Artha Graha Network: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(22 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
former_name = |
company_slogan = |
foundation =
founder = [[Tomy Winata]]<br>[[Yayasan Kartika Eka Paksi]]|
location = [[Gedung Artha Graha]] Lt. 10<br>[[Jalan Jenderal Sudirman (Jakarta)|Jl. Jend. Sudirman]] Kav. 52-53<br>[[Jakarta]], [[Indonesia]]|
key_people = [[Tomy Winata]]<br>[[Kiki Syahnakri]]<br>[[Sugianto Kusuma]]|
industry = [[Konglomerat]]|
products = [[Keuangan]]<br>[[Properti]]<br>[[Sumber daya alam]]<br>[[Telekomunikasi]]<br>[[Yayasan]]|
homepage = {{URL|https://arthagraha.net/}}
}}
'''Artha Graha Network''' (disingkat '''AG Network'''), atau sering juga disebut '''[[Artha Graha Group]]''', adalah salah satu [[konglomerat|konglomerasi]] atau kelompok bisnis (grup) di [[Indonesia]]. Kelompok yang dirintis oleh [[Tomy Winata]] dan yayasan [[ABRI]] (dibantu juga oleh rekan Tomy, [[Sugianto Kusuma]]) ini dianggap sebagai salah satu konglomerasi besar di Indonesia, dengan lingkup bisnis melingkupi properti, keuangan, [[agroindustri]], perhotelan, [[pertambangan]], media & hiburan, [[retail]], IT & telekomunikasi dan lainnya.
==Sejarah==
Kelompok ini bermula dari sebuah [[bank]] yang bernama [[Bank Artha Graha]] (bedakan dari [[Bank Artha Graha Internasional]] yang baru, karena bank ini dahulu bernama Bank Interpacific). Bank Artha Graha awalnya bernama Bank Propelat yang dimiliki oleh salah satu [[yayasan]] [[ABRI]], yaitu [[Yayasan Siliwangi]] di [[Jawa Barat]].
Pada tahun 1986, Bank Propelat mengalami kesulitan keuangan dan hampir saja ditutup oleh [[Daftar Menteri Keuangan Indonesia|Menkeu]] [[Radius Prawiro]]. Menghadapi kesulitan ini, ABRI kemudian meminta bantuan seorang pengusaha [[Tionghoa]] dari [[Pontianak]], bernama [[Tomy Winata]]. Kebetulan, beberapa petinggi ABRI (khususnya [[Angkatan Darat]]) seperti [[TB Silalahi]] dan [[Edi Sudradjat]] mengenal pengusaha muda ini, yang awalnya hanya sebagai kontraktor dan penyuplai berbagai kebutuhan AD di [[Kalimantan Barat]]. Tomy kemudian menyetujui hal tersebut, dan pada 1989 Tomy dengan dana bantuan dari rekannya, yaitu Sugianto Kusuma (Aguan) (yang ia kenal setelah pindah ke [[Jakarta]] pada tahun 1983)<ref>[http://gosipnya.blogspot.com/2012/12/tommy-winata.html Tomy Winata]</ref> mengakuisisi dan menyehatkan bank ini. Tomy dan Aguan mendapatkan 60% saham, sedangkan yayasan lain yang juga di bawah ABRI, yaitu [[Yayasan Kartika Eka Paksi]] (YKEP) mendapat 40% sisanya. Uang tersebut semuanya dari kocek Tomy sedangkan ABRI tidak mengeluarkan uang satu sen pun. Pada 16 Mei 1989, Bank Propelat kemudian berganti nama menjadi Bank Artha Graha, dan dibawah kendali Tomy, bank tersebut menjadi sehat dan mulai berekspansi ke berbagai bidang dan daerah.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZgYoAAAAMAAJ&q=bank+artha+graha++16+mei+1989&dq=bank+artha+graha++16+mei+1989&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj4_6OcxvLuAhUUjuYKHRsJAq0Q6AEwAHoECAMQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 4,Masalah 23-3]</ref> Nama Artha Graha berarti ''rumah uang'',<
