Gunung Tambora: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Menambah Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia menggunakan HotCat |
||
(27 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{redirect|Tambora}}
{{Infobox Gunung
| name = Gunung
| photo = Caldera Mt Tambora Sumbawa Indonesia.jpg
| photo_caption = [[Kaldera]] Gunung Tambora
| map
| map_alt
| map_border =
| map_caption
| map_relief
| map_size
| label
| label_position =
| lat_d
| lat_m
| lat_s
| lat_NS
| long_d
| long_m
| long_s
| long_EW
| coordinates = {{coord|8|15|0|S|118|0|0|E|type:mountain|display=inline,title}}
| elevation_m = 2850
| location = Semenanjung Sanggar, [[Sumbawa]]
| region = [[Kabupaten Dompu]] dan [[Kabupaten Bima|Bima]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Indonesia]]
| type
| last_eruption
| age
| volcanic_arc
}}
{{Location map+|Indonesia Sumbawa
Baris 47:
}}
}}
'''Gunung Tambora''' (atau '''Tomboro''') adalah sebuah [[gunung berapi kerucut]] aktif yang terletak di [[Pulau Sumbawa]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Indonesia]]. Gunung ini terletak di dua kabupaten yaitu [[Kabupaten Dompu]] yang mencakup lereng bagian barat dan selatan
Aktivitas vulkanis gunung berapi ini memuncak
== Geografi ==
Baris 57:
[[Berkas:Mount Tambora Volcano, Sumbawa Island, Indonesia.jpg|jmpl|ka|300px|Kawah di puncak gunung Tambora.]]
Gunung Tambora terletak di [[Pulau Sumbawa]]
Selain
Terdapat dua [[jalur pendakian]] untuk mencapai [[kaldera]] gunung Tambora. Rute pertama dimulai dari desa Doro Mboha yang terletak di sisi tenggara gunung Tambora. Rute ini mengikuti jalan beraspal melalui perkebunan [[Kacang Mede|kacang mede]] sampai akhirnya mencapai ketinggian 1.150 [[meter|m]] di atas permukaan laut. Rute ini berakhir di bagian selatan kaldera dengan ketinggian 1.950 [[meter|m]] yang dapat dicapai oleh titik pertengahan jalur pendakian.<ref name="vsimain">{{cite web|url=http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static/volcano/tambora/main.html|title=Tambora, Nusa Tenggara Barat|author=Aswanir Nasution|accessdate=13 November|accessyear=2006|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia|language=dalam [[bahasa Indonesia]]|archive-date=2007-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20070929120305/http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static%2Fvolcano%2Ftambora%2Fmain.html|dead-url=yes}}</ref> Lokasi ini biasanya digunakan
== Sejarah geologis ==
=== Pembentukan ===
Tambora terletak 340 [[kilometer|km]] di sebelah utara sistem [[palung Jawa]] dan 180-190 [[kilometer|km]] di atas [[subduksi|zona subduksi]]. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan [[kerak oseanik]].<ref name="Foden1980">{{cite journal|title=The petrology and tectonic setting of Quaternary—Recent volcanic centres of Lombok and Sumbawa, Sunda arc|journal=Chemical Geology|last=Foden|first=J|coauthors=Varne, R.|volume=30|issue=3|url=http://dx.doi.org/10.1016/0009-2541(80)90106-0|date=1980|pages=201–206|access-date=2007-10-06|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201815/https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/0009254180901060?via%3Dihub|dead-url=no}}</ref> Gunung ini memiliki laju konvergensi sebesar 7.8 [[sentimeter|cm]] per tahun.<ref name="Sigurdsson1989">{{cite journal|title=Plinian and co-ignimbrite tephra fall from the 1815 eruption of Tambora volcano|journal=Bulletin of Volcanology|last=Sigurdsson|first=H.|coauthors=Carey, S.|date=1983|volume=51|pages=243–270|url=http://dx.doi.org/10.1007/BF01073515|issue=4|access-date=2007-10-06|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201818/https://link.springer.com/article/10.1007/BF01073515|dead-url=no}}</ref> Tambora diperkirakan telah berada di bumi sejak 57.000 BP (penanggalan radiokarbon standar).<ref name="Degens1989"/> Ketika gunung ini meninggi akibat proses geologi di bawahnya, [[dapur magma]] yang besar ikut terbentuk dan sekaligus mengosongkan isi magma. Pulau
Menurut penyelidikan geologi, kerucut vulkanik yang tinggi sudah terbentuk sebelum letusan tahun [[1815]] dengan karakteristik yang sama dengan bentuk [[stratovolcano]].<ref name="VSI">{{cite web|title=Geology of Tambora Volcano|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|url=http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/geology.html|accessdate=10 Oktober|accessyear=2006|archive-date=2007-10-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20071024202358/http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/geology.html|dead-url=no}}</ref> Diameter lubang tersebut mencapai 60 [[kilometer|km]].<ref name="Foden1986"/> Lubang utama sering kali memancarkan lava yang mengalir turun secara teratur dengan deras ke lereng yang curam.
