Batavia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambahkan teks berbahasa Inggris Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
double infobox
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed|date=Juni 2021}}
{{kegunaanlain|Batavia (disambiguasi)}}
{{Infobox settlement
Baris 18 ⟶ 17:
| caption2 = [[Museum Sejarah Jakarta|Stadhuis]] di [[Kota Tua Jakarta]]
| image3 = COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Het standbeeld van J.P. Coen voor het Paleis van Daendels het 'Grote Huis' aan het Waterlooplein in Weltevreden te Batavia' TMnr 10015443.jpg
| caption3 = Statue ofPatung [[Jan Pieterszoon Coen]] indi frontdepan ofGedung [[A.A. Maramis Building|Grote Huis building]]
| image4 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto van het spoorwegstation te Batavia-Kota TMnr 10014030.jpg
| caption4 = AerialPemandangan viewudara ofStasiun kereta api [[Jakarta Kota railway station|Batavia Zuid railway station]]
| image5 = COLLECTIE TROPENMUSEUM De haven van Tandjoengpriok op de achtergrond het station Batavia Java TMnr 10008011.jpg
| caption5 = [[Port ofPelabuhan Tanjung Priok|Tandjoengpriok port]]
}}
| image_flag = Maritime flag of Batavia.svg
Baris 28 ⟶ 27:
| image_seal = Coat of Arms of Batavia (1930).svg
| seal_size = 113px
| seal_link = Coat of arms of Jakarta
| seal_type = Coat of armsLambang
| etymology =
| nickname =
| coordinates = <!-- {{Coord}} -->
| subdivision_type = [[DutchKekaisaran EmpireBelanda|TerritoryWilayah]]
| subdivision_name = [[DutchHindia East IndiesBelanda]]
| subdivision_type1 = [[Administrative divisions of the Dutch East Indies|Governorate]]Kegubernuran
| subdivision_name1 = WestJawa JavaBarat
| subdivision_type2 = [[Administrative divisions of the Dutch East Indies|Residency]]Residensi
| subdivision_name2 = Batavia
| image_map = Batavia, 1920.png
| mapsize =
| map_alt =
| map_caption = Map ofPeta Batavia, {{circa|1920}}
| established_title = [[History ofSejarah Jakarta#Dutch East India Company (1610–1800)|EstablishmentPendirian]]
| established_date = 30 MayMei 1619
| established_title1 = [[JapanesePendudukan occupationJepang ofdi theHindia Dutch East IndiesBelanda|Japanese occupation]]; renamed toPendudukan [[JakartaJepang]]
| established_date1 = 1942–1945 ([[Jakarta]])
| established_title2 = [[IndonesianRevolusi NationalNasional RevolutionIndonesia|DutchPendudukan re-occupationkembali Belanda]]
| established_date2 = 1946–1949
| established_title3 = [[ProclamationProklamasi ofKemerdekaan Indonesian IndependenceIndonesia|IndependenceKemerdekaan]]
| established_date3 = 17 AugustAgustus 1945
| government_type = Gemeenteraad Batavia
| leader_title1 = [[Governor of Jakarta#Burgemeester of Batavia (1916–1942)|Mayor]]Walikota
| leader_name1 = G. J. Bisschop (firstpertama)<br>[[Sastromoeljono]] (lastterakhir)
| area_total_km2 =
| population_as_of = 1920
| population_total = 253,800
| official_name = City Municipality ofKotamadya Batavia<br>{{Nobold|{{lang|nl|Stadsgemeente Batavia}}}}
| motto = {{Native phrase|nl|Dispereert Niet}}<br>"Do Not Surrender"
| footnotes = {{center|1619–1949}} {{Succession links|left={{flagicon image|Flag of the Sultanate of Banten.svg}} [[Banten Sultanate|Jayakarta]]|right={{flagicon image|Flag of Jakarta (vectorised).svg}} [[Jakarta]]}}
}}
 
