Artileri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hartanto Wibowo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(18 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Cannon pic.jpg|thumbjmpl|Meriam artileri klasik]]
[[Berkas:M115 display.jpg|thumbjmpl|[[M-115 Howitzer]]]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Artillerie stukken opgesteld in het bivak van de KNIL-benteng Peunajong bij Koetaradja aan het begin van de Atjeh-oorlog Noord-Sumatra. TMnr 60042384.jpg|thumbjmpl|Artileri [[KNIL]] di Peunayong di Kutaraja (kini [[Banda Aceh]]) tahun 18741875 pada awal [[Perang Aceh]]]]
[[Berkas:Skarżysko lufy 01.jpg|jmpl|Barel dipamerkan di Museum di Skarżysko-Kamienna.]]
'''Artileri''' secara umum merupakan sebutan untuk kesenjataan (persenjataan), pengetahuan kesenjataan, pasukan serta persenjataannya sendiri yang berupa senjata-senjata berat jarak jauh.
[[Berkas:ORDNANCE MARIBYRNONG - BORING A GUN BARREL. (NEGATIVE BY E.L.C.).jpg|jmpl|Laras senjata sedang dibor]]
'''Artileri''' secara umum untuk bentuk persenjataan alat berat.
 
Pada awalnya, istilah artileri ([[bahasa PerancisPrancis]]: ''artillerie'') digunakan untuk menyebut alat berat apapun yang menembakkan proyektil di medan perang. Istilah ini juga dipakai untuk mendeskripsikan tentara yang tugasnya menjalankan alat-alat tersebut. Dengan ditemukannya kendaraan terbang pada awal abad ke-20, artileri mulai digunakan juga untuk menyebut senjata darat anti-udara.
 
Artileri adalah bentuk tanah persenjataan darat paling mematikan dan paling efektif , dalam Perang [[Napoleon]] , [[Perang Dunia I]] dan [[Perang Dunia II]] . sebagian besar kematian disebabkan oleh pertempuran artileri. Pada tahun 1944, [[Joseph Stalin]] mengatakan dalam sebuah pidato yang artileri adalah "Dewa Perang".<ref>Christopher Bellamy, Oxford Companion to Military History: artillery</ref> Para perwira artileri paling terkenal dalam sejarah mungkin [[Napoleon]].
 
== Asal Nama ==
Istilah ini pertama kali muncul pada [[abad pertengahan]], mengarah kepada kata serapan dari bahasa [[PerancisPrancis Kuno]] ''atellier'' yang berarti "mengatur", dan ''attillement'' yang artinya "peralatan". Dari abad ke-13 seorang ''artillier'' adalah pembuat senjata [[perang]] apapun, dan [[250]] tahun kemudian, kata "artileri" sedikit berubah mencakup berbagai macam senjata perang.
 
== Sejarah ==
Sistem mekanik yang digunakan untuk melempar amunisi dalam perang kuno, juga dikenal sebagai "mesin perang", seperti katapel ketapel, [[onager]], [[trebuchetmanjanik]], dan busur, juga disebut oleh sejarawan militer sebagai artileri.
 
Pada Abad Pertengahan Artileri dengan mesiu propelan digunakan pertamakalipertama kali pada 28 Januari 1132 ketika Jenderal Han Shizhong dari [[Dinasti Song]] yangmenggunakan digunakan Escalade''escalade'' dan ''[[Huochong]]'' untuk menangkap sebuah kota di Fujian. Kemudian, senjata minyak mentah menyebar ke Timur Tengah dan mencapai Eropa pada abad ke-13, dengan cara yang sangat terbatas. Di Asia, [[Mongol]] mengadopsi artileri Cina dan digunakan secara efektif dalam penaklukan besar. Pada akhir abad ke-14, pemberontak Cina menggunakan artileri dan kavaleri terorganisir untuk mendorong Mongol keluar dari Cina.<ref>{{Harvnb|Needham|1987|pages=314–316}}</ref>
 