Sejak saat itu, bisnis Tomy-ABRI ini terus berjalan dengan baik dan berbuah manis. Tomy tidak lagi berkontak dengan prajurit AD dalam proyek ABRI, tetapi kemudian langsung berkongsi dengan yayasannya dalam sejumlah proyek besar. Dengan sokongan dari Edi Sudradjat dan TB Silalahi, yang keduanya merupakan petinggi ABRI-AD pada masa itu, Tomy kemudian mengembangkan bisnisnya ke bidang properti. Awalnya, bisnisnya di bidang ini bermula ketika di awal 1990-an, ketika Artha Graha terlibat dalam pengambilalihan sebuah perusahaan [[BUMN]] bernama [[Jakarta International Hotels & Development]] (JIHD) yang mengelola [[Hotel Borobudur Jakarta]]. Selanjutnya, Artha Graha berekspansi membangun penginapan mewah di [[Bali]] dan [[Pulau Matahari]], [[Kepulauan Seribu]]. Namun, yang paling mengejutkan adalah pada Februari 1992,<
Bisnis Tomy, yang awalnya hanya sebatas properti dan bank, kemudian menggurita ke berbagai bidang. Di bidang [[asuransi]], ia mengakuisisi [[Artha Graha Insurance|Asuransi Tjahjana]] dan mengubah namanya menjadi Artha Graha General Insurance.<
Seakan tidak terpengaruh dengan krisis ekonomi dan perubahan politik di Indonesia pasca 1998, Tomy dan kelompok Artha Grahanya terus berekspansi. Misalnya, Artha Graha pernah menjadi agen tunggal pemegang merek [[Kia]] (PT Kia Mobil Indonesia)<ref>[https://books.google.co.id/books?id=zayNAAAAMAAJ&q=PT+Kia+Mobil+Indonesia+artha+graha&dq=PT+Kia+Mobil+Indonesia+artha+graha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwihx86in6HvAhWfIbcAHTolA8YQ6AEwAHoECAIQAg Kembar siam penguasa politik dan ekonomi Indonesia: investigasi korupsi sistemik bagi aktivis dan wartawan]</ref> dan berencana membangun tambang [[marmer]], jalan raya dan perkebunan [[kelapa sawit]] di [[Morowali]], [[Sulawesi Tengah]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=XbhwAAAAMAAJ&q=artha+graha+morowali&dq=artha+graha+morowali&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiug_2zo6HvAhVT7HMBHcP6BRoQ6AEwAHoECAIQAg Suara dari Poso: kerusuhan, konflik, dan resolusi]</ref><
==Unit usaha==
=== Saat ini ===
* [[Bank Artha Graha Internasional|PT Bank Artha Graha Internasional Tbk]]
* [[Arthagraha General Insurance|PT Arthagraha General Insurance]]
* [[Jakarta International Hotels & Development|PT Jakarta International Hotels & Development Tbk]]
* PT Artha Graha Telekomindo
* [[Danayasa Arthatama|PT Danayasa Arthatama]]▼
* PT Pasifik Agro Sentosa
* PT Danapati Abinaya Investama ([[Jak TV]]), bersama [[
* PT Danatel Pratama
▲* [[Danayasa Arthatama|PT Danayasa Arthatama]]
* [[Electronic City|PT Electronic City Indonesia Tbk]]
* PT Multiagro Pangan Lestari
* PT [[Makmur Elok Graha]]
* PT Sumber Agro Semesta
* UAF Jaminan Kredit
* Berbagai properti di seluruh Indonesia, seperti [[Pacific Place]], [[Menara Global]], [[Sudirman Central Business District]], [[Mal Artha Gading]] (Jakarta), [[Discovery Kartika Plaza Hotel]] (Bali), dll<ref>[https://arthagraha.net/artha-graha-network/ ARTHA GRAHA NETWORK]</ref>
* PT Tirta Wahana Bali Internasional
Dan masih banyak lagi.▼
* PT Qoin Digital Indonesia
▲Dan masih banyak lagi.