Sejak letusan tahun
=== Sejarah letusan ===
Dengan menggunakan teknik [[penanggalan radiokarbon]],
Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada bulan [[April]] tahun [[1815]].<ref name="EruptiveHistory"/> Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh ''[[Volcanic Explosivity Index]]'' (VEI), dengan jumlah semburan [[tefrit]] sebesar 1.6 × 10<sup>11</sup> meter kubik.<ref name="EruptiveHistory"/> Karakteristik letusannya termasuk letusan di lubang utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, [[tsunami]] dan runtuhnya [[kaldera]]. Letusan ketiga ini memengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal [[15 Juli]] [[1815]].<ref name="EruptiveHistory"/> Aktivitas selanjutnya kemudian terjadi pada bulan [[Agustus]] tahun [[1819]] dengan adanya letusan-letusan kecil dengan api dan bunyi gemuruh disertai [[gempa susulan]] yang dianggap sebagai bagian dari letusan tahun [[1815]].<ref name="Oppenheimer2003"/> Letusan ini masuk dalam skala kedua pada skala VEI. Sekitar tahun [[1880]] ± 30 tahun, Tambora kembali meletus, tetapi hanya di dalam kaldera.<ref name="EruptiveHistory"/> Letusan ini membuat aliran lava kecil dan [[ekstrusi (geologi)|ekstrusi]] kubah lava, yang kemudian membentuk kawah baru bernama ''Doro Api Toi'' di dalam kaldera.<ref>{{cite web|title=Tambora Historic Eruptions and Recent Activities|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|url=http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/history.html|accessdate=13 November|accessyear=2006|archive-date=2007-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20070927043444/http://www.vsi.esdm.go.id/volcanoes/tambora/history.html|dead-url=no}}</ref>
Gunung Tambora masih berstatus aktif. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20.<ref name="gvp">{{cite web|title=Tambora|url=
== Letusan tahun 1815 ==
Baris 85:
Gunung Tambora mengalami ketidakaktifan selama beberapa abad sebelum tahun 1815, dikenal dengan nama [[gunung berapi tidur|gunung berapi "tidur"]], yang merupakan hasil dari pendinginan hydrous magma di dalam [[dapur magma]] yang tertutup.<ref name="Foden1986"/> Di dalam [[dapur magma]] dalam kedalaman sekitar 1,5-4,5 km, larutan padat dari cairan magma bertekanan tinggi terbentuk pada saat pendinginan dan kristalisasi magma. Tekanan di kamar magma sekitar 4-5 [[bar|kbar]] muncul dan temperatur sebesar 700 °C-850 °C.<ref name="Foden1986"/>
Pada tahun 1812, kaldera gunung Tambora mulai bergemuruh dan menghasilkan awan hitam.<ref name="Stothers1984">{{cite journal|last=Stothers|first=Richard B.|journal=Science|title=The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath|volume=224|issue=4654|date=1984|pages=1191–1198|url=http://dx.doi.org/10.1126/science.224.4654.1191|access-date=2007-10-06|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201821/https://www.science.org/doi/10.1126/science.224.4654.1191|dead-url=no}}</ref> Pada tanggal [[5 April]] [[1815]], letusan terjadi, diikuti dengan suara [[guruh]] yang terdengar di [[Makassar]], [[Sulawesi]] (380 km dari gunung Tambora), Batavia (kini [[Jakarta]]) di pulau [[Jawa]] (1.260 km dari gunung Tambora), dan [[Ternate]] di [[Maluku]] (1400 km dari gunung Tambora). Suara guruh ini terdengar sampai ke pulau [[Sumatra]] pada tanggal [[10 April|10]]-[[11 April]] [[1815]] (lebih dari 2.600 km dari gunung Tambora) yang awalnya dianggap sebagai suara tembakan senapan.