991|title=The cultural politics of masculinity: towards a social geography|url=https://dx.doi.org/10.2307/622614|journal=[[Transactions of the Institute of British Geographers]]|publisher=[[Wiley-Blackwell|Wiley]]|volume=16|issue=2|pages=199–213|doi=10.2307/622614|jstor=622614|postscript=.|ref=harv}}</ref>
 
=== Penelitian psikologis ===
Menurut sebuah makalah yang disampaikan oleh Tracy Tylka ke [[American Psychological Association]], "Bukannya melihat penurunan [[objektifikasi]] perempuan dalam masyarakat, ada saja peningkatan objektifikasi dari kedua jenis kelamin. Dan anda dapat melihat bahwa di media hari ini." Laki-laki dan perempuan membatasi asupan makanan dalam upaya untuk mencapai apa yang mereka anggap menarik-tipis tubuh; dalam kasus-kasus ekstrim, hal ini menyebabkan [[gangguan makan]].<ref>{{Cite news|url=http://researchnews.osu.edu/archive/maleobj.htm|title=Pressure to be more muscular may lead men to unhealthy behaviors|last=Grabmeier|first=Jeff|date=10 August 2006|publisher=[[Ohio State University]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20080618040952/http://researchnews.osu.edu/archive/maleobj.htm|archive-date=18 June 2008|access-date=29 July 2008}}
</ref> Psikiater Thomas Holbrook mengutip sebuah penelitian di Kanada baru-baru ini menunjukkan bahwa sebanyak satu dari enam orang dengan gangguan makan adalah laki-laki.<ref>{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/2000/06/25/health/thinner-the-male-battle-with-anorexia.html|title=Thinner: the male battle with anorexia|last=Goode|first=Erica|date=25 June 2000|work=[[The New York Times]]|access-date=12 May 2010}}</ref>
 
Penelitian di Inggris menemukan, "laki-laki Muda dan perempuan yang membaca kebugaran dan majalah fashion dapat secara psikologis dirugikan oleh gambar pilihan perempuan dan laki-laki physiques." Wanita muda dan laki-laki latihan berlebihan dalam upaya untuk mencapai apa yang mereka anggap menarik-fit dan berotot, yang dapat menyebabkan tubuh dismorfik disorder atau muscle dysmorphia.<ref>{{Cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/7318411.stm|title=Magazines 'harm male body image'|date=28 May 2008|work=[[BBC News]]|access-date=12 May 2010}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://uk.askmen.com/sports/bodybuilding/56_fitness_tip.html|title=Muscle dysmorphia|last=Lee|first=Ian|website=askmen.com|publisher=Ask Men}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.livescience.com/health/060815_bodyimage_men.html|title=Men muscle in on body image problems|date=6 August 2015|website=livescience.com|publisher=LiveScience}}</ref> Meskipun stereotip mungkin tetap konstan, nilai yang melekat pada stereotip maskulin telah berubah; telah berpendapat bahwa maskulinitas adalah sebuah fenomena yang tidak stabil, tidak pernah akhirnya tercapai.{{Sfnp}}
 
Menurut sebuah makalah yang diajukan oleh Tracy Tylka kepada American Psychological Association, "Alih-alih melihat penurunan objektivitas perempuan di masyarakat, baru terjadi peningkatan objektivitas kedua jenis kelamin. Dan Anda dapat melihat hal itu di media saat ini. " Pria dan wanita membatasi asupan makanan dalam usaha mencapai apa yang mereka anggap sebagai tubuh yang kurus; Dalam kasus ekstrim, ini menyebabkan gangguan makan. [84] Psikiater Thomas Holbrook mengutip sebuah penelitian di Kanada baru-baru ini yang menunjukkan bahwa sebanyak satu dari enam orang dengan gangguan makan adalah laki-laki. [85]
 
Penelitian di Inggris menemukan, "Pria dan wanita muda yang membaca majalah kebugaran dan mode dapat secara psikologis dirugikan oleh gambaran fisik wanita dan pria yang sempurna." Wanita muda dan pria berolahraga secara berlebihan dalam upaya untuk mencapai apa yang mereka anggap sebagai tubuh yang bugar dan berotot secara menarik, yang dapat menyebabkan gangguan dismorfik tubuh atau dismorfia otot. [86] [87] [88] Meskipun stereotipnya tetap konstan, nilai yang melekat pada stereotip maskulin telah berubah; Telah dikemukakan bahwa maskulinitas adalah fenomena yang tidak stabil, tidak pernah tercapai. [28]
 