Tentara [[Mehmed II]] , yang menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, termasuk artileri yang baik dan prajurit bersenjata dengan senjata bubuk mesiu. Dinasti [[Utsmaniyah]] melakukan pengepungan enam puluh sembilan senjata artileri di lima belas tempat terpisah dan melatih mereka di tembok kota . Rentetan tembakan meriam Utsmaniyah berlangsung empat puluh hari, dan mereka diperkirakan telah menembakkan hingga 19.320 kali. Kejatuhan [[Konstantinopel]] itu mungkin peristiwa pertama yang sangat penting yang hasilnya ditentukan oleh penggunaan artileri ketika meriam perunggu besar Mehmed II, menghancurkan dinding kota, kemudian mengakhiri Kekaisaran [[Bizantium]].<ref>Nicolle, David (1983). ''Armies of the Ottoman Turks 1300–1774'', [[Osprey]]. pp. 29–30. IISBN 0-85045-511-1.</ref>
 
Rentetan tembakan meriam Utsmaniyah berlangsung empat puluh hari, dan mereka diperkirakan telah menembakkan hingga 19.320 kali. Kejatuhan [[Konstantinopel]] itu mungkin peristiwa pertama yang sangat penting yang hasilnya ditentukan oleh penggunaan artileri ketika meriam perunggu besar Mehmed II, menghancurkan dinding kota, kemudian mengakhiri Kekaisaran [[Bizantium]].<ref>Nicolle, David (1983). ''Armies of the Ottoman Turks 1300–1774''. Osprey, pp. 29–30. IISBN 0-85045-511-1.</ref>
Artileri diperkirakan masuk ke [[Nusantara]] pada saat invasi kerajaan Mongol Yuan tahun 1293. Pada saat itu tentara Mongol membawa meriam-meriam yang kemudian ditiru oleh orang-orang Majapahit menjadi [[cetbang]]. Senjata ini merupakan meriam yang diisi dari belakang (''breech-loaded'') dan memiliki panjang antara 1-3 meter. Cetbang inilah yang digunakkan Majapahit dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Setelah runtuhnya Majapahit pada 1527, meriam pengisian belakang seperti cetbang ini mulai pudar, digantikan oleh meriam pengisian depan (''muzzle loader'') yang bernama [[Lela]] dan [[Lantaka|Rentaka]]. Meriam lela biasanya berukuran lebih kecil dari meriam Eropa abad ke-16, tetapi memiliki motif yang menarik. Sedangkan rentaka adalah meriam putar, ukurannya lebih kecil lagi dari lela. Karena mudah diputar, rentaka ini menjadi penangkal efektif bajak laut yang biasanya menggunakan kapal-kapal kecil.<gallery>
 
Berkas:Cet-bang Majapahit.jpg|Cetbang Majapahit dari tahun 1300-an.
Artileri diperkirakan masuk ke [[Nusantara]] pada saat invasi kerajaan Mongol Yuan tahun 1293.<ref name="Schlegel">Schlegel, Gustaaf (1902). "On the Invention and Use of Fire-Arms and Gunpowder in China, Prior to the Arrival of European". ''T'oung Pao''. 3: 1–11.</ref>{{Rp|1–2}}<ref>Lombard, Denys (2005). ''Nusa Jawa: Silang Budaya, Bagian 2: Jaringan Asia''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 208.</ref><ref>Reid, Anthony (2011). ''Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid II: Jaringan Perdagangan Global''. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hal. 255.</ref> Pada saat itu tentara Mongol membawa meriam-meriam yang kemudian ditiru oleh orang-orang Majapahit menjadi [[cetbang]]. Cetbang awal ini disebut cetbang bergaya Timur, kebanyakan dibuat dari bahan perunggu dan merupakan meriam isian depan (''muzzle-loading gun''). Ia menembakkan proyektil berupa panah, namun peluru bulat dan proyektil ''co-viative<ref group="catatan">Salah satu jenis peluru sebar — saat ditembak mengeluarkan semburan api, serpihan dan butiran peluru, dan bisa juga panah. Ciri-ciri proyektil ini adalah pelurunya tidak menutupi keseluruhan lubang laras. Needham, Joseph (1986). ''Science and Civilisation in China, Volume 5: Chemistry and Chemical Technology, Part 7, Military Technology: The Gunpowder Epic''. Cambridge: Cambridge University Press. Hal. 9 dan 220.</ref>'' juga dapat digunakan. Panah ini dapat berujung pejal tanpa peledak, maupun disertai bahan peledak dan pembakar di belakang ujungnya. Di bagian dekat belakang, terdapat kamar atau bilik bakar, yang merujuk kepada bagian yang menggelembung dekat belakang meriam, dimana mesiu ditempatkan. Cetbang ini dipasang pada dudukan tetap, ataupun sebagai meriam tangan yang diletakkan di ujung galah. Ada bagian mirip tabung di bagian belakang meriam. Pada cetbang jenis meriam tangan, tabung ini digunakan sebagai tempat untuk menancapkan galah.<ref name=":10">Averoes, Muhammad (2020). Antara Cerita dan Sejarah: Meriam Cetbang Majapahit. ''Jurnal Sejarah'', 3(2), 89 - 100.</ref>{{Rp|94}}
 