<ref name="Raffles1830">[[Stamford Raffles|Raffles, S]]. 1830: ''Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles, F.R.S. &c., particularly in the government of Java 1811–1816, and of Bencoolen and its dependencies 1817–1824: with details of the commerce and resources of the eastern archipelago, and selections from his correspondence.'' London: John Murray, cited by Oppenheimer (2003).</ref> Pada pagi hari tanggal [[6 April]] [[1815]], abu vulkanik mulai jatuh di [[Jawa Timur]] dengan suara guruh terdengar sampai tanggal [[10 April]] [[1815]].
Pada pukul 7:00 malam tanggal [[10 April]], letusan gunung ini semakin kuat.<ref name="Stothers1984"/> Tiga lajur api terpancar dan bergabung.<ref name="Raffles1830"/> Seluruh pegunungan berubah menjadi aliran besar api.<ref name="Raffles1830"/> Batuan apung dengan diameter 20 cm mulai menghujani pada pukul 8:00 malam, diikuti dengan abu pada pukul 9:00-10:00 malam. Aliran piroklastik panas mengalir turun menuju laut di seluruh sisi semenanjung, memusnahkan desa Tambora. Ledakan besar terdengar sampai sore tanggal [[11 April]]. Abu menyebar sampai [[Jawa Barat]] dan [[Sulawesi Selatan]]. Bau "nitrat" tercium di Batavia dan hujan besar yang disertai dengan abu tefrit jatuh, akhirnya reda antara tangal [[11 April|11]] dan [[17 April]] [[1815]].<ref name="Stothers1984"/>
Letusan tersebut masuk dalam skala tujuh pada skala [[Volcanic Explosivity Index]].<ref name="Briffa1998">{{cite journal|last=Briffa|first=K.R.|coauthors=Jones, P.D., Schweingruber, F.H. and Osborn T.J.|title=Influence of volcanic eruptions on Northern Hemisphere summer temperature over 600 years|journal=[[Nature]]|volume=
Letusan Tambora tahun 1815 adalah letusan terbesar dalam sejarah.<ref name="Oppenheimer2003"/><ref name="Stothers1984"/> Letusan gunung ini terdengar sejauh 2.600 km, dan abu jatuh setidaknya sejauh 1.300 km.<ref name="Stothers1984"/> Kegelapan terlihat sejauh 600 km dari puncak gunung selama lebih dari dua hari. Aliran piroklastik menyebar setidaknya 20 km dari puncak.
Baris 98 ⟶ 97:
=== Akibat ===
Semua tumbuh-tumbuhan di pulau hancur. Pohon yang tumbang bercampur dengan abu batu apung masuk ke laut dan membentuk rakit dengan jarak lintas melebihi 5 km.<ref name="Stothers1984"/> Rakit batu apung lainnya ditemukan di [[Samudra Hindia]], di dekat [[Kolkata]] pada tanggal [[1 Oktober|1]] dan [[3 Oktober]] [[1815]].<ref name="Oppenheimer2003"/> Awan dengan abu tebal masih menyelimuti puncak pada tanggal [[23 April]]. Ledakan berhenti pada tanggal [[15 Juli]], walaupun emisi asap masih terlihat pada tanggal [[23 Agustus]]. Api dan gempa susulan dilaporkan terjadi pada bulan [[Agustus]] tahun [[1819]], empat tahun setelah letusan.
