Batavia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: menambahkan teks berbahasa Inggris Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
WillsonEP09 (bicara | kontrib) double infobox Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kegunaanlain|Batavia (disambiguasi)}}
{{Infobox settlement
Baris 18 ⟶ 17:
| caption2 = [[Museum Sejarah Jakarta|Stadhuis]] di [[Kota Tua Jakarta]]
| image3 = COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Het standbeeld van J.P. Coen voor het Paleis van Daendels het 'Grote Huis' aan het Waterlooplein in Weltevreden te Batavia' TMnr 10015443.jpg
| caption3 =
| image4 = COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto van het spoorwegstation te Batavia-Kota TMnr 10014030.jpg
| caption4 =
| image5 = COLLECTIE TROPENMUSEUM De haven van Tandjoengpriok op de achtergrond het station Batavia Java TMnr 10008011.jpg
| caption5 = [[
}}
| image_flag = Maritime flag of Batavia.svg
Baris 28 ⟶ 27:
| image_seal = Coat of Arms of Batavia (1930).svg
| seal_size = 113px
| seal_link =
| seal_type =
| etymology =
| nickname =
| coordinates = <!-- {{Coord}} -->
| subdivision_type = [[
| subdivision_name = [[
| subdivision_type1 =
| subdivision_name1 =
| subdivision_type2 =
| subdivision_name2 = Batavia
| image_map = Batavia, 1920.png
| mapsize =
| map_alt =
| map_caption =
| established_title = [[
| established_date = 30
| established_title1 = [[
| established_date1 = 1942–1945 ([[Jakarta]])
| established_title2 = [[
| established_date2 = 1946–1949
| established_title3 = [[
| established_date3
| government_type = Gemeenteraad Batavia
| leader_title1 =
| leader_name1 = G. J. Bisschop (
| area_total_km2 =
| population_as_of = 1920
| population_total = 253,800
| official_name =
| motto = {{Native phrase|nl|Dispereert Niet}}<br>"Do Not Surrender"
| footnotes = {{center|1619–1949}} {{Succession links|left={{flagicon image|Flag of the Sultanate of Banten.svg}} [[
}}
[[Berkas:
▲[[Berkas:Wapen-Batavia.jpg|jmpl|kanan|150px|Detail perisai pada lambang kota Batavia]]
'''Batavia''' atau '''Batauia'''<ref>{{nl}} {{cite book|pages=289|url=http://books.google.co.id/books?id=lu4PAAAAYAAJ&dq=Stadt%20Batauia%20In%20't%20Coninckeijck%20Van%20Jaccatra&pg=PA289#v=onepage&q=Stadt%20Batauia%20In%20't%20Coninckeijck%20Van%20Jaccatra&f=false|title=Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië|volume=3|author=Institut voor taal-, land- en volkenkunde von Nederlandsch Indië, The Hague|publisher=M. Nijhoff, 1855}}</ref> adalah [[ibu kota]] [[Hindia Belanda]], yang wilayahnya kini kurang lebih menjadi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], ibu kota [[Indonesia]]. Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan [[Kesultanan Banten]]. Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kelapa, dan merupakan salah satu titik perdagangan [[Kerajaan Sunda]]. Dari kota pelabuhan inilah [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] mengendalikan [[perdagangan]] dan kekuasaan [[militer]] dan [[politik]]nya di wilayah [[Nusantara]].
Nama Batavia
== Asal nama ==
Baris 140 ⟶ 95:
Jan Pieterszoon Coen menggunakan semboyan hidupnya “Dispereert niet, ontziet uw vijanden niet, want God is met ons” menjadi semboyan atau motto kota Batavia, singkatnya “Dispereert niet” yang berarti “Jangan putus asa”.
Pada [[4 Maret]] [[1621]], pemerintah ''Stad Batavia'' (kota Batavia) dibentuk.{{ref|sejarahpemerintah}}
Pada awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan [[Banten]] dan Batavia mula-mula dibentuk oleh [[Kali Angke]] dan kemudian [[Kali Cisadane]]. Kawasan sekitar Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman, antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit [[Mataram]] ([[1628]]–[[1629]]) yang tidak mau pulang.
Baris 148 ⟶ 103:
Pada [[5 Januari]] [[1699]] Batavia dilanda [[Gempa bumi Batavia 1699|gempa bumi berkekuatan 7,4 hingga 8,0 M<sub>w</sub>]] berpusat di wilayah Selat Sunda, hingga menyebabkan kerusakan meluas dan menewaskan 128 orang.
Pada [[1 April]] [[1905]] nama ''Stad Batavia'' diubah menjadi ''Gemeente Batavia''. Pada [[8 Januari]] [[1935]] nama kota ini diubah lagi menjadi ''Stad Gemeente Batavia''. Setelah pendudukan [[Jepang]] pada tahun [[1942]], nama Batavia diganti menjadi "Jakarta" oleh Jepang untuk menarik hati penduduk pada [[Perang Dunia II]].{{ref|sejarahpemerintah}}
== Penduduk ==
Baris 157 ⟶ 110:
Sementara itu, orang yang datang dari [[Tiongkok]], semula hanya orang laki-laki, karena itu mereka pun melakukan perkawinan dengan penduduk setempat, terutama wanita Bali dan [[Nias]]. Sebagian dari mereka berpegang pada adat Tionghoa (misalnya penduduk dalam kota dan ''[[Cina Benteng]]'' di [[Tangerang]]), sebagian membaur dengan pribumi (terutama dengan [[suku Jawa|orang Jawa]] dan membentuk kelompok Betawi Ora, misalnya: di sekitar [[Parung]]). Tempat tinggal utama orang Tionghoa adalah [[Glodok]], [[Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat|Pinangsia]] dan [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]].
Keturunan orang [[India]]
Di dalam kota, orang bukan Belanda yang selamanya merupakan mayoritas besar, terdiri dari orang Tionghoa, orang [[Mardijker]] dari [[India]] dan [[Sri Lanka]] dan ribuan budak dari segala macam suku. Jumlah budak itu kurang lebih setengah dari penghuni Kota Batavia.
Baris 169 ⟶ 122:
== Wali kota ==
{{utama|Daftar Wali Kota Batavia}}
== Lihat pula ==
|