=== Gender-role stress ===
[[Berkas:I_Won't_Cry_Daddy.jpg|ka|jmpl|Dari usia muda, anak laki-laki biasanya diajarkan untuk menekan emosi mereka dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan stereotip maskulin.<ref name="Worell835">{{Cite book|title=Encyclopedia of Women and Gender: Sex Similarities and Sifferences and the Impact of Society on Gender|last=Worell|first=Judith|date=2001|publisher=Academic Press|isbn=0122272455|location=San Diego, California|page=835}}</ref>]]
Pada tahun 1987 Eisler dan Skidmore belajar maskulinitas, menciptakan ide "maskulin stres" dan menemukan tiga unsur maskulinitas yang sering mengakibatkan stres emosional:
* Penekanan pada yang berlaku dalam situasi-situasi yang membutuhkan tubuh dan kebugaran
* Karena dianggap sebagai emosional
* Kebutuhan untuk kecukupan dalam hal-hal seksual dan status keuangan
Karena norma-norma sosial dan tekanan yang terkait dengan kejantanan, pria dengan tulang belakang cedera harus beradaptasi identitas diri mereka untuk kerugian yang berhubungan dengan cedera tersebut; hal ini dapat "menimbulkan perasaan fisik yang menurun dan kecakapan seksual dengan menurunkan harga diri dan kehilangan identitas laki-laki. Perasaan bersalah dan secara keseluruhan kehilangan kontrol juga berpengalaman."<ref>{{Cite journal|last=Hutchinson|first=Susan L.|last2=Kleiber|first2=Douglas A.|date=January 2000|title=Heroic masculinity following spinal cord injury: Implications for therapeutic recreation practice and research|url=http://js.sagamorepub.com/trj/article/view/1110|journal=Therapeutic Recreation Journal|publisher=Sagamore Journals|volume=34|issue=1|postscript=.|ref=harv}}</ref> Penelitian juga menunjukkan bahwa pria merasakan tekanan sosial untuk mendukung maskulin tradisional model laki-laki dalam iklan. Brett Martin dan Juergen Gnoth (2009) menemukan bahwa meskipun feminin orang pribadi yang disukai model feminin, mereka mengungkapkan preferensi untuk maskulin tradisional model di depan umum, menurut penulis, hal ini mencerminkan tekanan sosial pada laki-laki untuk mendukung maskulin tradisional norma-norma.<ref>{{Cite journal|last=Martin|first=Brett A.S.|last2=Gnoth|first2=Juergen|date=December 2009|title=Is the Marlboro man the only alternative? The role of gender identity and self-construal salience in evaluations of male models|url=https://doi.org/10.1007/s11002-009-9069-2|journal=Marketing Letters|publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]]|volume=20|issue=4|pages=353–367|doi=10.1007/s11002-009-9069-2|postscript=.|ref=harv}} [http://www.basmartin.com/wp-content/uploads/2010/08/Martin-Gnoth-2009.pdf Pdf.]</ref>
 
Dalam buku ''Raising Cain: Melindungi Kehidupan Emosional Anak laki-laki'', Dan Kindlon dan Michael Thompson menulis bahwa meskipun semua anak laki-laki yang lahir mencintai dan empatik, paparan sosialisasi kesetaraan gender (berat ideal laki-laki dan hypermasculinity) membatasi kemampuan mereka untuk berfungsi sebagai emosional-orang dewasa yang sehat. Menurut Kindlon dan Thompson, anak laki-laki kurangnya kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi secara produktif karena stres yang dikenakan oleh peran gender maskulin.<ref>{{Citation|title=Raising Cain: protecting the emotional life of boys|year=2000|ref=harv|postscript=.|last1=Kindlon|last2=Thompson|first1=Dan|first2=Michael|pages=1–20|contribution=The road not taken: turning boys away from their inner life|location=New York|publisher=Ballantine Books|isbn=9780345434852|ISBN=9780345434852}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]])
[[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]]</ref>
 
Dalam artikel "Etika Seksual, Maskulinitas dan Saling Kerentanan", Rob Cover karya untuk membongkar Judith Butler studi maskulinitas. Cover pergi atas isu-isu seperti kekerasan seksual dan bagaimana hal ini sebagian dapat dijelaskan oleh hypermasculinity.<ref>{{Cite journal|last=Cover|first=Rob|date=2014|title=Sexual ethics, masculinity and mutual vulnerability: Judith Butler’s contribution to an ethics of non-violence|url=https://doi.org/10.1080/08164649.2014.967741|journal=[[Australian Feminist Studies]]|publisher=[[Taylor and Francis]]|volume=29|issue=82|pages=435–451|doi=10.1080/08164649.2014.967741|postscript=.|ref=harv}}</ref>
 
Pada tahun 1987 Eisler dan Skidmore mempelajari maskulinitas, menciptakan gagasan tentang "stres maskulin" dan menemukan tiga unsur maskulinitas yang seringkali berakibat pada tekanan emosional:
 