Karena dekatnya hubungan maritim Nusantara dengan wilayah India Barat, setelah tahun 1460 jenis senjata bubuk mesiu baru masuk ke Nusantara melalui perantara orang Arab. Senjata ini sepertinya adalah meriam dan bedil tradisi Turki Usmani, misalnya [[prangi]], yang merupakan meriam putar isian belakang.<ref name=":10" />{{Rp|94-95}}
 
Cetbang pasca tahun 1460 merupakan meriam putar yang diisi dari belakang (''breech-loading swivel gun'') dan memiliki panjang antara 0,6–2,2 meter.<ref name=":10" />{{Rp|97}} Mereka adalah meriam yang ringan dan mudah dipindahkan, sebagian besar dari mereka dapat dibawa dan ditembak oleh satu orang,<ref name=":1">{{Cite book|last=Ooi|first=Keat Gin|year=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=QKgraWbb7yoC&q=cannon#v=snippet&q=cannon&f=false|title=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor|location=|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781576077702|pages=}}</ref>{{Rp|505}} namun penggunaannya tidak seperti [[bazooka]] karena daya tolak balik yang terlalu tinggi dapat mematahkan tulang manusia.<ref name=":10" />{{Rp|97}} Meriam ini dipasang di garpu putar (disebut ''cagak''), bagian bawahnya dipasang ke lubang atau soket di [[kota mara]] kapal atau tembok benteng.<ref>{{Cite web|title=Cannons of the Malay Archipelago|url=http://www.acant.org.au/Articles/MalayCannons.html|website=www.acant.org.au|access-date=2020-01-25}}</ref> Setelah runtuhnya Majapahit pada 1527, mulai bermunculan meriam pengisian depan (''muzzle loader'') yang bernama [[Lela]] dan [[Lantaka|Rentaka]]. Meriam lela biasanya berukuran lebih kecil dari meriam Eropa abad ke-16, tetapi memiliki motif yang menarik. Sedangkan rentaka adalah [[meriam putar]], ukurannya lebih kecil lagi dari lela. Karena mudah diputar, rentaka ini menjadi penangkal efektif bajak laut yang biasanya menggunakan kapal-kapal kecil.<gallery>
Berkas:Cetbang Majapahit of 1470-1478, collection of The Metropolitan Museum of Art.jpg|Cetbang jenis meriam putar dari tahun 1470–1478.
Berkas:Marryat - Illanun war-boat.jpg|Orang Lanun juga menggunakan rentaka pada perahunya.
Berkas:Lela naga.jpg|Lela Melayu bermoncong naga
Berkas:Gezicht op het fort van Rembang, gezien vanaf de weg cropped boat.png|Pencalang di [[Kabupaten Rembang|Rembang]] dengan beberapa meriam putar.
Berkas:Warship of Madura.jpg|[[Ghali (kapal)|Ghali]] dari [[Madura]], dengan 4 buah cetbang.
</gallery>
 
== Jenis Artileri ==
[[Berkas:US Navy 070103-N-8132M-010 The Navy Munitions Command, detachment Sewells Point, performs a 21-gun salute at Iowa Point, located aboard Naval Station Norfolk.jpg|jmpl|Komando Amunisi Angkatan Laut, detasemen Sewells Point, melakukan penghormatan meriam, gun salute sebanyak 21 kali di Iowa Point, yang terletak di Pangkalan Angkatan Laut Norfolk.]]
 