[[Berkas:Wapen-Coat of Arms of Batavia (1930 - shield).jpgsvg|jmpl|kanan|150px|Detail perisai pada lambang kota Batavia]]
{{Infobox former country <!--kota Batavia BUKAN "country" AKA negara-->
| motto = "''Dispereert Niet''" ([[Bahasa Belanda|Belanda]]: "Jangan berputus asa")
| area_km2 = 182
| area_rank =
| GDP_PPP =
| GDP_PPP_year =
| HDI =
| HDI_year =
| today = {{flag|Indonesia}}
| conventional_long_name = Batavia
| common_name = Batavia
| flag_p1 = Flag of the Sultanate of Banten.svg
| p1 = Jayakarta
| s1 = Jakarta
| flag_s1 = Flag of Jakarta (vectorised).svg
| date_start = 30 Mei
| event_start = Invasi [[VOC]]
| event_end = [[Konferensi Meja Bundar]]
| event1 = [[Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda|Jeda kekuasaan Prancis dan Inggris]]
| date_event1 = 1806–1816
| event2 = [[Masa Pendudukan Jepang]]
| date_event2 = 1942–1945
| status = [[Imperium Belanda|Koloni Belanda]]<br>Ibu kota
| empire = Belanda
| image_map = Map of Batavia (Baedeker, 1914).jpg
| capital_type = Pemukiman utama
| capital = [[Sawah Besar, Jakarta Pusat|Weltevreden]]
| currency = [[Gulden Hindia Belanda]]
| image_map_caption = Peta Batavia {{circa|1914}}
| coa_size = 116px
| year_end = 1949
| year_start = 1619
| area_footnote = {{efn|Pada tahun 1926 sebagai Stadsgemeente Batavia}}
| flag_size = 125px
| image_coat = Coat of Arms of Batavia (1930).svg
| date_end = 27 Desember
| image_flag = Maritime flag of Batavia.svg
| government_type = Gemeenteraad Batavia
| leader_title1 = Wali kota
| leader_name1 = G. J. Bisschop (pertama)<br>[[Sastromoeljono]] (terakhir)
| flag_width = 100px
| population_estimate_year = 1920
| population_estimate = 253.000
}}
[[Berkas:Wapen-Batavia.jpg|jmpl|kanan|150px|Detail perisai pada lambang kota Batavia]]
'''Batavia''' atau '''Batauia'''<ref>{{nl}} {{cite book|pages=289|url=http://books.google.co.id/books?id=lu4PAAAAYAAJ&dq=Stadt%20Batauia%20In%20't%20Coninckeijck%20Van%20Jaccatra&pg=PA289#v=onepage&q=Stadt%20Batauia%20In%20't%20Coninckeijck%20Van%20Jaccatra&f=false|title=Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië|volume=3|author=Institut voor taal-, land- en volkenkunde von Nederlandsch Indië, The Hague|publisher=M. Nijhoff, 1855}}</ref> adalah [[ibu kota]] [[Hindia Belanda]], yang wilayahnya kini kurang lebih menjadi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], ibu kota [[Indonesia]]. Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan [[Kesultanan Banten]]. Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kelapa, dan merupakan salah satu titik perdagangan [[Kerajaan Sunda]]. Dari kota pelabuhan inilah [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] mengendalikan [[perdagangan]] dan kekuasaan [[militer]] dan [[politik]]nya di wilayah [[Nusantara]].
 
Nama Batavia dipakaimulai sejakdigunakan sekitar tahun [[1621]] sampai tahun [[1942]], ketika Hindia Belanda [[Masa pendudukan Jepang|jatuh]] ke tangan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]]. Sebagai bagian dari ''de-Nederlandisasi'', nama kota diganti menjadi Djakarta.
 