Penekanan pada situasi yang ada dalam tubuh membutuhkan tubuh dan kebugaran
 
Dianggap emosional
 
Kebutuhan akan kecukupan dalam masalah seksual dan status keuangan
 
Karena norma sosial dan tekanan yang terkait dengan maskulinitas, pria dengan cedera tulang belakang harus menyesuaikan identitas diri mereka dengan kerugian yang terkait dengan cedera tersebut; ini mungkin "menyebabkan perasaan menurun kecakapan fisik dan seksual dengan menurunkan harga diri dan kehilangan identitas laki-laki. Perasaan bersalah dan kehilangan kontrol secara keseluruhan juga dialami." [90] Penelitian juga menunjukkan bahwa pria merasakan tekanan sosial untuk mendukung model pria maskulin tradisional dalam periklanan. Brett Martin dan Juergen Gnoth (2009) menemukan bahwa meskipun pria feminin lebih menyukai model feminin, mereka lebih menyukai model tradisional maskulin di depan umum; Menurut penulis, ini mencerminkan tekanan sosial pada pria untuk mendukung norma maskulin tradisional. [91]
 
Dalam buku mereka Raising Cain: Melindungi Kehidupan Emosional Anak laki-laki, Dan Kindlon dan Michael Thompson menulis bahwa walaupun semua anak laki-laki terlahir dengan cinta dan empatik, keterpaparan terhadap sosialisasi gender (ideal dan hiperulinisme laki-laki yang tangguh) membatasi kemampuan mereka untuk berfungsi secara emosional-sehat orang dewasa Menurut Kindlon dan Thompson, anak laki-laki tidak memiliki kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi secara produktif karena stres yang dipaksakan oleh peran gender maskulin. [92]
 
Dalam artikel "''Sexual Ethics, Masculinity and Mutual Vulnerability''" ("Etika Seksual, Maskulinitas, dan KerentananSaling ReksaKerentanan"), [[Rob Cover]] melakukan bekerjapenelitian untuk membongkarmengungkap studi Judith Butler tentang maskulinitas. JudithDalam Butler.penelitian Penutuptersebut menyelimutidibahas isumasalah-isumasalah seperti penyeranganpelecehan seksual dan bagaimana sebagian hal itu dapat dijelaskan sebagian oleh hypermasculinityhipermaskulinitas.<ref>{{Cite journal | last = Cover | first = Rob | title = Sexual ethics, masculinity and mutual vulnerability: Judith Butler's contribution to an ethics of non-violence | journal = [93[Australian Feminist Studies]] | volume = 29 | issue = 82 | pages = 435–451 | doi = 10.1080/08164649.2014.967741 | date = 2014 | ref = harv }}</ref>
 
=== "Maskulinitas dalam krisis" ===
TeoriSebuah teori "maskulinitas dalam krisis" telah muncul;.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=k24dAQAAMAAJ|title=Masculinities in Crisis: Myths, Fantasies, and Realities|last=Horrocks|first=Rooger|publisher=St Martin's Press|year=1994|isbn=0333593227}}</ref><ref>{{Cite book|title=Marked Men: White Masculinity in Crisis|url=https://archive.org/details/markedmen00robi|last=Robinson|first=Sally|publisher=[[Columbia University Press]]|year=2000|isbn=978-0-231-50036-4|location=New York|page=[https://archive.org/details/markedmen00robi/page/n17 5]}}</ref> AustraliaAhli arkeologarkeologi Australia Peter McAllister mengatakanberkata, "sayaSaya memiliki perasaan yang kuat bahwa maskulinitas dalam krisis. PriaManusia benar-benar mencari sebuah peran dalam masyarakat modern; hal-hal yang kita digunakan untuk melakukan tidak dalam permintaan lagi.".<ref>{{Cite news|url=http://www.salon.com/2010/11/14/manthropology_interview/singleton/|title=The dramatic decline of the modern man|last=Rogers|first=Thomas|date=November 14, 2010|work=[[Salon (website)|Salon]]|newspaper=[[Salon (website)|Salon]]|access-date=June 3, 2012|archive-date=2012-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20120712150156/http://www.salon.com/2010/11/14/manthropology_interview/singleton/|dead-url=yes}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;work=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;newspaper=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]])</ref> Yang lain melihat perubahan pasar tenaga kerja sebagai sumber stres. Deindustrialisasi dan penggantian industri cerobong dengan teknologi telah memungkinkan lebih banyak wanita memasuki angkatan kerja, mengurangi penekanannya pada kekuatan fisik.{{Sfnp}}
[[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]]</ref> orang Lain melihat perubahan pasar tenaga kerja sebagai sumber stres. Deindustrialisasi dan penggantian dari cerobong asap industri dengan teknologi yang telah memungkinkan lebih banyak perempuan untuk memasuki angkatan kerja, mengurangi penekanan pada kekuatan fisik.{{Sfnp}}
 