==Artha Graha Peduli==
Kelompok Artha Graha juga memiliki sebuah [[yayasan]] sosial sebagai perwujudan [[CSR]] (''corporate social responsibility'') dari kelompok bisnis ini. Yayasan yang dikenal dengan nama '''Artha Graha Peduli''' ini bergerak dalam berbagai bidang sosial dan pelestarian lingkungan. Pilar-pilar dari yayasan ini adalah bantuan dalam penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan, sosial, penguatan masyarakat dan keamanan. Bersama kerjasama dengan lembaga seperti [[BNPB]], [[Badan Narkotika Nasional]], [[Taman Safari Indonesia]], [[TNI]] dan lembaga lainnya,
{{Cite web |url=https://arthagrahapeduli.org/profile/ |title=PRofile |access-date=2021-02-18 |archive-date=2020-09-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200928083501/https://arthagrahapeduli.org/profile/ |dead-url=yes }}
</
==Kontroversi==
Walaupun Tomy banyak dianggap sebagai pengusaha yang memang tekun dan ulet membangun bisnisnya sejak usia muda, namun banyak juga yang menganggap bahwa bisnis Tomy ini lebih banyak merupakan hasil [[kolusi]] dengan kekuatan [[militer]] di Indonesia. Kejayaan Tomy ini dianggap tidak jauh berbeda dengan [[Soeharto]]-[[Sudono Salim]]/[[Bob Hasan]] yang sama-sama membangun kerajaan bisnisnya dari bantuan militer.<
Selain itu, tingkah bisnis Tomy juga sering kali menimbulkan kontroversi. Misalnya, pada akhir 1990-an Tomy terlibat sengketa dengan Hartono Setyawan (yang dianggap sebagai [[mucikari]] besar). Bermula pada 1996 ketika Hartono hendak membangun [[resort]] bernama [[Planet Bali]], tetapi kemudian proyek itu disita oleh pengadilan (dan diduga dibantu oleh preman-preman dan aparat militer yang dekat dengan Tomy) akibat Hartono dianggap menunggak hutangnya ke bank Tomy, Bank Artha Graha. Dalam beberapa gugatan, Hartono kemudian bisa memenangkan haknya, tetapi kemudian sampai sekarang tidak terdengar lagi. Lalu pada 1997, ketika Artha Graha mengakuisisi Bank Arta Prima, pemegang saham awal (dari grup [[Gunung Agung]]) dituduh telah dipaksa menyerahkan banknya tersebut kepada Bank Indonesia dan Tomy telah mendapat bantuan dana senilai Rp 1 miliar dari [[Bank Indonesia]] dan diizinkan membeli bank tersebut dengan harga murah. Lalu, ketika membangun SCBD, Tomy dituduh oleh beberapa pihak yang menuduhnya mengambil lahan tanpa kompensasi yang memadai.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=6-HUDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=bank+artha+graha+tomy+1989&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwib6sTFw_LuAhVEfH0KHaBsA8wQ6AEwA3oECAYQAg Investigasi - "Mafia Bisnis" Tommy Winata]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ex2VAAAAMAAJ&q=tomy+winata+gunung+agung&dq=tomy+winata+gunung+agung&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-l8fj3PLuAhXIAnIKHdAfD18Q6AEwBHoECAEQAg Pergulatan tanpa henti, Volume 3]</ref>
Memasuki tahun 2003, Tomy diberitakan oleh majalah ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]'' bahwa ia seperti berada di belakang kebakaran [[Pasar Tanah Abang]] pada 2003, karena ia sudah mengajukan proposal renovasi pasar itu sebelum terjadinya kebakaran.<ref>[https://majalah.tempo.co/read/nasional/85648/ada-tomy-di-tenabang ADA TOMY DI 'TENABANG']</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=HPtkAAAAMAAJ&q=tomy+tanah+abang&dq=tomy+tanah+abang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0r5e95_LuAhXS8HMBHfBSBy0Q6AEwAHoECAMQAg Setengah abad pergulatan etika pers]</ref> Laporan yang ditulis oleh wartawan [[Bambang Harymurti]], Ahmad Taufik dan Teuku Iskandar Ali ini menimbulkan kontroversi dan Tomy sempat mempidanakan wartawan ''Tempo'' atas pencemaran nama baik.<ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol9099/ini-dia-saksisaksi-kasus-pidana-tomy-winata-vs-tempo/ Ini Dia, Saksi-Saksi Kasus Pidana Tomy Winata vs Tempo]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-181415/wartawan-tempo-dituntut-2-tahun Wartawan Tempo Dituntut 2 Tahun]</ref> Menurut [[aktivis]] [[George Junus Aditjondro]] juga, bahwa Artha Graha (dan Tomy) sebenarnya pada 2004 dibekingi oleh presiden SBY dan pada saat itu berusaha mencari untung dalam rekonstruksi pasca [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa bumi di Aceh]] 2004 dan [[gempa bumi Sumatra 2005|gempa bumi Nias 2005]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=yofXCqhGW_8C&dq=korupsi+kepresidenan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjzlN3B6vLuAhUEIbcAHagKAAAQ6AEwAHoECAYQAg Korupsi kepresidenan: reproduksi oligarki berkaki tiga : istana, tangsi, dan partai penguasa]</ref> Di tahun akhir 2000-an juga, ia dituduh melanggar hak [[masyarakat adat]] [[Papua]] lewat PT Kurnia Tama Sejahtera yang melakukan [[pembalakan liar]] di [[hutan]]-hutan Papua namun tidak memberi ganti rugi yang cukup.<ref>{{Cite web |url=https://pusaka.or.id/2014/11/seramnya-bisnis-pembalakan-kayu-arta-graha-di-teluk-wondama/ |title=Seramnya Bisnis Pembalakan Kayu Arta Graha di Teluk Wondama |access-date=2021-02-18 |archive-date=2021-01-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210123074732/https://pusaka.or.id/2014/11/seramnya-bisnis-pembalakan-kayu-arta-graha-di-teluk-wondama/ |dead-url=yes }}</ref>
▲Selain itu, tingkah bisnis Tomy juga sering kali menimbulkan kontroversi. Misalnya, pada akhir 1990-an Tomy terlibat sengketa dengan Hartono Setyawan (yang dianggap sebagai [[mucikari]] besar). Bermula pada 1996 ketika Hartono hendak membangun [[resort]] bernama [[Planet Bali]], tetapi kemudian proyek itu disita oleh pengadilan (dan diduga dibantu oleh preman-preman dan aparat militer yang dekat dengan Tomy) akibat Hartono dianggap menunggak hutangnya ke bank Tomy, Bank Artha Graha. Dalam beberapa gugatan, Hartono kemudian bisa memenangkan haknya, tetapi kemudian sampai sekarang tidak terdengar lagi. Lalu pada 1997, ketika Artha Graha mengakuisisi Bank Arta Prima, pemegang saham awal (dari grup [[Gunung Agung]]) dituduh telah dipaksa menyerahkan banknya tersebut kepada Bank Indonesia dan Tomy telah mendapat bantuan dana senilai Rp 1 miliar dari [[Bank Indonesia]] dan diizinkan membeli bank tersebut dengan harga murah. Lalu, ketika membangun SCBD, Tomy dituduh oleh beberapa pihak yang menuduhnya mengambil lahan tanpa kompensasi yang memadai.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=6-HUDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=bank+artha+graha+tomy+1989&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwib6sTFw_LuAhVEfH0KHaBsA8wQ6AEwA3oECAYQAg Investigasi - "Mafia Bisnis" Tommy Winata]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ex2VAAAAMAAJ&q=tomy+winata+gunung+agung&dq=tomy+winata+gunung+agung&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-l8fj3PLuAhXIAnIKHdAfD18Q6AEwBHoECAEQAg Pergulatan tanpa henti, Volume 3]</ref>