== Asal nama ==
Baris 140 ⟶ 95:
Jan Pieterszoon Coen menggunakan semboyan hidupnya “Dispereert niet, ontziet uw vijanden niet, want God is met ons” menjadi semboyan atau motto kota Batavia, singkatnya “Dispereert niet” yang berarti “Jangan putus asa”.
 
Pada [[4 Maret]] [[1621]], pemerintah ''Stad Batavia'' (kota Batavia) dibentuk.{{ref|sejarahpemerintah}}. Jayakarta dibumiratakan dan dibangun [[benteng]] yang bagian depannya digali parit. Di bagian belakang dibangun gudang juga dikitari parit, pagar besi dan tiang-tiang yang kuat. Selama 8 tahun kota Batavia sudah meluas 3 kali lipat. Pembangunannya selesai pada tahun [[1650]]. Kota Batavia sebenarnya terletak di selatan kastil yang juga dikelilingi oleh tembok-tembok dan dipotong-potong oleh banyak parit.
 
Pada awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan [[Banten]] dan Batavia mula-mula dibentuk oleh [[Kali Angke]] dan kemudian [[Kali Cisadane]]. Kawasan sekitar Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman, antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit [[Mataram]] ([[1628]]–[[1629]]) yang tidak mau pulang.
Baris 148 ⟶ 103:
Pada [[5 Januari]] [[1699]] Batavia dilanda [[Gempa bumi Batavia 1699|gempa bumi berkekuatan 7,4 hingga 8,0 M<sub>w</sub>]] berpusat di wilayah Selat Sunda, hingga menyebabkan kerusakan meluas dan menewaskan 128 orang.
 
Pada [[1 April]] [[1905]] nama ''Stad Batavia'' diubah menjadi ''Gemeente Batavia''. Pada [[8 Januari]] [[1935]] nama kota ini diubah lagi menjadi ''Stad Gemeente Batavia''. Setelah pendudukan [[Jepang]] pada tahun [[1942]], nama Batavia diganti menjadi "Jakarta" oleh Jepang untuk menarik hati penduduk pada [[Perang Dunia II]].{{ref|sejarahpemerintah}}.
 
Setelah pendudukan [[Jepang]] pada tahun [[1942]], nama Batavia diganti menjadi "Jakarta" oleh Jepang untuk menarik hati penduduk pada [[Perang Dunia II]].
 
== Penduduk ==
Baris 157 ⟶ 110:
Sementara itu, orang yang datang dari [[Tiongkok]], semula hanya orang laki-laki, karena itu mereka pun melakukan perkawinan dengan penduduk setempat, terutama wanita Bali dan [[Nias]]. Sebagian dari mereka berpegang pada adat Tionghoa (misalnya penduduk dalam kota dan ''[[Cina Benteng]]'' di [[Tangerang]]), sebagian membaur dengan pribumi (terutama dengan [[suku Jawa|orang Jawa]] dan membentuk kelompok Betawi Ora, misalnya: di sekitar [[Parung]]). Tempat tinggal utama orang Tionghoa adalah [[Glodok]], [[Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat|Pinangsia]] dan [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]].
 
Keturunan orang [[India]] -(orang Koja dan orang [[Bombay]]-) tidak begitu besar jumlahnya. Demikian juga dengan orang Arab, sampai orang Hadhramaut datang dalam jumlah besar, kurang lebih tahun 1840. Banyak di antara mereka yang bercampur dengan wanita pribumi, namuntetapi tetap berpegang pada kearaban mereka.
 
Di dalam kota, orang bukan Belanda yang selamanya merupakan mayoritas besar, terdiri dari orang Tionghoa, orang [[Mardijker]] dari [[India]] dan [[Sri Lanka]] dan ribuan budak dari segala macam suku. Jumlah budak itu kurang lebih setengah dari penghuni Kota Batavia.
Baris 169 ⟶ 122:
== Wali kota ==
{{utama|Daftar Wali Kota Batavia}}
{{:Daftar Wali Kota Batavia}}
 
== Lihat pula ==