Krisis ini juga telahdisebabkan dikaitkanoleh dengan [[feminisme]] dan mempertanyakanpertanyaan tentang dominasi laki-laki dan hak laki-haklaki yang diberikan kepada laki-laki semata-mata atasberdasarkan dasarjenis sekskelamin.{{Sfnp}} InggrisSosiolog sosiologInggris John MacInnes menulis bahwa "maskulinitas selalu dalam salah satu krisis atau yang lain", menunjukkan bahwa krisis yang muncultimbul dari "fundamental ketidakcocokan mendasar antara prinsip inti dari modernitas bahwa semua manusia pada dasarnya sama (terlepas dari jenis kelamin mereka) dan inti prinsip patriarki bahwa laki-laki adalah superiormanusia secara alami untuklebih unggul dari wanita dan dengan demikiankarenanya ditakdirkan untuk memerintah atas mereka".<ref>{{Cite book|title=The end of masculinity: the confusion of sexual genesis and sexual difference in modern society|url=https://archive.org/details/endmasculinity00john|last=MacInnes|first=John|publisher=Open University Press|year=1998|isbn=978-0-335-19659-3|location=Philadelphia|page=[https://archive.org/details/endmasculinity00john/page/11 11]}}</ref>
 
Menurut John Beynon, maskulinitas dan laki-laki yang sering digabungkanterkumpul dan tidak jelas apakah maskulinitas, laki-lakipria atau keduanya berada dalam krisis. IaDia menulis bahwa "krisis" ini bukanbukanlah fenomena baru-baru ini, yang menggambarkan beberapa periode maskulin krisis maskulin sepanjang sejarah (beberapa mendahului gerakan perempuan dan post-masyarakat pasca-industri), menunjukkan bahwakrisis karena maskulinitas cairan alam "krisisadalah konstitutifhasil dari maskulinitas itu sendiri"."{{Sfnp}} FilmSarjana sarjanafilm Leon BerburuHunt juga menulis: "SetiapKapan kalipun kejantanan 'krisis' maskulin 'benar-benar mulaidimulai, itu pasti tampaknyadampaknya telahsudah berada di tempatada pada tahun 1970-an.".<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=3dvtQEetWrsC&pg=PA73|title=British low culture: from safari suits to sexploitation|last=Hunt|first=Leon|publisher=Routledge|year=1998|isbn=978-0-415-15182-5|location=London, New York|page=73}}</ref>
 
=== Pria Herbivora ===
Sebuah teori "maskulinitas dalam krisis" telah muncul; [94] [95] Ahli arkeologi Australia Peter McAllister berkata, "Saya memiliki perasaan kuat bahwa maskulinitas dalam krisis. Manusia benar-benar mencari peran dalam masyarakat modern; hal-hal yang kita gunakan untuk melakukan tidak banyak permintaan lagi ". [96] Yang lain melihat perubahan pasar tenaga kerja sebagai sumber stres. Deindustrialisasi dan penggantian industri cerobong dengan teknologi telah memungkinkan lebih banyak wanita memasuki angkatan kerja, mengurangi penekanannya pada kekuatan fisik. [97]
Pada tahun 2008, kata "pria herbivora" menjadi populer di Jepang dan disebarkan di seluruh dunia. Pria herbivora mengacu pada pria muda Jepang yang secara alami melepaskan diri dari maskulinitas. Masahiro Morioka mencirikan mereka sebagai laki-laki yang bersifat lembut, tidak terikat oleh kejantanan, tidak agresif dalam hal asmara, memandang wanita sederajat dan tidak menyukai emosional yang berlebihan. Jenis pria yang demikian dikritik keras oleh pria yang mencintai maskulinitas.<ref>{{Cite journal|last=Morioka|first=Masahiro|date=September 2013|title=A phenomenological study of "Herbivore Men"|url=http://www.lifestudies.org/press/review.html|journal=The Review of Life Studies|volume=4|pages=1–20|postscript=.|ref=harv}} [http://www.lifestudies.org/press/rls0401.pdf Pdf.]</ref>
 
Krisis ini juga disebabkan oleh feminisme dan pertanyaan tentang dominasi dan hak laki-laki yang diberikan kepada laki-laki semata-mata berdasarkan jenis kelamin. [98] Sosiolog Inggris John MacInnes menulis bahwa "maskulinitas selalu dalam satu krisis atau yang lain", menunjukkan bahwa krisis timbul dari "ketidakcocokan mendasar antara prinsip inti modernitas bahwa semua manusia pada dasarnya sama (terlepas dari jenis kelamin mereka) dan inti prinsip patriarki bahwa manusia secara alami lebih unggul dari wanita dan karenanya ditakdirkan untuk memerintah mereka ". [99]
 