[[Tsunami]] besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal [[10 April]], dengan ketinggian di atas 4 m di Sanggar pada pukul 10:00 malam.<ref name="Stothers1984"/> Tsunami setinggi 1–2 m dilaporkan terjadi di Besuki, [[Jawa Timur]] sebelum tengah malam dan tsunami setinggi 2 m terjadi di [[Maluku]].
Baris 137 ⟶ 135:
| [[Pinatubo]] || [[1991]] || align="center" | 34 || align="center" | 6 || align="center" | −0,5 || 1202
|-
| colspan=6 | <span style="font-size:smaller;">Sumber: Oppenheimer (2003),<ref name="Oppenheimer2003"/> dan ''Smithsonian Global Volcanism Program'' untuk VEI.<ref>{{cite web|title=Large Holocene Eruptions|publisher=[[Smithsonian Institution]]|work=Global Volcanism Program|accessdate=7 November|accessyear=2006|url=http://www.volcano.si.edu/world/largeeruptions.cfm|archive-date=2012-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20120117212357/http://volcano.si.edu/world/largeeruptions.cfm|dead-url=yes}}</ref></span>
|}
</div>
Baris 156 ⟶ 154:
Pada musim panas tahun [[2004]], tim dari [[Universitas Rhode Island]], [[Universitas North Carolina di Wilmington]], dan direktorat vulkanologi Indonesia, dipimpin oleh [[Haraldur Sigurdsson]], memulai sebuah penggalian arkeologi di gunung Tambora.<ref name="URI"/> Setelah enam minggu, tim tersebut menggali bukti adanya [[Tambora (kebudayaan yang hilang)|kebudayaan yang hilang]] yang musnah karena letusan gunung Tambora. Situs tersebut terletak 25 [[kilometer|km]] sebelah barat kaldera, di dalam hutan, 5 [[kilometer|km]] dari pantai. Tim tersebut harus melewati endapan batu apung vulkanik dan abu dengan tebal 3 [[meter|m]].
Tim tersebut menggunakan [[radar penembus tanah]] untuk mencari lokasi rumah kecil yang terkubur. Mereka menggali kembali rumah dan mereka menemukan sisa dua orang dewasa, dan juga mangkuk perunggu, peralatan besi dan artifak lainnya. Desain dan dekorasi artifak memiliki kesamaan dengan artifak dari [[Vietnam]] dan [[Kamboja]].<ref name="URI" /> Uji coba dilakukan menggunakan teknik karbonisasi memperjelas bahwa mereka terbentuk dari [[pensil arang]] yang dibentuk oleh panas [[magma]]. Semua orang, rumah dan kebudayaan dibiarkan seperti saat mereka berada tahun [[1815]]. Sigurdsson menyebut kebudayaan ini sebagai ''[[Pompeii]] dari timur''.<ref>{{cite news|publisher=[[BBC News]]|title='Pompeii of the East' discovered|url=
Penemua arkeologi memperjelas bahwa terdapat kebudayaan yang hancur karena letusan tahun 1815. Sebutan ''Kerajaan Tambora yang hilang'' disebut oleh media.<ref>{{cite news|publisher=National Geographic|title=
== Ekosistem ==
Tim penelitian yang dipimpin oleh [[botani|ahli botani]] [[Swiss]], Heinrich Zollinger, tiba di pulau Sumbawa tahun 1847.<ref>{{cite web|title=Heinrich Zollinger|url=http://www.zollinger-genealogy.com/FamousZollingers/heinrichzollinger.php|publisher=Zollinger Family History Research|accessdate=14 November|accessyear=2006|archive-date=2012-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20120306150939/http://www.zollinger-genealogy.com/FamousZollingers/heinrichzollinger.php|dead-url=no}}</ref> Misi Zollinger adalah untuk mempelajari letusan dan pengaruhnya terhadap ekosistem lokal. Ia adalah orang pertama yang memanjat ke puncak gunung Tambora setelah letusan gunung tersebut. Gunung tersebut masih tertutup oleh asap. Ketika Zollinger memanjat, kakinya tenggelam beberapa kali melalui kerak permukaan tipis menuju lapisan hangat yang seperti [[sulfur]]. Beberapa tumbuh-tumbuhan kembali tumbuh dan beberapa pohon diamati di lereng yang lebih rendah. Hutan ''[[Casuarina]]'' dicatat pada 2.200-2.550 m.<ref name="Zollinger2">Zollinger (1855) cited by Trainor (2002).</ref> Beberapa ''[[Imperata cylindrica]]'' juga dapat ditemukan.
