Pembangkit listrik tenaga surya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mhd.salman09 (bicara | kontrib)
k Menambahkan teks dan referensi
Edogang1 (bicara | kontrib)
k Indonesia: nambah
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
<!-- (kurang setuju jika diberikan berkas nonbebas, sembunyikan. IMHO) [[Berkas:PLTS Bali.jpg|thumb|right|PLTS terbesar pertama Indonesia]] -->
 
'''Pembangkit listrik tenaga surya''' adalah [[pembangkit listrik]] yang mengubah [[energi]] [[matahari|surya]] menjadi [[energi listrik]]. Pembangkitan listrik dengan energi surya dapat dilakukan secara langsung menggunakan [[fotovoltaik]], atau secara tidak langsung dengan [[pemusatan energi surya]]. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi surya menjadi energi listrik menggunakan [[efek fotolistrik]].<ref>{{cite web|title=Energy Sources: Solar|url=http://www.energy.gov/energysources/solar.htm|work=Department of Energy|accessdate=19 April 2011}}</ref> Komponen utama di dalam pembangkit listrik tenaga surya meliputi [[modul surya]], [[inverter]], dan [[baterai listrik]]. Sistem pembangkit listrik tenaga surya terbagi menjadi sistem terhubung jala listrik, sistem tidak terhubung jala listrik, sistem tersebar, sistem terpusat dan sistem hibrida. Masing-masing jenis sistem mempunyai kondisi penerapannya tersendiri.{{Sfn|Ramadhani|2018|p=1-2}}
 
Pembangkit listrik tenaga surya dapat dibuat dengan beberapa jenis sistem penerapan antara lain sistem pencatu daya [[satelit]], [[pencahayaan listrik]], [[komunikasi]], [[pompa air]] dan [[pendinginan]].{{Sfn|Sudradjat|2007|p=21}} Pemusatan energi surya menggunakan sistem [[lensa]] atau [[cermin]] dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi surya ke satu titik untuk menggerakan [[mesin kalor]].
 
Pemanfaatan energy terbarukan saat ini semakin meningkat, dan seiring semakin meningkatnya pemanasan global (global warming). Energi terbarukan pembangkit listrik tenaga surya termasuk yang paling banyak digunakan. Karena iklim di negara Indonesia adalah iklim tropis yang banyak mendapat sinar matahari, maka sangat cocok untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga surya.<ref>{{Cite web|last=SURYA|first=RYAN ADE|title=ANALISIS POTENSI PEMBANGKITAN PLTS ATAP DENGAN STASIUN CUACA SEDERHANA|url=https://repository.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/173264/slug/analisis-potensi-pembangkitan-plts-atap-dengan-stasiun-cuaca-sederhana.html|website=telkom open library|access-date=2023-01-08}}</ref>
 
== Komponen ==
Baris 17 ⟶ 19:
[[Modul surya]] adalah rangkaian listrik berisi sel-sel surya yang dibingkai dan dilaminasi untuk memperoleh tegangan listrik dan [[daya listrik]]. Tegangan kerja yang umum pada modul surya adalah 12 [[Volt]] dan 24 Volt. Daya listrik yang dihasilkan beragam dalam rentang 10 Wp hingga 300 Wp.{{Sfn|Sudradjat|2007|p=13}}
 
Modul surya memiliki unjuk kerja yang dinilai dari hubungan antara arus listrik terhadap tegangan listrik. Ketika [[hambatan listrik]] tidak ada di dalam modul, maka arus listrik akan mencapai nilai maksimum di dalam rangkaian listrik. Kondisi ini membuat arus hubung singkat karena tegangan listrik menjadi nol.{{Sfn|Sudradjat|2007|p=13-14}} Sebaliknya, ketika hambatan listrik bernilai sangat besar maka tidak ada pengaliran arus listrik sehingga terjadi tegangan terbuka. Tegangan maksimum dicapai selama tegangan terbuka dan rangkaian listrik dalam keadaan terbuka pula.{{Sfn|Sudradjat|2007|p=14}}
 
=== Inverter ===
Baris 33 ⟶ 35:
 
=== Pembangkit listrik tenaga surya tersebar ===
Pembangkit listrik tenaga surya tersebar atau sistem penerangan individu merupakan sistem [[pencahayaan listrik]] sederhana yang dibuat menggunakan modul surya. Tegangan kerja yang dibutuhkannya hanya sebesar 12 Volt dengan arus searah. Modul surya yang digunakan mampu menghasilkan daya listrik dalam rentang 50 Wp sampai 300 Wp.{{Sfn|Sudradjat|2007|p=22}} [[Kesetimbangan energi]] surya menjadi faktor terpenting dalam perhitungan kapasitas sistem pembangkit listrik tenaga surya. Perhitungan memasukkan tiga hal yaitu potensi sumber energi surya, kurva beban harian yang menggambarkan keadaan normal dari kebutuhan beban harian serta spesifikasi peralatan pembangkitan energi surya.{{Sfn|Sudradjat|2007|p=34}}
 
== Pemusatan energi surya ==
Baris 49 ⟶ 51:
== Penerapan ==
=== Indonesia ===
Di Indonesia, PLTS terbesar pertama dengan kapasitas 2×1 MW terletak di [[Pulau Bali]], tepatnya di dearahdaerah [[Karangasem]] dan [[Bangli]]. Selain itu, [[PLTS Terapung Cirata]] mempunyai kapasitas 145 MW dan [[PLTS Nusantara]] akan mempunyai kapasitas sebesar 50 MW. Pemerintah mempersilakan siapa saja untuk meniru dan membuatnya di daerah lain karena PLTS ini bersifat ''opensource'' atau tidak didaftarkan dalam hak cipta.<ref name="PLTSBali">{{cite news|url=http://www.kendaraanlistrik.net/2013/06/bali-digadang-untuk-kembangkan-plts.html|title=PLTS Bali, terbesar pertama di Indonesia}}</ref>
 
==== Wilayah ====
Baris 60 ⟶ 62:
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist|3}}
 
=== Daftar pustaka ===
Baris 80 ⟶ 82:
{{Authority control}}
 
[[Kategori:ListrikPembangkit listrik tenaga terbarukan|surya]]
[[Kategori:EnergiJenis pembangkit listrik|surya]]
[[Kategori:Pembangkit listrik| ]]