Di awal 2010-an, nama Artha Graha menjadi kontroversi kembali setelah berusaha melakukan [[reklamasi]] Teluk Benoa, Bali yang mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Dalam proyek ini, anak perusahaan Artha Graha bernama PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) merencanakan akan membangun resor, hotel, mal dan fasilitas mewah dengan alasan bahwa pantai di Teluk Benoa sudah tidak bisa lagi menghasilkan ikan. Dalam proyek senilai Rp 30 triliun ini, pihak TWBI berjanji akan mengembalikan dan merevitalisasi kawasan ini menjadi lebih baik. Namun, proyek yang sudah mulai direncanakan sejak 2012 ini dianggap bisa merusak lingkungan Teluk Benoa, dan juga pesisir [[Lombok]] [[NTB]] yang menjadi sumber pasir bagi proyek reklamasi.<ref>[https://tirto.id/menguruk-benoa-bKUN Menguruk Benoa]</ref> Tomy Winata berpendapat, sudah seharusnya proyek ini didukung karena untuk pariwisata Bali, berbasis ''green project'' dan bahkan ia menuduh ada "[[konspirasi]]" negara asing untuk menghambat kemajuan Bali.<
▲Memasuki tahun 2003, Tomy diberitakan oleh majalah ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]'' bahwa ia seperti berada di belakang kebakaran [[Pasar Tanah Abang]] pada 2003, karena ia sudah mengajukan proposal renovasi pasar itu sebelum terjadinya kebakaran.<ref>[https://majalah.tempo.co/read/nasional/85648/ada-tomy-di-tenabang ADA TOMY DI 'TENABANG']</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=HPtkAAAAMAAJ&q=tomy+tanah+abang&dq=tomy+tanah+abang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0r5e95_LuAhXS8HMBHfBSBy0Q6AEwAHoECAMQAg Setengah abad pergulatan etika pers]</ref> Laporan yang ditulis oleh wartawan [[Bambang Harymurti]], Ahmad Taufik dan Teuku Iskandar Ali ini menimbulkan kontroversi dan Tomy sempat mempidanakan wartawan ''Tempo'' atas pencemaran nama baik.<ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol9099/ini-dia-saksisaksi-kasus-pidana-tomy-winata-vs-tempo/ Ini Dia, Saksi-Saksi Kasus Pidana Tomy Winata vs Tempo]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-181415/wartawan-tempo-dituntut-2-tahun Wartawan Tempo Dituntut 2 Tahun]</ref> Menurut [[aktivis]] [[George Junus Aditjondro]] juga, bahwa Artha Graha (dan Tomy) sebenarnya pada 2004 dibekingi oleh presiden SBY dan pada saat itu berusaha mencari untung dalam rekonstruksi pasca [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa bumi di Aceh]] 2004 dan [[gempa bumi Sumatra 2005|gempa bumi Nias 2005]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=yofXCqhGW_8C&dq=korupsi+kepresidenan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjzlN3B6vLuAhUEIbcAHagKAAAQ6AEwAHoECAYQAg Korupsi kepresidenan: reproduksi oligarki berkaki tiga : istana, tangsi, dan partai penguasa]</ref> Di tahun akhir 2000-an juga, ia dituduh melanggar hak [[masyarakat adat]] [[Papua]] lewat PT Kurnia Tama Sejahtera yang melakukan [[pembalakan liar]] di [[hutan]]-hutan Papua namun tidak memberi ganti rugi yang cukup.<ref>{{Cite web |url=https://pusaka.or.id/2014/11/seramnya-bisnis-pembalakan-kayu-arta-graha-di-teluk-wondama/ |title=Seramnya Bisnis Pembalakan Kayu Arta Graha di Teluk Wondama |access-date=2021-02-18 |archive-date=2021-01-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210123074732/https://pusaka.or.id/2014/11/seramnya-bisnis-pembalakan-kayu-arta-graha-di-teluk-wondama/ |dead-url=yes }}</ref>