[[Berkas:Flickr - DVIDSHUB - Navy Crewmen Fire a Gun Salute.jpg|jmpl|Pasukan Penghormatan Sewell's Point melepaskan tembakan penghormatan senjata untuk menghormati komandan Pasukan Kapal Selam Wakil Laksamana John J. Donnelly.]]
[[Berkas:Howitzer Fire 1.JPG|jmpl|Tentara menembakkan howitzer M777 selama acara pelatihan di kompleks lapangan tembak Oro Grande di New Mexico.]]
[[Berkas:Haubits 77BMK1.JPG|jmpl|Field howitzer 77 A dipamerkan di Brigadmuseum di Karlstad.]]
[[Berkas:A Panzerhaubitze 2000 in Athens on March 25, 2024.jpg|jmpl|Panzerhaubitze 2000, howitzer gerak sendiri di Athena.]]
Artileri [[Meriam]] pada dasarnya dibagi menjadi 3, yaitu.
* Gun, adalah artileri yang memiliki laras panjang, kecepatan peluru yang tercepat, dan memiliki trajektori peluru yang cenderung lurus. Kini untuk pagelaran artileri medan, jenis artileri ini jarang digunakan karena berat dan terlalu besar dan panjang untuk dibawa.
Baris 31 ⟶ 45:
* [[Mortir]], adalah artileri yang memiliki laras paling pendek (L/14 ke bawah), kecepatan peluru yang lambat, dan trajektori sangat parabolik
 
Artileri juga dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
* Artileri Gunung (''Mountain Artillery''), yaitu artileri yang bisa dibawa dalam medan yang sulit. Artileri Bongkar-pasang (''Pack Artillery'') juga memiliki definisi yang sama. Namun, tidak semua Artileri Bongkar-pasang adalah Artileri Gunung
* Artileri Swa-gerak (''Self-propelled Artillery''), merupakan jenis artileri yang dipasang di atas kendaraan dan bergerak mandiri baik beroda karet maupun memakai roda rantai. Contohnya adalah CAESAR.
* Artileri Tarik (''Towed Artillery''), berbeda dengan Artileri Swa-gerak, Atileri Tarik tidak dapat bergerak sendiri dan harus ditarik oleh truk.
* Artileri Anti-tank (''Anti-tank Artillery''), adalah artileri yang tujuannya khusus untuk menghancurkan tank. Biasanya dipakai jenis Gun.
* Artileri PertahananAnti UdaraPesawat (''Anti Aircraft Artillery''), biasa disebut AA atau Arnahud[[Arhanud]]. Adalah artileri yang digunakan untuk menyerang target diudara.
* Artileri Rel (Railway ''Artillery''), hampir sama dengan Artileri Tarik, hanya ini ditaruh di [[rel]] kereta api dan ditarik oleh [[Lokomotif]].
* Artileri Laut (''Naval Artillery''), adalah artileri yang terpasang di [[kapal perang]] dan digunakan untuk menyerang kapal lain atau bantuan pasukan darat.
Baris 64 ⟶ 78:
# Mesir – 4,480<ref>Hackett, James, (ed.), ''The Military Balance 2010'', The International Institute for Strategic Studies, 2010, p.248; Note: Syria, Egypt's strategic partner in the past wars against Israel, uses 3,440+ artillery pieces, and is the 11th ranking artillery user in the World</ref>
# Pakistan – 9,291+<ref name="Hackett, James 2010, p.368">Hackett, James, (ed.), ''The Military Balance 2010'', The International Institute for Strategic Studies, 2010, p.368</ref>
 
== Catatan ==
<references group="catatan" />
 
== Lihat pula ==
Baris 72 ⟶ 89:
<references />
{{senjata}}
 
[[Kategori:Artileri| ]]