Penduduk mulai tinggal di gunung Tambora pada tahun [[1907]]. Penanaman [[kopi]] dimulai pada tahun [[1930-an]] di lereng bagian barat laut gunung Tambora, di desa Pekat.<ref name="Boers1995">{{cite journal|title=Mount Tambora in 1815: A Volcanic Eruption in Indonesia and its Aftermath|last=de Jong Boers|first=B.|journal=Indonesia|volume=60|date=1995|pages=37–59|url=http://e-publishing.library.cornell.edu:80/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1106964023}}</ref> [[Hutan hujan]] yang disebut ''Duabangga moluccana'' telah tumbuh dengan ketinggian 1.000-2.800 [[meter|m]].<ref name="Boers1995"/> Penanaman tersebut mencakupi daerah seluas 80.000 hektare (800 km²). Hutan hujan ditemukan oleh tim [[Belanda]], dipimpin oleh Koster dan De Voogd tahun 1933.<ref name="Boers1995"/> Mereka memulai perjalanan di "daerah hampir tandus, kering dan panas" dan mereka memasuki "hutan hebat" dengan "raksasa hutan yang besar dan megah". Pada ketinggian 1.100 m, mereka memasuki hutan [[montane]]. Pada ketinggian 1.800 m, mereka menemukan ''[[Dodonaea viscosa]]'' yang didominasi oleh pohon ''Casuarina''. Di puncak, mereka menemukan sedikit ''[[Anaphalis|Anaphalis viscida]]'' dan ''[[Wahlenbergia]]''.
56 spesies burung ditemukan tahun 1896, termasuk ''[[Crested White-eye]]''.<ref name="Trainor2002">{{cite journal|title=Birds of Gunung Tambora, Sumbawa, Indonesia: effects of altitude, the 1815 catalysmic volcanic eruption and trade|last=Trainor|first=C.R.|volume=18|journal=Forktail|date=2002|pages=49–61|url=http://www.orientalbirdclub.org/publications/forktail/18pdfs/Trainor-Tambora.pdf|access-date=2007-10-07|archive-date=2012-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20120226205950/http://www.orientalbirdclub.org/publications/forktail/18pdfs/Trainor-Tambora.pdf|dead-url=yes}}</ref> 12 spesies lainnya ditemukan pada tahun [[1981]]. Beberapa penelitian ahli ilmu hewan menemukan spesies burung lainnya di gunung, menghasilkan ditemukannya lebih dari 90 spesies burung. [[Kakatua-kecil Jambul-kuning]], [[Murai Asia]], [[Tiong Emas]], [[Ayam hutan Hijau]] dan [[Perkici Pelangi]] diburu untuk dijual dan dipelihara oleh penduduk setempat. [[Gosong berkaki-jingga]] diburu untuk dimakan. Eksploitasi burung menyebabkan berkurangnya populasi burung. ''Yellow-crested Cockatoo'' hampir punah di pulau Sumbawa.<ref name="Trainor2002"/>
Sejak tahun ''1972'', perusahaan penebangan komersial telah beroperasi di daerah ini, yang menyebabkan ancaman terhadap hutan hujan. Perusahaan penebangan memegang izin untuk menebang kayu di daerah seluas 20.000 hektare (200 km²), atau 25% dari jumlah luas daerah.<ref name="Boers1995"/> Bagian hutan hujan lainnya digunakan untuk berburu. Di antara tanah berburu dan tanah penebangan, terdapat [[cagar alam]], temat [[rusa]], [[kerbau]], [[babi hutan]], [[kelelawar]], [[rubah terbang]], dan berbagai spesies [[reptil]] dan [[burung]] dapat ditemukan.<ref name="Boers1995"/>
== Pengamatan ==
Populasi [[Indonesia]] meningkat dengan cepat sejak letusan tahun [[1815]]. Pada tahun [[2006]], populasi Indonesia telah mencapai 222 juta jiwa,<ref>{{cite press release|publisher = Badan Pusat Statistik|title = Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005–2006|