Menurut John Beynon, maskulinitas dan laki-laki sering terkumpul dan tidak jelas apakah maskulinitas, pria atau keduanya dalam krisis. Dia menulis bahwa "krisis" bukanlah fenomena baru-baru ini, yang menggambarkan beberapa periode krisis maskulin sepanjang sejarah (beberapa mendahului gerakan perempuan dan masyarakat pasca-industri), menunjukkan bahwa karena sifat cairan maskulin "krisis adalah konstitutif maskulinitas itu sendiri". [100] Sarjana film Leon Hunt juga menulis: "Kapan pun krisis maskulin 'benar-benar dimulai, pastinya nampaknya sudah ada pada tahun 1970an." [101]
 
=== Herbivora laki-laki ===
Pada tahun 2008, kata "herbivora laki-laki" menjadi populer di Jepang dan dilaporkan di seluruh dunia. Herbivora laki-laki mengacu muda Jepang laki-laki yang secara alami melepaskan diri dari maskulinitas. Masahiro Morioka mencirikan mereka sebagai laki-laki 1) memiliki sifat lembut, 2) tidak terikat oleh kejantanan, 3) tidak agresif ketika datang ke asmara, 4) melihat perempuan sebagai sama, dan 5) membenci rasa sakit emosional. Herbivora laki-laki itu dikritik oleh orang-orang yang cinta maskulinitas.<ref>{{Cite journal|last=Morioka|first=Masahiro|date=September 2013|title=A phenomenological study of "Herbivore Men"|url=http://www.lifestudies.org/press/review.html|journal=The Review of Life Studies|volume=4|pages=1–20|postscript=.|ref=harv}} [http://www.lifestudies.org/press/rls0401.pdf Pdf.]</ref>
 
Pada tahun 2008, kata "herbivora men" menjadi populer di Jepang dan dilaporkan di seluruh dunia. Pria herbivora mengacu pada pria muda Jepang yang secara alami melepaskan diri dari maskulinitas. Masahiro Morioka mencirikan mereka sebagai laki-laki 1) memiliki sifat lembut, 2) tidak terikat oleh kejantanan, 3) tidak agresif dalam hal asmara, 4) melihat wanita sama, dan 5) membenci rasa sakit emosional. Pria herbivora dikritik keras oleh pria yang mencintai maskulinitas. [102]
 
== Referensi ==
{{Reflist|30em}}
== Bacaan lebih lanjut ==
* {{Citation|last=Beynon|first=John|title=Masculinities and culture|year=2002|ref=harv|pages=75–97|contribution=Masculinities and the notion of 'crisis'|location=Philadelphia|publisher=Open University Press|editor-last=Beynon|editor-first=John|isbn=978-0-335-19988-4|ISBN=978-0-335-19988-4}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]]) [[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]]
* {{Citation|last=Beynon|first=John|title=Masculinities and culture|year=2002|ref=harv|pages=75–97|contribution=Masculinities and the notion of 'crisis'|location=Philadelphia|publisher=Open University Press|editor-last=Beynon|editor-first=John|isbn=978-0-335-19988-4|ISBN=978-0-335-19988-4}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]])
* {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=YMnn8Zf0heoC|title=Masculinities in theory: an introduction|last=Reeser|first=Todd W.|publisher=Wiley-Blackwell|year=2010|isbn=978-1-4051-6859-5|location=Malden, Massachusetts|ref=harv}}
* {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=YMnn8Zf0heoC|title=Masculinities in theory: an introduction|last=Reeser|first=Todd W.|publisher=Wiley-Blackwell|year=2010|isbn=978-1-4051-6859-5|location=Malden, Massachusetts|ref=harv}}
* {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=YuR2uFxxvPoC|title=Masculinities|last=Connell|first=R.W.|date=2005|publisher=Polity|isbn=0-74-563427-3|edition=2nd|location=Cambridge|ref=harv}}
* {{Cite book|title=Gay macho: the life and death of the homosexual clone|last=Levine|first=Martin|publisher=New York University Press|year=1998|isbn=9780814746943|location=New York}}
* {{Cite book|title=Men's lives|url=https://archive.org/details/menslives05edunse|last=Strate|first=Lance|publisher=Allyn and Bacon|year=2001|isbn=9780205321056|editor-last=Kimmel|editor-first=Michael|editor-link=Michael Kimmel|edition=5th|location=Boston|chapter=Beer commercials: a manual on masculinity|ref=harv|editor-last2=Messner|editor-first2=Michael|editor-link2=Michael Messner}}
 