Masalah sejenis dengan proyek Benoa kembali menghinggapi bisnis Tomy pada 2023, ketika pemerintah berusaha memuluskan proyek PSN di [[Pulau Rempang]], [[Kepulauan Riau]] seluas 16.583 ha. Proyek yang sudah dirintis sejak 2004 ini (saat itu berupa Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif) belakangan berusaha dihidupkan kembali dengan bantuan investor dari RRC bernama Xinyi Grup yang akan membangun pabrik kaca, di bawah PT Makmur Elok Graha (MEG) dan proyek bernama Rempang Eco City. Ditargetkan PT MEG akan memperoleh hak konsesi pengelolaan selama 80 tahun, dengan membangun kawasan pemukiman, industri dan pariwisata terpadu. Adapun proyek sebelumnya kandas setelah rumor bahwa terjadi praktik korupsi dalam proyek KWTE.<ref>[https://www.bbc.com/indonesia/articles/c6pgejplzj4o Rempang Eco City: Peran Tomy Winata di balik proyek investasi China]</ref> Namun proyek tersebut menuai polemik karena dituduh tidak melibatkan dan terkesan menekan/memaksa warga lokal yang mengklaim dirinya sudah menempati Rempang sejak 1843. Upaya pemerintah menggusur dan memindahkan warga tersebut dengan ganti rugi rumah dan uang, tidak direspon positif, malahan justru memicu ketegangan antara masyarakat dan pemerintah.<ref>[https://www.bbc.com/indonesia/articles/c1djjmmkp53o Pulau Rempang: ‘Kami tidak akan pindah meski kami terkubur di situ’]</ref>
▲Di awal 2010-an, nama Artha Graha menjadi kontroversi kembali setelah berusaha melakukan [[reklamasi]] Teluk Benoa, Bali yang mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Dalam proyek ini, anak perusahaan Artha Graha bernama PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) merencanakan akan membangun resor, hotel, mal dan fasilitas mewah dengan alasan bahwa pantai di Teluk Benoa sudah tidak bisa lagi menghasilkan ikan. Dalam proyek senilai Rp 30 triliun ini, pihak TWBI berjanji akan mengembalikan dan merevitalisasi kawasan ini menjadi lebih baik. Namun, proyek yang sudah mulai direncanakan sejak 2012 ini dianggap bisa merusak lingkungan Teluk Benoa, dan juga pesisir [[Lombok]] [[NTB]] yang menjadi sumber pasir bagi proyek reklamasi.<ref>[https://tirto.id/menguruk-benoa-bKUN Menguruk Benoa]</ref> Tomy Winata berpendapat, sudah seharusnya proyek ini didukung karena untuk pariwisata Bali, berbasis ''green project'' dan bahkan ia menuduh ada "[[konspirasi]]" negara asing untuk menghambat kemajuan Bali.<reF>[https://www.antaranews.com/berita/490409/tomy-winata-pertanyakan-motif-penolakan-revitalisasi-benoa Tomy Winata pertanyakan motif penolakan revitalisasi Benoa]</ref> Namun, pada akhirnya Tomy menyatakan ia siap jika proyek ini dimoratorium.<Ref>[http://metrobali.com/ini-komentar-taipan-tomy-winata-soal-penolakan-reklamasi-teluk-benoa/ Ini Komentar Taipan Tomy Winata Soal...]</reF> Sampai sekarang, walaupun [[Menteri Kelautan dan Perikanan]] (yang lama), [[Susi Pudjiastuti]] sudah menghentikan proyek ini, tetapi dari pemerintah sendiri belum ada keputusan yang tegas apakah proyek ini akan berhenti akan tidak, sehingga bisa dikatakan bahwa proyek ini mandek sampai sekarang.<ref>[https://tirto.id/reklamasi-teluk-benoa-susi-vs-luhut-jokowi-yang-gagal-bersikap-ejET Reklamasi Teluk Benoa: Susi Vs Luhut & Jokowi yang Gagal Bersikap]</ref><ref>[https://regional.kompas.com/read/2020/01/27/10533631/warga-kembali-demo-sebut-teluk-benoa-belum-aman-dari-ancaman-reklamasi Warga Kembali Demo, Sebut Teluk Benoa Belum Aman dari Ancaman Reklamasi]</ref>
==Lihat juga==
|