Aktivitas seismologi di Indonesia diamati oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia. Pos pengamatan untuk gunung Tambora terletak di desa Doro Peti.<ref name="vsidanger">{{cite web|url=http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static/volcano/tambora/bahaya.html|title=Tambora Hazard Mitigation|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|accessdate=13 November|accessyear=2006|language=|archive-date=2007-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20070929120048/http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static%2Fvolcano%2Ftambora%2Fbahaya.html|dead-url=yes}}</ref> Mereka memfokuskan aktivitas seismik dan tektonik dengan menggunakan [[seismometer]]. Sejak letusan tahun 1880, tidak terdapat peningkatan aktivitas seismik.<ref>{{cite web|publisher=Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia|title=Tambora Geophysics|language=dalam [[bahasa Indonesia]]|url=http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static/volcano/tambora/geofisika.html|accessdate=13 November|accessyear=2006|archive-date=2007-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20070929120113/http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static%2Fvolcano%2Ftambora%2Fgeofisika.html|dead-url=yes}}</ref> Pengamatan terus dilakukan di dalam kaldera, terutama di kawah Doro Api Toi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menegaskan peta mitigasi bahaya gunung Tambora. Dua zona yang dinyatakan adalah zona bahaya dan zona waspada.<ref name="vsidanger"/> Zona bahaya adalah daerah yang secara langsung terpengaruh oleh letusan: aliran piroklastik, aliran lava dan jatuhnya [[piroklastik]] lainnya. Daerah ini, termasuk kaldera dan sekelilingnya, meliputi daerah seluas 58,7 km². Orang dilarang tinggal di zona berbahaya. Zona waspada termasuk daerah yang mungkin dapat secara langsung terpengaruh oleh letusan: aliran [[lahar]] dan batuan apung lainnya. Luas dari daerah waspada sebesar 185 km², termasuk desa Pasanggrahan, Doro Peti, Rao, Labuan Kenanga, Gubu Ponda, Kawindana Toi dan Hoddo. Sungai yang disebut sungai Guwu yang terletak di bagian selatan dan barat laut gunung Tambora juga dimasukan kedalam zona waspada.<ref name="vsidanger"/>
==Galeri==
<gallery mode="packed-overlay" heights="200">
Berkas:Mount Tambora Volcano, Sumbawa Island, Indonesia.jpg|Gunung Tambora
Berkas:Caldera Mt Tambora Sumbawa Indonesia.jpg|Kaldera Gunung Tambora
Berkas:20160321114543 - The volcanic Gunung Tambora across the Saleh Sea (25657001640).jpg|Gunung Tambora
</gallery>
== Catatan kaki ==
Baris 186 ⟶ 191:
== Pranala luar ==
* {{cite web | title=Gunung berapi dan vulkanik Indonesia | work=Cascades Volcano Observatory | publisher=USGS | url=http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/framework.html | 5=accessdate 2006-03-19 | access-date=2007-10-06 | archive-date=2013-09-03 | archive-url=https://web.archive.org/web/20130903224428/http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/framework.html | dead-url=no }}
* {{
* {{
* Pemandangan dari WikiSatellite di [http://www.wikimapia.org/maps?ll=-8.25,118&spn=0.4,0.6&t=h WikiMapia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101215194946/http://www.wikimapia.org/maps?ll=-8.25,118&spn=0.4,0.6&t=h |date=2010-12-15 }}
{{Gunung di Indonesia}}
{{Tempat Wisata Nusa Tenggara Barat Barat}}
[[Kategori:Gunung berapi di Nusa Tenggara Barat|T]]
[[Kategori:Kaldera di Indonesia]]
[[Kategori:Supervulkan|T]]
[[Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia]]
|