== Bacaan lebih lanjut ==
 
=== Kontemporer ===
* {{Cite journal|last=Arrindell|first=Willem A.|date=1 October 2005|title=Masculine gender role stress|url=http://go.galegroup.com/ps/anonymous?id=GALE%7CA138230975|journal=[[Psychiatric Times]]|volume=XXII|issue=11|page=31|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Arrindell|first=Willem A.|last2=Kolk|first2=Annemarie M.|last3=Martin|first3=Katie|last4=Kwee|first4=M.G.T.|last5=Booms|first5=Ellen O.H.|displayauthors=1|date=September–December 2003|title=Masculine gender role stress: a potential predictor of phobic and obsessive-compulsive behaviour|journal=Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry|volume=34|issue=3–4|pages=251–267|doi=10.1016/j.jbtep.2003.10.002|pmid=14972672|ref=harv}}
* {{Cite book|title=The New Politics of Masculinity: Men, Power and Resistance|url=https://archive.org/details/newpoliticsofmas0000ashe|last=Ashe|first=Fidelma|publisher=Routledge|year=2006|isbn=9781281062505|location=London New York}}
* {{Cite book|title=The new manhood: The handbook for a new kind of man|last=Biddulph|first=Steve|publisher=Finch Pub|year=2010|isbn=978-1876451882|location=Warriewood, N.S.W|author-link=Steve Biddulph}}
* {{Cite book|title=Men's health: body, identity, and social context|url=https://archive.org/details/menshealthbodyid0000unse|publisher=John Wiley & Sons|year=2009|isbn=9780470516560|editor-last=Broom|editor-first=Alex|location=Chichester, West Sussex, U.K. Hoboken, New Jersey|editor-last2=Tovey|editor-first2=Philip}}
* {{Cite news|title=What's killing men|last=Burstin|first=Fay|date=October 15, 2005|work=Herald Sun|location=Melbourne}}
* {{Cite book|title=Absent fathers, lost sons: the search for masculine identity|url=https://archive.org/details/absentfatherslos00corn|last=Corneau|first=Guy|publisher=Shambhala|year=1991|isbn=9780877736035|location=Boston New York|author-link=Guy Corneau}}
* {{Cite journal|last=Courtenay|first=Will H.|date=May 2000|title=Constructions of masculinity and their influence on men's well-being: a theory of gender and health|url=http://menshealth.org/code/SSM.PDF|journal=[[Social Science & Medicine]]|volume=50|issue=10|pages=1385–1401|doi=10.1016/S0277-9536(99)00390-1|pmid=10741575|ref=harv|access-date=2017-12-04|archive-date=2018-02-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20180219184243/http://menshealth.org/code/SSM.PDF|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Durham|first=Meenakshi G.|last2=Oates|first2=Thomas P.|date=2004|title=The mismeasure of masculinity: the male body, 'race' and power in the enumerative discourses of the NFL Draft|journal=Patterns of Prejudice|volume=38|issue=3|pages=301–320|doi=10.1080/0031322042000250475|ref=harv}}
* {{Cite book|title=Wild at heart: discovering the secret of a man's soul|url=https://archive.org/details/wildatheartdisco00eldr|last=Eldredge|first=John|publisher=T. Nelson|year=2001|isbn=9780785218951|location=Nashville, Tennessee|author-link=John Eldredge}}
* {{Cite journal|last=Evans|first=Joan|last2=Frank|first2=Blye|last3=Oliffe|first3=John L.|last4=Gregory|first4=David|displayauthors=1|date=March 2011|title=Health, Illness, Men and Masculinities (HIMM): a theoretical framework for understanding men and their health|url=http://health-equity.pitt.edu/4057/1/Health,_Illness,_Men_and_Masculinity.pdf|journal=Journal of Men's Health|volume=8|issue=1|pages=7–15|doi=10.1016/j.jomh.2010.09.227|access-date=2017-12-04|archive-date=2016-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20160208060031/http://health-equity.pitt.edu/4057/1/Health,_Illness,_Men_and_Masculinity.pdf|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Galdas|first=Paul M.|last2=Cheater|first2=Francine M.|date=2010|title=Indian and Pakistani men’s accounts of seeking medical help for cardiac chest pain in the United Kingdom: constructions of marginalised masculinity or another version of hegemonic masculinity?|journal=Qualitative Research in Psychology|volume=7|issue=2|pages=122–139|doi=10.1080/14780880802571168|ref=harv}}
* {{Cite book|title=Terror in the Mind of God: The Global Rise of Religious Violence|last=Juergensmeyer|first=Mark|date=2003|publisher=University of California Press|isbn=0-52-024011-1|edition=౩rd|location=Berkeley|pages=198–|chapter=Why Guys Throw Bombs|chapter-url=http://web.fu-berlin.de/gpo/pdf/juergensmeyer/juergensmeyer_e.pdf|access-date=2017-12-04|archive-date=2006-11-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20061103115259/http://web.fu-berlin.de/gpo/pdf/juergensmeyer/juergensmeyer_e.pdf|dead-url=unfit}}
* {{Cite book|title=Female masculinity|url=https://archive.org/details/femalemasculinit00judi|last=Halberstam|first=Jack|publisher=Duke University Press|year=1998|isbn=9780822322436|location=Durham|author-link=Jack Halberstam}}
* {{Cite journal|last=Hamber|first=Brandon|date=December 2007|title=Masculinity and transitional justice: an exploratory essay|journal=[[International Journal of Transitional Justice]]|volume=1|issue=3|pages=375–390|doi=10.1093/ijtj/ijm037|ref=harv}}
* {{Cite book|title=[[We Real Cool: Black Men and Masculinity|We real cool: Black men and masculinity]]|last=hooks|first=bell|publisher=Routledge|year=2004|isbn=9780415969277|location=New York|author-link=bell hooks}}
* {{Cite book|title=Men's lives|url=https://archive.org/details/menslives05edunse|publisher=Allyn and Bacon|year=2001|isbn=9780205321056|editor-last=Kimmel|editor-first=Michael|editor-link=Michael Kimmel|edition=5th|location=Boston|ref=harv|editor-last2=Messner|editor-first2=Michael|editor-link2=Michael Messner}}
* {{Cite journal|last=Lawson|first=Robert|date=2013|title=The construction of ‘tough’ masculinity: Negotiation, alignment and rejection|journal=[[Gender and Language]]|volume=7|issue=3|pages=369–395|doi=10.1558/genl.v7i3.369|ref=harv}}
* {{Cite book|title=A new psychology of men|publisher=Basic Books|year=1995|isbn=9780465039166|editor-last=Levant|editor-first=Ronald F.|location=New York|editor-last2=Pollack|editor-first2=William S.}}
Baris 202 ⟶ 116:
* {{Cite news|title=Not just boys being boys: Brutal hazings are a product of a culture of masculinity defined by violence, aggression and domination|last=Robinson|first=L.|date=October 21, 2005|work=[[Ottawa Citizen]]|location=Ottawa, Ontario}}
* {{Cite book|title=Manhood: a new definition|last=Shapiro|first=Stephen A.|publisher=Putnam|year=1984|isbn=9780399129926|location=New York|author-link=Stephen A. Shapiro}}
* {{Citation|last=Shuttleworth|first=Russell|title=Gendering disability|year=2004|ref=harv|pages=166–178|contribution=Disabled masculinity|location=New Brunswick, New Jersey|publisher=Rutgers University Press|isbn=9780813533735|ISBN=9780813533735}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]]) [[Kategori* {{Cite book|title=Male impersonators:Pages withmen citationsperforming havingmasculinity|url=https://archive.org/details/maleimpersonator0000simp|last=Simpson|first=Mark|publisher=Routledge|year=1994|isbn=9780415909914|location=New redundantYork, parameters]]NY}}
** Also available as: {{Cite book|title=Male impersonators: men performing masculinity|url=https://archive.org/details/maleimpersonator0000simp_u6w7|last=Simpson|first=Mark|publisher=RoutledgeCassell|year=19941993|isbn=97804159099149780304328086|location=New York, NYLondon}}
** Also available as: {{Cite book|title=MaleMen impersonatorsare not cost-effective: menmale performingcrime masculinityin America|url=https://archive.org/details/menarenotcosteff00june|last=SimpsonStephenson|first=MarkJune|publisher=CassellHarperPerennial|year=19931995|isbn=97803043280869780060950989|location=LondonNew York}}
* {{Cite book|title=MenThe areideal notof cost-effectivemanliness: malethe crimelegacy inof AmericaThring's Uppingham|url=https://archive.org/details/idealofmanliness0000malc|last=StephensonTozer|first=JuneMalcolm|publisher=HarperPerennialSunnyrest Books|year=19952015|isbn=97800609509899781329542730|location=New YorkTruro}}
* {{Cite book|title=The ideal of manliness: the legacy of Thring's Uppingham|last=Tozer|first=Malcolm|publisher=Sunnyrest Books|year=2015|isbn=9781329542730|location=Truro}}
* {{Cite book|title=Male trouble: masculinity and the performance of crisis|last=Walsh|first=Fintan|publisher=Palgrave Macmillan|year=2010|isbn=9781349368242|location=Basingstoke, Hampshire England New York}}
* {{Cite journal|last=Williamson|first=P.|date=29 November 1995|title=Their own worst enemy|journal=[[Nursing Times]]|volume=91|issue=48|pages=24–27|oclc=937998604|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Wong|first=Y. Joel|last2=Ho|first2=Moon-Ho Ringo|last3=Wang|first3=Shu-Yi|last4=Miller|first4=I. S. Keino|displayauthors=1|date=2017|title=Meta-analyses of the relationship between conformity to masculine norms and mental health-related outcomes|url=http://www.apa.org/pubs/journals/releases/cou-cou0000176.pdf|journal=Journal of Counseling Psychology|volume=64|issue=1|pages=80–93|doi=10.1037/cou0000176|pmid=27869454}}
* {{Cite book|url=http://whqlibdoc.who.int/hq/2000/WHO_FCH_CAH_00.7.pdf|title=What About Boys?: A Literature Review on the Health and Development of Adolescent Boys|last=World Health Organization|date=2000|location=Geneva, Switzerland|id=WHO/FCH/CAH/00.7}}
* {{Cite magazine}}
 
=== Sejarah ===
* {{Cite book|title=A question of manhood: a reader in U.S. Black men's history and masculinity|url=https://archive.org/details/questionofmanhoo00hine|last=Jenkins|first=Earnestine|last2=Clark Hine|first2=Darlene|publisher=Indiana University Press|year=1999|isbn=9780253213433|location=Bloomington}}
* {{Cite book|title=Manhood in America: A Cultural History|last=Kimmel|first=Michael|publisher=Oxford University Press|year=2012|isbn=9780199781553|edition=3rd|location=New York|author-link=Michael Kimmel|orig-year=1996}}
* {{Citation|last=Laurie|first=Ross|title=Encyclopedia of Historians and Historical Writing vol 2|url=https://books.google.com/books?id=0121vD9STIMC&pg=PA778|year=1999|pages=778–80|contribution=Masculinity|publisher=Taylor & Francis|editor-last=Boyd|editor-first=Kelly|isbn=9781884964336|ISBN=9781884964336}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]]) [[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]] , Historiografi.
* {{Cite book|title=The American man|url=https://archive.org/details/americanman0000plec|last=Pleck|first=Elizabeth Hafkin|last2=Pleck|first2=Joseph H.|publisher=Prentice-Hall|year=1980|isbn=9780130281425|location=Englewood Cliffs, New Jersey}}
* {{Cite book|title=Castration: an abbreviated history of western manhood|url=https://archive.org/details/castrationabbrev0000tayl_x0j6|last=Taylor|first=Gary|publisher=Routledge|year=2002|isbn=9780415938815|location=New York}}
* {{Cite book|title=Male fantasies|url=https://archive.org/details/malefantasies02klau|last=Theweleit|first=Klaus|publisher=University of Minnesota Press|year=1987|isbn=9780816614516|location=Minneapolis|author-link=Klaus Theweleit}}
* {{Cite book|title=Be a man!: males in modern society|last=Stearns|first=Peter N.|publisher=Holmes & Meier|year=1990|isbn=9780841912816|location=New York}}
 
[[Kategori:Halaman dengan rujukan yang memiliki parameter duplikat]]
* [http://www.mkpchicago.org Manusia Proyek dari Chicago], pendukung pria dalam memimpin berarti hidup dengan integritas, akuntabilitas, tanggung jawab, dan kecerdasan emosional
* [http://menanddepression.nimh.nih.gov/ NIMH halaman web pada laki-laki dan depresi], berbicara tentang laki-laki dan depresi mereka dan bagaimana untuk mendapatkan bantuan.
* [http://headsupguys.org/ HeadsUpGuys], kesehatan strategi untuk mengelola dan mencegah depresi pada pria.
* [http://howellgroup.org/parsifal.html Artikel berjudul "Terluka Maskulinitas: Parsifal dan The Fisher King Luka"] simbolisme cerita yang berkaitan dengan Terluka Maskulinitas laki-Laki oleh Richard Sanderson M. Ed., B. A.
* ''[http://www.bullmensfiction.com BANTENG]'', cetak dan online jurnal sastra yang mengkhususkan diri dalam fiksi maskulin untuk penonton laki-laki.
* [http://www.artofmanliness.com Art of Manliness], web online magazine/blog yang didedikasikan untuk "menghidupkan kembali seni yang hilang kejantanan".
* [http://masculinityconspiracy.com Maskulinitas Konspirasi], sebuah buku online mengkritisi konstruksi maskulinitas.
* [http://www.npr.org/series/323986426/men-in-america Laki-laki di Amerika], seri oleh National Public Radio
[[Kategori:Antropologi]]
[[Kategori:Gender]]